Empathetic Listening: Manfaat, Prinsip, Ciri-ciri, dan Tipsnya

empathetic listening banner

Menjadi pendengar yang baik tidak hanya penting dalam kehidupan pribadi, tetapi juga di tempat kerja.

Saat Anda benar-benar mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, Anda dapat menunjukkan bahwa Anda menghargai perasaan dan sudut pandang mereka.

Hal ini membantu membangun hubungan yang kuat, baik dengan rekan kerja, atasan, maupun klien.

Nah, salah satu cara untuk mengasah keterampilan ini adalah dengan empathetic listening atau mendengarkan dengan hati dan mencoba memahami perasaan, serta pengalaman orang lain.

Dengan kata lain, empathetic listening bukan sekadar mendengar kata-kata yang diucapkan oleh lawan bicara, tetapi juga merespons dengan memahami mereka.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu empathetic listening, manfaat, contoh, dan tips mendengarkan dengan empati.

Apa yang Dimaksud dengan Empathetic Listening?

empathetic listening 1

Empathetic listening adalah cara mendengarkan dengan empati dan memberikan respons yang menunjukkan pemahaman terhadap lawan bicara.

Mendengarkan dengan empati melibatkan membuat koneksi emosional dengan orang tersebut dan menemukan kesamaan antara pengalaman mereka dengan pengalaman Anda sendiri, sehingga Anda dapat memberikan respons yang lebih tulus.

Salah satu kualitas utama dari empathetic listening adalah memberikan dukungan dan dorongan, bukan nasihat atau kritik.

Dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective PeopleStephen R. Covey menyebutkan bahwa inti dari empathetic listening adalah berusaha untuk memahami terlebih dahulu.

Menurut Covey, ini adalah perubahan pola pikir yang besar karena kebanyakan orang cenderung fokus pada pendapat mereka sendiri sebelum benar-benar mendengarkan orang lain.

Covey menjelaskan bahwa biasanya kita mendengarkan pada 4 tingkat:

1. Mengabaikan: Tidak benar-benar mendengarkan orang lain.
2. Pura-pura mendengarkan: Terlihat mendengarkan, tapi pikiran kita sebenarnya ke mana-mana.
3. Mendengarkan secara selektif: Hanya mendengar bagian yang kita anggap penting.
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian: Fokus pada apa yang dikatakan orang lain.

Namun, ada tingkat kelima yang lebih dalam, yaitu:

5. Mendengarkan dengan empati: Berusaha memahami perasaan dan perspektif orang lain sepenuhnya.

Artinya, Anda tidak hanya menggunakan telinga tapi juga mata dan hati untuk benar-benar mengerti apa yang dirasakan oleh lawan bicara.

Di tempat kerja, empathetic listening sangat penting untuk mebangun hubungan yang baik dengan rekan kerja.

Misalnya, bayangkan ada rekan kerja Anda yang mengeluhkan hal seperti berikut:

“Partner kerjaku benar-benar menyebalkan. Dia tidak tahu apa yang dia lakukan, dan selalu memberiku tugas yang buruk.”

Sebagai pendengar yang empatik, Anda bisa merespons dengan:

“Sepertinya kamu sedang kesal dengan parnet kerjamu dan merasa terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan.”

Dengan respons seperti ini, Anda tidak menghakimi atau menyangkal perasaan rekan kerja Anda.

Anda hanya menunjukkan bahwa Anda mendengar dan memahami emosi yang mereka rasakan.

Hal ini membuat lawan bicara merasa didengar dan dihargai.

Baca Juga: 15 Jenis Kompetensi Kepemimpinan yang Wajib Dimiliki Manajer

Apa Saja Perbedaan Empathetic Listening dan Active Listening?

empathetic listening 2

Berikut beberapa perbedaan empathetic listening dan active listening:

1. Active Listening (Mendengarkan Aktif)

Mendengarkan aktif bukan sekadar jenis mendengarkan, tetapi lebih ke cara mendengarkan yang berfokus penuh pada pembicara.

Pendengar tidak hanya memahami isi pesan yang disampaikan, tetapi juga mengonfirmasi perasaan yang dirasakan pembicara.

Ciri-ciri pendengar aktif meliputi kontak mata yang baik, perhatian penuh, dan kesabaran. Sikap ini membuat pembicara merasa dihargai dan didengarkan dengan baik.

2. Empathetic Listening (Mendengarkan Empatik)

Mendengarkan empatik mencakup semua teknik dalam mendengarkan aktif, tetapi dengan tingkat pemahaman yang lebih dalam.

Pendengar tidak hanya mendengarkan kata-kata pembicara, tetapi juga benar-benar berusaha memahami perasaan dan pengalaman mereka.

Untuk menerapkan mendengarkan empatik, seseorang perlu menyingkirkan ego dan mengesampingkan pengalaman pribadi.

Baca Juga: Skill Komunikasi: Pengertian, Jenis, dan Cara Meningkatkannya

Apakah Empathetic Listening Penting?

empathetic listening 3

Ya, sangat penting. Empathetic listening adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Saat Anda benar-benar mendengarkan orang lain, Anda tidak hanya akan menerima informasi, tetapi juga membangun kepercayaan, yang merupakan inti dari komunikasi yang efektif.

Berikut beberapa manfaat dari mendengarkan dengan empati:

1. Meningkatkan Hubungan

Mendengarkan dengan empati dapat mengubah cara Anda berinteraksi dengan orang lain.

Dengan memberikan perhatian penuh, Anda dapat menunjukkan bahwa Anda dihargai, menjembatani kesalahpahaman, dan menemukan kesamaan yang mungkin tidak terduga.

Dalam dunia kerja, keterampilan ini tidak hanya memperkuat kerja sama tim, tetapi juga membantu hubungan yang lebih erat dengan rekan kerja dan klien.

2. Meningkatkan Komunikasi

Kemampuan mendengarkan empati dapat meredakan emosi orang yang sedang marah dan mengubah konflik menjadi diskusi yang lebih konstruktif.

Hal ini menciptakan suasana terbuka, di mana setiap orang dapat berbicara dengan jujur dan merasa dipahami.

Dengan mendengarkan secara aktif, kita dapat menghindari kesalahpahaman yang sering menjadi penyebab konflik.

Baca Juga: Komunikasi Persuasif: Ini Cara Membangunnya di Tempat Kerja

3. Membangun Kepercayaan

Kepercayaan tumbuh ketika seseorang merasa didengar dan dipahami.

Dengan mendengarkan secara empati, kita menunjukkan bahwa pendapat dan perasaan mereka penting, sehingga hubungan menjadi lebih kuat dan penuh rasa saling menghargai.

Kepercayaan ini juga menjadi dasar kepemimpinan yang efektif dan lingkungan kerja yang harmonis.

Dengan mengasah skill ini, Anda bisa menjadi komunikator yang lebih baik dan menciptakan perubahan positif di sekitar Anda.

Setiap percakapan bisa menjadi peluang untuk membangun hubungan yang lebih dalam, baik dengan rekan kerja, klien, maupun orang-orang terdekat.

Mendengarkan dengan empati adalah langkah kecil yang dapat membuka pintu menuju pemahaman dan kerja sama yang lebih baik.

Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya

Apa Saja Prinsip Empathetic Listening?

mendengarkan secara empati 4

Mendengarkan dengan empati berarti benar-benar berusaha memahami perasaan dan sudut pandang orang lain.

Hal ini bukan sekadar mendengar, tetapi juga terlibat secara aktif dalam percakapan.

Ada beberapa prinsip utama dalam empathetic listening, yaitu:

1. Kehadiran Penuh

Empathetic listening dimulai dengan memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara.

Hal ini berarti mengesampingkan gangguan, fokus pada percakapan, dan menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dengan apa yang mereka sampaikan.

Selain mendengarkan kata-kata, Anda juga perlu memperhatikan ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh mereka.

Kehadiran yang penuh menunjukkan bahwa kita menghargai mereka dan apa yang mereka rasakan.

2. Validasi Perasaan

Validasi berarti mengakui dan menghargai perasaan serta sudut pandang orang lain, tanpa harus selalu setuju.

Dengan memberikan respons yang menunjukkan bahwa kita memahami dan menghormati pengalaman mereka, kita membantu mereka merasa didengar dan diterima.

Hal ini menciptakan rasa aman bagi mereka untuk berbicara dengan jujur, yang pada akhirnya bisa mengurangi ketegangan dan membangun pemahaman yang lebih baik.

Baca Juga: Pengertian Validasi, Manfaat, Jenis, dan Contohnya

3. Rasa Ingin Tahu yang Tulus

Mendengarkan dengan empati juga melibatkan rasa ingin tahu yang tulus terhadap apa yang dirasakan dan dipikirkan lawan bicara.

Artinya, Anda tidak hanya menunggu giliran untuk berbicara, tetapi benar-benar tertarik untuk memahami cerita mereka.

Dengan bertanya secara bijaksana dan mendukung mereka untuk berbagi lebih dalam, Anda bisa menggali perspektif yang mungkin sebelumnya tidak kita sadari.

Prinsip-prinsip ini membantu kita menjadi pendengar yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih bermakna.

Empathetic listening bukan hanya soal mendengar kata-kata, tetapi juga tentang memahami, menghargai, dan benar-benar hadir dalam setiap percakapan.

Baca Juga: Manajemen Komunikasi: Ini Metode, dan Cara Penerapannya

4. Tidak Menghakimi

Salah satu hal penting dalam mendengarkan dengan empati adalah menghindari mengkritik lawan bicara, baik secara langsung maupun dalam hati.

Mungkin Anda tidak setuju dengan apa yang mereka katakan, tetapi cobalah untuk memahami bahwa mereka punya alasan sendiri untuk bersikap seperti itu.

5. Dapat Dipercaya

Ketika seseorang bercerita tentang hal-hal yang bersifat emosional, penting untuk menjaga kerahasiaannya.

Namun, jika mereka meminta bantuan Anda untuk membantu menyelesaikan konflik dengan orang lain, Anda boleh mendiskusikan hal tersebut sejauh itu membantu tujuan mereka.

gajihub 3

6. Sabar

Bahkan dengan teman dekat atau rekan kerja, membicarakan pengalaman emosional bisa terasa sulit.

Mungkin butuh waktu bagi mereka untuk menemukan kata-kata yang tepat dan merasa nyaman untuk mengungkapkannya.

Bersabarlah dan biarkan mereka berbicara sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.

7. Responsif

Meskipun mendengarkan dengan empati berarti memberi ruang bagi lawan bicara tanpa menyela, ada saatnya mereka ingin mendengar pendapat Anda.

Dalam situasi seperti ini, Anda bisa menanyakan, “Apakah kamu ingin mendengar pendapat saya?” atau “Dukungan seperti apa yang kamu butuhkan dari saya?”

Baca Juga: Pengembangan Soft Skill di Tempat Kerja: Cara dan Manfaatnya

Apa Saja Ciri Khas Empathetic Listening?

empathetic listening 5

Empathetic listening bukan hanya sekadar memahami isi percakapan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dekat.

Pendekatan ini memiliki tiga ciri utama yang membedakannya dari cara mendengarkan biasa: keterlibatan aktif, respons reflektif, dan kepekaan emosional.

Ketiga hal ini membantu menciptakan percakapan yang lebih bermakna.

1. Keterlibatan Aktif

Mendengarkan dengan empati berarti benar-benar fokus pada pembicara dan memberikan perhatian penuh.

Hal ini bisa ditunjukkan dengan menjaga kontak mata, mengangguk, atau memberikan respons sederhana seperti “hmm” atau “saya mengerti” untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan.

Dengan begitu, pembicara merasa dihargai dan didengar, bukan sekadar berbicara tanpa respons.

2. Respons Reflektif

Pendengar yang empatik tidak hanya mendengar kata-kata pembicara, tetapi juga mencoba memahami emosi dan makna di baliknya.

Hal ini bukan sekadar mengulang apa yang dikatakan, tetapi menggali lebih dalam untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar memahami perasaan mereka.

Dengan memberikan respons reflektif, Anda membantu pembicara merasa didengar dan dihargai secara emosional.

3. Kepekaan Emosional

Kepekaan emosional adalah inti dari mendengarkan dengan empati.

Anda perlu berusaha memahami perasaan pembicara tanpa menghakimi atau berasumsi.

Dengan menyesuaikan diri dengan emosi mereka, Anda bisa menciptakan suasana yang lebih nyaman dan penuh pengertian.

Hal ini sangat penting, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional, karena membantu membangun rasa percaya dan keterbukaan.

Dengan menerapkan ketiga ciri ini, Anda dapat menciptakan percakapan yang lebih dalam dan bermakna.

Empathetic listening membantu orang lain merasa dipahami, dihargai, dan didukung, yang pada akhirnya memperkuat hubungan Anda dengan mereka.

Baca Juga: Emotional Intelligence: Karakteristik dan Tips Mengembangkannya

Apa Saja Contoh Empathetic Listening?

empathetic listening 6

Berikut beberapa contoh bagaimana mendengarkan dengan empati dapat diterapkan di lingkungan kerja:

Contoh 1

Seorang rekan kerja tiba-tiba menjadi pendiam dalam rapat dan tidak lagi menyampaikan ide.

Anda mendekatinya secara pribadi dan menanyakan apakah ada yang ingin ia ceritakan.

Ia lalu mengungkapkan bahwa ia merasa kewalahan dengan beban kerja yang berat dan takut tertinggal.

Sebagai bentuk dukungan, dengarkan tanpa menghakimi dan tunjukkan bahwa Anda memahami perasaannya.

Bantu ia mengatur prioritas pekerjaan atau tawarkan solusi untuk mengelola beban kerja.

Ucapkan terima kasih atas keterbukaannya dan beri tahu bahwa Anda siap mendukungnya jika dibutuhkan.

Setelah beberapa waktu, tanyakan lagi bagaimana keadaannya.

Contoh 2

Seorang karyawan tampak sedih setelah menerima kritik dalam rapat tim. Anda menemuinya setelah rapat dan menanyakan apakah ia ingin berbicara secara pribadi.

Ia lalu mengaku merasa kecewa dan malu.

Dengarkan dengan penuh perhatian dan validasi perasaannya, karena menerima kritik di depan orang lain bisa terasa sulit.

Jika relevan, bagikan pengalaman serupa agar ia merasa tidak sendirian.

Yakinkan bahwa kritik bukanlah bentuk penilaian terhadap kemampuannya, melainkan kesempatan untuk berkembang.

Setelah beberapa waktu, tanyakan apakah ia butuh dukungan lebih lanjut dalam menghadapi kritik.

Contoh 3

Seorang anggota tim tampak frustrasi karena proyek mengalami keterlambatan.

Anda mengajaknya berbicara sambil berjalan santai.

Ia mengungkapkan kekhawatiran tentang tenggat waktu dan reputasinya di hadapan klien.

Akui rasa frustrasinya dan tunjukkan bahwa Anda menghargai dedikasinya.

Ajak ia mencari solusi bersama untuk mengatasi keterlambatan, serta tawarkan bantuan jika memungkinkan.

Dorong ia untuk tetap terbuka dalam diskusi tim.

Setelah beberapa hari, tanyakan apakah ia merasa lebih tenang dengan perkembangan proyek.

Baca Juga: Program Pelatihan Soft Skill untuk Karyawan, Apa Saja?

Bagaimana Tips Empathetic Listening?

mendengarkan secara empati 7

Menjadi pendengar yang baik dan penuh empati membutuhkan latihan.

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan secara empatik:

1. Ciptakan Suasana Nyaman untuk Berbagi

Pastikan pembicara merasa aman dan nyaman saat berbicara.

Jika di kantor, matikan monitor komputer dan ponsel jika memungkinkan, agar tidak ada gangguan.

Bersikap tenang juga penting.

Jika Anda terlihat rileks, pembicara mungkin akan merasa lebih nyaman.

Cobalah menarik napas dalam agar lebih fokus dan hadir dalam percakapan.

2. Akui Perasaan Pembicara

Tunjukkan bahwa Anda memahami dan menghargai perasaan pembicara.

Tidak perlu banyak bicara, cukup gunakan ungkapan seperti “Saya mengerti” atau “Saya bisa melihat ini penting bagi Anda.”

3. Perhatikan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh bisa menunjukkan perasaan seseorang.

Jika mereka mengetuk-ngetukkan kaki atau duduk membungkuk, mungkin mereka merasa gugup.

Anda bisa menanggapinya dengan tetap tenang, menjaga postur percaya diri, dan berbicara dengan nada lembut.

4. Biarkan Pembicara Mengarahkan Percakapan

Biarkan pembicara menyampaikan perasaannya dengan ritme mereka sendiri.

Jika ada jeda, tidak perlu terburu-buru mengisinya.

Jika mereka ingin mengakhiri percakapan lebih cepat, hormati keputusannya tanpa memaksa.

mendengarkan secara empati 8

5. Jangan Terburu-buru Memberi Pendapat

Tahan pendapat Anda sampai pembicara benar-benar memintanya.

Jika mereka bertanya, “Menurutmu bagaimana?” barulah Anda bisa berbagi pandangan.

Jika tidak, lebih baik tetap mendengarkan dan memberi tanggapan singkat sebagai bentuk perhatian.

6. Beri Dukungan dan Semangat

Jika seseorang berbagi masalah, kemungkinan mereka sedang merasa bingung atau kesulitan.

Apabila mereka meminta pendapat, beri dorongan seperti

“Saya yakin kamu bisa menghadapinya” atau “Saya melihat kamu orang yang sabar dan perhatian, itu bisa membantumu mengatasi situasi ini.”

Dukungan yang tulus bisa membuat mereka lebih percaya diri menghadapi tantangan.

Baca Juga: 15 Cara Memotivasi Karyawan dan Keuntungannya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa empathetic listening atau mendengarkan dengan empati adalah skill penting yang melibatkan upaya untuk memahami perasaan dan perspektif lawan bicara secara mendalam.

Hal ini bukan sekadar mendengar kata-kata, tetapi juga melibatkan kehadiran secara penuh, memvalidasi perasaan, dan kepekaan emosional.

Dengan mendengarkan secara empatik, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan komunikasi, dan menciptakan kepercayaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Empathetic listening memiliki beberapa prinsip utama, seperti tidak menghakimi, dapat dipercaya, sabar, dan responsif.

Skill ini juga melibatkan keterlibatan aktif, respons reflektif, dan kepekaan emosional, yang membantu menciptakan percakapan yang lebih bermakna.

Contoh penerapannya di tempat kerja termasuk mendukung rekan kerja yang merasa kewalahan atau frustrasi, serta membantu mereka merasa didengar dan dihargai.

Untuk menghargai karyawan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan software absensi dari GajihHub.

Melalui fitur employee self-service (ESS) yang dimilikinya, karyawan dapat dengan mudah melakukan presensi, izin sakit, hingga izin cuti lewat smartphone masing-masing.

Dengan demikian, mereka tidak perlu repot-repot dalam mengurus perihal administrasi dan bisa berfokus pada pekerjaannya.

Selain itu, GajiHub juga memungkinkan tim HR dan manajer mengatur jadwal kerja karyawan dengan mudah dan jadwal tersebut bisa dilihat melalui aplikasi mobile. 

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *