4 Contoh Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia, Apa Saja?

masalah ketenagakerjaan di Indonesia

Sebagai negara yang saat ini masih berstatus berkembang, Indonesia memiliki masalah ketenagakerjaan yang perlu diatasi. Salah satunya masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah tingginya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan lapangan kerja yang ada.

Tentu saja permasalahan ini harus segera diatasi agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih serius, seperti berdampak kepada perekonomian di Indonesia.

Lalu apa saja contoh dari masalah ketenagakerjaan di Indonesia? Apa saja solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini?

Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan mengenai masalah ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari contoh, dampak hingga solusinya. Baca selengkapnya hanya di bawah ini:

Apa Pengertian Ketenagakerjaan?

masalah ketenagakerjaan di Indonesia

Sebelum membahas mengenai masalah ketenagakerjaan di Indonesia, apakah Anda sudah mengetahui apa itu ketenagakerjaan? Ketenagakerjaan merupakan semua hal yang berkaitan dengan tenaga kerja.

Di Indonesia, ketenagakerjaan ini diatura dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Dalam pasal 1 UU No. 13 Tahun 2003, dijelaskan bahwa:

“Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.”

Jadi jika membahas mengenai masalah ketengakerjaan, maka yang dimaksud dengan masalah ketenagakerjaan adalah permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja baik itu pada waktu sebelum, selama, ataupun sesudah masa kerja.

Apa Saja Contoh Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia?

masalah ketenagakerjaan di Indonesia

Berikut beberapa contoh permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia, apa saja?

1. Ketidakseimbangan angkatan kerja dan lapangan kerja

Permasalahan yang pertama adalah adanya ketidakseimbangan antara angkatan kerja dengan lapangan kerja yang ada. Seperti yang diketahui, saat ini Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Tentu saja ini membuat jumlah tenaga kerja di Indonesia juga besar. Besarnya jumlah tenaga kerja di Indonesia ternyata tidak diseimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang ada.

Tentunya ini menjadi permasalahan yakni kesempatan kerja menjadi lebih kecil karena tingginya persaingan kerja.

2. Kualifikasi tenaga kerja yang rendah

Selain ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan kerja, Indonesia juga memiliki permasalahan yakni kualifikasi tenaga kerja yang masih rendah. Dari tingginya jumlah angkata kerja tersebut, ternyata yang memiliki keterampilan atau kemampuan sangat kecil.

Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat pendidikan yang ada di Indonesia. Masih banyak dari penduduk di Indonesia yang menganggap pendidikan itu kurang penting. Jadi, bagaimana bisa kualifikasi tenaga kerja meningkat jika pendidikan masih dianggap tidak penting?

Ini bisa mengakibatkan persaingan kerja tidak seimbang. Tidak hanya bagi pencari kerja, rendahnya kualifikasi ini juga memberikan dampak kepada pemberi kerja dimana mereka akan sulit mendapatkan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan.

Baca Juga: Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan: Ini Aturan dan Alurnya

3. Persebaran tenaga kerja yang belum merata

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia selanjutnya adalah persebaran tenaga kerja yang belum merata. Tidak hanya itu, persebaran lapangan kerja di Indonesia juga belum merata.

Persebaran tersebut saat ini lebih besar ada di Pulau Jawa dibandingkan di pulau lain yang ada di Indonesia. Ini membuat perusahaan yang ada di pulau lain mengalami kesulitan menemukan tenaga kerja yang kompeten.

Ini termasuk persebaran lapangan kerja. Pekerja yang ada di luar Pulau Jawa mengalami kesulitan menemukan pekerjaan karena lapangan yang dimiliki masih terbatas. Tidak heran jika banyak dari mereka yang akhirnya merantau ke Pulau Jawa (khususnya Jakarta) dan membuat angka urbanisasi menjadi tinggi.

4. Tingginya angka pengangguran

Masalah selanjutnya adalah tingginya angka pengangguran yang ada di Indonesia. Ini merupakan dampak dari ketidakseimbangan jumlah tenaga kerja dengan lapangan kerja di Indonesia dan juga dampak dari kualifikasi tenaga kerja yang masih rendah.

Tingginya angka pengangguran ini jika tidak diatasi dengan baik dapat mempengaruhi perekonomian yang ada di Indonesia. Kesejahteraan masyarakat juga menjadi semakin rendah.

Baca Juga: UU Ketenagakerjaan Terbaru, Ketahui Poin-Poin Pentingnya

Apa Saja Dampak dari Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia bagi Perekonomian?

tenaga kerja

Salah satu dampak dari masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang bisa dilihat dengan data dan dialami oleh banyak orang adalah tingginya pengangguran. Berikut beberapa jenis pengangguran yang perlu Anda ketahui:

1. Pengangguran alamiah

Pengangguran alamiah adalah tingkat minimum yang ada di semua perekonomian. Ini adalah periode antara saat seseorang meninggalkan pekerjaan mereka dan saat mereka menemukan pekerjaan baru.

Ini juga berlaku untuk orang-orang yang secara sukarela meninggalkan tempat kerja untuk memasuki kembali pendidikan, pelatihan ulang, atau cuti untuk merawat anggota keluarga

Dari perspektif ekonomi, setiap negara memiliki tingkat pengangguran alami yang tidak diinginkan dan tidak dapat dihindari yang mempengaruhi statistik pengangguran.

2. Pengangguran friksional

Pengangguran friksional atau pengangguran pencarian adalah ketika orang secara sukarela meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencari pekerjaan baru. Individu lain yang termasuk dalam klasifikasi ini termasuk lulusan baru, orang tua yang kembali ke dunia kerja, dan siapa pun yang mulai bekerja untuk pertama kalinya atau setelah lama tidak bekerja.

Disebut pengangguran friksional karena gesekan antara tanggung jawab individu menyebabkan mereka tidak memiliki pekerjaan. Para ekonom percaya bahwa pengangguran friksional termasuk dalam pengangguran alamiah dan merupakan ciri ekonomi yang sehat karena individu mencari peluang yang lebih baik.

3. Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal berkaitan dengan tren siklus dalam profitabilitas dan permintaan dalam industri. Ketika industri mengalami keuntungan yang lebih rendah, pengangguran dapat meningkat karena adanya pengurangan tenaga kerja dan pemutusan hubungan kerja.

Pada periode permintaan yang tinggi, industri mempekerjakan lebih banyak staf untuk menangani lebih banyak pekerjaan dan menghasilkan lebih banyak barang dan jasa, sehingga pengangguran berkurang.

Contoh siklus pengangguran yang baik adalah saat resesi ketika konsumen tidak membeli banyak barang, sehingga profitabilitas menurun dan perusahaan mengurangi tenaga kerja. Ketika ekonomi pulih, bisnis memiliki permintaan yang lebih tinggi dan mempekerjakan lebih banyak staf.

Baca Juga: 12 Hak Dasar Karyawan Sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan

4. Pengangguran struktural

Pengangguran struktural terjadi ketika keterampilan karyawan tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan akan keterampilan yang dibutuhkan untuk teknologi dan proses baru.

Contohnya, sebuah industri dapat memperkenalkan sistem elektronik atau perangkat lunak baru yang menangani masalah administratif dengan sendirinya. Sebuah maskapai penerbangan, misalnya, mungkin hanya membutuhkan beberapa staf administrasi untuk menjalankan operasinya dan karenanya memberhentikan karyawan yang tidak diperlukan untuk menghemat biaya tenaga kerja.

Orang-orang ini dapat melatih ulang atau mempelajari keterampilan baru untuk peran yang berbeda di perusahaan untuk memastikan mereka tetap bekerja.

5. Pengangguran jangka panjang

Pengangguran jangka panjang terjadi ketika seseorang telah mencari pekerjaan selama lebih dari 12 bulan. Jenis pengangguran lainnya, seperti pengangguran friksional, siklis dan struktural, berkontribusi pada jenis pengangguran ini jika berlanjut untuk waktu yang lama.

Misalnya, seseorang dapat mencari pekerjaan selama lebih dari 12 bulan karena resesi di mana lebih sedikit perusahaan yang merekrut untuk posisi apa pun.

6. Pengangguran musiman

Pengangguran musiman terjadi karena perubahan cuaca yang memengaruhi pekerjaan musiman. Pada musim dingin, mungkin tidak ada pekerjaan untuk karyawan di luar ruangan, seperti di bidang pertanian dan konstruksi.

Sebaliknya, staf yang mengandalkan musim dingin, seperti di resor ski, mungkin tidak memiliki pekerjaan di bulan-bulan yang lebih hangat. Kebun anggur, pertanian, dan tempat penyimpanan biji-bijian mempekerjakan pegawai musiman selama masa panen.

Akibatnya, pengangguran musiman tersebar luas dan sering disebut sebagai pengangguran alamiah. Beberapa ekonom juga menganggap siswa sebagai karyawan musiman.

Baca Juga: Cara Wajib Lapor Ketenagakerjaan dan Aturannya di Indonesia

7. Pengangguran klasik

Pengangguran klasik, atau pengangguran upah riil, terjadi ketika skala upah tinggi dan perusahaan tidak mau mempekerjakan lebih banyak karyawan atau membuat staf yang ada menjadi mubazir.

Jenis pengangguran ini sering terjadi sebagai respons terhadap kenaikan standar upah minimum atau negosiasi serikat pekerja untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Dalam situasi ini, pengangguran tidak terjadi karena kurangnya permintaan atau profitabilitas, tetapi karena perusahaan tidak mampu mempekerjakan lebih banyak karyawan meskipun ada keuntungan dari hal tersebut: Apa yang dimaksud dengan resesi ekonomi (termasuk tanda-tanda dan penyebabnya)?

8. Pengangguran regional

Pengangguran regional terjadi di daerah-daerah tertentu di mana produk atau industri bergantung pada faktor-faktor regional. Misalnya, daerah yang mengekspor produk yang dilindungi seperti keju atau anggur mungkin memiliki pengangguran regional di luar masa panen karena tingginya rasio karyawan musiman dalam angkatan kerja regional.

Hal ini juga umum terjadi di daerah wisata di pesisir pantai: Bagaimana menjelaskan kesenjangan ketenagakerjaan: panduan komprehensif.

9. Setengah pengangguran

Setengah menganggur adalah kasus unik yang mencakup orang-orang yang saat ini memiliki pekerjaan. Ini adalah jenis pengangguran di mana karyawan yang bekerja paruh waktu atau kontrak musiman menginginkan posisi penuh waktu, tetapi perusahaan tidak dapat menyediakannya.

Ini juga mencakup mereka yang merasa bahwa perusahaan mereka kurang memanfaatkan keahlian mereka, sehingga mereka memiliki kualifikasi yang terlalu tinggi untuk posisi mereka saat ini. Situasi ini menyebabkan orang memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu atau kontrak karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang cukup dari pemberi kerja utama mereka.

10. Pengangguran sukarela

Pengangguran sukarela terjadi ketika karyawan memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Jika perusahaan menawarkan paket pesangon yang cukup besar atau karyawan memiliki peluang yang signifikan di luar pekerjaan, karyawan dapat memilih untuk menganggur untuk sementara waktu.

Atau, seorang karyawan mungkin menerima pekerjaan tetapi tidak senang dengan kondisi pekerjaannya, seperti gaji, jam kerja, atau tanggung jawabnya. Para ekonom menganggap orang-orang ini menganggur secara sukarela.

gajihub 2

Baca Juga: Rasio Tenaga Kerja: Arti, Cara Menghitung, dan Contohnya

Apa Saja Upaya untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia?

Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia ini pemerintah sudah merancang beberapa program dimana ini disebut dengan perencanaan tenaga kerja mikro dan perencanaan tenaga kerja makro.

Berikut penjelasan lengkapnya mengenai perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan tenaga kerja mikro:

1. Perencanaan tenaga kerja makro

Perencanaan tenaga kerja makro merupakan perencanaan tenaga kerja yang dilakukan secara optimal dengan tujuan mendukung pertumbuhan dan membantu mengurangi permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.

Pertumbuhan yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan ekonomi dan sosial baik itu di skala nasional, daerah, ataupun sektoral sehingga bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Dengan pembukaan lapangan kerja ini, produktivitas dan kesejateraan pekerja dapat ditingkatkan.

2. Perencanaan tenaga kerja mikro

Berbeda dengan perencanaan tenaga kerja mikro berbeda dengan perencanaan tenaga kerja makro. Perencanaan tenaga kerja mikro ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dimana hanya ada di ruang lingkup instansi, baik instansi pemerintah ataupun instansi swasta.

Ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif sehingga bisa mencapai kinerja yang baik untuk kemajuan instansi atau perusahaan tersebut.

Baca Juga: Peraturan Tenaga Kerja Asing, Ketahui Poin-Poin Pentingnya

Apa Saja Kebijakan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia?

masalah ketenagakerjaan di Indonesia

Selain pengerahkan upaya untuk mengatasi masalah ketegakerjaan yang ada di Indonesia, ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, apa saja?

1. Dari sisi pendidikan

Untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia, dibutuhkan peningkatan kemampuan dan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan cara terbaik untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan.

Pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja. Tidak hanya itu, pendidikan juga mampu meningkatkan sikap yang dimiliki seseorang sehingga dipertimbangan untuk bekerja.

2. Perluasan lapangan kerja

Kebijakan kedua adalah dengan perluasan lapangan kerja. Di sini pemerintah bisa membuka lowongan kerja sebanyak mungkin melalui rekrutmen pegawai negeri. Perluasan lapangan kerja akan membuat kesempatan kerja menjadi lebih besar.

3. Terkait pengupahan

Kesejahteraan tenaga kerja ditentukan oleh upah yang didapatkan. Kebijakan yang bisa dilakukan adalah dengan membuat regulasi terkait pengupahan.

Pengupahan yang rendah akan berdampak ke berbagai sektor, seperti tingkat pendidikan, kesehatan, dan juga produktivitas. Jadi, penting bagi pemerintah untuk menetapkan standar pengupahan agar pekerja dapat sejahtera, salah satunya adalah dengan penetapan UMR.

Baca Juga: Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja: Panduan Lengkap untuk HR

Kesimpulan

Itulah tadi penjelasan mengenai masalah ketenagakerjaan di Indonesia, mulai dari contoh, dampak, upaya, dan cara mengatasinya. Dari penjelasan artikel yang ada di atas dapat diketahui bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia ini bukan permasalahan yang bisa disepelekan karena dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan.

Perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan ini dengan memberikan upah yang layak kepada karyawan sesuai peraturan yang telah ditentukan pemerintah. Salah satu kendala terkait pengupahan karyawan ini adalah dalam perhitungan gaji karyawan dimana perusahaan sering mengalami kesulitan untuk menghitung gaji ini.

Untuk itu penting bagi perusahaan untuk menggunakan perangkat lunak yang akan memudahkan pengelolaan penggajian ini. GajiHub bisa menjadi pilihan terbaik untuk kemudahan pengelolaan penggajian karyawan.

GajiHub merupakan software payroll dan aplikasi HRIS yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan, salah satunya adalah fitur payroll dimana dengan fitur ini Anda dapat dengan mudah menghitung gaji karyawan dan membuat slip gaji karyawan.

Jadi tunggu apa lagi, daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.

Desi Murniati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *