Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya?

penilaian objektif dan subjektif banner

Dalam dunia kerja, penilaian terhadap karyawan merupakan bagian penting untuk mengevaluasi kinerja, skill, dan potensi mereka. Namun, tahukah Anda bahwa ada dua pendektaan utama dalam melakukan penilaian ini? Pendekatan itu disebut dengan penilaian objektif dan subjektif.

Penilaian objketif sering kali dianggap lebih adil karena berdasarkan fakta, sementara penilaian subjektif lebih melibatkan opini dan pandangan pribadi.

Namun, kedua pendekatan tersebut tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada bagaimana dan kapan penilaian digunakan.

Oleh karena itu, Anda perlu memahami perbedaan antara penilaian objektif dan subjektif, karena pendekatan yang dipilih dapat mempengaruhi hasil evaluasi, serta keputusan yang diambil oleh perusahaan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas perbedaan penilaian objektif dan subjektif, kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta cara menerapkannya di tempat kerja.

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian Objektif?

penilaian objektif dan subjektif 1

Penilaian objektif adalah metode evaluasi yang tidak dipengaruhi oleh opini atau perasaan pribadi. Pendekatan ini berfokus pada fakta atau data yang dapat diukur dan diverifikasi.

Misalnya, dalam sebuah tes kemampuan, penilaian objektif biasanya menggunakan format pilihan ganda atau benar/salah, di mana hanya ada satu jawaban yang benar.

Dengan cara ini, hasil evaluasi sepenuhnya berdasarkan data, bukan opini dari pihak penilai.

Contoh lain dari pendekatan objektif adalah laporan kinerja berbasis angka, seperti penilaian target penjualan.

Jika seorang karyawan berhasil mencapai 100% target penjualan dalam satu bulan, fakta ini tidak bisa disangkal dan menjadi bukti konkret dari performa mereka.

Di tempat kerja, penilaian objektif sering digunakan oleh supervisor atau manajer untuk mengevaluasi keterampilan teknis atau pencapaian karyawan secara adil.

Keunggulan pendekatan ini adalah meminimalkan bias, sehingga hasil penilaian lebih dapat dipercaya dan diterima oleh semua pihak.

Baca Juga: Penilaian Promosi Jabatan, Tahapan, dan Indikatornya

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian Subjektif?

penilaian objektif dan subjektif 2

Sebaliknya, penilaian subjektif adalah metode evaluasi yang melibatkan opini, perasaan, atau interpretasi pribadi dari pihak yang menilai.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi hal-hal yang lebih sulit diukur secara kuantitatif, seperti sikap, kreativitas, atau kemampuan kerja sama tim.

Contoh penilaian subjektif adalah saat supervisor memberikan feedback seperti, “Saya merasa karyawan ini sangat antusias dan memiliki potensi besar untuk berkembang.”

Pernyataan ini mencerminkan opini pribadi supervisor berdasarkan pengamatan mereka, yang mungkin saja berbeda jika dilihat oleh orang lain.

Meskipun pendekatan ini cenderung lebih fleksibel, hasilnya dapat dipengaruhi oleh bias atau pandangan pribadi.

Karena itu, penilaian subjektif tidak selalu dianggap sebagai ukuran yang akurat, terutama jika digunakan untuk mengambil keputusan penting seperti promosi atau pemutusan hubungan kerja.

Baca Juga: 360 Degree Feedback: Pengertian Lengkap dan Contoh Pertanyaannya

Apa yang Membedakan antara Penilaian Objektif dan Subjektif?

penilaian objektif dan subjektif 3

Untuk membedakan penilaian objektif dan subjektif, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Dasar Penilaian

Penilaian objektif didasarkan pada fakta atau data konkret yang tidak memungkinkan adanya interpretasi pribadi.

Sebaliknya, penilaian subjektif lebih bergantung pada opini atau pandangan individu yang dapat dipengaruhi oleh pengalaman atau bias pribadi.

2. Contoh di Tempat Kerja

Penilaian objektif dapat terlihat dalam kebijakan keterlambatan atau target kinerja berbasis metrik, seperti jumlah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.

Sementara itu, penilaian subjektif sering digunakan untuk mengevaluasi hal-hal seperti kepuasan pelanggan atau hubungan interpersonal antara karyawan dan supervisor.

3. Keuntungan

Penilaian objektif memberikan transparansi karena didasarkan pada data yang jelas, efisien karena mudah dilakukan, dan cenderung bebas bias.

Di sisi lain, penilaian subjektif memungkinkan evaluasi yang lebih holistik atau menyeluruh, memberikan peluang bagi karyawan untuk mendapatkan feedback mendalam, dan lebih fleksibel untuk peran yang sulit diukur dengan data.

4. Kekurangan

Penilaian objektif terkadang hanya mencerminkan hasil permukaan dan bisa jadi tidak relevan jika metrik yang digunakan tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan.

Sebaliknya, penilaian subjektif memiliki risiko bias, sulit diukur secara konsisten, dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk dilakukan.

5. Kapan Digunakan

Penilaian objektif cocok untuk pekerjaan dengan target yang terukur, seperti produksi atau pekerjaan administratif, serta situasi yang memerlukan hasil cepat.

Sementara itu, penilaian subjektif lebih tepat untuk peran yang membutuhkan kreativitas, pemecahan masalah, atau kemampuan interpersonal, seperti layanan pelanggan atau kepemimpinan.

Pendekatan yang seimbang antara penilaian objektif dan subjektif dapat membantu perusahaan mengevaluasi karyawan secara lebih adil dan menyeluruh.

Baca Juga: Feedforward Control, Apa Bedanya dengan Feedback?

Bagaimana Cara Memberikan Penilaian Objektif dalam Review Kinerja?

penilaian objektif dan subjektif 4

Untuk melakukan penilaian objektif, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu:

1. Gunakan Bukti Konkret

Pastikan feedback yang Anda berikan didukung oleh data dan contoh nyata. Hindari pernyataan yang terlalu umum atau samar.

Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Pada kuartal terakhir, Anda mencapai target penjualan sebanyak 95%,” atau “Kampanye media sosial selama enam bulan yang Anda kelola meningkatkan keterlibatan audiens sebesar 30%.”

2. Gunakan Bahasa yang Netral

Hindari kata-kata atau frasa yang bernada emosional, bias, atau menghakimi. Sebaiknya gunakan bahasa yang profesional dan fokus pada hasil yang jelas serta dapat ditindaklanjuti.

3. Gunakan Format “Anda [melakukan ini] dengan [melakukan ini]”

Format ini memudahkan untuk menyampaikan feedback secara jelas. Contohnya, “Anda meningkatkan workflow pengembangan website dengan mengatur ulang cara kami mengelola tugas,” atau “Anda meningkatkan keterlibatan karyawan dengan mengadakan sesi one-on-one yang terstruktur.”

Baca Juga: Performance Review Calibration: Manfaat dan Cara Melaksanakannya

Bagaimana Cara Memberikan Feedback Subjektif dalam Review Kinerja?

evaluasi kinerja 5

Di sisi lain, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menyampaikan penilaian subjektif:

1. Jelaskan dengan Contoh dan Konteks

Sampaikan opini Anda dengan mendukungnya menggunakan contoh dan konteks yang relevan. Hal ini membantu karyawan memahami maksud Anda.

Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Saya merasa ada penurunan moral tim belakangan ini, dan saya ingin berdiskusi bagaimana kita bisa meningkatkan dinamika bersama.”

2. Gunakan Pernyataan “Saya”

Dengan menggunakan pernyataan “Saya,” Anda dapat mengungkapkan opini tanpa menyalahkan. Contohnya, “Saya merasa…” atau “Saya perhatikan bahwa…” dapat digunakan untuk menyampaikan pandangan Anda secara lebih bijaksana.

3. Ajak Karyawan Berdiskusi

Berikan ruang bagi karyawan untuk berbagi pemikiran dan refleksi mereka.

Meskipun Anda mungkin tidak selalu setuju, diskusi yang terbuka, tenang, dan tidak konfrontatif dapat menghasilkan solusi yang lebih baik.

Baca Juga: Template Performance Review: Contoh dan Link untuk Download

Bagaimana Cara Menghindari Bias dalam Proses Penilaian?

evaluasi kinerja 6

Bias merupakan hal yang terjadi pada proses penilaian. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk terhindar dari hal ini, seperti:

1. Gunakan Metrik yang Jelas

Tentukan kriteria penilaian yang spesifik dan terukur, seperti data atau angka yang relevan dengan kinerja karyawan.

2. Standarisasi Proses Penilaian

Pastikan semua tim menggunakan metode atau sistem penilaian yang sama, seperti software manajemen kinerja agar prosesnya lebih konsisten.

3. Kumpulkan Feedback dari Berbagai Sumber

Gunakan metode feedback 360° untuk mendapatkan gambaran kinerja dari berbagai perspektif, sehingga penilaian menjadi lebih akurat.

4. Lakukan Check-In Rutin

Jangan hanya menunggu penilaian tahunan. Adakan pertemuan atau check-in rutin untuk memahami perkembangan karyawan lebih baik.

5. Fokus pada Perilaku dan Hasil

Alih-alih menilai sifat kepribadian, berikan penilaian berdasarkan tindakan dan hasil yang dicapai karyawan, serta dukung dengan data dan contoh nyata.

6. Refleksi dan Kesadaran Diri

Kenali bias yang mungkin Anda miliki dan upayakan untuk meminimalkannya selama proses penilaian. Dengan begitu, Anda dapat memberikan feedback yang lebih adil dan objektif.

Baca Juga: 25 Contoh Peer-to-Peer Feedback, Manfaat, Hingga Tipsnya

Apa Saja Dampak dari Penilaian Objektif dan Subjektif?

penilaian objektif dan subjektif 8

Berikut adalah dampak dari dua jenis penilaian, yaitu objektif dan subjektif, serta bagaimana pengaruhnya terhadap budaya dan keterlibatan karyawan:

Dampak Penilaian Objektif

Feedback objektif didasarkan pada data dan angka yang jelas, memberikan kejelasan dan fokus pada hasil yang dapat diukur.

1. Meningkatkan Produktivitas

Perusahaan yang menggunakan feedback objektif dengan metrik terukur berhasil meningkatkan produktivitas hingga 30%.

Misalnya, jika karyawan diberi target yang jelas, seperti mencapai penjualan tertentu, mereka lebih termotivasi untuk mencapainya.

2. Meningkatkan Kepuasan Karyawan

Contoh nyata adalah Perusahaan XYZ, yang menerapkan evaluasi 360 derajat berbasis data. Dalam dua tahun, skor kepuasan karyawan mereka meningkat sebesar 50%.

Hal ini karena karyawan merasa penilaian mereka adil dan berdasarkan bukti konkret.

3. Mendorong Perbaikan Berkelanjutan

Dengan fokus pada angka dan hasil nyata, karyawan lebih mudah memahami area mana yang perlu diperbaiki, menciptakan lingkungan kerja yang berorientasi pada pertumbuhan.

Baca Juga: Performance Evaluation Karyawan: Panduan Lengkap untuk HR

gajihub 3

Dampak Feedback Subjektif

Feedback subjektif lebih bersifat naratif dan melibatkan koneksi emosional serta kecerdasan sosial.

1. Membangun Koneksi Emosional

Feedback ini memberikan cerita dan konteks yang membantu membangun hubungan lebih erat antara manajer dan karyawan. Hal ini membuat karyawan merasa didengar dan dipahami.

2. Meningkatkan Kerjasama Tim

Contohnya adalah Perusahaan ABC, yang menggabungkan feedback berbentuk naratif dengan peringkat numerik.

Hasilnya, kerjasama tim meningkat sebesar 25%. Karyawan menjadi lebih terbuka untuk bekerja sama karena merasa dihargai secara individu.

3. Mengurangi Turnover

Dengan pendekatan yang lebih personal, Perusahaan ABC juga mengalami penurunan tingkat turnover yang signifikan.

Hal ini menunjukkan bahwa karyawan cenderung bertahan lebih lama jika mereka merasa dihargai secara emosional dan profesional.

Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Karyawan dan Tips Menguranginya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa penilaian objektif dan subjektif merupakan pendekatan penting dalam evaluasi kinerja, skill, dan potensi karyawan.

Jika penilaian objektif didasarkan pada data konkret yang dapat diukur, seperti target kinerja atau laporan berbasis angka, sehingga minim bias dan lebih transparan.

Sebaliknya, penilaian subjektif melibatkan opini dan pandangan pribadi, cocok untuk mengevaluasi aspek yang sulit diukur secara kuantitatif, seperti kreativitas dan kemampuan interpersonal.

Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Penilaian objektif memberikan hasil yang jelas dan terpercaya, tetapi terkadang kurang mencerminkan faktor holistik. Di sisi lain, penilaian subjektif lebih fleksibel dan mendalam, tetapi rentan terhadap bias.

Untuk hasil terbaik, perusahaan disarankan menggabungkan kedua pendekatan tersebut sesuai kebutuhan, misalnya objektif untuk peran teknis dan subjektif untuk peran yang membutuhkan kreativitas.

Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan sistem HRIS dari GajiHub.

Melalui software ini, Anda dapat dengan mudah melakukan performance management dengan 30 laporan performa yang telah disediakan oleh GajiHub.

Setiap penilai dapat mengakses laporan tersebut kapanpun dan di mana pun, sehingga memudahkan pengambilan keputusan untuk setiap karyawan Anda.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *