Membangun learning culture di perusahaan dan pengembangan berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan organisasi tetap tangguh di tengah persaingan pasar dan kemajuan teknologi yang terus berubah.
Learning culture atau budaya pembelajaran mendorong mentalitas di mana rasa ingin tahu berkembang, dan pengetahuan dibagikan serta diterapkan.
Learning culture di perusahaan tidak hanya berkaitan dengan menyediakan program pelatihan bagi karyawan atau mendorong mereka untuk mengikuti kursus pengembangan profesional, melainkan hal ini juga menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari karyawan.
Melalui learning culture, karyawan dapat mengeksplorasi ide-ide baru, memperluas skill mereka, dan memberikan kontribusi lebih pada perusahaan.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu learning culture, manfaat, tantangan, contoh, dan cara meningkatkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Learning Culture di Perusahaan?
Learning culture atau budaya pembelajaran di perusahaan adalah lingkungan yang memprioritaskan pengembangan karyawan secara terus-menerus, baik untuk individu maupun organisasi secara keseluruhan.
Learning culture mengutamakan perolehan dan berbagi pengetahuan serta keterampilan baru.
Ketika karyawan didorong untuk terus belajar, mereka menjadi lebih baik dalam bekerja, lebih termotivasi, lebih bersemangat dalam proyek tim, dan lebih siap menghadapi kebutuhan bisnis yang terus berkembang.
Organisasi dengan learning culture yang kuat sering kali mampu meningkatkan keterampilan karyawannya daripada mengganti karyawan untuk mengatasi skill issue.
Dengan cara ini, perusahaan dapat terus berkembang di bidang teknologi dan perubahan lainnya.
Baca Juga: Strategi Pembelajaran Organisasi untuk Kesuksesan Perusahaan
Bagaimana Karakteristik Learning Culture?
Organisasi yang berinvestasi dalam pengembangan karyawannya cenderung memiliki keterlibatan yang lebih baik, tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi, retensi yang lebih kuat, dan mampu menciptakan pemimpin masa depan.
Berikut adalah enam karakteristik perusahaan dengan learning culture yang kuat:
- Pembelajaran selalu menjadi prioritas utama
- Komunikasi yang terbuka dan efektif
- Mendorong pembelajaran kolaboratif antara karyawan
- Kepemimpinan dengan visi ke depan
- Inovasi yang berkelanjutan
- Sistem berbagi pengetahuan yang baik
Baca Juga: Connecting The Dots: Arti dan Penerapannya dalam HR
Apakah Learning Culture di Perusaahaan itu Penting?
Ya, penting. Berinvestasi dalam learning culture akan memberikan dampak positif pada berbagai aspek bisnis Anda.
Beberapa manfaat utama dari learning culture adalah:
1. Kinerja dan produktivitas karyawan meningkat
Dengan terus meningkatkan keterampilan, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan memberikan hasil yang lebih baik, sehingga meningkatkan produktivitas organisasi secara keseluruhan.
2. Menjaga karyawan terbaik
Organisasi dengan program pembelajaran yang baik cenderung mempertahankan karyawan lebih lama.
3. Karyawan yang lebih dinamis
Budaya pembelajaran memberdayakan karyawan dengan keterampilan teknis dan non-teknis yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi maksimal, serta meningkatkan kemampuan mereka beradaptasi dan inovasi dalam menyelesaikan masalah.
4. Mempertahankan pengetahuan institusional
Pengetahuan institusional adalah aset penting organisasi.
Budaya pembelajaran membantu perusahaan mempertahankan karyawan yang berharga dan mengembangkan mereka menjadi pemimpin masa depan, sehingga pengetahuan penting perusahaan tetap terjaga.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Product Knowledge untuk Bisnis
Apa Saja Tantangan dalam Mempertahankan Learning Culture?
Membangun learning culture di perusahaan sering kali menghadapi berbagai tantangan. Beberapa hambatan utama meliputi:
1. Konten pelatihan yang sudah usang
Teknologi dan kebutuhan pasar terus berubah, sehingga konten pelatihan yang dibuat hari ini bisa segera usang.
Pemimpin pelatihan harus terus memperbarui konten untuk menutupi kesenjangan keterampilan dan kebutuhan organisasi.
2. Pelatihan yang harus dipersonalisasi
Setiap karyawan memiliki cara belajar yang berbeda. Program pelatihan harus disesuaikan dengan peran dan preferensi masing-masing karyawan.
3. Menghubungkan pembelajaran dengan praktik sehari-hari
Hanya 10% pengetahuan berasal dari pelatihan formal. Sisanya, 70%, berasal dari pengalaman langsung di tempat kerja.
Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pembelajaran ke dalam pekerjaan sehari-hari.
4. Menyeimbangkan pekerjaan dengan pembelajaran
Karyawan sering kali merasa tertekan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan belajar. Studi menunjukkan bahwa karyawan hanya memiliki kurang dari 1% waktu mereka untuk mengembangkan keterampilan.
Baca Juga: Pengertian Lokakarya, Manfaat, dan Cara Menyelenggarakannya
Bagaimana Contoh Keberhasilan Learning Culture di Perusahaan Besar?
Banyak perusahaan mengaku mendorong pembelajaran berkelanjutan, tetapi hanya sedikit yang berhasil melakukannya.
Dalam hal ini, salah satu perusahaan yang berhasil menerapkan strategi learning culture terbaik adalah Google.
Google dikenal memiliki budaya pembelajaran yang luar biasa, yang telah menjadi salah satu alasan utama kesuksesannya.
Google memegang filosofi bahwa pembelajaran adalah proses, terjadi dalam kehidupan nyata, bersifat pribadi, dan sosial.
Berikut beberapa inisiatif L&D inovatif di Google:
Program G2G (Googler-to-Googler)
Karyawan Google dapat menjadi volunterr untuk mengajar rekan kerja mereka tentang topik tertentu. Google melatih para ahli ini dan memberikan platform untuk mengelola kelas.
Pada tahun 2020, 80% pembelajaran formal di Google diadakan melalui program ini.
20% Time
Google meminta karyawannya menghabiskan 20% dari waktu kerja mereka untuk belajar atau mengerjakan proyek yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan sehari-hari.
Hal ini telah menghasilkan inovasi besar seperti Google Maps dan AdSense.
Whisper Courses
Manajer di Google menerima serangkaian email mingguan yang disebut Whisper Courses, yang berisi materi pelajaran singkat yang dibagi menjadi bagian-bagian kecil.
Pendekatan microlearning ini memungkinkan karyawan belajar hal-hal baru hanya dengan beberapa menit waktu setiap minggu.
Baca Juga: Sales Training: Manfaat, Metode, dan Cara Merancangnya
Bagaimana Cara Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan?
Untuk meningkatkan learning culture di perusahaan dibutuhkan waktu dan usaha yang cukup panjang, namun hal ini dapat mendatangkan manfaat yang signifikan.
Berikut adalah tips penting yang bisa membantu Adna meningkatkan learning culture di perusahaan:
1. Cari dan Rekrut Pembelajar yang Gesit
Pembelajar gesit adalah mereka yang penasaran, bersemangat untuk mencari pengalaman baru, serta terbuka terhadap sudut pandang baru yang mungkin menantang asumsi mereka sebelumnya.
Saat perusahaan terus berkembang dalam pasar yang kompetitif, merekrut pembelajar gesit sebagai karyawan baru adalah pilihan cerdas.
Mereka cenderung terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka, menjadikan mereka aset yang siap terlibat dalam budaya pembelajaran perusahaan.
2. Dorong Karyawan untuk Terus Belajar
Untuk karyawan yang sudah ada, ciptakan semangat keterbukaan dan keingintahuan.
Berikan tantangan bagi mereka, dan tawarkan dukungan tambahan seperti pelatih, mentor, serta pelatihan yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan.
Lingkungan yang mendorong pembelajaran terus-menerus akan menciptakan tim yang dinamis, tangguh, dan terlibat.
3. Investasi dalam Teknologi Pembelajaran Karyawan
Investasi dalam software pelatihan dan alat pengembangan karyawan memungkinkan karyawan untuk memiliki kontrol atas perjalanan pembelajaran mereka.
Teknologi ini memberi mereka otonomi untuk belajar sesuai kebutuhan, yang dapat meningkatkan moral dan motivasi dalam organisasi.
Selain itu, teknologi ini memungkinkan karyawan untuk memperkuat keterampilan yang sudah ada atau mempelajari keterampilan baru.
4. Bangun Budaya Komunikasi Terbuka
Budaya komunikasi yang terbuka dan jelas penting untuk membangun kepercayaan dalam organisasi.
Jika karyawan merasa dihargai dan didengarkan dengan rasa hormat, serta tahu bahwa perubahan penting dalam perusahaan disampaikan dengan cepat, hal ini akan memperkuat hubungan kerja yang lebih loyal dan termotivasi.
Baca Juga: Komunikasi Persuasif: Ini Cara Membangunnya di Tempat Kerja
5. Kumpulkan Feedback dari Karyawan
Mendapatkan employee feedback membantu memahami apakah program pembelajaran berjalan efektif atau tidak.
Terkadang, program pelatihan yang dianggap menarik oleh manajemen dapat terasa seperti beban tambahan bagi karyawan.
Feedback yang diberikan secara rutin dapat membantu menyesuaikan program sesuai kebutuhan dan preferensi mereka.
6. Jadikan Pembelajaran dan Pengembangan Tujuan Utama Organisasi
Untuk memastikan semua pihak di organisasi mendukung budaya pembelajaran, jadikan pembelajaran dan pengembangan/ learning and development (L&D) sebagai tujuan utama organisasi.
Masukkan L&D dalam nilai-nilai perusahaan, dan sampaikan pentingnya sejak karyawan baru bergabung melalui proses onboarding.
Dengan demikian, karyawan akan terbiasa dengan proses pembelajaran berkelanjutan sejak awal.
7. Tetapkan Tujuan Pembelajaran
Tentukan tujuan pembelajaran berkelanjutan di tingkat individu, departemen, dan organisasi.
Tim pengembangan bisa menggunakan tujuan program pelatihan yang ada untuk menyusun rencana pembelajaran yang lebih efektif.
Proses ini juga bisa dimasukkan dalam jalur karier dan evaluasi kinerja.
Baca Juga: Action Learning Program: Manfaat dan Cara Kerjanya
8. Berdayakan Pemimpin dan Ahli untuk Mendokumentasikan Pengetahuan Mereka
Ketika pemimpin organisasi turut serta dalam budaya pembelajaran, ini menciptakan semangat dan rasa saling menghormati.
Pemimpin dan ahli yang membagikan pengetahuan mereka membantu karyawan lainnya belajar dari pengalaman mereka.
Dokumentasi pengetahuan ini juga memvalidasi pentingnya pembelajaran bagi semua pihak dalam organisasi.
9. Gunakan Survei untuk Mengetahui Minat Pembelajaran Karyawan
Salah satu cara terbaik untuk membangun budaya pembelajaran adalah dengan memungkinkan karyawan mempelajari apa yang benar-benar mereka minati.
Survei yang dilakukan kepada karaywan dapat membantu memahami minat mereka, sehingga organisasi bisa menyesuaikan program pembelajaran agar lebih relevan dan menarik.
Baca Juga: 20 Pertanyaan untuk Employee Happiness Survey dan Manfaatnya
10. Analisis Kesenjangan Keterampilan untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan
Gunakan analisis kesenjangan keterampilan (skill gap analysis) untuk memahami keterampilan apa yang perlu dipelajari oleh karyawan agar relevan di era transformasi digital saat ini.
Analisis ini membantu menyusun program pelatihan yang lebih terarah dan efisien dalam memenuhi kebutuhan organisasi.
11. Sediakan Waktu Khusus untuk Pembelajaran di Jadwal Karyawan
Ketika karyawan sudah merasa terbebani dengan pekerjaan, mereka tidak mungkin antusias untuk mengalokasikan waktu tambahan untuk belajar.
Solusinya, sediakan waktu khusus di jadwal mereka yang didedikasikan hanya untuk proses pembelajaran.
Upaya ini akan memberi mereka ruang untuk lebih fokus dan mengembangkan keterampilan mereka.
Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan
12. Buat Perpustakaan Sumber Daya Pembelajaran Mandiri
Untuk karyawan yang lebih suka belajar secara mandiri, menyediakan perpustakaan bersama berisi sumber daya pembelajaran adalah solusi yang tepat.
Hal ini memberi karyawan akses mudah ke sumber daya yang dapat mereka gunakan untuk meningkatkan keterampilan sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
Salah satu yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan learning management system.
13. Gunakan Berbagai Metode Pelatihan Karyawan
Tidak semua karyawan belajar dengan cara yang sama. Sediakan berbagai metode pelatihan, seperti pelatihan langsung, pelatihan online, atau pelatihan mandiri.
Karyawan juga bisa bekerja sama dengan teman belajar atau terlibat dalam pelatihan berbasis kerja untuk pengalaman yang lebih langsung dan relevan.
14. Berikan Penghargaan bagi Karyawan yang Belajar
Pengakuan atau penghargaan, baik dalam bentuk pujian secara publik atau hadiah, dapat memotivasi karyawan untuk lebih sering terlibat dalam proses pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa organisasi menghargai usaha dan waktu yang mereka investasikan dalam pengembangan diri.
15. Berikan Feedback Secara Terus-Menerus
Memberikan feedback yang berkelanjutan kepada karyawan membantu mereka tetap terlibat dan terus meningkatkan keterampilan.
Komunikasi yang terbuka ini juga menunjukkan bahwa organisasi memperhatikan perkembangan karyawan dan menghargai upaya mereka.
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menciptakan budaya pembelajaran yang kuat dan memberdayakan karyawan untuk terus tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung pembelajaran berkelanjutan.
Baca Juga: High Performance Culture: Manfaat, Ciri-ciri, dan Cara Membangunnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa learning culture atau budaya pembelajaran di perusahaan merupakan strategi penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan adaptif.
Dengan mendorong pembelajaran berkelanjutan, organisasi dapat memastikan bahwa karyawan tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga lebih siap untuk menghadapi tantangan bisnis yang terus berubah.
Learning culture juga memungkinkan perusahaan mempertahankan pengetahuan institusional, sehingga dapat berkembang tanpa perlu sering mengganti karyawan untuk mengatasi skill gap yang terjadi di tempat kerja.
Nah, supaya Anda bisa lebih fokus dalam meningkatkan learning culture, Anda dapat menyerahkan urusan pengelolaan data karyawan kepada Gajihub, sebuah software payroll dan HR dengan beragam fitur menarik.
Dengan Gajihub Anda akan merasakan kemudahan dalam pengelolaan SDM, mulai dari absensi, payroll, pengelolaan BPJS, hingga reimbursement.
Sebagai contoh, dengan fitur reimbursement, karyawan dapat mengajukan reimburse dengan mudah melalui aplikasi Gajihub di smartphone masing-masing.
Misalnya, ketika karyawan mengambil pelatihan di luar perusahaan dan manajemen bersedia untuk mengganti biayanya, karyawan dapat mengunggah bukti pembayaran tersebut untuk mendapatkan penggantian biaya.
Tertarik mencoba? Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan rasakan kemudahannya.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024