10 Kesalahan Employee Development dan Tips Menguranginya

kesalahan employee development banner

Kesalahan employee development dapat terjadi ketika perusahaan tidak tepat dalam mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan karyawan, sehingga menyebabkan pelatihan yang tidak relevan atau tidak efektif.

Ketidaksesuaian antara employee development program dengan visi perusahaan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis juga turut menghambat pertumbuhan dan produktivitas karyawan.

Oleh karena itu, perusahaan perlu terus-menerus mengevaluasi dan mengidentifikasi kesalahan yang mungkin terjadi dalam program pengembangan karyawan.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas 10 kesalahan employee development serta tips untuk mengatasinya.

Apa yang Dimaksud dengan Employee Development?

Employee development atau pengembangan karyawan adalah usaha bersama antara karyawan dan perusahaan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja.

Seiring dengan cepatnya perubahan di hampir semua industri karena teknologi dan tren terbaru, program employee development menjadi suatu kewajiban agar perusahaan tetap kompetitif.

Program pengembangan ini melibatkan berbagai bentuk pelatihan, mulai dari mentoring, seminar, workshop, dan sebagainya. Tujuannya adalah memberikan karyawan pelatihan dan pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam bekerja.

Hal ini juga mempersiapkan karyawan untuk berkembang di perusahaan, naik jabatan, atau bahkan berpindah ke bidang lain dalam perusahaan.

Baca Juga: Management by Objective (MBO): Pengertian Hingga Contohnya

kesalahan employee development 1

Apa Saja Kesalahan Employee Development yang Kerap Terjadi?

Berikut adalah kesalahan yang sering terjadi program employee development:

1. Kesalahan dalam Mengidentifikasi Masalah Organisasi

Sebelum menentukan program pengembangan yang sesuai untuk organisasi Anda, penting untuk memahami secara tepat masalah yang sedang dihadapi.

Apakah itu ketidakcocokan budaya atau sekadar masalah komunikasi biasa. Untuk memastikan hal ini, Anda bisa berbicara dengan beberapa anggota tim Anda agar mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang situasinya.

Karyawan seringkali dapat memberikan wawasan yang berharga mengenai masalah sehari-hari yang mungkin terlewat.

Sementara pemimpin dan manajer sering kali melihat gambaran yang lebih besar dan beriorientasi pada hasil, sehingga terkadang mereka tidak memiliki kepekaan dan bahkan tidak cukup dekat dengan masalah untuk memahamui penyebabnya.

Solusi:

  • Lakukan feedback 360 degree dengan melibatkan manajer, rekan tim, dan bawahan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang masalah yang dihadapi.
  • Hindari keterbatasan perspektif diri sendiri dengan berbicara dengan beberapa rekan tim yang berbeda, sehingga Anda dapat memperoleh pandangan yang lebih luas.
  • Setelah mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, identifikasi area spesifik yang perlu dikembangkan atau diperbaiki.
  • Pilih jenis pengembangan atau workshop yang sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi, berdasarkan masukan dari feedback 360 degree.

2. Pertimbangkan Alternatif Penyedia Employee Development

Program employee development sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, serta karakteristik dan tingkat keterampilan epserta, dan juga selalu mencerminkan nilai-nilai bisnis.

Oleh karena itu, jika Anda menggunakan jasa pengembangan karyawan dari luar, Anda perlu mempertimbangkan beberapa alternatif.

Solusi:

  • Pilih mitra pelatihan yang bersedia memahami kebutuhan unik perusahaan Anda.
  • Carilah penyedia yang mampu mengidentifikasi kebutuhan perusahaan untuk membantu Anda menentukan jenis program apa yang paling sesuai untuk staf Anda.

3. Desain dan Pengembangan Program Pembelajaran yang Kurang Memadai

Desain dan pengembangan program pembelajaran memiliki dampak besar terhadap seberapa efektifnya program tersebut. Pengalaman pelatihan yang menarik dan interaktif, yang memperhatikan perbedaan cara masing-masing orang belajar merupakan hal yang sangat penting.

Hal ini dapat dicapai melalui sesi yang dipandu oleh instruktur, latihan praktis, simulasi, dan kegiatan langsung. Selain itu, desain program yang efektif menciptakan lingkungan pembelajaran yang memengaruhi karyawan, meningkatkan retensi pengetahuan, dan mendorong pengembangan keterampilan.

Solusi:

  • Alokasikan sumber daya untuk program pelatihan yang disesuaikan dengan tujuan bisnis organisasi dan secara aktif berkontribusi terhadap pencapaian mereka.
  • Pertimbangkan berbagai gaya belajar dan preferensi, serta manfaatkan berbagai metode dan sumber daya pembelajaran.
  • Sertakan kegiatan interaktif, contoh dunia nyata, studi kasus, dan latihan praktis dalam program agar peserta terlibat dan pengetahuan mereka lebih baik diingat.

4. Mengabaikan Gaya Belajar dan Preferensi yang Berbeda

Memahami gaya belajar dan preferensi pembelajaran yang beragam dari setiap individu merupakan hal yang krusial untuk pelatihan yang efektif.

Anda perlu memastikan setiap karyawan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang optimal, dengan menyesuaikan metode pembelaran untuk berbagai preferensi, mulai dari auditori, visual, dan kinestik.

Selain itu, penyesuaian cara penyampaian pelatihan berdasarkan gaya belajar tidak hanya meningkatkan pemahaman  namun juga membantu mengembangkan keterampilan dengan lebih baik.

Solusi:

  • Mengakui dan menyesuaikan gaya belajar serta preferensi yang berbeda.
  • Menyediakan berbagai format pelatihan, seperti sesi yang dipandu oleh instruktur, modul e-learning, video, atau lokakarya praktis.
  • Memberikan opsi pembelajaran mandiri dan mendorong peserta untuk memilih format yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

5. Kurangnya Pemahaman Pembelajaran yang Menarik

Keterlibatan merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Membuat pengalaman pembelajaran yang menarik dan penuh tantangan dapat kemungkin bisa lebih menghasilkan dibandingkan metode pelatihan konvensional.

Teknik seperti bercerita, gamifikasi, dan penggunaan teknologi interaktif dapat membuat peserta terfokus dan membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan.

Berbagai teknik tersebut akan meningkatkan keterlibatan karyawan, sehingga mereka lebih termotivasi untuk menerapkan pengetahuan baru yang diperoleh, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil bisnis.

Solusi:

  • Ciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik untuk menarik perhatian peserta dan menjaga ketertarikan mereka sepanjang pelatihan.
  • Manfaatkan elemen multimedia, teknologi interaktif, gamifikasi, dan teknik bercerita untuk membuat konten pembelajaran lebih menarik dan relevan.
  • Sertakan kesempatan untuk partisipasi aktif dan kerjasama antar peserta.

Baca Juga: Perbedaan Employee Training dan Development, serta Manfaatnya

gajihub 2

6. Kurangnya Fokus pada Pembelajaran Berkelanjutan

Pembelajaran yang berkelanjutan sangat penting untuk pertumbuhan individu dan perkembangan organisasi di dunia bisnis yang dinamis saat ini.

Membangun budaya pembelajaran berkelanjutan melibatkan pemberian dukungan setelah pelatihan, pemberian akses ke sumber daya online, dan menyusun jalur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Hal ini memastikan bahwa karyawan memiliki alat dan peluang untuk terus meningkatkan keterampilan mereka, tetap mengikuti tren industri, dan mendorong inovasi dalam organisasi.

Solusi:

  • Sediakan berbagai kesempatan pembelajaran setelah program pelatihan awal. Ini bisa melibatkan lokakarya, webinar, konferensi, kursus online, program mentoring, dan akses ke sumber daya pembelajaran yang relevan.
  • Dorong karyawan untuk aktif mengambil peran dalam pengembangan mereka dengan memberikan akses ke sumber daya seperti kursus online, webinar, konferensi, dan program mentoring.
  • Tingkatkan budaya berbagi pengetahuan dan ciptakan peluang untuk pembelajaran dan peningkatan keterampilan yang berkelanjutan.

7. Tidak Mengukur Efektivitas Employee Development Program

Penting bagi untuk mengukur seberapa baik program pengembangan untuk menilai dampaknya dan membuat keputusan secara tepat.

Anda dapat menggunakan kerangka dan alat evaluasi yang lengkap untuk membantu perusahaan melacak hasil pembelajaran, mendapatkan feedback dari peserta, menilai kinerja, hingga melihat kemajuan keterampilan mereka.

Data ini membantu menentukan nilai investasi return of investment (ROI) dari upaya pelatihan, menemukan area yang perlu diperbaiki, dan membuat keputusan berbasis data untuk program pelatihan yang akan datang.

Solusi:

  • Terapkan metode evaluasi untuk mengukur efektivitas program pelatihan.
  • Gunakan penilaian, kuis, survei, dan mekanisme umpan balik untuk mendapatkan data tentang pemahaman pengetahuan, peningkatan keterampilan interpersonal, dan kepuasan peserta.
  • Analisis hasilnya untuk menemukan area yang perlu ditingkatkan dan membuat keputusan cerdas untuk program pelatihan berikutnya.

8. Kurangnya Tindak Lanjut dan Dukungan

Pembelajaran yang efektif tidak berhenti pada program pelatihan saja. Memberikan bimbingan terus-menerus, seperti pelatihan lanjutan, mentoring, dan kegiatan penguatan, sangat penting agar karyawan dapat menerapkan keterampilan baru mereka dalam situasi dunia nyata. D

ukungan setelah pelatihan juga dapat memastikan peralihan yang lancar dari pelatihan ke pekerjaan sehari-hari, membantu penerapan praktis pengetahuan dan keterampilan.

Pada akhirnya bisnis akan meningkat dan memperoleh nilai investasi pelatihan yang lebih tinggi.

Solusi:

  • Berikan dukungan dan penguatan berkelanjutan untuk memastikan pembelajaran diterapkan dan dipertahankan.
  • Sediakan sumber daya setelah pelatihan, seperti panduan kerja, materi referensi, atau komunitas online, di mana peserta dapat mengakses informasi dan mencari bantuan.
  • Atur sesi tindak lanjut atau pelatihan tambahan untuk menjawab pertanyaan dan mengatasi tantangan, serta memberikan dukungan tambahan.

9. Kurangnya Integrasi dengan Manajemen Kinerja

Menggabungkan inisiatif pengembangan dengan proses manajemen kinerja akan meningkatkan dampaknya. Organisasi menciptakan lingkungan yang terkoordinasi untuk mendorong pertumbuhan dan keterlibatan karyawan dengan menyelaraskan hasil pelatihan dengan tujuan kinerja.

Selain itu, memberikan peluang pengembangan yang sesuai dengan evaluasi kinerja membantu karyawan menerapkan keterampilan mereka dalam pekerjaan mereka, yang dapat meningkatkan kinerja dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

Solusi:

  • Gabungkan inisiatif learning dan development dengan proses manajemen kinerja untuk memperkuat pembelajaran dan meningkatkan peningkatan kinerja.
  • Sesuaikan tujuan pelatihan dengan tujuan kinerja dan berikan peluang bagi karyawan untuk menggunakan keterampilan yang baru diperoleh dalam pekerjaan mereka.
  • Hubungkan evaluasi kinerja dan pengakuan dengan penerapan keterampilan yang telah dipelajari.

10. Kurangnya Keseimbangan Soft Skill dan Hard Skill

Tujuan dari program employee development tentunya bukan hanya untuk memberikan karyawan informasi terkait isu atau tren terkini dalam bisnis, namun Anda juga perlu memastikan bahwa setiap staf memiliki soft skill dan hard skill yang diperlukan untuk sukses dalam bekerja.

Solusi:

  • Rancanglah program pelatihan yang menyeluruh yang mencakup aspek-aspek keterampilan keras dan lunak yang dibutuhkan oleh karyawan.
  • Pastikan program pelatihan mencakup keterampilan teknis seperti produktivitas, penggunaan Excel, dan keterampilan menulis.
  • Sertakan kursus kepemimpinan dan manajemen untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang diperlukan.
  • Tetapkan strategi yang jelas untuk memastikan bahwa setiap karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Dukung program pelatihan dengan sumber daya dan materi pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Baca Juga: 10 Kesalahan Training Karyawan dan Cara Mengatasinya

kesalahan employee development 2

Bagaimana Tips Mengurangi Kesalahan Employee Development?

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kesalahan employee development: 

1. Tentukan Tujuan Anda

Sebelum memulai program pengembangan karyawan, pikirkan hasil apa yang ingin Anda capai dalam jangka panjang. Apakah Anda ingin mengurangi pergantian karyawan atau mengatasi kekurangan keterampilan? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu Anda membuat program yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan mendukung tujuan bisnis.

Sebelum memulai, periksa bagaimana karyawan dan tim Anda beroperasi saat ini. Pertimbangkan apa yang perlu diubah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Program pengembangan karyawan sebaiknya mencakup:

  • Memenuhi kebutuhan individual karyawan untuk keterlibatan dan investasi dalam pekerjaan.
  • Menangani tujuan jangka panjang organisasi dengan menetapkan target dan keterampilan yang perlu dikembangkan pada karyawan.
  • Mengatasi pelatihan kepemimpinan untuk membantu anggota tim tumbuh dan siap mengambil peran manajerial.

2. Dengarkan Karyawan Anda

Employee development program tentunya melibatkan karyawan. Oleh karena itu, dengarkan kebutuhan mereka karena pengembangan karyawan sulit diukur secara langsung. Gunakan hasil survei keterlibatan untuk mengevaluasi kinerja Anda.

Keterlibatan adalah kunci dari manfaat lainnya dari pengembangan karyawan. Pendekatan personalisasi diperlukan untuk efektivitas.

3. Personalisasi Rencana Pengembangan Karyawan Anda

Rencana yang dipersonalisasi lebih efektif daripada pelatihan umum. Setiap karyawan memiliki kebutuhan dan ide sendiri. Melibatkan manajer dan karyawan untuk membahas kebutuhan, progres, dan peluang pengembangan secara teratur adalah kunci keberhasilan.

4. Gunakan Management Learning System (LMS) yang Efektif

Sebelumnya, pelatihan karyawan harus tatap muka. Dengan LMS, Anda dapat menyampaikan kursus online, melacak metrik, dan memberikan fleksibilitas kepada karyawan.

Meskipun Anda lebih suka instruksi tatap muka, LMS tetap dapat melacak kinerja dan tingkat penyelesaian pelatihan. Ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pembelajaran, dari onboarding hingga pelatihan penjualan.

Menggunakan platform LMS dapat membantu memusatkan dan melacak semua metrik yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Nah, selain memanfaatkan LMS, Anda juga dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub yang akan memudahkan kebutuhan administrasi karyawan.

Dengan fitur payroll dari Gajihub, sebagai tim HR, Anda dapat menghitung seluruh komponen penggajian, mulai dari gaji bulanan, bonus, hingga potongan secara otomatis, sehingga Anda bisa lebih fokus dalam mengurangi kesalahan employee development yang mungkin muncul dalam prosesnya.

Selain itu, karyawan juga bisa melakukan presensi hingga pengajuan cuti dan izin melalui fitur employee self service (ESS) yang ada di aplikasi Gajihub. Tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Baca Juga: Soft Skill Training: Arti, Manfaat, dan Cara Merancangnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa ada beberapa kesalahan dalam pelaksanaan employee development, seperti kesalahan dalam identifikasi masalah organisasi, desain program yang kurang memadai, hingga kurangnya fokus terhadap pembelajaran berkelanjutan.

Untuk mengurangi kesalahan ini, perusahaan disarankan untuk melakukan feedback 360 degree, memilih mitra pelatihan yang sesuai, mengalokasikan sumber daya dengan bijak, dan terus memberikan dukungan dan penguatan setelah pelaksanaan program.

Agar lebih fokus dalam pelaksanaan employee development program, Anda dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub. tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *