Ketika membahas mengenai pelatihan karyawan, pasti Anda sudah tidak asing dengan apa itu diklat.
Diklat menjadi istilah yang tidak asing dalam program pelatihan karyawan, khususnya yang berkaitan dengan pemerintahan.
Namun selain pada instansi pemerintah, diklat juga sering digunakan di instansi atau perusahaan swasta.
Melalui diklat, perusahaan dapat mempersiapkan karyawan sehingga karyawan dapat mengemban tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan mengenai apa itu diklat, tujuan, dan juga metode yang digunakan.
Untuk lebih lengkapnya Anda dapat menyimak penjelasan yang ada di bawah ini:
Apa Itu Diklat?

Banyak yang mengira diklat ini singkatan dari pendidikan kilat, padahal diklat adalah singkatan dari pendidikan dan pelatihan.
Dari pengertiannya, diklat merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan, keterampilan, serta wawasan karyawan yang dapat mendukung perusahaan mencapai tujuan.
Kegiatan ini sangat penting di dalam dunia kerja mengingat semakin baik keterampilan dan pengetahuan karyawan maka mereka (karyawan) dapat memberikan kontribusi terbaik melalui peningkatan kinerja.
Selain itu, melalui diklat ini juga seseorang bisa mendapatkan informasi baru mengenai pekerjaan yang tidak diketahui sebelumnya.
Baca Juga: Pelatihan Manajerial: Arti, Manfaat, Teknik, Hingga Langkahnya
Apa Tujuan dari Diklat?

Ada 7 tujuan yang dimiliki oleh diklat ini, yaitu:
1. Peningkatan Skill
Tujuan pertama dari diklat adalah untuk meningkatkan skill yang dimiliki oleh karyawan.
Melalui program pelatihan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, karyawan mendapatkan skill dan pengetahuan baru yang sesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam industri.
Peningkatan ini dapat berdampak positif pada produktivitas karyawan serta dapat membantu meningkatkan profit dan efisiensi perusahaan.
Baca Juga: Manajemen Pelatihan: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya
2. Mendukung Penilaian Kinerja
Bagi perusahaan yang memiliki kebutuhan perbaikan subjek atau keterampilan tertentu, perusahaan dapat memberikan pelatihan kinerja melalui diklat.
Melalui diklat ini, perusahaan memiliki program pelatihan yang dapat diorganisir untuk membantu memperbaiki kinerja karyawan.
Akhirnya, melalui pelatihan ini permasalahan yang ada dapat diidentifikasi dengan baik dan perusahaan dapat fokus pada solusi yang ada.
3. Mendorong Karyawan Menyiapkan Tanggung Jawab Lebih Tinggi
Tujuan ketiga adalah mendorong karyawan dalam menyiapkan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Ini bisa diberikan melalui program pelatihan SDM di mana program ini dapat membantu menyiapkan karyawan yang berkesempatan mendapatkan promosi jabatan.
Melalui program-program yang diberikan ini, karyawan dapat mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk membantu karyawan mengemban tanggung jawab di posisi yang baru.
Baca Juga: Indikator Pelatihan Kerja, Faktor, dan Manfaatnya
4. Bentuk Penghargaan Karyawan
Memberikan pelatihan karyawan melalui diklat juga dapat diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan.
Melalui implementasi program pelatihan ini karyawan dapat merasa bahwa perusahaan menghargai kehadiran mereka sebagai bagian dari perusahaan.
Ini diberikan melalui pelatihan keterampilan dan kemampuan baru, di mana melalui pelatihan ini karyawan tidak hanya dapat bekerja dengan baik, namun juga dapat terus meningkatkan produktivitas karena merasa bagian berarti di perusahaan.
Motivasi mereka dapat meningkat seiring dengan peningkatan keterampilan yang dimiliki.
5. Uji Efisiensi Sistem Manajemen Kinerja
Melalui diklat dapat digunakan sebagai uji efisiensi sistem manajemen kinerja.
Program pelatihan karyawan ini dapat membantu perusahaan dalam menguji sistem manajemen kinerja apakah berjalan secara efektif atau tidak.
Dari sini nantinya divisi HR dapat menerapkan target kinerja yang jelas kepada karyawan yang ada di perusahaan.
Baca Juga: Evaluasi Pelatihan, Ketahui Arti, Manfaat, Hingga Langkahnya
6. Meningkatkan Daya Saing
Melalui pelatihan yang diberikan pada saat diklat, karyawan dapat meningkatkan daya saing di pasar tenaga kerja.
Di sini karyawan memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaing lainnya yang tidak memiliki keterampilan yang sama.
Melalui hal ini, perusahaan dapat terbantu dengan cara mempertahankan dan menarik karyawan dengan kemampuan terbaik yang memiliki kinerja tinggi.
7. Bagian Inovasi dan Kreativitas
Tujuan yang terakhir adalah diklat menjadi bagian dari inovasi dan kreativitas.
Melalui pelatihan yang diberikan dalam diklat karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan teknik yang mendorong karyawan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi ide-ide baru dan mengimplementasikannya ke dalam pekerjaan.
Melalui cara ini, karyawan dapat memberikan inovasi terbaik kepada perusahaan dan membantu untuk terus maju di bidang pekerjaan mereka.
Baca Juga: Manfaat Pelatihan Kerja bagi Karyawan dan Perusahaan
Apa Saja Jenis-Jenis Diklat?

Berikut 7 jenis diklat yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan karyawan:
1. Diklat Pelatihan Dasar
Dalam Pusdiklat Kemendikbud, dijelaskan bahwa pelatihan dasar merupakan pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru ketika mereka baru masuk atau baru diterima di perusahaan atau instansi.
Tujuan dari pelatihan ini adalah sebagai pemberian pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan karyawan untuk menjalankan tugas.
Baca Juga: Program Pelatihan Soft Skill untuk Karyawan, Apa Saja?
2. Diklat Kemampuan Teknis
Kedua, diklat kemampuan teknis yakni pelatihan yang diberikan kepada karyawan guna meningkatkan kemampuan teknik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
Tujuan dari diklat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan agar mereka dapat menjalankan tugas teknis sesuai bidang mereka.
3. Diklat Leadership
Ketiga, diklat leadership atau diklat kepemimpinan.
Diklat ini diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan manajerial.
Pelatihan ini tujuannya untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memimpin, dan juga mengelola perusahaan secara lebih efisien.
Baca Juga: Return on Training Investment: Cara Mengukur dan Manfaatnya
4. Diklat Fungsional
Jenis keempat adalah diklat fungsional yakni pelatihan yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Tujuan dari diklat ini adalah agar karyawan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka secara fungsional di bidang pekerjaan mereka
5. Diklat Lapangan
Jenis kelima adalah diklat lapangan yakni pelatihan yang diberikan kepada karyawan guna meningkatkan kemampuan praktis dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas praktis sesuai dengan bidang pekerjaan mereka.
Baca Juga: Pelatihan Kepemimpinan: Arti, Manfaat, dan Strateginya
6. Diklat Kompetensi
Pada diklat kompetensi, diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kompetensi sebagai dukungan melaksanakan pekerjaan karyawan.
Melalui pelatihan yang diberikan ini, karyawan mendapatkan dukungan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dan tugas mereka sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
7. Diklat Online
Diklat yang terakhir adalah diklat online yakni diklat yang digunakan sebagai cara memberikan pelatihan secara daring atau jarak jauh.
Tujuannya adalah sebagai kesempatan bagi karyawan yang tidak dapat mengikuti pelatihan secara langsung karena adanya kendala jarak, waktu, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan
Apa Saja Metode Diklat yang Sering Digunakan?
Dalam pelaksanaannya, ada lima metode yang digunakan yakni sebagai berikut:
1. Metode Klasikal (Tatap Muka)
Metode klasikal merupakan metode yang sering diberikan dalam pelatihan formal di mana di dalamnya melibatkan interaksi langsung antara instruktur dan juga peserta.
Metode ini cocok digunakan untuk peserta dalam jumlah besar, di mana materi dibuat dalam teoritis atau pengenalan konsep dasar dan pegawai baru atau orientasi.
Contoh menerapkannya:
- Melalui ceramah mengenai etika kerja di instansi pemerintah
- Presentasi mengenai SOP perusahaan
- Diskusi terkait kebijakan baru
Kelebihan:
- Interaksi langsung yang dilakukan dengan instruktur
- Memudahkan untuk klasifikasi dengan segera
- Efisien digunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak peserta
Kekurangan:
- Kurang efektif jika digunakan untuk keterampilan praktik
- Bisa berjalan dengan monoton jika tidak ada interaksi
- Memiliki keterbatasan oleh lokasi dan juga waktu
Baca Juga: Induction Training: Arti, Tahapan, Manfaat, Komponen, dan Tipsnya
2. Metode Praktik
Metode praktik merupakan metode yang fokus pada memberikan pengalaman secara langsung melalui simulasi dan pelatihan di lapangan.
Metode ini cocok digunakan oleh peserta yang membutuhkan keterampilan teknis ataupun praktik langsung di lapangan, peserta yang membutuhkan pengalaman nyata, dan pekerjaan dengan kebutuhan simulasi.
Contoh menerapkannya:
- Simulasi dengan menggunakan mesin CNC di perusahaan
- Studi kasus manajemen konflik di perusahaan
- On-the-job training yang diberikan untuk teller bank
Kelebihan:
- Memberikan pengalaman secara langsung kepada karyawan
- Dapat meningkatkan pemahaman dari pelatihan praktik
- Cocok dengan kebutuhan pekerjaan
Kekurangan:
- Dibutuhkan fasilitas dan alat-alat khusus
- Dibutuhkan waktu yang lebih lama
- Biaya untuk melaksanakannya cukup tinggi
3. Metode E-Learning
Metode e-learning merupakan metode yang memanfaatkan teknologi digital sebagai pelatihan secara fleksibel dan juga mandiri.
Metode ini cocok digunakan oleh peserta dengan keterbatasan waktu atau keterbatasan lokasi, di mana materi dapat dipelajari secara mandiri.
Contoh menerapkannya:
- Melalui kursus online berkaitan dengan manajemen proyek dengan platform LMS (Learning Management System)
- Video tutorial mengenai penggunaan software desain grafis
- Modul digital yang berkaitan dengan keamanan siber
Kelebihan:
- Lebih fleksibel
- Biaya yang dimiliki relatif cukup murah
- Dapat dilakukan pembelajaran secara berulang
Kekurangan:
- Kurang interaksi secara langsung
- Dibutuhkan media teknologi dan akses internet
- Membutuhkan kedisiplinan yang tinggi dari para peserta
Baca Juga: Off the Job Training: Arti, Manfaat, Kekurangan, dan Metodenya
4. Metode Kolaboratif
Metode kolaboratif merupakan metode yang melibatkan interaksi secara aktif antara peserta melalui diskusi kelompok, brainstorming, dan juga kerja tim.
Metode ini cocok digunakan sebagai pengembangan kemampuan interpersonal, di mana materi yang dimiliki membutuhkan kreativitas atau solusi bersama dan pelatihan dari lintas divisi.
Contoh menerapkannya:
- Diberikan melalui diskusi berkaitan dengan strategi pemasaran
- Brainstorming ide inovasi produk
- Kerja tim yang diberikan melalui simulasi pelayanan pelanggan
Kelebihan:
- Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kera tim
- Dapat mendorong peningkatan kreativitas
- Mendukung untuk berbagi pengalaman antar peserta
Kekurangan:
- Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kesepakatan
- Tidak efektif digunakan pada peserta yang pasif
- Sulit diterapkan untuk kelompok besar
5. Metode Mentoring dan Coaching
Metode yang terakhir adalah metode mentoring dan coaching.
Metode ini memiliki fokus dalam mengembangkan individu melalui bimbingan dari mentor atau pelatih profesional.
Metode ini cocok digunakan dalam pengembangan individu secara personal, jabatan, atau tugas yang dibutuhkan bimbingan insentif dan karyawan dengan potensi tinggi.
Contoh menerapkannya:
- Memberikan pendampingan auditor junior oleh auditor senior dalam audit keuangan
- Pelatihan berkaitan dengan kepemimpinan transformasional untuk para manajer
- Mentoring yang diberikan untuk guru baru oleh guru yang lebih profesional
Kelebihan:
- Dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan individu karyawan
- Umpan balik dapat diberikan secara langsung
- Dapat meningkatkan kepercayaan diri para peserta
Kekurangan:
- Membutuhkan mentor yang berkompetensi
- Memiliki biaya yang tinggi karena sifatnya individual
- Bergantung pada komitmen dari mentor dan mentee
Baca Juga: Talent Pipeline: Arti, Elemen Penting, Cara dan Tantangannya
Apa Saja Langkah-Langkah Melaksanakan Diklat?

Dalam melaksanakan diklat yang efektif dan efisien, ada 5 langkah penting yang perlu dilakukan yakni:
1. Pahami Kebutuhan
Pertama, Anda perlu memahami kebutuhan perusahaan Anda terhadap diklat .
Ini dapat dilakukan melalui analisis kebutuhan berkaitan dengan kompetensi yang perlu ditingkatkan, yang didapatkan berdasarkan evaluasi kinerja atau tujuan dari organisasi.
2. Buat Rencana
Setelah Anda memahami kebutuhan dari perusahaan Anda, selanjutnya buat rencana
Di sini Anda dapat menyusun tujuan, materi, jadwal, dan anggaran untuk diklat.
Baca Juga: Hiring Freeze: Penyebab, Dampak, dan Tips untuk Rekruter
3. Pelaksanaan
Ketiga, Anda sudah bisa mulai melaksanakan diklat.
Laksanakan diklat ini sesuai rencana dan pastikan setiap peserta aktif di dalam diklat.
4. Lakukan Evaluasi
Setelah diklat dapat terlaksana dengan baik, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan evaluasi.
Lakukan evaluasi berkaitan dengan efektivitas diklat, baik itu melalui proses ataupun hasil yang didapatkan.
5. Lakukan Tindak Lanjut
Terakhir adalah melakukan tindak lanjut.
Anda dapat memberikan pendampingan atau pelatihan lanjutan guna memastikan hasil diklat telah diterapkan ke dalam pekerjaan sehari-hari.
Baca Juga: Surat Perintah Tugas: Komponen, Contoh, dan Templatenya
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu diklat yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa apa itu diklat merupakan istilah yang digunakan untuk program pelatihan karyawan yang bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan adaptasi terhadap perubahan yang ada.
Perusahaan harus dapat memilih jenis, metode, dan juga langkah-langkah yang tepat agar diklat yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien untuk peningkatan keterampilan karyawan.
Untuk mendukung efektivitas dan efisiensi diklat ini, perusahaan dapat memberikan dukungan melalui pengelolaan karyawan terbaik.
Gunakan software absensi dari GajiHub sebagai dukungan pengelolaan karyawan terbaik bagi perusahaan Anda.
GajiHub merupakan software absensi terbaik yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Apa Itu Diklat: Tujuan, Jenis, dan Pelaksanaannya - 19 November 2025
- SEO Specialist: Tugas, Gaji, dan Jenjang Kariernya - 19 November 2025
- Profesi Aktuaris: Pengertian, Tugas, dan Cara Menjadi - 18 November 2025