Di dalam dunia penggajian, terdapat fenomena pergeseran upah yang terjadi di luar kesepakatan formal yang dikenal dengan istilah wage drift.
Memang, wage drift dapat memberikan fleksibilitas upah dan dapat memberikan penyesuaian yang cepat terhadap perubahan ekonomi, namun ini juga dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pekerja hingga berpengaruh pada kesejahteraan mereka.
Sebagai HRD, penting bagi Anda untuk memahami wage drift atau pergeseran upah ini karena dapat berpengaruh pada biaya tenaga kerja, perencanaan anggaran, hingga hubungan industrial yang ada di tempat kerja.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai wage drift mulai dari pengertiannya, mengapa dapat terjadi, kelebihan dan kekurangannya, hingga dampaknya.
Anda dapat membaca penjelasan lengkapnya hanya di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Wage Drift?

Wage drift atau pergeseran upah merupakan perbedaan upah dasar yang seharusnya dibayarkan sesuai perjanjian kerja dengan yang sebenarnya diterima pada akhir periode penggajian.
Di sini artinya karyawan mendapatkan total kompensasi yang lebih tinggi dari yang sebelumnya telah dinegosiasikan karena adanya faktor-faktor tertentu seperti lembur atau bonus.
Istilah pergeseran upah ini mengacu pada perbedaan upah dasar karyawan dengan total kompensasi yang didapatkan.
Ini merupakan selisih antara upah yang dijanjikan dengan upah yang benar-benar diterima oleh karena setelah adanya pertimbangan elemen-elemen tambahan yang ada di dalam kompensasi mereka.

Baca Juga: Earned Wage Access: Cara Kerja dan Cara Menghitungnya
Mengapa Wage Drift Dapat Terjadi?

Ada 3 penyebab utama yang membuat pergeseran upah ini dapat terjadi, yakni:
1. Lembur Karyawan
Penyebab pertama mengapa pergeseran upah dapat terjadi adalah karena adanya lembur karyawan.
Ketika karyawan bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya, maka pekerjaan mereka akan dihitung sebagai lembur.
Dari lembur yang dilakukan ini, mereka akan diberikan upah 1,5 kali lipat dari upah reguler yang biasa diterima.
2. Insentif dari Perusahaan
Ketika perusahaan memberikan insentif atau bonus kepada karyawan, maka akan terjadi pergeseran upah.
Insentif ini biasanya diberikan ketika tim atau individu karyawan mencapai target tertentu.
Di dalam konteks pergeseran upah, insentif diberikan ketika perusahaan berhasil memenuhi permintaan dari pelanggan dengan jumlah tenaga kerja yang masih terbatas.
Baca Juga: Kalkulator Lembur 6 Hari Gratis dan Cara Menghitungnya
3. Adanya Tanggung Jawab Tambahan
Tanggung jawab tambahan diberikan kepada karyawan untuk menggantikan rekan kerja yang sedang sakit atau ada keperluan yang harus meninggalkan perusahaan.
Karyawan ini akan memegang tanggung jawab tersebut hingga peran sebelumnya dapat terisi kembali.
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi karyawan tersebut, perusahaan akan memberikan kompensasi tambahan dan membuat karyawan mendapatkan peningkatan upah dari yang seharusnya diterima.
Baca Juga: Kalkulator Lembur 5 Hari Gratis dan Cara Menghitungnya
Apa Kelebihan Wage Drift?

Jika dilihat dari sisi karyawan, pergeseran upah ini dapat memberikan keuntungan secara signifikan.
Karyawan melalui pergeseran upah ini berkesempatan meningkatkan penghasilan mereka lebih dari penghasilan yang seharusnya diterima.
Jika awalnya karyawan hanya mendapatkan upah UMR, dengan adanya pergeseran upah ini mereka bisa mendapatkan upah di atas UMR.
Sedangkan dari sisi perusahaan, melalui pergeseran upah ini, perusahaan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang nantinya dapat mendorong peningkatan produktivitas.
Untuk lebih lengkapnya, berikut kelebihan yang bisa didapatkan perusahaan dari adanya pergeseran upah ini:
- Target dan permintaan dari customer dapat mudah dicapai karena meningkatnya motivasi karyawan yang berdampak pada efisiensi pekerjaan.
- Perusahaan tidak perlu merekrut karyawan baru untuk penambahan jam kerja sehingga dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen karyawan.
- Dengan membayarkan upah tambahan kepada karyawan yang telah ada, maka perusahaan dapat menjaga stabilitas tim kerja dan juga menghindari terjadinya potensi gangguan yang terjadi karena pergantian personel.
Dengan memberikan insentif kepada karyawan melalui wage drift ini, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk semakin meningkatkan semangat dalam bekerja di mana nantinya dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang positif yang membuat karyawan semakin loyal terhadap perusahaan.
Baca Juga: 9 Tips Agar Tidak Lembur Paling Efektif dan Efisien
Apa Kekurangan dari Wage Drift?
Meski begitu, dengan adanya pergeseran upah juga memberikan kekurangan baik dari sisi karyawan atau perusahaan.
Dari sisi karyawan pergeseran upah memberikan kekurangan yakni meningkatkan kelelahan dalam bekerja.
Dengan adanya pergeseran upah ini, karyawan bekerja lebih keras sehingga sering kali melebihi batas kemampuan bekerja di situasi normal.
Ini pada akhirnya dapat mengakibatkan kelelahan dan meningkatkan risiko gangguan keseharan.
Selain itu, ketika karyawan harus bekerja lembur, maka mereka akan terkendala dalam melakukan aktivitas di luar pekerjaan dan istirahat, termasuk hilangnya work life balance.
Sedangkan bagi perusahaan, wage drift membuat perusahaan sulit menentukan upah yang tepat bagi karyawan.
Situasi ini juga mengakibatkan terjadinya inflasi jika meningkatkan pendapatan tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas karyawan.
Bahkan dalam sejarah, wage drift pernah memicu terjadi inflasi yang tinggi di Inggris pada tahun 1960-an, di mana akhirnya memberikan dampak yang signifikan pada kerugian ekonomi di negara tersebut.
Jadi penting bagi perusahaan untuk menggunakan sistem pergeseran upah yang disesuaikan dengan perhitungan yang matang dan rinci.
Ini dilakukan agar terciptanya keseimbangan antara peningkatan pendapatan dan produktivitas secara hati-hati.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Sistem Upah dan Cara Menghitungnya
Apakah Wage Drift Dapat Dihilangkan?
Jawabannya adalah dapat dihilangkan, yakni dengan memperkuat struktur kebijakan upah minimum dan melakukan upaya yang dapat menghindari praktik yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.
Kesuksesan dalam menghilangkan pergeseran upah ini sangat dipengaruhi oleh transparansi dalam tingkat operasional, di mana kuncinya ada pada kerja sama antara perusahaan dengan organisasi pekerja.
Tanpa adanya dukungan secara menyeluruh, mengatasi pergeseran upah ini akan sulit untuk dicapai, khususnya ketika di Indonesia yang memiliki aturan hukum yang jelas.
Misalnya, sejak UU Cipta Kerja disahkan telah terjadi dampak pada dinamika upah.
Memang, UU Cipta Kerja ini memberikan fleksibilitas kepada investor, namun juga memberikan tekanan yang signifikan di kalangan pekerja.
Ketika terjadi pelanggaran upah, perusahaan yang melanggar kewajiban pembayaran upah lembur sesuai aturan yang ada akan dikenakan sanksi pidana.
Pidananya untuk pelanggaran ini adalah kurungan minimal selama 1 bulan hingga 12 bulan atau denda mulai dari Rp10 juta hingga Rp100 juta.
Baca Juga: Kalkulator Perhitungan Lembur Karyawan, Rumus, dan Cara Hitung
Contoh Kasus dalam Wage Drift

Untuk memudahkan Anda dalam memahami pergeseran upah, berikut contoh kasusnya untuk Anda:
1. Contoh Kasus pada Pabrik Manufaktur
Ari yang bekerja di perusahaan manufaktur mendapatkan gaji pokok untuk bidang operator mesin sebesar Rp5 juta per bulan.
Karena adanya peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, maka Ari harus bekerja lembur setiap minggu.
Untuk memberikan motivasi kepada karyawan, perusahaan juga memberikan bonus produktivitas sebesar Rp500 ribu bagi karyawan yang berhasil memenuhi target.
Dari sini, penghasilan Ari yang dibawa pulang adalah Rp7.000.000 meningkat 40% dari upah pokok.
Baca Juga: Perhitungan Lembur Depnaker: Ini Aturan dan Cara Hitungnya
2. Contoh pada Perusahaan Startup
Tio bekerja sebagai web developer di perusahaan startup berbasis teknologi digital dan mendapatkan gaji Rp10 juta per bulan.
Dengan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja, perusahaan memberikan tunjangan retention sebesar Rp1 juta agar karyawan tetap bekerja di perusahaan.
Selain itu, untuk setiap proyek yang selesai, developer juga mendapatkan bonus Rp2 juta.
Dari tunjangan dan bonus yang didapatkan, maka Tio mendapatkan gaji sebesar Rp13.000.000 meningkat 30% dari gaji pokok.
Baca Juga: UU Cipta Kerja Tentang Lembur: Ini Ketentuannya
Tips Mengelola Wage Drift dengan Tepat
Berikut tips dalam mengelola wage drift dengan tepat:
1. Gunakan Sistem Payroll Otomatis
Tips pertama adalah dengan menggunakan sistem payroll otomatis.
Sistem payroll otomatis ini akan memudahkan Anda dalam menghitung wage drift, mulai dari perhitungan lembur hingga insentif lainnya.
Dengan cara ini Anda tidak perlu khawatir terjadi kesalahan dalam perhitungannya karena semuanya dilakukan secara tepat.
GajiHub menjadi rekomendasi software payroll otomatis yang memudahkan perhitungan penggajian karyawan tanpa khawatir terjadi kesalahan.
Klik tautan ini untuk mendapatkan informasi lengkapnya mengenai GajiHub.
2. Buat Kebijakan Insentif yang Seimbang
Kedua, buatlah kebijakan insentif yang seimbang.
Maksudnya adalah buat insentif ini sesuai dengan peningkatan produktivitas karyawan, bukan hanya dari jam kerja karyawan.
Cara ini akan membuat insentif yang diterima karyawan sesuai dengan kinerja yang telah mereka berikan.
Baca Juga: Sistem Upah Premi: Pengertian dan Cara Menerapkan
3. Lakukan Analisis Upah secara Berkala
Ketiga, jangan lupa untuk melakukan analisis upah secara berkala.
Anda dapat memantau upah pokok karyawan dengan take home pay yang didapatkan karyawan.
Jika terdapat selisih yang besar di dalamnya, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi.
4. Berikan Transparansi
Jangan lupa untuk memberikan transparansi kepada karyawan apa saja komponen yang ada di dalam upah mereka.
Anda dapat memberikan transparansi ini melalui slip gaji karyawan.
5. Buat Perencanaan Anggaran secara Akurat
Terakhir, pastikan perusahaan Anda membuat perencanaan anggaran secara akurat.
Buatlah anggaran secara realistis khususnya untuk pemberian gaji karyawan agar tidak terjadi pembengkakan biaya tenaga kerja.
Baca Juga: Pengertian Insentif Karyawan, Contoh, Tips, dan Bedanya dengan Tunjangan
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai wage drift yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa wage drift atau pergeseran upah merupakan perbedaan upah yang seharusnya didapatkan dalam perjanjian kerja dengan upah yang diterima oleh karyawan.
Ini terjadi karena beberapa faktor, seperti adanya upah lembur karyawan hingga pemberian insentif kepada karyawan.
Agar perusahaan dapat mengelola wage drift ini secara tepat, penting bagi perusahaan Anda untuk mengelola penggajian secara tepat.
Gunakan software payroll dari GajiHub untuk mendukung kemudahan pengelolaan penggajian karyawan.
GajiHub merupakan software payroll yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan penggajian karyawan, mulai dari perhitungan gaji hingga membuat slip gaji.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Wage Drift: Pengertian, Contoh, dan Tipsnya - 17 October 2025
- Tantiem Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Perhitungannya - 17 October 2025
- Tunjangan Melahirkan: Aturan dan Prosedurnya - 17 October 2025