Eysenck Personality Inventory: Arti, Kelebihan, dan Contoh Soal

Eysenck Personality Inventory banner

Setiap individu memiliki kepribadian masing-masing yang dapat mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memahami hal tersebut, terdapat teori yang banyak digunakan orang, yakni Eysenck Personality Inventory (EPI).

Dalam teori tersebut, Hans Eysenck mengungkapkan bahwa kepribadian manusia dapat dikategorian berdasarkan dimensi ekstraversi, neorotisisme, dan psikotisme.

EPI dirancang untuk menilai tingkat ekstraversi, yang mencerminkan seberapa sosial dan percaya diri seseorang, serta neurotisisme, yang mengukur tingkat kecemasan dan ketidakstabilan emosional seseorang.

Dengan kombinasi ini, EPI memberikan gambaran yang lebih objektif tentang karakter setiap individu.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa yang dimaksud dengan Eysenck Personality Inventory, kelebihan dan kekurangan, dimensi, dan contoh-contoh soalnya.

Apa yang Dimaksud dengan Eysenck Personality Inventory?

Eysenck Personality Inventory 1

Dalam buku yang berjudul Manual of the Eysenck Personality Inventory, disebutkan bahwa​
Eysenck Personality Inventory (EPI) adalah alat tes kepribadian yang dikembangkan dari Maudsley Personality Inventory (MPI) oleh Hans Eysenck pada tahun 1959.

Tes ini dirancang untuk mengukur dua aspek utama kepribadian, yaitu ekstraversi (seberapa sosial dan aktif seseorang) serta neurotisisme (seberapa mudah seseorang merasa cemas atau stres).

Dibandingkan dengan versi sebelumnya (MPI), EPI mengalami beberapa perbaikan yang membuatnya lebih mudah digunakan.

Misalnya, pertanyaannya telah disederhanakan agar lebih mudah dipahami oleh berbagai kalangan, termasuk mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Selain itu, EPI juga memiliki fitur tambahan seperti skala kebohongan, yang membantu mengidentifikasi jawaban yang mungkin diberikan hanya untuk terlihat baik di mata orang lain.

Tes ini juga lebih andal dalam memberikan hasil yang konsisten jika digunakan kembali dalam jangka waktu tertentu.

Karena kelebihannya ini, EPI banyak digunakan dalam penelitian psikologi serta sebagai alat bantu untuk memahami kepribadian seseorang dengan lebih akurat.

Baca Juga: Caliper Profile Test: Fungsi, Hal yang Diukur, dan Contoh Soal

Bagaimana Pembagian Kepribadian dalam Eysenck Personality Inventory?

Eysenck Personality Inventory 2

Teori kepribadian Eysenck membagi kepribadian manusia menjadi tiga dimensi utama, yaitu ekstroversi/introversi, neurotisme/stabilitas, dan psikotisme/normalitas.

Teori ini menekankan bahwa kepribadian tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga oleh faktor biologis seperti sistem saraf dan hormon.

Berikut penjelasan mengenai tiga dimensi utama dalam Eysenck Personality Inventory:

1. Teori Ekstroversi dan Introversi

Menurut Eysenck, ekstroversi dan introversi dipengaruhi oleh tingkat rangsangan dalam sistem saraf otonom (ANS).

Ekstrovert cenderung sosial, aktif, ceria, dan suka mencari pengalaman baru.

Mereka memiliki tingkat rangsangan otak yang lebih rendah sehingga membutuhkan lebih banyak stimulasi dari luar, seperti berinteraksi dengan orang lain atau melakukan aktivitas yang menantang.

Sementara introvert lebih suka kesendirian, reflektif, tenang, dan tidak terlalu menyukai stimulasi eksternal.

Mereka memiliki tingkat rangsangan otak yang lebih tinggi, sehingga cenderung menghindari situasi yang terlalu ramai atau bising.

Contohnya, seseorang yang ekstrovert lebih suka bekerja dalam tim, menghadiri pesta, dan berbicara dengan banyak orang.

Sementara itu, introvert lebih nyaman bekerja sendiri dan menghabiskan waktu dengan hobi yang tenang seperti membaca atau menulis.

Eysenck percaya bahwa perbedaan ini bersifat biologis, bukan hanya karena kebiasaan atau pengaruh lingkungan.

Baca Juga: 10 Pekerjaan untuk Ekstrovert Paling Tepat untuk Anda

2. Teori Neurotisme dan Stabilitas Emosional

Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi stres dan mengatur emosinya.

Neurotisme tinggi ditandai dengan mudah cemas, khawatir, moody, dan sensitif terhadap stres.

Orang dengan neurotisme tinggi lebih mudah merasa gelisah atau panik dalam situasi sulit.

Sementara stabilitas emosional mencerminkan ketenangan, kepercayaan diri, dan ketahanan terhadap stres.

Orang yang stabil secara emosional cenderung tetap tenang dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah terbawa perasaan.

Misalnya, dalam situasi berbicara di depan umum:

  • Orang dengan neurotisme tinggi mungkin mengalami ketakutan berlebihan, gugup, dan bahkan panik sebelum dan selama berbicara.
  • Orang dengan stabilitas emosional bisa mengelola stres dengan baik, tetap fokus, dan percaya diri meskipun merasa gugup.

Eysenck mengaitkan neurotisme dengan respons sympathetic nervous system (SNS), yaitu bagian otak yang mengatur reaksi “fight or flight” (melawan atau kabur).

Orang dengan neurotisme tinggi memiliki SNS yang lebih aktif, sehingga lebih mudah merasa cemas dan stres.

Baca Juga: Manajemen Stres Kerja: Pengertian, Teknik, dan Cara Mengatasi

gajihub 1

3. Teori Psikotisme dan Normalitas

Dimensi ketiga dalam teori Eysenck adalah psikotisme/normalitas, yang berkaitan dengan sifat sosial dan perilaku seseorang.

Psikotisme tinggi dikaitkan dengan kurangnya empati, sifat agresif, egois, dan cenderung menyendiri.

Individu dengan skor tinggi dalam psikotisme sering kali memiliki kecenderungan antisosial dan kurang peduli terhadap norma sosial.

Di sisi lain, normalitas tinggi menunjukkan sifat empati, kerja sama, dan kepatuhan terhadap norma sosial.

Orang yang tinggi dalam normalitas lebih peduli pada orang lain, ramah, dan suka membantu.

Contoh perbedaan antara psikotisme dan normalitas dalam kehidupan sehari-hari:

Psikotismenormalitas
Tidak memiliki empatiPeduli dan memahami perasaan orang lain
Agresif dan suka konflikRamah dan mudah bergaul
Cenderung menyendiriSuka bersosialisasi
Melanggar aturan sosialMenghormati norma yang berlaku

Menurut Eysenck, tingkat psikotisme seseorang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Selain itu, faktor biologis seperti hormon testosteron, juga berperan dalam meningkatkan agresivitas dan sifat impulsif.

Namun, lingkungan seperti pola asuh dan pengalaman hidup juga dapat membentuk karakter seseorang.

Psikotisme dan normalitas berada dalam spektrum, artinya tidak ada individu yang sepenuhnya psikotik atau sepenuhnya normal.

Setiap orang memiliki kombinasi sifat yang unik tergantung pada faktor biologis dan pengalaman hidupnya.

Baca Juga: DiSC Test: Arti, Manfaat, Jenis Kepribadian, dan Contoh Soalnya

Apa Kelebihan dan Kekurangan Eysenck Personality Inventory?

Eysenck Personality Inventory 3

EPI merupakan alat yang bermanfaat dalam memahami kepribadian seseorang secara ilmiah.

Tes ini memiliki keunggulan dalam melihat kepribadian sebagai spektrum, menggunakan analisis faktor, dan memiliki indikator kejujuran.

Namun, tes ini juga memiliki keterbatasan, seperti bergantung pada pemahaman diri individu, rentan terhadap manipulasi jawaban, serta dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.

Berikut penjelasan selengkapnya.

Kelebihan EPI

1. Berdasarkan teori psikologi yang kuat

EPI mengacu pada teori psikologi sebelumnya, seperti yang dikembangkan oleh Carl Jung, dengan menghubungkan kepribadian dengan faktor fisiologis atau biologis.

2. Melihat kepribadian sebagai spektrum

Tes ini tidak menggolongkan orang dalam kategori ekstrem, melainkan melihat kepribadian sebagai suatu spektrum.

Artinya, setiap orang memiliki ciri-ciri kepribadian yang bisa berubah dan berkembang.

3. Mengakui keberagaman kepribadian

Dalam model ini, tidak ada kepribadian yang dianggap “baik” atau “buruk.”

Setiap tipe kepribadian hanya menunjukkan perbedaan cara seseorang bertindak dan berperilaku, bukan sesuatu yang harus dinilai secara moral.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Website Test Kepribadian Online dan Tipsnya

4. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam analisis kepribadian

EPI menggunakan analisis faktor, yaitu metode statistik yang membantu menemukan pola dalam kepribadian seseorang.

Hal ini membuat hasilnya lebih akurat dibandingkan tes yang hanya mengandalkan observasi subjektif.

5. Memiliki indikator kejujuran dalam jawaban

Tes ini memiliki fitur untuk mendeteksi apakah seseorang menjawab dengan jujur atau hanya memberikan jawaban yang terlihat “baik.”

Hal ini membantu memastikan hasil yang lebih objektif.

Baca Juga: Knowledge, Skill, Attitude Teori: Arti Sejarah, dan Manfaatnya

Eysenck Personality Inventory 4

Kekurangan EPI

1. Bergantung pada pemahaman diri individu

Tes ini mengandalkan jawaban dari individu yang mungkin tidak sepenuhnya memahami diri mereka sendiri atau tidak mampu merefleksikan perasaan dan pikirannya dengan akurat.

2. Rentan terhadap manipulasi jawaban

Karena tes ini berbentuk self-report (laporan diri), seseorang bisa saja dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur, baik untuk terlihat lebih baik maupun untuk mendapatkan perhatian atau simpati dari orang lain.

3. Dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya

Hasil tes bisa terdistorsi oleh pengaruh sosial, seperti tekanan untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan norma atau harapan masyarakat.

Hal ini disebut efek “fasad,” di mana seseorang berusaha tampil sesuai dengan citra tertentu.

4. Hasil dapat berubah seiring waktu

Kepribadian seseorang tidak selalu tetap dan bisa berubah seiring waktu karena pengalaman hidup, perubahan lingkungan, atau perkembangan emosional.

Hal ini membuat hasil tes tidak selalu stabil dalam jangka panjang.

Baca Juga: Tes MBTI: Manfaat dan Kekurangan, Cotoh Soal, dan Caranya

Bagaimana Contoh Soal Eysenck Personality Inventory?

EPI test 5

EPI terdiri dari beberapa pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan “Ya” atau “Tidak”.

Dari jumlah tersebut terdapat berbagai pertanyaan yang mengukur:

  • Ekstraversi (seberapa sosial dan aktif seseorang).
  • Neurotisme (seberapa sering seseorang merasa cemas atau tidak stabil secara emosional).
  • Skala kebohongan, yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang menjawab dengan jujur atau berusaha memberikan kesan baik.

Berikut beberapa contoh soal EPI:

  1. Apakah Anda termasuk orang yang banyak bicara?
  2. Apakah Anda senang bertemu orang baru?
  3. Apakah Anda suka menceritakan lelucon dan cerita lucu kepada teman-teman Anda?
  4. Apakah Anda bisa menghidupkan suasana di pesta yang membosankan?
  5. Apakah Anda suka pergi keluar rumah?
  6. Apakah Anda lebih suka membaca daripada bertemu orang?
  7. Apakah Anda biasanya mengambil inisiatif dalam berteman?
  8. Apakah Anda lebih suka menyendiri di acara sosial?
  9. Bisakah Anda menikmati diri sendiri di pesta yang meriah?
  10. Apakah Anda memiliki banyak teman?
  11. Apakah Anda suka suasana yang ramai dan penuh aktivitas?
  12. Apakah Anda lebih sering diam saat bersama orang lain?
  13. Apakah Anda lebih suka hidup bebas daripada mengikuti aturan?
  14. Apakah Anda sering merasa bosan atau tidak bersemangat?
  15. Apakah Anda sering mengambil lebih banyak pekerjaan daripada yang bisa Anda tangani?
  16. Apakah Anda sering menunda pekerjaan?
  17. Apakah orang lain menganggap Anda sangat bersemangat?
  18. Apakah Anda suka melakukan aktivitas yang membutuhkan reaksi cepat?
  19. Bisakah Anda membuat suasana pesta menjadi lebih meriah?
  20. Apakah Anda lebih suka datang lebih awal ke suatu janji temu?
  21. Apakah Anda sering membuat keputusan secara spontan?
  22. Apakah Anda selalu bisa menjawab dengan cepat saat berbicara dengan orang lain?
  23. Apakah Anda biasanya berpikir sebelum bertindak? (dibalik)
  24. Apakah Anda ingin orang lain takut kepada Anda?
  25. Apakah Anda sering merasa gugup?
  26. Apakah Anda sering mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu?
  27. Apakah Anda mudah tersinggung?
  28. Apakah perasaan Anda mudah terluka?
  29. Apakah Anda sering merasa lemas dan lelah tanpa alasan?
  30. Apakah Anda sering mengkhawatirkan kejadian memalukan dalam hidup Anda?
  31. Apakah Anda sering mengalami kesulitan tidur?
  32. Apakah Anda sering merasa bosan atau tidak bersemangat?
  33. Apakah Anda sering merasa kesepian?
  34. Apakah Anda sering merasa hidup ini membosankan?
  35. Apakah Anda merasa tegang atau mudah cemas?
  36. Apakah Anda mengalami gangguan saraf?
  37. Apakah Anda sering merasa bersalah?
  38. Pernahkah Anda merasa sedih tanpa alasan yang jelas?
  39. Apakah Anda sering mengkhawatirkan kesehatan Anda?
  40. Apakah Anda sering mengkhawatirkan penampilan Anda?
  41. Apakah Anda sering cemas akan hal-hal buruk yang mungkin terjadi?
  42. Apakah Anda merasa terganggu jika ada kesalahan dalam pekerjaan Anda?
  43. Apakah Anda merasa memiliki musuh?
  44. Apakah Anda merasa terganggu jika melihat anak atau hewan menderita?
  45. Saat Anda marah, apakah Anda sulit mengendalikan emosi?
  46. Apakah Anda terkadang penuh energi, tapi di lain waktu sangat malas?
  47. Pernahkah Anda berharap untuk mati?
  48. Apakah Anda selalu berpikir sebelum bertindak?
  49. Pernahkah Anda mendapat pujian atas sesuatu yang sebenarnya dilakukan orang lain?
  50. Pernahkah Anda menyalahkan seseorang atas kesalahan yang sebenarnya Anda lakukan?
  51. Pernahkah Anda berbicara tentang sesuatu yang sebenarnya tidak Anda ketahui?
  52. Apakah Anda selalu melakukan apa yang Anda ajarkan kepada orang lain?
  53. Apakah semua kebiasaan Anda baik dan diinginkan?
  54. Pernahkah Anda curang dalam suatu permainan?
  55. Pernahkah Anda mengambil sesuatu yang bukan milik Anda?
  56. Apakah lebih baik mengikuti aturan masyarakat daripada menjalani hidup sesuai keinginan sendiri?
  57. Apakah Anda akan menghindari membayar pajak jika yakin tidak akan ketahuan?
EPI test 6

Cara Menggunakan EPI

EPI dapat digunakan oleh remaja dan orang dewasa, baik dalam konteks klinis (misalnya terapi dan konseling) maupun non-klinis (misalnya penelitian kepribadian).

Format Pengisian

Kuesioner ini berbasis laporan diri, di mana peserta menjawab “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kebiasaan dan perasaan mereka.

Durasi

Bisa diselesaikan dalam 10-15 menit, baik secara individu maupun berkelompok, dalam bentuk cetak atau digital.

Skoring

Jumlah jawaban “Ya” dihitung sesuai dengan skala yang diukur.

Interpretasi Skor

  • Skor tinggi pada Ekstraversi → Menunjukkan kepribadian yang ramah, aktif, dan suka bergaul.
  • Skor rendah pada Ekstraversi → Cenderung lebih introvert dan menikmati waktu sendiri.
  • Skor tinggi pada Neurotisme → Menunjukkan tingkat kecemasan dan ketidakstabilan emosional yang lebih tinggi.
  • Skor rendah pada Neurotisme → Menunjukkan ketenangan dan kestabilan emosional.
  • Skor tinggi pada Skala Kebohongan → Bisa mengindikasikan bahwa peserta berusaha memberikan jawaban yang dianggap “baik” secara sosial, bukan jawaban yang sebenarnya.

Dengan memahami skor ini, seseorang bisa mendapatkan gambaran umum tentang kepribadian mereka.

Hasilnya dapat digunakan untuk pengembangan diri, bimbingan karier, dan bahkan intervensi kesehatan mental.

Baca Juga: Kraepelin Test: Pengertian, Tujuan, dan Cara Mengerjakannya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa Eysenck’s Personality Inventory (EPI) adalah tes kepribadian yang dikembangkan oleh Hans Eysenck.

Hasil dari tes EPI dapat memberikan wawasan tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, bagaimana mereka menangani stres, serta seberapa jujur mereka dalam memberikan jawaban.

Tes ini sering digunakan dalam psikologi kepribadian dan penelitian untuk memahami karakter individu secara lebih objektif.

Nah, bagi tim HR yang ingin menggunakan tes EPI atau tes lainnya sebagai bagian dari proses rekrutmen atau penilaian karyawan, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan software absensi dari GajiHub.

Melalui software ini, Anda dapat lebih fokus dalam pelaksanaan tes EPI, sementara urusan administrasi seperti presensi dan pengelolaan jadwal karyawan dapat Anda serahkan kepada GajiHub.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *