14 Strategi Talent Retention dan Pentingnya bagi Perusahaan

strategi talent retention banner

Strategi talent retention bukan hanya sekadar mempertahankan staf, tetapi juga membangun budaya loyalitas, mendukung perkembangan karier, dan mendorong kemajuan organisasi.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, perusahaan tidak cukup hanya dengan menawarkan gaji dan tunjangan kompetitif.

Lebih dari itu, organisasi perlu menciptakan budaya kerja yang suportif dan inklusif, di mana karyawan merasa dihargai dan terlibat.

Artinya, Anda perlu menyediakan peluang untuk berkembang, memastikan kontribusi karyawan memberikan dampak nyata, serta membangun komuinkasi yang baik di lingkungan kerja.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas berbagai macam strategi talent retention dan pentingnya bagi perusahaan.

Apa yang Dimaksud Strategi Talent Retention?

strategi talent retention 1

Strategi talent retention adalah langkah-langkah yang diterapkan perusahaan untuk mengurangi turnover dan mempertahankan karyawan dalam jangka panjang.

Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan work engagement atau kepuasan kerja, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, serta memberikan peluang pengembangan karier agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi.

Salah satu tanda awal karyawan berisiko keluar adalah rendahnya keterlibatan mereka dalam pekerjaan.

Menurut Workday, tanda-tanda seorang karyawan ingin resign bisa muncul hingga 9 bulan sebeklumnya.

Angka tersebut sering terlihat dari tingkat keterlibatan mereka.

Dengan mengenali tanda-tanda ini lebih awal, perusahaan dapat mengambil langkah untuk mencegah kehilangan karyawan dan membangun tim yang lebih loyal serta produktif.

Baca Juga: Employee Relation: Manfaat, Contoh, dan Tips Terbaiknya

Mengapa Strategi Talent Retention Penting?

strategi talent retention 3

Setiap perusahaan perlu melakukan strategi talent retention untuk mencegah kerugian perusahaan, baik dari segi biaya maupun operasional.

Saat karyawan berpengalaman keluar, perusahaan harus mengeluarkan biaya besar untuk mencari, merekrut, dan melatih penggantinya.

Selain itu, kehilangan karyawan juga bisa menghambat proyek, mengganggu dinamika tim, dan menurunkan produktivitas.

Manfaat strategi retensi karyawan yang efektif antara lain:

Dengan perubahan cara kerja dan munculnya generasi muda yang lebih melek digital, perusahaan perlu terus menyesuaikan strategi retensinya agar karyawan tetap merasa nyaman, dihargai, dan termotivasi untuk bertahan lebih lama.

Baca Juga: 13 Penyebab Turnover Karyawan Tinggi dan Cara Mengatasinya

Apa Alasan Karyawan Melakukan Resign?

strategi talent retention 4

Dengan memahami alasan karyawan resign, Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk mempertahankan mereka.

Salah satu cara memahami penyebab resign adalah dengan melakukan exit interview.

Faktor Utama Karyawan Resign

Selain alasan gaji dan jenjang karier, berikut beberapa faktor lain yang kerap mereka sebutkan:

1. Pelecehan dan pelanggaran di tempat kerja

Menurut laporan Workplace Harassment and Misconduct Insights 2023, 30% karyawan yang mengalami pelecehan atau pelanggaran memilih untuk resign, dibandingkan hanya 11% yang tidak mengalaminya.

Selain itu, 57% karyawan menganggap pelecehan sebagai faktor utama dalam keputusan mereka untuk keluar.

2. Lingkungan kerja yang toxic

Jika budaya kerja di perusahaan tidak sehat, misalnya banyak konflik atau manajemen tidak peduli dengan kesejahteraan karyawan, mereka akan merasa stres dan tidak nyaman.

Akhirnya, mereka lebih memilih mencari lingkungan kerja yang lebih baik.

3. Keluhan karyawan yang tidak ditangani dengan baik

Jika perusahaan tidak menindaklanjuti masalah yang dilaporkan, karyawan akan merasa diabaikan.

Hanya 22% karyawan yang mau merekomendasikan perusahaannya jika mereka mengalami pelecehan di tempat kerja.

Angka ini turun menjadi 12% jika mereka tidak melaporkan masalahnya dan hanya 7% jika laporan mereka tidak ditindaklanjuti.

Sebaliknya, jika masalah karyawan ditangani dengan baik, angka rekomendasi naik hingga 56%.

Baca Juga: Pelecehan Verbal di Kantor: Bentuk, dan Cara Mencegahnya

gajihub 1

Alasan Umum Karyawan Resign

Selain faktor-faktor di atas, berikut sejulah alasan umum karyawan resign:

1. Kurangnya kesempatan berkembang

Karyawan ingin berkembang dan naik jabatan.

Jika mereka merasa tidak ada peluang karier di perusahaan, mereka akan mencari pekerjaan lain yang menawarkan masa depan lebih jelas.

2. Manajemen yang buruk

Banyak karyawan resign bukan karena perusahaannya, tapi karena atasan mereka.

Jika manajer tidak memberikan arahan, dukungan, atau apresiasi, karyawan akan mencari pemimpin yang lebih baik di tempat lain.

3. Work-life balance yang buruk

Karyawan juga butuh waktu untuk keluarga, istirahat, dan aktivitas pribadi.

Jika pekerjaan terlalu menyita waktu dan menyebabkan burnout, mereka cenderung mencari pekerjaan yang lebih fleksibel.

Baca Juga: Work Life Balance: Definisi dan Tips Mencapainya

4. Kebijakan kerja remote atau hybrid yang tidak sesuai

Tidak semua karyawan ingin bekerja di kantor setiap hari.

Jika kebijakan perusahaan terlalu kaku dan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, karyawan bisa memilih resign dan pindah ke perusahaan yang lebih fleksibel.

5. Beban kerja berlebihan

Saat banyak karyawan resign, biasanya beban kerja akan meningkat bagi mereka yang masih bertahan.

Jika hal ini dibiarkan, mereka juga bisa ikut resign karena merasa kelelahan dan tidak dihargai.

6. Gaji dan tunjangan yang kurang kompetitif

Karyawan ingin merasa dihargai, salah satunya melalui gaji dan tunjangan yang sesuai.

Jika mereka merasa penghasilannya tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkan, mereka akan mencari pekerjaan lain yang memberikan kompensasi lebih baik.

Baca Juga: 3 Cara Menghitung Gaji Karyawan, Bisnis Wajib Tahu!

7. Kondisi perusahaan yang tidak stabil

Karyawan ingin bekerja di perusahaan yang punya masa depan jelas.

Apabila perusahaan mengalami masalah keuangan atau gagal mencapai target, karyawan bisa merasa tidak aman dan mencari tempat kerja yang lebih stabil.

Baca Juga: Downsizing Adalah? Ini Manfaat, Dampak, Cara Mengatasinya

Apa Saja Strategi Talent Retention?

strategi talent retention 5

Untuk mempertahankan karyawan, perusahaan perlu menerapkan strategi yang sesuai dengan tren dan kebutuhan dunia kerja saat ini.

Berikut beberapa cara efektif yang bisa dilakukan:

1. Bangun Hubungan di Luar Pekerjaan

Pandemi telah mengubah cara kita memandang keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Kini, penting bagi manajer untuk tidak hanya fokus pada kinerja, tetapi juga memahami kesejahteraan karyawan di luar pekerjaan.

Menurut Harvard Business Review, hanya 37% karyawan yang merasa perusahaannya benar-benar memahami kebutuhan pribadi dan keluarga mereka.

Oleh karena itu, perusahaan perlu lebih peduli terhadap aspek kehidupan karyawan di luar kantor.

2. Berikan Peluang Pengembangan Karier yang Jelas

Memberikan feedback rutin memang penting, tetapi karyawan juga butuh kejelasan mengenai masa depan mereka di perusahaan.

Jangan hanya fokus pada tugas harian, tetapi sediakan jalur pengembangan karier yang nyata.

Tawarkan pelatihan, promosi yang jelas, serta peluang kenaikan gaji dalam jangka waktu tertentu.

Dengan adanya prospek karier yang terarah, karyawan akan lebih termotivasi untuk bertahan.

3. Wujudkan Budaya Perusahaan yang Nyata

Banyak perusahaan mengklaim memiliki budaya kerja yang baik, tetapi tidak semua benar-benar menerapkannya.

Budaya perusahaan yang kuat harus terlihat dalam keseharian tim.

Pemimpin harus menjalankan nilai-nilai perusahaan secara konsisten, dan setiap karyawan harus merasa nyaman untuk saling mengingatkan ketika ada yang tidak sesuai dengan budaya kerja tersebut.

Jika budaya kerja benar-benar diterapkan, karyawan akan lebih produktif dan termotivasi tanpa perlu sering berganti tim.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan

4. Terapkan Sistem Talent Management

Talent management membantu perusahaan menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan terbaik.

Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk melacak dan menganalisis data guna meningkatkan employee engagement.

Perusahaan kecil yang memiliki keterbatasan sumber daya bisa memulainya dengan memperjelas jalur rotasi kerja atau mobilitas internal serta aktif menawarkan peluang bagi karyawan untuk mengambil peran yang lebih menantang.

Selain itu, melakukan stay interview dapat membantu HR dan manajer mengevaluasi efektivitas strategi pengembangan karyawan dan memastikan talenta terbaik tetap bertahan di perusahaan.

retensi karyawan 6

5. Buat Pekerjaan Lebih Bermakna

Jika karyawan mulai kehilangan semangat kerja, mungkin terdapat masalah yang lebih dalam.

Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari tahu penyebabnya dan memahami apa yang benar-benar memotivasi mereka.

Dengan begitu, perusahaan bisa mengambil langkah yang tepat, seperti memberikan pelatihan dan pengembangan dan lebih sering mengapresiasi pencapaian karyawan.

6. Gunakan Bantuan Pelatih atau Konsultan

Sebagai bagian dari tim, terkadang sulit melihat apa yang perlu diperbaiki dalam perusahaan.

Di sinilah bantuan dari pihak luar bisa sangat membantu.

Pelatih profesional dapat memberikan sudut pandang objektif tentang budaya kerja, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan membantu menyusun strategi yang lebih efektif.

Konsultan juga bisa berbagi pengalaman dari perusahaan lain serta memberikan saran terbaik agar perusahaan dapat menerapkan praktik yang lebih baik dalam meningkatkan keterlibatan karyawan.

Baca Juga: Group Mentoring: Arti, Manfaat, Hingga Tips Implementasinya

7. Berikan Kesempatan untuk Berkontribusi Secara Sosial

Tindakan nyata lebih berarti daripada sekadar kata-kata.

Tunjukkan kepedulian perusahaan dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial.

Banyak karyawan lebih memilih bekerja di perusahaan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Perusahaan dapat menyediakan program relawan, donasi ke badan amal, atau inisiatif keberlanjutan.

Selain meningkatkan kepuasan kerja, langkah ini juga membantu mengurangi tingkat turnover karyawan.

8. Libatkan Manajer Secara Aktif

Marcus Buckingham pernah berkata, “Orang meninggalkan manajer, bukan perusahaan.”

Hal ini menunjukkan bahwa peran manajer sangat berpengaruh terhadap keterlibatan karyawan.

Manajer, termasuk yang jarang berinteraksi langsung dengan tim, perlu menyadari dampaknya terhadap lingkungan kerja.

Menurut SHRM, selain diberikan alat dan sumber daya yang memadai, manajer juga harus bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat.

Manajer yang peduli dengan timnya dan memberikan feedback secara konsisten akan membantu meningkatkan keterlibatan dan retensi karyawan.

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

retensi karyawan 7

9. Hargai Waktu Karyawan

Apakah pertemuan ini benar-benar perlu, atau cukup melalui email?

Semua orang menghargai waktunya masing-masing, sehingga karyawan sering merasa frustrasi jika harus terlalu banyak meeting.

Menurut Forbes, 48% pemimpin HR menganggap durasi rapat yang terlalu panjang sebagai masalah utama, sementara 34% mengeluhkan kurangnya agenda yang jelas.

Dengan menjaga komunikasi tetap efisien dan tidak membuang waktu, perusahaan dapat menunjukkan rasa hormat terhadap tim dan menciptakan budaya kerja yang lebih produktif.

10. Tingkatkan Kerjasama Secara Efektif

Cara komunikasi dan kerja sama tim terus berkembang, terutama bagi pekerja jarak jauh.

Dengan adanya platform seperti Slack, karyawan kini bisa berkolaborasi kapan saja dan di mana saja.

Namun, semakin banyak saluran komunikasi juga meningkatkan risiko miskomunikasi.

Untuk mengatasinya, perusahaan bisa menerapkan sistem yang memastikan setiap orang merasa didengar, misalnya dengan menyediakan platform laporan anonim atau forum diskusi yang lebih terbuka.

Baca Juga: 15 Aplikasi Perkantoran untuk Meningkatkan Produktivitas

11. Buat Proses Feedback Karyawan yang Transparan

Penting untuk memiliki proses feedback yang jelas dan transparan.

Salah satu caranya adalah dengan menyediakan sistem pelaporan anonim, sehingga karyawan merasa aman menyampaikan keluhan atau saran tanpa takut mendapat konsekuensi negatif.

Dengan adanya saluran komunikasi yang terbuka, masalah bisa segera ditangani sebelum menjadi besar.

Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan dan kepercayaan karyawan, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.

12. Tindaklanjuti Keluhan Karyawan dengan Cepat

Menangani keluhan karyawan dengan cepat dan efektif sangat berpengaruh terhadap loyalitas mereka.

Pastikan ada proses yang jelas dan cepat untuk menyelesaikan masalah, serta lakukan tindak lanjut untuk memastikan solusi yang diberikan benar-benar efektif.

Respons yang cepat menunjukkan bahwa perusahaan peduli dan menghargai karyawan.

Baca Juga: 9 Cara Menanggapi Keluhan Karyawan dengan Baik

13. Gunakan Data untuk Mengetahui Penyebab Karyawan Bertahan atau Resign

Setiap perusahaan memiliki alasan berbeda mengapa karyawan bertahan atau memilih keluar.

Gunakan data untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh di perusahaan Anda.

Misalnya, bagi beberapa perusahaan, peluang pengembangan karier menjadi faktor utama, sementara bagi yang lain, masalahnya bisa berupa budaya kerja yang kurang sehat atau ketimpangan gaji.

Dengan memahami data ini, perusahaan bisa menyusun strategi yang lebih tepat untuk mempertahankan karyawan.

14. Bersikap Transparan dalam Menyelesaikan Masalah

Keterbukaan dalam menyelesaikan masalah sangat penting untuk membangun kepercayaan karyawan.

Jelaskan dengan jelas langkah-langkah yang diambil untuk menangani keluhan dan lakukan tindak lanjut untuk memastikan solusi yang diberikan efektif.

Ketika karyawan melihat bahwa perusahaan menangani masalah dengan adil dan transparan, mereka akan lebih merasa dihargai, lebih loyal, dan lebih mungkin merekomendasikan perusahaan kepada orang lain.

Baca Juga: Manajemen Konflik: Pengertian, Gaya, Manfaat, dan Strateginya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa strategi talent retention yang efektif berfokus pada menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, transparan, dan menghargai kontribusi karyawan.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan peluang pengembangan karier, pengakuan atas pencapaian, serta membangun budaya kerja yang inklusif dan suportif.

Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan manajer terlibat aktif dalam menjaga keterlibatan tim, menghormati waktu karyawan, serta memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi yang efisien.

Di samping menerapkan berbagai strategi di atas, perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan retensi karyawan.

Salah satu cara efektif adalah dengan menggunakan software HRIS seperti Gajihub, yang dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan efisien.

Melalui fitur employee self-service (ESS), karyawan dapat dengan mudah melakukan presensi, mengajukan cuti, dan izin langsung dari smartphone mereka.

Kemudahan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan kerja, tetapi juga membantu karyawan merasa lebih dihargai karena perusahaan memberikan fleksibilitas yang mereka butuhkan.

Selain itu, fitur timeline Gajihub memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pengumuman penting dan memberikan apresiasi kepada karyawan secara transparan.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *