Assessment for Learning: Prinsip & Cara Mengimplementasikannya

assessment for learning banner

Assessment for learning (AFL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang penting bagi para guru.

Pembelajaran ini dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan membantu para guru dalam menyusun strategi pengajaran.

Assessment for learning bukan hanya relevan di dunia pendidikan, tetapi juga dapat diterapkan di tempat kerja.

Di lingkungan profesional, metode pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan skill, produktivitas, dan performa karyawan melalui budaya feedback. 

Sama seperti di bidang pendidikan, AFL di tempat kerja bertujuan untuk memastikan bahwa individu dan tim berkembang ke arah yang diinginkan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu assessment for learning, manfaat, prinsip penting, dan cara menerapkannya.

 

Apa yang Dimaksud dengan Assessment for Learning?

assessment for learning 1

Assessment for learning adalah proses penilaian yang terjadi pada setiap tahap pembelajaran dengan tujuan memberikan feedback untuk meningkatkan kemampuan.

Dalam pendidikan, metode ini digunakan oleh para guru untuk menyesuaikan strategi pengajaran berdasarkan hasil penilaian siswa, sehingga dapat memastikan progress dan pencapaian mereka.

Sementara di tempat kerja, konsep ini dapat diterapkan melalui evaluasi rutin terhadap performa karyawan, baik secara individu maupun tim.

Misalnya, manajer dapat melakukan evaluasi mingguan atau mengadakan pelatihan berdasarkan feedback untuk mengembangkan kemampuan karyawan.

Proses ini membantu organisasi mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan, serta memberikan pelatihan atau dukungan yang sesuai.

Secara umum, AFL mencakup 2 jenis penilaian, yakni:

1. Penilaian formatif

Memberikan feedback berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Penilaian sumatif

Mengevaluasi hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran selesai.

Berbeda dengan assessment of learning, yang lebih sering berupa penilaian sumatif yang biasanya berbentuk ujian atau tes di akhir periode pembelajaran.

Baca Juga: Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya?

Bagaimana Sejarah Assessment for Learning?

assessment for learning 2

Pada tahun 1989, sekelompok peneliti pendidikan membentuk Assessment Reform Group.

Salah satu anggotanya, Caroline Gipps. Ialah yang memperkenalkan istilah Assessment for Learning pada tahun 1994.

Istilah ini menunjukkan hubungan antara Assessment of Learning (penilaian sumatif) dan Assessment for Learning (penilaian formatif).

Namun, konsep penilaian formatif dan sumatif sebenarnya sudah lebih dulu diperkenalkan oleh Michael Scriven pada tahun 1967.

Pada tahun 1998, Paul Black dan Dylan Wiliam, profesor dari Inggris, melakukan penelitian tentang praktik penilaian di berbagai sektor pendidikan.

Dalam publikasi mereka yang berjudul Inside the Black Box: Raising Standards Through Classroom Assessment, mereka menggambarkan ruang kelas sebagai “black box” yang dapat diamati input dan output-nya tanpa mengetahui apa yang terjadi di dalamnya.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan

Bagaimana Contoh Penerapan Strategi Assessment for Learning?

assessment for learning 3

Salah satu contoh penerapan assessmentn for learning adalah penggunaan kartu lampu lalu lintas.

Siswa memiliki kartu merah, kuning, dan hijau untuk menunjukkan tingkat pemahaman mereka.

Pada titik tertentu dalam pembelajaran, mereka dapat mengangkat kartu ini:

  • Merah = belum memahami.
  • Kuning = memahami sebagian.
  • Hijau = memahami dengan baik.

Strategi ini menjadi formatif ketika guru menggunakan metode pengajaran adaptif berdasarkan feedback dari siswa.

Meskipun strategi ini memberikan ukuran kepercayaan diri yang subjektif (karena siswa mungkin tidak selalu mampu menilai dirinya dengan akurat), strategi ini sangat efektif bila dikombinasikan dengan metode penilaian lainnya, seperti papan tulis mini.

Misalnya, jika seorang siswa menjawab salah di papan tulis mini tetapi mengangkat kartu hijau, ini menunjukkan bahwa siswa tersebut merasa percaya diri meskipun belum memahami konsepnya.

Dengan informasi ini, guru dapat memberikan dukungan tambahan.

Baca Juga: Feedforward Control, Apa Bedanya dengan Feedback?

Apa yang Membedakan Assessment for Learning dan Assessment of Learning?

assessment for learning 4

Selain AFL, juga terdapat metode assessment of learning. 

Jika assessment for learning adalah penilaian formatif yang dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung,  assessment of learning adalah penilaian sumatif formal yang dilakukan di akhir pembelajaran atau unit materi tertentu.

Tujuan asssessment for learning adalah memantau proses belajar siswa dan memberikan feedback  yang berkelanjutan.

Hal ini membantu guru untuk menyesuaikan metode pengajaran serta mendukung siswa agar lebih memahami materi.

Pendekatan ini dapat digambarkan dengan siklus sebanyak 3 langkah yang terus berulang.

Guru bisa menjawab tiga pertanyaan utama ini:

  • Apa yang sudah siswa ketahui?
  • Bagaimana cara saya mengetahui bahwa mereka benar-benar mengetahuinya?
  • Apa yang bisa saya lakukan selanjutnya untuk membantu mereka lebih memahami materi?

Sebaliknya, tujuan dari assessment of learning adalah mengevaluasi apa yang telah dipelajari siswa di akhir pembelajaran dengan membandingkan hasil mereka dengan standar tertentu.

Baca Juga: Strategi Pembelajaran Organisasi untuk Kesuksesan Perusahaan

Apakah Assessment for Learning itu Penting?

assessment for learning 5

Ya, penting. Assessment for learning membantu guru menyesuaikan strategi strategi pengajaran agar lebih efektif.

Selain itu, pendekatan ini juga mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka.

Penelitian dari Education Endowment Foundation (EEF) menunjukkan bahwa siswa yang diberikan contoh penilaian diri yang terstruktur dan jelas mampu lebih mudah mengenali kesalahan mereka.

Hal ini memungkinkan mereka untuk merevisi, memperbaiki, dan meningkatkan hasil kerja mereka.

Pada akhirnya, metode tersebut meningkatkan rasa percaya diri siswa serta pencapaian mereka dalam proses pembelajaran.

Baca Juga: Contoh Evaluasi Kinerja Karyawan dan Tips Mengoptimalkannya

Apa Saja Prinsip Utama Assessment for Learning?

pembelajaran 6

The Assessment Reform Group (2002) mengidentifikasi 10 prinsip penilaian untuk pembelajaran sebagai berikut:

1. Perencanaan yang Efektif

Perencanaan seorang guru harus memberikan kesempatan bagi siswa dan guru untuk mendapatkan dan menggunakan informasi tentang kemajuan menuju tujuan pembelajaran.

Perencanaan juga harus mencakup strategi penilaian untuk pembelajaran agar siswa dapat memahami tujuan pembelajaran dan kriteria yang digunakan untuk menilai pekerjaan mereka.

2. Fokus pada Praktik

Banyak hal yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas berkaitan dengan penilaian.

Siswa menunjukkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mereka, sementara guru mengamati dan menilai:

  • Arah pembelajaran yang dilakukan,
  • Bagaimana pembelajaran tersebut dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa.

3. Tujuan dan Kriteria yang Jelas

Siswa perlu mengetahui dengan jelas apa yang mereka harapkan untuk capai agar pembelajaran bisa berjalan efektif.

Ketika siswa memahami tujuan pembelajaran dan kriteria yang digunakan untuk menilai kemajuan mereka, mereka cenderung lebih memahami dan lebih terlibat dalam pembelajaran.

4. Feedback yang Sensitif dan Konstruktif

Guru harus sadar akan dampak komentar dan nilai terhadap rasa percaya diri dan antusiasme siswa.

Feedback harus berfokus pada pekerjaan siswa, bukan pada pribadi siswa itu sendiri.

Di sekolah dasar, guru bisa memberikan dua bintang (hal-hal yang sudah dilakukan dengan baik oleh siswa) dan satu harapan (apa yang perlu diperbaiki oleh siswa).

Untuk siswa sekolah menengah, guru bisa menggunakan metode feedback sandwich.

Artinya, guru memberikan satu hal yang dilakukan dengan baik, diikuti dengan satu area yang perlu perbaikan, dan diakhiri dengan pujian lain mengenai pekerjaan siswa.

Baca Juga: 25 Contoh Peer-to-Peer Feedback, Manfaat, Hingga Tipsnya

gajihub 3

5. Meningkatkan Motivasi

Siswa akan lebih termotivasi jika pencapaian mereka yang ditekankan, bukan kegagalan.

Perbandingan dengan siswa lain yang lebih berhasil sering kali tidak memotivasi siswa, bahkan bisa membuat mereka menarik diri dari pembelajaran.

6. Mengakui Semua Prestasi Pendidikan

Penilaian untuk pembelajaran harus membuka peluang untuk belajar di semua bidang kegiatan pendidikan.

Seringkali, fokus pembelajaran lebih banyak pada mata pelajaran inti seperti matematika dan bahasa Inggris, sementara mata pelajaran lainnya sering terabaikan.

Padahal, beberapa siswa justru lebih berkembang di mata pelajaran lain, dan prestasi mereka di bidang ini juga harus dihargai.

Baca Juga: 9 Langkah Membangun Reward Strategy untuk Karyawan

7. Metakognisi

Guru dan siswa perlu memperhatikan proses pembelajaran itu sendiri.

Siswa harus menyadari “bagaimana” cara mereka belajar selain hanya mengetahui “apa” yang mereka pelajari.

Ketika siswa memahami bagaimana cara mereka belajar, mereka dapat menyesuaikan cara belajar mandiri mereka yang paling sesuai.

Guru juga dapat menyesuaikan instruksi pembelajaran untuk merespons cara belajar yang paling efektif bagi siswa.

8. Membantu Siswa Memahami Bagaimana Mereka Bisa Meningkatkan Diri

Siswa perlu mendapatkan informasi dan panduan tentang langkah-langkah yang harus mereka ambil untuk melanjutkan pembelajaran mereka.

Oleh karena itu, guru harus fokus pada kekuatan dan kesalahpahaman siswa serta memberikan feedback konstruktif mengenai apa yang bisa diperbaiki dan bagaimana cara melakukannya.

Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan

9. Mengembangkan Penilaian Diri dan Teman Sebaya

Dengan dukungan yang tepat, siswa dapat melakukan refleksi diri dan mengetahui langkah berikutnya dalam pembelajaran mereka sendiri dan teman-teman mereka.

Guru perlu mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan penilaian diri.

10. Memiliki Keterampilan Profesional

Guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional untuk:

  • Merencanakan penilaian,
  • Mengamati proses pembelajaran,
  • Menganalisis dan menginterpretasi bukti pembelajaran,
  • Memberikan feedback kepada siswa,
  • Mendukung siswa dalam penilaian diri.

Baca Juga: Pentingnya Profesionalitas Kerja dan Cara Meningkatkannya?

Bagaimana Cara Mengimplementasikan Assessment for Learning?

pembelajaran 7

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan AFL:

1. Tentukan Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Keberhasilan dengan Jelas

Pada awal setiap pelajaran, guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan agar siswa tahu apa yang harus mereka capai.

Hal tersebut dapat memberikan arah bagi siswa dalam proses belajar.

Sementara itu, di tempat kerja pemimpin atau pelatih harus mengkomunikasikan tujuan pelatihan atau tugas secara jelas.

Karyawan perlu tahu apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka akan dinilai, misalnya, dalam hal keterampilan baru yang harus dikuasai atau target yang harus dicapai.

2. Gunakan Berbagai Strategi Penilaian Formatif

Anda dapat menggunakan strategi penilaian formatif dengan mengajukan pertanyaan efektif, penilaian teman sebaya, atau penilaian diri.

Hal ini membantu guru mengetahui pemahaman siswa dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian lebih.

Di tempat kerja, Anda dapat menerapkan penilaian berbasis pertanyaan langsung, penilaian dari rekan kerja, atau karyawan menilai diri mereka sendiri.

Upaya tersebut memberikan informasi berharga tentang seberapa baik karyawan memahami tugas mereka dan area yang perlu ditingkatkan.

Baca Juga: Assessment as Learning: Arti, Manfaat, Hingga Tahapannya

3. Berikan Feedback yang Teratur dan Konstruktif

Feeedback yang diberikan oleh guru harus teratur dan fokus pada cara siswa bisa memperbaiki pekerjaan mereka.

Feedback ini membantu siswa memahami apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki.

Sementara itu, di tempat kerja feedback yang diberikan kepada karyawan harus spesifik dan jelas, mengarah pada perbaikan kinerja atau keterampilan.

Feedback yang teratur dan konstruktif membantu karyawan merasa dihargai dan tahu bagaimana cara berkembang lebih baik dalam pekerjaannya.

4. Dorong Siswa/Karyawan untuk Memiliki Kepemilikan dalam Pembelajaran atau Pekerjaan Mereka

Guru perlu mendorong siswa untuk menetapkan tujuan pribadi dalam belajar dan refleksi atas kemajuan mereka. Ini membantu mereka merasa lebih bertanggung jawab terhadap proses belajar

Di tempat kerja, penting bagi manajer untuk mendorong karyawan agar aktif menetapkan tujuan karir dan mengukur kemajuan mereka.

Hal ini bisa berupa menetapkan tujuan bulanan atau refleksi diri untuk melihat apakah mereka sudah mencapai target pekerjaan atau tidak.

Baca Juga: 360 Degree Feedback: Pengertian Lengkap dan Contoh Pertanyaannya

5. Manfaatkan Teknologi untuk Feedback Langsung

Teknologi di kelas bisa digunakan untuk memberikan feedback langsung, misalnya melalui kuis interaktif atau polling.

Teknologi ini membantu guru untuk menilai pemahaman siswa secara cepat dan memberikan feedback yang lebih efektif.

6. Ajukan Pertanyaan yang Efektif

Pertanyaan efektif seperti pertanyaan terbuka atau pertanyaan kunci dapat membantu guru mengetahui seberapa dalam pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.

Pertanyaan ini mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis dan mendalam.

Di tempat kerja, pertanyaan terbuka juga dapat digunakan oleh manajer untuk memahami seberapa jauh pemahaman karyawan terhadap tugas atau proyek yang sedang dijalankan.

Pertanyaan seperti “Bagaimana Anda menyelesaikan masalah ini?” atau “Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi dalam proyek ini?” membantu manajer melihat pemahaman dan masalah yang mungkin belum terlihat.

Baca Juga: Skip Level Meeting: Cara Melaksanakan, dan Contoh Pertanyaan

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa assessment for learning merupakan metode yang sangat penting baik di dunia pendidikan maupun di tempat kerja.

Di dunia pendidikan, AFL membantu guru untuk memberikan feedback yang membangun dan menyesuaikan strategi pengajaran untuk mendukung perkembangan siswa.

Di lingkungan kerja, konsep ini diterapkan untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja karyawan melalui evaluasi yang terus-menerus dan feedback yang konstruktif.

Metode ini bertujuan untuk memastikan bahwa individu dan tim dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dengan menggunakan penilaian formatif dan sumatif, AFL memungkinkan penilaian yang berkelanjutan, membantu menyesuaikan proses pembelajaran, dan mendorong partisipasi aktif dari peserta.

Di lingkungan kerja, untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, perusahaan dapat berfokus pada manajemen data karyawan dengan menggunakan GajiHub.

Dengan fitur analisa data yang dimiliki aplikasi ini, manajemen dapat memantau tingkat disiplin karyawan lebih mudah.

Hal itu disebabkan karena GajiHub menyediakan laporan keterlambatan, laporan lembur, laporan izin cuti, dan sebagainya yang dapat diakses secara digital.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *