Di tengah-tengah persaingan kerja yang semakin sengit, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan candidate experience mereka.
Sayangnya, menurut studi dari Morgan McKinley, 65% perusahaan kehilangan kandidat terbaik mereka karena proses perekrutan yang terlalu lama.
Selain itu, penelitian dari PeopleScout mengungkapkan bahwa kurang dari 2 dari 10 kandidat merasa pengalaman mereka sebagai kandidat sangat memuaskan.
Padahal, baik diterima atau pun tidak, candidate experience selama proses perekrutan mencerminkan cara perusahaan Anda memperlakukan orang dan mempengaruhi citra perusahaan Anda.
Itulah mengapa penting untuk menciptakan pengalaman kandidat yang positif. Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu candidate experience, manfaat, cara mengevaluasi, dan tips terbaiknya.
Apa yang Dimaksud dengan Candidate Experience?
Candidate experience atau pengalaman kandidat adalah rangkaian pengalaman yang dialami setiap kandidat selama proses perekrutan Anda, yang bisa bersifat positif atau negatif.
Persepsi kandidat dapat dibentuk oleh setiap interaksi yang mereka lakukan (atau tidak lakukan) dengan organisasi Anda, mulai dari deskripsi pekerjaan awal, tes seleksi, wawancara tatap muka, hingga proses onboarding.
Dengan menghadirkan candidate experience yang luar biasa, Anda dapat menarik kandidat terbaik dan membangun serta mempertahankan citra perusahaan.
Upaya ini bertujuan agar kandidat yang tidak diterima tetap memiliki kesan baik terhadap perusahaan Anda dan proses perekrutannya.
Baca Juga: Contoh Template Menghubungi Kandidat di Linkedin Terbaik
Apakah Candidate Experience itu Penting?
Ya, sangat penting. Berikut sejumlah alasan yang membuat perusahaan perlu berfokus pada candidate experience:
1. Menunjukkan Bagaimana Perusahaan Menghargai Karyawannya
Sebuah survei oleh LinkedIn menunjukkan bahwa 78% kandidat merasa bahwa pengalaman mereka selama proses perekrutan mencerminkan bagaimana perusahaan menghargai orang-orangnya.
2. Candidate Experience yang Negatif Dapat Merusak Reputasi Perusahaan
77% orang yang mengalami pengalaman kandidat yang buruk mengatakan bahwa mereka akan membagikannya kepada teman dan keluarga, sementara 50% dari mereka mengatakan tidak akan pernah berbelanja di perusahaan tersebut lagi.
3. Pengalaman Kandidat yang Baik Dapat Meningkatkan Pendapatan
Jika kandidat memiliki pengalaman yang positif selama proses perekrutan, hal ini memperkuat citra perusahaan sebagai pemberi kerja yang baik, meningkatkan kualitas karyawan, dan pada akhirnya dapat membantu meningkatkan pendapatan serta mencapai tujuan bisnis.
4. Keunggulan Kompetitif
Dengan memberikan pengalaman kandidat yang berkualitas tinggi, perusahaan Anda akan menonjol dibandingkan yang lain yang mungkin tidak menindaklanjuti atau memberikan layanan yang sama.
Meski kandidat tidak mendapatkan pekerjaan, pengalaman positif dapat mendorong mereka untuk melamar kembali di masa depan atau merekomendasikan perusahaan Anda kepada orang lain.
Baca Juga: Branding Perusahaan: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya
5. Mencerminkan Nilai-Nilai Etis yang Dipegang Perusahaan
Orang ingin bekerja di perusahaan yang etis dan menghargai waktu serta usaha mereka.
Candidate experience yang terstruktur dengan baik, dengan komunikasi yang pribadi dan transparan, menunjukkan bahwa perusahaan Anda menghargai usaha kandidat.
Hal ini juga membantu kandidat merasa sejalan dengan misi dan nilai perusahaan bahkan sebelum hari pertama mereka bekerja.
6. Retensi Karyawan yang Lebih Lama dan Lebih Bahagia
Pengalaman kandidat yang baik dapat menghasilkan karyawan yang lebih bahagia, keterlibatan yang lebih tinggi, dan masa kerja yang lebih lama.
7. Mengurangi Biaya Perekrutan
Proses perekrutan memerlukan biaya yang cukup besar, dan biaya tersebut bisa semakin membengkak jika harus melakukan rekrutmen ulang akibat kesalahan dalam memilih kandidat.
Pengalaman kandidat yang baik membantu menyeleksi pelamar yang kurang sesuai sejak awal, menyederhanakan proses perekrutan dengan bantuan sistem otomatis, dan memastikan pengisian posisi dengan menghemat biaya rekrutmen.
8. Mempercepat Perekrutan Talenta Terbaik
Candidate experience yang baik menciptakan kesan positif pada pencari kerja dengan kesederhanaan prosesnya.
Dengan menyederhanakan alur rekrutmen dan aplikasi, Anda dapat menarik lebih banyak kandidat berkualitas dan mengamankan talenta terbaik sebelum perusahaan lain melakukannya.
Baca Juga: 10 Tips Merekrut Gen Z dan Karakteristiknya, Wajib Paham!
Bagaimana Cara Membangun Candidate Experience?
Candidate experience yang ideal dapat menghasilkan proses rekrutmen yang lancar dan mudah, baik untuk kandidat maupun persahaan.
Untuk menciptakan pengalaman yang positif bagi kandidat, berikut beberapa cara yang perlu Anda lakukan:
1. Evaluasi Pengalaman Kandidat Saat Ini
Mulailah dengan meminta feedback dari pelamar terbaru dan karyawan baru untuk memahami pengalaman mereka. Anda dapat membuat survei singkat dengan pertanyaan seperti:
- Posisi apa yang Anda lamar?
- Siapa saja yang Anda temui selama proses?
- Sampai tahap mana Anda dalam proses seleksi?
- Apa yang berjalan dengan baik?
- Apa yang bisa kami tingkatkan?
- Apakah Anda akan merekomendasikan pengalaman ini kepada teman?
Selain itu, evaluasi proses internal dengan melihat tingkat aplikasi, tingkat penerimaan tawaran kerja, dan ulasan karyawan. Ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran lebih lengkap.
2. Buat Persona Kandidat
Anggaplah kandidat seperti pelanggan. Dalam pemasaran, Anda perlu membuat persona untuk menarik perhatian mereka.
Dalam rekrutmen, persona kandidat dapat meliputi:
- Latar belakang pendidikan
- Pengalaman kerja
- Keterampilan
- Tujuan karier
- Tantangan yang mereka hadapi
- Di mana mereka mencari pekerjaan secara online
Dengan memahami persona kandidat, Anda bisa menentukan tipe kandidat yang sesuai, cara menjangkau mereka, dan memasarkan posisi lebih efektif.
3. Tulis Deskripsi Pekerjaan yang Jelas
Tinjau kembali deskripsi pekerjaan untuk memastikan informasinya mutakhir dan sesuai dengan tanggung jawab posisi tersebut.
Konsultasikan dengan manajer atau tim yang relevan untuk memastikan tidak ada tugas yang terlewat atau perlu diperbarui.
Jika langkah ini dilewati, karyawan yang direkrut bisa saja tidak memiliki skill yang tepat peran tersebut, sehingga proses rekrutmen harus diulang.
Baca Juga: Tantangan Rekrutmen Tradisional dan Solusinya Terbaiknya
4. Buat Proses Aplikasi yang Sederhana
Aplikasi yang panjang dan rumit justru sering membuat kandidat berhenti di tengah jalan. Faktanya, 60% pencari kerja meninggalkan aplikasi karena merasa terlalu lama atau sulit.
Sebaiknya, buat proses aplikasi singkat dan sederhana sehingga bisa diselesaikan dalam lima menit. Pertanyaan yang lebih mendalam dapat diajukan saat wawancara.
5. Libatkan Atasan Langsung
Libatkan manajer atau supervisor calon karyawan sejak hari pertama proses rekrutmen. Hal ini membantu membangun hubungan yang baik antara kandidat dan atasannya, sehingga transisi ke peran baru menjadi lebih mudah dan lancar.
6. Berikan Tindak Lanjut dengan Cepat dan Jelas
Informasikan perkembangan proses kepada kandidat. Jika mereka tidak lolos ke tahap berikutnya, beri tahu sesegera mungkin agar mereka dapat melanjutkan pencarian pekerjaan.
Ingatlah bahwa tidak ada yang suka menunggu tanpa kepastian.
7. Susun Wawancara yang Terstruktur
Pastikan wawancara direncanakan dengan baik. Beri tahu kandidat sebelumnya mengenai apa yang perlu mereka siapkan, lokasi wawancara, dan poin-poin yang akan dibahas.
Anda dapat memulai wawancara dengan tur singkat kantor atau adakan sesi open house jika sedang melakukan rekrutmen besar-besaran.
Selama wawancara individu, buat kandidat merasa nyaman, hargai waktu mereka, dan tunjukkan perhatian.
Baca Juga: Wawancara Berbasis Kompetensi: Pengertian, Contoh Pertanyaan, dan Tipsnya
8. Berikan dan Terima Feedback
Setelah wawancara, berikan feedback konstruktif kepada kandidat, baik mereka lolos ke tahap berikutnya atau tidak.
Upaya ini juga dapat menjadi kesempatan untuk meminta pendapat mereka tentang pengalaman selama proses rekrutmen agar Anda dapat terus meningkatkan layanan.
9. Bangun Hubungan Jangka Panjang
Jika seorang kandidat memiliki potensi tetapi belum cocok untuk posisi tertentu, jangan hanya berkata bahwa Anda akan “menyimpan aplikasinya.”
Anda dapat membangun hubungan dengan kandidat melalui:
- Menghubungkan mereka di LinkedIn
- Mengundang ke acara networking perusahaan
- Mengajak mereka untuk mengikuti buletin atau email rekrutmen
Dengan cara ini, Anda tetap menjaga hubungan baik dan meningkatkan peluang mereka bergabung di masa depan.
Baca Juga: Contoh Template Menghubungi Kandidat di Linkedin Terbaik
Bagaimana Cara Mengevaluasi Candidate Experience?
Mengevaluasi candidate experience dalam proses rekrutmen dapat membantu Anda dalam mengoptimalkan strategi perekrutan:
Metode dan Metode Pengukuran
Berbagai metrik dapat memberikan wawasan penting tentang seberapa positif atau negatif pengalaman kandidat.
Metrik ini juga membantu mengukur ROI strategi perekrutan dengan menunjukkan apakah karyawan yang direkrut berkembang dalam organisasi Anda.
Berikut beberapa metrik terbaik untuk dievaluasi:
Tingkat Pengunduran Aplikasi
Mengukur jumlah kandidat yang mundur dari proses perekrutan dibandingkan total pelamar, dihitung dalam persentase.
Tingkat Penerimaan Tawaran Kerja
Menghitung persentase tawaran kerja yang diterima kandidat dari total tawaran yang diberikan.
Rasio Wawancara ke Tawaran
Perbandingan jumlah kandidat yang diwawancarai dengan jumlah tawaran kerja yang diberikan.
Candidate Net Promoter Score (cNPS)
Kandidat diminta memberi skor 1-10 tentang kemungkinan mereka merekomendasikan perusahaan Anda.
- Skor 0-6 = detraktor (pengkritik)
- Skor 7-8 = pasif
- Skor 9-10 = promotor (pendukung)
Nilai akhir diperoleh dari persentase promotor dikurangi persentase detraktor.
Tingkat Keluar Tahun Pertama
Mengukur persentase karyawan yang resign dalam satu tahun pertama bekerja dari total jumlah karyawan yang keluar.
Survei dan Feedback
Dapatkan feedback dari semua kandidat, terlepas dari sejauh mana mereka melangkah dalam proses rekrutmen.
Survei memberikan wawasan tentang pengalaman kandidat, seperti:
- Alasan mereka mundur dari proses aplikasi
- Pendapat tentang elemen-elemen dalam proses rekrutmen
- Kesan keseluruhan terhadap perusahaan
- Apakah mereka mengalami pengalaman negatif
- Apakah mereka bersedia melamar lagi atau merekomendasikan perusahaan Anda
Survei juga bisa menjadi alat bagi tim HR untuk mengevaluasi kinerja mereka berdasarkan pendapat kandidat.
Baca Juga: Evaluasi Kandidat: Arti dan Panduan Lengkap untuk HR
Bagaimana Tips Terbaik untuk Mengoptimalkan Candidate Experience?
Candidate experience yang baik berpusat pada proses yang sederhana, inovasi teknologi, dan komunikasi yang jelas. Berikut cara mewujudkannya:
1. Gunakan Teknologi Modern
Kenyamanan adalah kunci. Kandidat masa kini mencari perusahaan yang modern dan mengikuti perkembangan teknologi. Proses rekrutmen yang kuno justru memberikan kesan negatif.
Manfaatkan teknologi seperti pesan teks atau chatbot untuk menjadwalkan wawancara dan memberikan pembaruan kepada kandidat.
Teknologi perekrutan dan otomatisasi tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga biaya dalam mengisi posisi kosong.
2. Komunikasi yang Konsisten dan Ramah
Selalu beri pembaruan kepada kandidat, termasuk jika mereka tidak lolos. Komunikasi yang konsisten memberikan kesan profesional dan menjaga reputasi perusahaan Anda.
Kandidat yang tidak mendapatkan informasi cenderung lebih kecil kemungkinannya untuk melamar kembali, sehingga Anda mungkin kehilangan peluang mendapatkan talenta mereka.
3. Ciptakan Citra Perusahaan yang Kuat
Kandidat biasanya meluangkan waktu untuk meneliti perusahaan sebelum melamar. Pastikan branding perusahaan Anda menarik dan sesuai dengan kandidat yang ingin Anda tarik.
Tampilkan nilai, budaya, dan kepribadian perusahaan melalui media sosial atau situs web untuk memberi kesan positif sekaligus keunggulan kompetitif.
4. Berikan Informasi yang Jelas Tentang Perusahaan
Sampaikan informasi penting tentang perusahaan Anda sebelum kandidat bertanya. Buat konten seperti FAQ, deskripsi budaya kerja, visi misi perusahaan, paket manfaat, dan pengalaman karyawan di situs web atau media sosial.
Pendekatan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan memperkuat kepercayaan kandidat terhadap perusahaan Anda.
Baca Juga: Perilaku Gen Z dalam Dunia Kerja yang Wajib Dipahami HRD
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa candidate experience memainkan peran penting dalam membangun citra perushaan di mata calon karyawan.
Pengalaman kandidat yang positif selama proses rekrutmen dapat memperkuat reputasi perusahaan sebagai tempat kerja yang baik, menunjukkan nilai-nilai positif, dan menonjolkan profesionalisme tim HR dalam memperlakukan kandidat.
Melalui candidate experience yang baik, perusahaan dapat menarik kandidat yang lebih berkualitas dan mempermudah proses perekrutan secara keseluruhan.
Untuk mencapainya, perusahaan perlu memastikan komunikasi yang konsisten dan ramah, menyederhanakan proses aplikasi, serta memanfaatkan teknologi modern.
Salah satu teknologi yang bisa Anda gunakan adalah sistem HRIS dari GajiHub.
Melalui teknologi ini, Anda dapat mengoptimalkan proses rekrutmen, mulai dari onboarding sampai offboarding, serta memudahkan dalam penghitungan pesangon, pembayaran kompensasi, bonus, dan pesangon bagi karyawan yang resign.
Dengan demikian, tim HR dapat lebih fokus dalam menyusun strategi untuk meningkatkan candidate experience.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024