Saat hendak memulai karier, penting bagi Anda untuk memahami berbagai level pekerjaan yang tersedia, misalnya seperti perbedaan antara associate dan entry level.
Setiap level memiliki persyaratan, tanggung jawab, dan peluang perkembangan yang berbeda, yang dapat mempengaruhi langkah karier Anda.
Entry level biasanya menjadi gerbang awal bagi fresh graduate atau mereka yang belum memiliki banyak pengalaman bekerja, sementara associate level lebih cocok bagi mereka yang sudah memiliki beberapa pengalaman.
Selain itu, terdapat perbedaan lain antara entry-level dan associate level. Apa saja kah itu? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas hal tersebut dan masing-masing pengertiannya.
Apa yang Dimakud dengan Entry-Level?
Entry-level adalah pekerjaan full time seseorang. Pekerjaan ini bisa didapat setelah lulus SMA, menyelesaikan pelatihan teknis, atau lulus kuliah.
Selain itu, entry-level juga bisa menjadi pekerjaan pertama di industri baru atau yang terkait, meskipun sebelumnya sudah pernah bekerja di tempat lain.
Istilah “entry-level” menandakan bahwa pekerjaan ini berada di tingkat paling dasar dalam jenjang karier.
Baca Juga: Job Leveling: Pengertian, Matriks, dan Cara Membuatnya
Apa itu Associate Level?
Selain entry level, juga terdapat istilah associate dalam level pekerjaan seseorang. Associate level biasanya merujuk pada posisi yang membutuhkan pengalaman kerja selama 2 atau 3 tahun.
Pekerjaan di tingkat ini biasanya didapatkan setelah seseorang melewati fase entry-level dalam perkembangan kariernya.
Jika istilah “entry-level” mudah dipahami di berbagai perusahaan dan industri, istilah “associate-level” lebih bervariasi.
Makna dan penggunaannya bisa berbeda, tergantung pada perusahaan atau industrinya. Mari kita jelajahi lebih dalam.
Baca Juga: Job Level: Arti, Manfaat, Jenis, Langkah-Langkah, dan Contohnya
Apa Arti Associate-Level di Berbagai Industri dan Perusahaan?
Perlu diingat bahwa setiap industri memiliki istilah jabatan yang berbeda. Misalnya, dalam bidang teknik, seorang associate engineer memiliki arti khusus.
Namun, di industri ritel, perbankan, atau keuangan, semua orang yang bukan manajer, direktur, atau wakil presiden bisa disebut “associate.”
Di industri tersebut, Anda juga akan menemukan jabatan seperti associate manager atau associate vice president.
Sebagai contoh, seorang associate engineer mungkin perlu memiliki gelar sarjana, satu atau dua tahun pengalaman kerja, dan sertifikasi yang sesuai di bidangnya.
Sementara itu, seorang engineer entry-level biasanya adalah lulusan baru yang memiliki sedikit pengalaman kerja, misalnya dari magang.
Dalam bidang akuntansi, akuntan associate-level diharapkan memiliki pengalaman satu tahun atau lebih dalam tugas-tugas pembukuan seperti mencatat transaksi keuangan, menyeimbangkan laporan bank, dan mengelola faktur.
Sementara untuk entry-level, lebih mengutamakan pelatihan dibandingkan pengalaman, meskipun pengalaman part-time bisa membantu untuk mendapatkan pekerjaan.
Baca Juga: Tingkatan Manajemen Perusahaan dan Fungsinya Masing-Masing
Apa Saja Perbedaan Associate dan Entry Level?
Untuk lebih memahami keduanya, berikut beberapa perbedaan associate dan entry level dari berbagai aspek:
1. Definisi
Associate Level:
Pada umumnya, posisi di level associate berada di bawah posisi manajerial tetapi di atas posisi entry-level dalam hierarki organisasi.
Posisi ini biasanya melibatkan tanggung jawab yang lebih spesifik dan sering memerlukan pengalaman atau kualifikasi tertentu.
Misalnya, seorang Associate Manager mungkin bertanggung jawab untuk mengelola tim penjualan dan melatih anggota tim, sementara seorang Associate Creative Director mendukung pengembangan strategi kreatif dan mengelola proyek desain.
Posisi ini bisa ditemukan di berbagai industri seperti hukum, bisnis, akademia, kesehatan, dan ritel.
Entry Level:
Posisi entry-level biasanya merupakan titik awal dalam karir profesional dan sering kali memerlukan keterampilan dasar dengan sedikit atau tanpa pengalaman sebelumnya.
Posisi ini umumnya ditujukan untuk individu baru dari sekolah atau perguruan tinggi yang ingin memulai karir di bidang tertentu.
Tugas di posisi entry-level sering melibatkan pekerjaan rutin dan dasar, serta pelatihan di tempat kerja.
Contohnya adalah seorang Customer Service Representative yang menangani pertanyaan pelanggan atau seorang Junior Analyst yang membantu dengan analisis data dasar.
2. Tanggung Jawab dan Tugas
Associate Level:
Pada level associate, tanggung jawab Anda seringkali mencakup pengelolaan proyek, pengawasan tim kecil, dan pengambilan keputusan pada tingkat menengah.
Tugas-tugas ini bisa melibatkan implementasi strategi, pengelolaan anggaran kecil, dan koordinasi antar departemen.
Contohnya, seorang Associate Manager mungkin harus memantau kinerja tim penjualan dan mengkoordinasikan kegiatan pelatihan, sedangkan seorang Associate Creative Director akan terlibat dalam pembuatan strategi kreatif dan pengelolaan proyek desain yang lebih kompleks.
Entry Level:
Tugas di posisi entry-level cenderung lebih rutin dan mendasar, dengan fokus pada memberikan dukungan kepada tim atau departemen.
Pekerjaan ini sering melibatkan tugas administratif, layanan pelanggan, atau pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasan.
Misalnya, seorang customer service representative bertugas menjawab pertanyaan pelanggan dan menyelesaikan transaksi, sementara seorang Junior Analyst mungkin akan mengumpulkan dan menganalisis data serta menyusun laporan dasar.
Baca Juga: 7 Perbedaan Program Manager dan Project Manager
3. Kualifikasi dan Pendidikan
Associate Level:
Posisi associate umumnya memerlukan pendidikan tinggi atau pengalaman kerja yang relevan. Biasanya, gelar sarjana atau lebih tinggi dibutuhkan, tergantung pada industri dan jenis posisi.
Misalnya, seorang Associate Creative Director mungkin memerlukan gelar di bidang desain grafis serta pengalaman kerja di bidang kreatif, sedangkan Associate Solicitor di bidang hukum memerlukan gelar hukum dan lisensi untuk praktik.
Entry Level:
Di sisi lain, posisi entry-level biasanya memerlukan pendidikan dasar seperti diploma sekolah menengah atau gelar sarjana.
Pengalaman kerja sebelumnya seringkali tidak diperlukan karena pelatihan di tempat kerja akan disediakan.
Sebagai contoh, seorang Customer Service Representative mungkin hanya memerlukan gelar sekolah menengah, sementara seorang Junior Analyst memerlukan gelar sarjana di bidang terkait seperti ekonomi atau statistik.
4. Jalur Karir dan Kesempatan Pengembangan
Associate Level:
Posisi associate sering menjadi langkah menuju peran yang lebih senior dalam organisasi.
Ada kesempatan untuk memimpin proyek atau tim dan mengambil tanggung jawab tambahan seiring waktu.
Pengembangan profesional di posisi ini biasanya melibatkan peningkatan keterampilan manajerial dan strategis, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelatihan lanjutan dan promosi.
Hal ini dapat membuka jalur menuju posisi manajerial atau direktorial di masa depan.
Entry Level:
Sebaliknya, posisi entry-level biasanya merupakan awal dari perjalanan karir yang lebih panjang.
Posisi ini memberikan kesempatan untuk mempelajari berbagai aspek industri dan mengembangkan keterampilan dasar yang penting.
Dengan pengalaman dan kinerja yang baik, individu dapat maju ke posisi yang lebih senior. Pelatihan dan pengalaman yang diperoleh di posisi entry-level membantu membangun landasan untuk pengembangan karir selanjutnya.
Baca Juga: Jenjang Karir: Arti, Manfaat, Cara Membangun, dan Contohnya
5. Gaji dan Benefit
Associate Level:
Gaji di posisi associate biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan posisi entry-level karena tanggung jawab dan pengalaman yang lebih besar.
Selain itu, posisi ini sering disertai dengan manfaat tambahan seperti tunjangan kesehatan, rencana pensiun, dan bonus.
Gaji dan benefit bisa bervariasi tergantung pada industri dan lokasi pekerjaan.
Entry Level:
Gaji untuk posisi entry-level umumnya lebih rendah karena tingkat tanggung jawab yang lebih sedikit dan kurangnya pengalaman.
Benefit yang ditawarkan sering kali lebih sederhana dan dapat mencakup tunjangan dasar serta kesempatan pelatihan. Gaji juga dapat bervariasi berdasarkan lokasi dan industri.
Baca Juga: Variabel Kompensasi: Jenis, Keuntungan, dan Cara Menghitungnya
6. Syarat Posisi
Associate Level:
- Pendidikan: Minimal Sarjana (S1) di bidang terkait.
- Pengalaman: Minimal 2-3 tahun pengalaman kerja di bidang yang relevan.
- Kemampuan Teknis: Menguasai software atau teknologi yang diperlukan, misalnya Microsoft Office atau software spesifik industri.
- Keterampilan Komunikasi: Mampu berkomunikasi secara verbal dan tertulis dengan baik.
- Keterampilan Manajerial: Pengalaman dalam mengelola proyek kecil atau tim.
- Kemampuan Berpikir Kritis: Mampu membuat keputusan berdasarkan analisis data dan informasi yang ada.
- Kemampuan Multitasking: Mampu menangani beberapa tugas sekaligus dengan prioritas yang jelas.
- Keterampilan Kerja Sama Tim: Kemampuan bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan membangun hubungan yang baik.
Syarat Posisi Entry-Level:
- Pendidikan: Diploma atau Sarjana (S1) di bidang terkait, namun beberapa posisi bisa menerima lulusan SMA/SMK.
- Pengalaman Kerja: Tidak diperlukan, tetapi pengalaman magang atau kerja paruh waktu menjadi nilai tambah.
- Kemampuan Dasar Teknis: Familiar dengan perangkat lunak dasar seperti Microsoft Office, dan bersedia untuk belajar teknologi baru.
- Keterampilan Komunikasi: Kemampuan komunikasi yang baik secara verbal maupun tertulis.
- Keterampilan Organisasi: Mampu mengatur tugas dan menyelesaikannya dengan tepat waktu.
- Kemampuan Belajar: Bersedia untuk belajar dari senior atau manajer, serta cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja.
- Keterampilan Kerja Sama Tim: Mampu bekerja dalam tim dan memberikan dukungan kepada anggota tim lainnya.
Perbedaan utama antara posisi associate dan entry-level adalah tingkat pengalaman yang dibutuhkan dan tanggung jawab yang diberikan.
Posisi associate biasanya memerlukan pengalaman dan keterampilan lebih lanjut, sementara entry-level lebih ditujukan untuk individu yang baru memulai karier.
Baca Juga: 10 Jenis Pembinaan Karir, Arti, Manfaat, Hingga Tips Memilihnya
Apa Perbedaan Associate Level dengan Mid-Senior Level?
Selain entry-level, beberapa orang juga mempertanyakan perbedaan antara associate level dengan mid-senior level. Berikut beberapa perbedaannya:
Posisi Mid-Senior
Posisi mid-senior adalah langkah lebih maju dalam karier. Peran ini untuk para profesional yang telah memiliki banyak pengalaman di bidangnya. Ciri-ciri utama posisi mid-senior antara lain:
Pengalaman Profesional
Mereka yang berada di level Mid-Senior biasanya telah memiliki pengalaman sekitar lima hingga sepuluh tahun atau lebih.
Pengalaman ini memberi mereka wawasan mendalam tentang tren industri dan cara kerja yang efektif.
Kepemimpinan dan Strategi
Profesional Mid-Senior diharapkan menunjukkan kemampuan memimpin dan berkontribusi secara strategis.
Mereka bisa memimpin proyek, mengelola tim, dan terlibat dalam pengambilan keputusan penting.
Keahlian Khusus
Profesional di level ini sering memiliki keterampilan yang lebih spesifik dan telah melalui pelatihan lanjutan. Mereka juga memiliki rekam jejak dalam menyelesaikan proyek-proyek kompleks.
Interaksi dengan Klien atau Pihak Lain
Tergantung pada perannya, profesional mid-senior mungkin berhubungan langsung dengan klien, stakeholder, atau manajemen senior. Mereka mewakili tim mereka dalam rapat atau negosiasi.
Perkembangan Karier
Posisi Mid-Senior sering menjadi langkah sebelum ke posisi eksekutif atau peran dengan tanggung jawab lebih besar.
Perbedaan Utama Associate Level dan Mid-senior Level
Pengalaman dan Keahlian
Posisi associate cocok untuk pemula, sementara mid-senior adalah untuk mereka yang sudah berpengalaman dan ahli di bidangnya.
Tanggung Jawab
Posisi associate lebih fokus pada belajar dan melaksanakan tugas, sedangkan profesional Mid-Senior memimpin proyek dan memberikan kontribusi strategis.
Perjalanan Karier
Associate biasanya ingin naik ke posisi mid-senior seiring dengan bertambahnya pengalaman, sementara profesional mid-senior seringkali mengejar peran eksekutif atau spesialis.
Baca Juga: Spesialisasi Kerja: Arti, Kelebihan, dan Contoh Penerapannya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa perbedaan antara entry-level dan associate level terletak pada pengalaman yang dibutuhkan, tanggung jawab, serta peluang perkembangan karier.
Posisi entry-level biasanya ditujukan untuk mereka yang baru memulai karier dengan sedikit atau tanpa pengalaman, sedangkan posisi associate level membutuhkan pengalaman kerja yang lebih matang.
Dengan memahami perbedaan antara keduanya, Anda pun dapat lebih siap dalam meniti karier.
Untuk memperlancar kegiatan operasional, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui software ini, perusahaan dapat mempermudah urusan administrasi karyawan, baik bagi mereka yang berada di posisi entry-level, associate, senior, hingga top management.
Hal ini disebabkan karena Gajihub memiliki berbagai fitur menarik mulai dari employee self-service (ESS), absensi, payroll, kelola cuti, hingga penghitungan PPh 21.
Sebagai contoh, dengan fitur kelola cuti, karyawan yang sudah mendapatkan hak cuti dapat mengajukan cuti atau izin melalui smartphone masing-masing.
Sementara itu, tim HR dan manajer dapat melakukan approval melalui website Gajihub. Sangat memudahkan, bukan?
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024