Apakah Anda pernah mendengar istilah quiet firing atau pemecatan diam-diam? Konsep quiet firing yang juga dikenal sebagai silent firing muncul sebagai masalah yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Menurut jajak pendapat LinkedIn News, praktik ini telah meluas. Lebih dari 80% partisipan mengindikasikan bahwa mereka pernah mengalami sendiri atau secara langsung mengamati kasus-kasus pemecatan secara diam-diam.
Beberapa perusahaan percaya bahwa pemecatan diam-diam mungkin menguntungkan, karena pengunduran diri secara sukarela akan membebaskan karyawan dari pesangon atau kompensasi pengangguran.
Namun, kenyataannya pendekatan ini dapat merugikan bisnis karena berbagai alasan. Masalahnya adalah meskipun pemecatan diam-diam sering kali disengaja, ada kemungkinan bahwa terkadang organisasi melakukannya tanpa menyadarinya.
Mengenali tanda-tanda dan memahami implikasi dari pemecatan diam-diam sangat penting bagi para profesional SDM dan perusahaan secara keseluruhan. Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai quiet firing, mulai dari pengertian hingga cara mencegahnya.
Baca selengkapnya hanya di penjelasan yang ada di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Quiet Firing?
Quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah praktik berbahaya di mana perusahaan mendorong karyawan untuk keluar tanpa pemutusan hubungan kerja secara eksplisit. Hal ini melibatkan sinyal-sinyal halus, seperti kenaikan gaji yang ditolak, promosi yang tertunda, dan kurangnya umpan balik yang konstruktif.
Mengatasi pemecatan diam-diam bukanlah solusi yang mudah, tetapi HR dapat mengambil berbagai pendekatan, termasuk melakukan pelatihan keragaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), membudayakan komunikasi yang terbuka, dan menyempurnakan proses evaluasi kinerja.
Masing-masing strategi ini berkontribusi dalam memerangi lingkungan kerja yang tidak bersahabat dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan transparan. Pemecatan diam-diam juga dapat terjadi dengan berbagai cara lain.
Cara-cara tersebut dapat berupa kombinasi dari beberapa skenario berikut ini:
- Isolasi atau pengucilan dari kegiatan tim, rapat, acara sosial dan proses pengambilan keputusan, yang menandakan adanya kesengajaan untuk menjauhkan diri dari organisasi.
- Pengurangan tanggung jawab tanpa penjelasan yang valid, sehingga karyawan tidak memiliki pekerjaan yang berarti untuk dilakukan.
- Marginalisasi dalam rapat di mana kontribusi karyawan secara konsisten diabaikan atau diabaikan dalam rapat atau diskusi tim.
- Tingkat kritik, pengawasan, atau manajemen mikro yang meningkat secara tiba-tiba dari supervisor atau manajer, yang berkontribusi pada perasaan terasing dan frustrasi.
- Pergeseran tak terduga dalam standar kinerja atau ekspektasi yang tampaknya tidak dapat dicapai atau sewenang-wenang.
- Penarikan secara bertahap hak-hak istimewa atau tunjangan yang pernah dinikmati oleh karyawan (misalnya – akses ke peluang pengembangan profesional, acara perusahaan, atau tunjangan lain yang berkontribusi pada keterlibatan dan moral karyawan)
- Perubahan mendadak pada struktur karyawan seperti jadwal, lokasi, atau kondisi kerja.
Misalnya, mereka mungkin dipindahkan ke departemen lain, ditugaskan ke shift yang kurang diminati, atau diharuskan bekerja dari jarak jauh tanpa konsultasi atau penjelasan yang adil sebelumnya.
Taktik-taktik licik ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang mendorong karyawan untuk mempertimbangkan jalur karier alternatif tanpa perlu konfrontasi atau pemutusan hubungan kerja secara langsung.
Baca Juga: Apa itu PMTK dalam PHK? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Mengapa Quiet Firing Dapat Terjadi?
Keputusan untuk melakukan pemecatan secara diam-diam mencerminkan interaksi yang kompleks antara prioritas dan strategi organisasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perusahaan melakukannya:
1. Untuk mengurangi biaya
Selama periode tekanan keuangan atau restrukturisasi, perusahaan dapat memilih PHK diam-diam untuk mengurangi biaya yang terkait dengan paket pesangon dan proses hukum. PHK diam-diam ini dipilih karena perusahaan tidak perlu memberikan uang pesangon selayaknya ketika perusahaan melakukan PHK secara langsung.
Ketika quiet firing terjadi, dalam data yang diterima diketahui bahwa karyawan yang melakukan pengunduran diri secara sukarela. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu memberikan uang pesangon untuk karyawan yang melakukan resign.
2. Untuk menghindari konflik
PHK diam-diam memungkinkan perusahaan untuk menghindari situasi konfrontatif yang terkait dengan PHK tradisional, menjaga keharmonisan di tempat kerja dan menghindari publisitas negatif.
Baca Juga: Karyawan Resign Kerja Mendadak, Apa yang Harus Dilakukan HR?
3. Untuk penyelarasan strategis
Dalam skenario di mana tujuan atau prioritas organisasi bergeser, pemecatan diam-diam dapat digunakan untuk menyelaraskan kembali tenaga kerja dengan tujuan strategis yang baru.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengkalibrasi ulang komposisi tim dan keahlian tanpa menarik perhatian yang tidak semestinya.
4. Untuk menghindari risiko hukum
Quiet firing meminimalkan risiko potensi perselisihan hukum atau klaim PHK yang salah yang mungkin timbul dari keputusan PHK yang eksplisit. Bagaimana pun ketika melakukan PHK, ada ketentuan yang harus ditaati oleh perusahaan.
Ketika perusahaan melakukan pemecatan diam-diam, perusahaan tidak perlu mengikuti ketentuan ini karena karyawan yang akan melakukan pengunduran diri secara sukarela.
Baca Juga: Hak Karyawan Resign Ini Harus Dipenuhi Perusahaan, Apa Saja?
Apa Dampak Quiet Firing bagi Perusahaan?
Pemecatan diam-diam memang dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan, yang melampaui dampak langsung terhadap individu yang terlibat. Berikut adalah beberapa cara yang dapat mempengaruhi perusahaan:
1. Tumbuhnya ketidakpercayaan
Quiet firing dapat menumbuhkan budaya ketidakpercayaan, kebencian, dan kerahasiaan di tempat kerja. Karyawan dapat menjadi kecewa dengan kepemimpinan organisasi dan kehilangan kepercayaan pada komitmennya terhadap keadilan dan transparansi.
Karyawan yang menyaksikan atau mengalami pemecatan secara diam-diam dapat melepaskan diri dari pekerjaan dan organisasi secara keseluruhan. Mereka mungkin merasa tidak dihargai, dibuang, atau tidak didukung, sehingga menurunkan motivasi dan produktivitas.
Tumbuhnya ketidakpercayaan terhadap organisasi ini dapat menyebar ke karyawan yang masih bekerja. Jika rekan kerja mereka bisa mengalaminya, tidak memungkiri bahwa mereka juga akan mengalami hal yang sama.
2. Dapat mengikis moral dan kohesi
Quiet firing dapat mengikis moral dan kohesi tim karena karyawan menjadi sadar akan taktik halus yang digunakan untuk mendorong keluarnya mereka dari perusahaan.
Kepercayaan di antara anggota tim dapat terganggu, dan kolaborasi dapat terganggu karena individu menjadi fokus pada mempertahankan diri daripada kesuksesan kolektif.
Ketakutan akan menjadi sasaran pemecatan diam-diam juga dapat membuat karyawan enggan untuk mengambil inisiatif atau menyuarakan ide-ide inovatif.
3. Kehilangan talenta terbaik
Hilangnya talenta dapat merugikan kesuksesan jangka panjang perusahaan, karena pengetahuan dan keahlian yang berharga akan terkuras, dan biaya rekrutmen meningkat.
Ketika perusahaan kehilangan talenta terbaik, maka perusahaan juga akan kehilangan kesempatan untuk lebih maju.
4. Reputasi yang buruk
Organisasi yang melakukan pemecatan secara diam-diam dapat mengalami tingkat atrisi yang lebih tinggi karena karyawan yang kecewa akan mencari peluang di tempat lain.
Promosi negatif dari mulut ke mulut dari karyawan saat ini dan mantan karyawan dapat menghalangi calon karyawan untuk mempertimbangkan peluang kerja di perusahaan. Dengan begitu, perusahaan bisa mendapatkan reputasi buruk yang akan berdampak kepada penjualan hingga rekrutmen karyawan.
5. Mendapatkan sanksi hukum
Karyawan yang merasa menjadi sasaran pemecatan diam-diam secara tidak adil dapat mengambil tindakan hukum atas pemutusan hubungan kerja yang tidak adil, diskriminasi, atau pembalasan dendam, yang berakibat pada proses pengadilan yang mahal dan kerusakan reputasi.
Dengan adanya sanksi hukum ini, perusahaan bisa mendapatkan kerugian secara materi hingga mendapatkan reputasi yang buruk di mata publik.
Baca Juga: 15 Alasan Resign Terbaik dan Tetap Profesional
Mengapa Quiet Firing Dapat Terjadi?
Pemecatan diam-diam yang tidak disengaja dapat terjadi karena berbagai faktor, yang sering kali berasal dari komunikasi yang buruk, ketidakjelasan, atau bias yang tidak disadari di dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa cara yang mungkin terjadi:
1. Kurangnya feedback dari HRD
Kurangnya feedback atau umpan balik dan kesempatan yang tidak setara membuat karyawan merasa secara halus didorong keluar dari organisasi.
Ketika HR dan manajer gagal memberikan umpan balik yang konstruktif dan teratur kepada karyawan mengenai kinerja mereka, pengembangan karier, atau area yang perlu ditingkatkan, hal ini dapat menimbulkan perasaan ambigu dan ketidakpastian di pihak karyawan.
Meski tampak sepele, namun feedback dibutuhkan karyawan untuk dapat berkembang. Jika HRD atau manajer tidak bisa memberikannya, karyawan bisa mengalami ketidakpuasan kerja dan bisa berujung ke pemecataan diam-diam.
2. Tidak ada kesempatan berkembang
Dalam lingkungan di mana karyawan tertentu menerima lebih banyak kesempatan untuk maju, pengakuan, atau penugasan yang menantang dibandingkan dengan yang lain, pemecatan diam-diam yang tidak disengaja dapat terjadi.
Perbedaan perlakuan ini mungkin tidak langsung terlihat, namun dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan kecewa di antara mereka yang merasa diabaikan atau kurang dihargai.
Pada saat itu, karyawan merasa tidak memiliki kesempatan berkembang. Sebagai karyawan, pastinya karyawan ingin terus berkembang dan jika ia tidak bisa mendapatkannya, tidak ada alasan lagi untuk bertahan bekerja di perusahaan.
3. Adanya perubahan organisasi
Perubahan organisasi dan bias implisit dapat menyebabkan pemecatan diam-diam yang tidak disengaja. Selama periode perubahan organisasi, seperti merger, akuisisi, atau restrukturisasi, karyawan dapat secara tidak sengaja menjadi korban dari pergeseran prioritas atau ekspektasi yang tidak jelas.
4. Kurangnya komunikasi
Kurangnya komunikasi tentang dampak perubahan ini terhadap peran dan jalur karier individu dapat menciptakan suasana ketidakpastian dan ketidakterlibatan, yang berpotensi mengarah pada skenario pemecatan secara diam-diam.
4. Bias dalam pengambilan keputusan
Bias yang tidak disadari yang dimiliki oleh para manajer atau pengambil keputusan di dalam perusahaan dapat memengaruhi persepsi tentang kinerja, potensi, atau kecocokan budaya karyawan.
Bias-bias ini dapat mengakibatkan perlakuan atau kesempatan yang tidak setara, yang pada akhirnya berkontribusi pada pemecatan diam-diam yang tidak disengaja dengan menciptakan hambatan untuk kemajuan atau pengakuan bagi individu tertentu.
Baca Juga: Hal yang Harus Anda Perhatikan Sebelum Resign dari Pekerjaan
Bagaimana Cara Mencegah Quiet Firing?
Agar pemecatan diam-diam dapat dicegah, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
1. Prioritaskan evaluasi kinerja
Untuk mengatasi hal ini, HR harus memprioritaskan evaluasi kinerja dan sesi umpan balik secara berkala untuk memberikan panduan konstruktif bagi pengembangan karyawan.
Kriteria yang jelas untuk kemajuan karir dan proses yang transparan untuk promosi juga harus dibuat untuk mengurangi kesenjangan dalam peluang.
2. Prioritaskan komunikasi yang terbuka dan transparan
HR harus memprioritaskan komunikasi yang terbuka dan transparan dengan karyawan selama perubahan organisasi. Karyawan harus memiliki kejelasan tentang peran, ekspektasi, dan jalur karier dalam struktur yang baru.
Komunikasi yang terbuka dan transparan juga akan membantu karyawan untuk memperbaiki setiap keselahan yang dimilikinya. Dengan begitu perusahaan dan karyawan bisa saling berbenah dan menjadi lebih baik ke depannya.
3. Terapkan inisiatif keragaman
Menerapkan inisiatif keragaman dan inklusi serta pelatihan keragaman sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan bias yang tidak disadari dan menumbuhkan budaya keadilan, kesetaraan, dan rasa hormat bagi semua karyawan.
Jangan sampai ada yang merasa terdiskriminasi karena perbedaan yang ada di dalam organisasi. Meski berbeda, namun pastikan setiap anggota di dalam tim bisa bekerja sama dan berkolaborasi untuk tujuan kemajuan perusahaan.
4. Amnil keputusan intropeksi bias
Selain itu, SDM harus mendorong para manajer dan pengambil keputusan untuk mengintrospeksi bias mereka, mendorong empati, pemahaman, dan inklusivitas dalam interaksi dan proses pengambilan keputusan.
5. Kenali tanda dan pahami implikasinya
Mengenali tanda-tanda pemecatan diam-diam dan memahami implikasinya adalah langkah penting untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang adil dan suportif. Sebagai HRD Anda harus peka terhadap tanda-tanda yang mengarah ke pemecatan diam-diam.
Jadi sebelum quiet firing terjadi, pastikan Anda mengenali tandanya dan cegah secepat mungkin.
6. Lakukan pengelolaan karyawan dengan baik
Untuk mencegah pemecatan diam-diam ini juga bisa dilakukan dengan pengelolaan karyawan yang baik. Pengelolaan karyawan yang baik adalah bagaimana Anda bisa memastikan setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dan tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaan.
Dengan pengelolaan karyawan yang baik, karyawan di perusahaan Anda akan merasa bahwa mereka diperhatikan oleh perusahaan. Jika dibarengi dengan fasilitas yang memudahkan, karyawan akan merasa nyaman dan aman sehingga quiet firing dapat dicegah.
Baca Juga: Contoh Surat PHK dan Cara Membuatnya
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai quiet firing untuk Anda. Pemecatan diam-diam merupakan hal yang bisa memberikan dampak negatif untuk perusahaan, jadi penting bagi Anda untuk mencegahnya terjadi.
Salah satu cara mencegahnya adalah dengan melakukan pengelolaan karyawan dengan baik. Gunakan software payroll dan aplikasi HRIS dari GajiHub untuk memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.
GajiHub merupakan software payroll dan aplikasi HRIS yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan.
Daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Insentif Adalah: Ini Pengertian dan Jenis-Jenisnya - 23 December 2024
- Pajak Gaji Berapa Persen? Berikut Besarannya Sesuai Regulasi - 20 December 2024
- 25 Rekomendasi Kerja Online yang Wajib Anda Coba - 20 December 2024