Active Learning: Arti, Manfaat, dan Cara Menerapkannya

active learning banner

Salah satu alasan yang membuat karyawan bertahan lama di perusahaan adalah karena diberikan kesempatan untuk berkembang. Inilah mengapa Anda perlu menerapkan active learning dalam lingkungan kerja.

Active learning dapat berupa melibatkan karyawan ke dalam proyek-proyek yang menarik dan menantang. Melalui proyek tersebut, mereka dapat belajar hal baru dan terus mengembangkan skill-nya.

Selain itu, jika Anda ingin melibatkan anggota tim dan mempertahankan brand secara jangka panjang, dorong mereka untuk terbuka terhadap ide-ide baru dan cara-cara baru dalam bekerja.

Dengan active learning, tim dapat saling berinteraksi sambil mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan cara-cara yang lebih inovatif di industri.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu active learning, perbedaannya dengan passive learning, strategi, dan cara menerapkannya di dalam lingkungan kerja.

Apa yang Dimaksud dengan Active Learning?

active learning 1

Active learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan seseorang dalam melakukan sesuatu dan memikirkan apa yang mereka lakukan.

Metode pembelajaran ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1991 oleh ahli pendidikan Charles C. Bonwell dan James A. Elison, yang merupakan kombinsasi antara pemikiran dan praktik yang dapat membantu memperkuat poin-poin utama pembelajaran.

Dengan semakin berkembangnya pembelajaran aktif, workshop dan pelatihan yang biasanya dilakukan oleh perusahaan menjadi lebih menarik.

Dalam metode ini, pembicara tidak perlu mengubah isi materi, namun mereka bisa menuntut lebih banyak partisipasi aktif dari peserta.

Jadi, alih-alih hanya mendengarkan, karyawan diharapkan untuk membaca, menulis, dan mendiskusikan konsep-konsep inti yang mereka pelajari.

Salah satu yang membuat pembelajaran ini semakin populer karena dapat mendorong kerjasama yang lebih baik di antara anggota tim dan merangsang pemikiran kreatif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

Ketika tim Anda benar-benar terlibat dalam pelatihan, mereka dapat mengembagnkan critical thinking skill yang dapat diterapkan di tempat kerja untuk menemukan solusi kreatif bagi masalah sehari-hari.

Baca Juga: Assessment as Learning: Arti, Manfaat, Hingga Tahapannya

Apa Saja Jenis-Jenis Pembelajaran?

active learning 2

Pembelajaran aktif hanyalah salah satu dari berbagai jenis pembelajaran yang bisa dimanfaatkan tim Anda di lingkungan kerja.

Selain metode tersebut, berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang biasanya digunakan di tempat kerja:

1. Active Learning

Metode ini menuntut tim untuk terlibat dalam workshop atau seminar secara aktif. Mereka harus berinteraksi satu sama lain, berdiskusi, dan menilai secara kritis materi yang disampaikan.

2. Passive Learning (Pembelajaran Pasif)

Dalam pembelajaran ini, tim akan belajar secara mandiri.

Meskipun memungkinkan mereka belajar dengan kecepatan masing-masing, metode ini bisa membuat beberapa anggota tertinggal jika mereka lebih lambat dalam memahami atau bahkan kurang termotivasi.

Pembelajaran pasif juga tidak mendorong interaksi sosial atau pertukaran ide antar anggota tim.

3. Experiential Learning

Experiential learning atau pembalajaran imersif adalah pembelajaran yang melibatkan tim dalam skenario kerja secara mendalam dan mengembangkan skill mereka di dunia nyata.

Hanya saja, biasanya metode ini membutuhkan persiapan yang lebih rumit dan bisa memakan banyak waktu.

Baca Juga: Strategi Manajemen Staf: Arti, Manfaat, dan Cara Mengembangkan

Active Learning, Passive Learning, dan Experiential Learning, Mana yang Lebih Baik?

active learning 3

Perlu Anda pahami, bahwa tidak ada satu metode pembelajaran yang terbaik untuk semua situasi. Artinya, setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, seperti:

1. Passive Learning

Metode ini lebih cocok untuk kantor yang menerapkan remote working atau kerja hybrid. Passive learning adalah metode yang paling tradisional, yakni tidak memerlukan banyak persiapan dan memungkinkan karyawan belajar dengan ritme mereka sendiri.

Namun, karyawan bisa merasa terisolasi dan kurang mendorong interaksi sosial di kantor.

2. Active Learning

Active learning dapat menghilangkan hambatan sosial dari pembelajaran pasif. Meskipun memakan waktu lebih lama, metode ini bisa mendorong rasa kebersamaan dan keterlibatan yang lebih besar di antara tim.

Baca Juga: Workshop Adalah: Arti, Manfaat, Langkah, Hingga Contohnya

3. Experiential Learning

Metode ini memberikan pengalaman belajar yang mendalam dengan sedikit risiko. Namun, pengaturannya bisa mahal dan memakan waktu, sehingga lebih cocok untuk acara-acara khusus seperti pelatihan tim.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada satu metode pembelajaran yang terbaik untuk semua orang.

Setiap karyawan belajar dengan cara yang berbeda, sehingga mereka akan merespons pelatihan dengan tingkat keberhasilan dan antusiasme yang bervariasi.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menentukan metode pembelajaran yang paling cocok untuk sebagaian besar tim, yang dapat mendukung tujuan bisnis perusahaan.

Baca Juga: Pengertian Upskilling, Manfaat, Teknik, dan Cara Mengembangkan

Apakah Perusahaan Perlu Menerapkan Active Learning?

active learning 4

Ya, penting, karena active learning memiliki sejumlah manfaat yg dapat mempengaruhi lingkungan kerja Anda, yaitu:

1. Implementasi di Dunia Nyata

Active learning bukan hanya tentang keterampilan yang digunakan oleh tim Anda melalui workshop atau seminar.

Saat tim Anda benar-benar berpikir secara aktif, manfaatnya akan terlihat di seluruh perusahaan.

Misalnya, anggota tim mungkin cenderung melihat masalah interpersonal di kantor dengan pendekatan problem solving yang aktif.

Mereka juga bisa cepat menyelesaikan masalah klien dengan fokus pada perbaikan bersama.

2. Peningkatan Berpikir Kritis

Berpikir kritis dapat mencegah tim Anda menjadi stagnan. Hanya saja, untuk bisa berpikir secara kritis, terdapat beberapa latihan yang perlu dilakukan.

Jika tim Anda jarang berpikir kritis, solusi yang ditawarkan untuk maslaah perusahaan mungkin tidak akan kreatif. Bahkan, tim yang kurang aktif bisa membuat perusahaan semakin mundur.

Sementara tim yang mampu berpikir kritis terhadap kebutuhan klien dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

3. Rasa Mandiri yang Lebih Besar

Selain mendorong interaksi antar karyawan, active learning juga dapat meningkatkan kemandirian mereka dengan meningkatkan kepercayaan diri.

Karyawan yang merasa mampu menggunakan keahlian mereka untuk menyelesaikan masalah cenderung tidak bergantung pada orang lain.

Sebagai hasilnya, mereka akan lebih berani untuk mengambil risiko yang lebih inovatif di tempat kerja.

Kemandirian ini juga tidak akan memisahkan anggota tim dari komunitas kerja. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi dasar untuk mereka berdiri sendiri, menyelesaikan masalah, dan memberikan saran kepada rekan-rekan mereka.

active learning 6

4. Pemikiran Inovatif

Inovasi sangat penting dalam perkembangan industri. Jika perusahaan ingin menonjol dari yang lain, tim harus bisa berpikir out of the box. 

Namun, hal ini bisa sulit dilakukan jika itm lebih suka bergantung pada standar dan prosedur lama.

Untuk mendorong pemikiran yang inovatif, Anda memerlukan tim yang terlibat secara aktif. Dalam hal ini, active learning dapat mendorong tim Anda untuk menemukan cara-cara baru dan menarik untuk mengatasi berbagai masalah bisnis.

Baca Juga: Pengembangan Soft Skill di Tempat Kerja: Cara dan Manfaatnya

Bagaimana Cara Menerapkan Active Learning di Lingkungan Kerja?

pembelajaran aktif 5

Berikut adalah cara menerapkan active learning di lingkungan kerja Anda:

1. Dorong Karyawan untuk Berpasangan

Active learning dapat bekerja secara optimal ketika anggota tim dapat saling mengandalkan satu sama lain.

Dengan demikian, cobalah untuk membahas perkembangan baru di industri Anda dari perspektif kelompok.

Dorong tim untuk saling terhubung, baik dalam pengaturan khusus atau di waktu mereka sendiri, untuk membahas perkembangan yang mereka lihat.

Proses berpasangan ini mendorong karyawan untuk berpikir bersama dan mempertimbangkan bagaimana perkembangan baru tersebut dapat mempengaruhi bisnis Anda.

Dengan demikian, tim dapat mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengembangkan bisnis atau cara-cara lama yang bisa ditingkatkan.

Selain itu, hal ini juga mendorong interaksi sosial antar dua orang yang mungkin sebelumnya tidak memiliki banyak alasan untuk terhubung.

2. Menyusun Ringkasan

Setelah menghadiri pelatihan, seminar, atau workshop, penting untuk memastikan bahwa anggota tim benar-benar memahami materi yang disampaikan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan meminta mereka untuk menyusun ringkasan dari apa yang mereka pelajari.

Anda bisa meminta mereka untuk menulis tesis utama atau poin-poin penting yang disampaikan selama sesi tersebut.

Selain tulisan, Anda juga bisa mengadakan diskusi kelompok di mana setiap anggota berbagi ringkasan mereka dan membahasnya bersama-sama.

Proses ini tidak hanya memperkuat pemahaman, tetapi juga membantu tim untuk berpikir kritis tentang materi yang mereka terima dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

Dengan demikian, pengetahuan yang didapat tidak hanya diingat secara pasif, tetapi benar-benar dipahami dan siap diterapkan.

3. Saling Mengajar

Mendorong karyawan untuk saling mengajar adalah strategi lain yang sangat efektif dalam pembelajaran aktif.

Misalnya, jika ada karyawan yang memiliki keahlian khusus, seperti penggunaan soft skill tertentu atau keterampilan analisis data, Anda bisa mengatur sesi di mana mereka mengajarkan keterampilan tersebut kepada rekan kerja dari departemen lain.

Hal ini bisa dilakukan melalui sesi pelatihan formal atau bahkan dalam bentuk sesi berbagi pengetahuan yang lebih santai.

Proses mengajar tersebut memiliki dua manfaat utama: pertama, karyawan yang mengajar akan memperdalam pemahaman mereka sendiri tentang materi, karena mengajarkan sesuatu biasanya membantu memperkuat pemahaman tersebut.

Kedua, karyawan lain yang belajar akan mendapatkan keterampilan baru yang dapat meningkatkan kinerja mereka.

Selain itu, kegiatan ini mendorong kolaborasi lintas departemen dan memperkuat hubungan kerja, karena karyawan dari berbagai bagian perusahaan mulai lebih sering berinteraksi dan bekerja sama.

Baca Juga: Group Mentoring: Arti, Manfaat, Hingga Tips Implementasinya

gajihub 2

4. Belajar dari Contoh Nyata

Anda juga dapat menggunakan contoh nyata dari industri dalam menerapkan active learning. 

Misalnya, dengan mengundang pakar dari industri untuk berbagi pengalaman mereka tentang bagaimana perusahaan mereka menerapkan teknologi baru atau strategi bisnis yang sukses.

Studi kasus juga bisa sangat bermanfaat; pilihlah studi kasus yang relevan dengan tantangan atau peluang yang dihadapi oleh bisnis Anda saat ini.

Anda bisa mengadakan sesi di mana tim Anda membaca dan mendiskusikan studi kasus tersebut, kemudian mencoba menghubungkan pelajaran yang didapat dengan situasi di perusahaan Anda.

Jika memungkinkan, ajak tim Anda untuk mengunjungi perusahaan lain yang telah sukses menerapkan strategi tertentu.

Dengan melihat langsung bagaimana teori diterapkan dalam praktik, tim Anda akan lebih mudah memahami dan mengingat konsep-konsep yang dipelajari.

Hal ini juga memberi mereka inspirasi tentang bagaimana inovasi serupa dapat diterapkan di perusahaan Anda.

5. Perbaikan Bertahap

Active learning adalah proses yang membutuhkan waktu, dan tidak selalu menghasilkan perubahan yang instan.

Setelah Anda menerapkan strategi-strategi ini, penting untuk memantau kemajuan tim Anda secara berkala.

Anda bisa mengadakan evaluasi rutin untuk melihat bagaimana anggota tim menggunakan pengetahuan baru mereka dalam pekerjaan sehari-hari.

Misalnya, Anda bisa mengadakan pertemuan bulanan di mana setiap anggota tim melaporkan bagaimana mereka telah menerapkan pelajaran dari pelatihan atau seminar yang mereka hadiri.

Jika ada anggota tim yang tampak kesulitan, berikan bimbingan tambahan dan dorong mereka untuk terus belajar dan beradaptasi.

Tahap ini bisa dilakukan melalui sesi coaching 1-on-1 atau dengan memberikan akses ke sumber daya tambahan, seperti kursus online atau bahan bacaan.

Seiring berjalannya waktu, upaya ini akan menghasilkan tim yang lebih terampil, adaptif, dan siap menghadapi tantangan baru dalam industri yang terus berkembang.

Baca Juga: Perbedaan Coaching dan Mentoring serta Manfaat Keduanya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa active learning adalah metode pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan dan pengembangan keterampilan karyawan.

Dengan menerapkan strategi-strategi seperti diskusi berpasangan, saling mengajar, dan belajar dari contoh nyata, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan inovatif.

Active learning juga membantu karyawan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemandirian, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan bisnis sehari-hari.

Meskipun membutuhkan waktu dan upaya, penerapan metode ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi perusahaan, termasuk peningkatan produktivitas dan inovasi.

Berkaitan dengan proses penerapan active learning yang berkelanjutan, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub untuk meringankan tugas-tugas tim HR.

Dengan fitur payroll misalnya, tim HR dapat dengan mudah menghitung seluruh komponen gaji karyawan, mulai dari gaji pokok, bonus dan potongan seperti PPh 21 serta iuran BPJS.

Software ini juga dapat membantu menjaga kedisiplinan karyawan dengan fitur absensi, yang memungkinkan perusahaan mengetahui clock in clock out mereka.

Selain absensi dan payroll, juga terdapat fitur-fitur menarik lainnya seperti kelola izin dan cuti, employee self service (ESS), kasbon, hingga reimbursement. 

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *