Strategi Manajemen Risiko, Manfaat, dan Tahapannya

Strategi Manajemen risiko banner

Risiko terhadap perusahaan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari bencana alam, pandemi, masalah politik, gangguan rantai paskon, hingga ancaman keamanan siber. Inilah mengapa Anda perlu memahami strategi manajemen risiko.

Pada setiap industri, seberapa cepat dan efektifnya perusahaan dapat dilihat dari bagaimana mereka mengelola risiko dan dapat pulih serta bangkit kembali.

Oleh karena itu, Anda perlu berfokus pada indentifikasi, mitigasi, dan pemantauan risiko agar lebih siap dalam menghadapi berbagai masalah yang akan datang.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu strategi manajemen risiko, tahapan, hingga manfaatnya.

Apa yang Dimaksud dengan Strategi Manajemen Risiko?

strategi manajemen risiko 7

Strategi manajemen risiko adalah pendekatan terstruktur untuk menangani risiko, dampak risiko, dan peristiwa risiko. Hal ini dapat digunakan perusahaan dari segala ukuran dan di semua industri.

Manajemen risiko yang efektif dapat ditunjukan dengan mengelola risiko baru yang sedan berlangsung, diidentifikasi, dinilai, dikelola, dan dipantau.

Proses ini memungkinkan perusahaan untuk memperbarui dan meninjau dan kemudian mengambil langkah-langkah tepat untuk melindungi organisasi dan berbagai aset berharganya.

Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya

Apa Saja Langkah-Langkah Strategi Manajemen Risiko?

strategi manajemen risiko 6

Strategi manajemen risiko yang efektif melibatkan beberapa langkah, seperti:

1. Mengidentifikasi Risiko

Mengidentifikasi risiko bisa dilakukan dengan menemukan masalah secara tidak sengaja atau melalui alat dan proses kontrol yang memberikan tanda peringatan saat ada risiko yang terdeteksi.

Dalam proses ini, Anda juga perlu bersikap proaktif untuk mengirangi risiko. Selain itu, Anda juga harus melakukan penilaian risiko internal dan eksternal secara rutin untuk menemukan risiko yang mungkin tidak terlihat.

2. Menilai Risiko

Setelah mengidentifikasi risiko potensial, setiap risiko harus dinilai untuk menentukan seberapa besar kemungkinan terjadinya dan dampaknya jika risiko tersebut benar-benar terjadi.

Hal ini membantu tim memprioritaskan setiap risiko. Penilaian juga harus sitematis, terdokumentasi, dan ditunjau atau diulang setidaknya setahun sekali, tergantung pada ukuran dan kompleksitas bisnis Anda.

3. Menanggapi Risiko

Setelah menilai risiko, selanjutnya Anda perlu mengembangkan dan menerapkan perawatan dan kontrol untuk menangani risiko secara tepat dan efektif.

Umumnya, terdapat empat cara umum untuk menangani risiko, yaitu menghindari risiko, mengurangi risiko, menerima risiko, dan mentransfer risiko.

Menangani risiko bisa menjadi proses yang berlangsung lama dan melibatkan perancangan serta penerapan proses baru, atau mungkin memerlukan tindakan segera.

Beberapa risiko spesifik mungkin memerlukan action plan terperinci untuk mengatasinya, dan keputusan terkait risiko utama harus melibatkan pemangku kepentingan yang terkena dampak.

4. Memantau Risiko

Memantau risiko adalah proses berkelanjutan untuk mengelola risiko dengan melacak pelaksanaan strategi risiko, dan terus mengidentifikasi risiko baru.

Proses ini memungkinkan tindakan cepat berdasarkan tingkat keparahan atau dampak potensial dari risiko tersebut.

Pemantauan risiko harus dilaksanakan secara terus-menerus agar perusahaan lebih siap untuk menghadapi risiko yang akan datang, mulai dari risiko keuangan, risiko eksternal, dan risiko lainnya.

Baca Juga: Manajemen Organisasi: Arti, Manfaat, Fungsi, dan Contohnya

Siapa yang Bertanggung Jawab Mengembangkan Strategi Manajemen Risiko?

strategi manajemen risiko 5

Untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam strategi manajemen risiko, Anda harus mempertimbangkan ruang lingkup, sifat, struktur perusahaan, kompleksitas, ketersediaan sumber daya, dan kemampuan tim.

Secara umum proses ini mungkin menjadi tanggung jawab tim audit, project manager, risk specialist, tim HR, konsultan eksternal, atau pemangku kepentingan lainnya.

Namun, selain penanggung jawab, Anda juga perlu memutuskan arah yang akan diambil dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  • Faktor pendorong dan manfaat dari mengembangkan strategi manajemen risiko.
  • Proses dari awal hingga akhir, mulai dari inisiasi hingga penyelesaian.
  • Pihak lain yang bisa memberikan wawasan dan nilai tambah.
  • Cara dan tempat mendokumentasikan strategi manajemen risiko.
  • Software dan alat manajemen risiko untuk menyederhanakan pekerjaan.
  • Melakukan tinjauan formal terhadap temuan.
  • Waktu untuk mempresentasikan temuan.

Baca Juga: 10 Penyebab Human Capital Gagal dan Cara Mengatasinya

Apakah Penting untuk Memiliki Strategi Manajemen Risiko?

risk management strategies 1

Ya, sangat penting. Strategi manajemen risiko sangat penting untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan Anda.

Selain itu, ada beberapa manfaat lain dari strategi manajemen risiko:

1. Efektivitas Operasional dan Kelangsungan Binis

Risiko dapat muncul kapan pun dan dapat berupa apa saja, mulai dari ancaman siber, pemasok yang tidak bisa lagi melayani perusahaan, atau kegagala lainnya.

Dengan strategi manajemen risiko, Anda dapat mengatasi berbagai hal tersebut dengan baik dan memastikan kontrol internal untuk menangani jenis risiko lain yang mungkin akan muncul.

2. Perlindungan Aset Perusahaan

Setiap perusahaan perlu melakukan upaya untuk melindungi asetnya, mulai dari peralatan fisik, persediaan, SDM, data, dan sebagainya.

Laporan terbaru dari IBM menunjukkan lebih dari 8,5 miliar catatan dikompromikan dalam pelanggaran data antara April 2019 dan 2020 — dengan biaya rata-rata pelanggaran data berukuran besar sebesar $3,86 juta AS.

Dalam periode satu tahun yang berakhir pada April 2020, terhadi 80 persen pencurian terkait dengan informasi identitas pribadi pelanggan.

Hal ini membuat perusahaan perlu mengembangkan strategi manajemen risiko yang kuat dan dapat diterapkan sangat penting untuk melindungi aset dan data pelanggan.

3. Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

Logo, merek, visibilitas digital, dan reputasi perusahaan juga merupakan aset penting, yang menjadi penghubung bisnis dengan pelanggan.

Saat bisnis Anda memiliki rencana manajemen risiko yang matang, pelanggan Anda dapat mempertahankan rasa aman dan keyakinan terhadap reputasi dan merek Anda dengan menjaga berbagai aset tersebut.

Hal ini juga memastikan pelanggan tetap percaya pada kemampuan Anda untuk hadi dan memberikan produk serta layanan yang telah dijanjikan.

Hasilnya adalah tingkat kepuasan, retensi, dan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.

Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

4. Mencapai Tujuan

Untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu dan mencapai tujuan yang diinginkan dibutuhkan manajemen risiko yang efektif.

Dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko, perusahaan dapat menemukan kelemahan lebih cepat.

Hal ini membantu menghilangkan proyek dan kegiatan yang tidak memberikan keuntungan, sehingga meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan proyek dan bisnis yang lebih besar serta mendapatkan manfaat yang diharapkan.

5. Meningkatkan Profitabilitas

Tujuan utama sebagian besar bisnis adalah tetap menguntungkan. Ketika terjadi masalah seperti pelanggaran data, dampak finansial bisa sangat besar dan sering kali memerlukan waktu dan tenaga yang banyak untuk investigasi bersama tim hukum dan asuransi.

Mengelola risiko seperti risiko pasar, kredit, operasional, dan reputasi sangat penting untuk menjaga profitabilitas perusahaan.

Baca Juga: Manpower Planning: Manfaat, Jenis, Faktor, dan Langkahnya

Apa Saja Strategi Manajemen Risiko yang Penting untuk Keberhasilan Bisnis?

risk management strategies 2

Dalam menghadapi risiko bisnis, Anda membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa strateg imanajemen risiko yang penting untuk memperkuat ketahanan perusahaan:

1. Identifikasi Risiko

Mengakui sejak awal terhadap risiko memungkinkan oerganiasasi untuk secara proaktif menilai, merencanakan, dan menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi atau memanfaatkan risiko tersebut.

Dengan mengenali risiko sejak awal, organisasi dapat mengembangkan strategi yang disesuaikan untuk menghadapi ketidakpastian, meminimalkan dampaknya terhadap operasi.

Selain itu, ini memungkinkan alokasi sumber daya menuju strategi mitigasi risiko, memastikan respons yang proaktif daripada reaktif.

Beberapa teknik untuk identifikasi risiko yang efektif meliputi:

Brainstorming

Mendorong diskusi terbuka, memungkinkan eksplorasi berbagai skenario dan kerentanan yang mungkin tidak terlihat.

Analisis SWOT

Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam operasi, serta peluang dan ancaman eksternal di pasar atau industri.

2. Analisis dan Penilaian Risiko

Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak potensial dan kemungkinan terjadinya setiap risiko yang teridentifikasi, memberikan dasar untuk pengambilan keputusan yang informatif dan prioritas respon risiko.

Metode untuk menganalisis risiko dapat dibagi menjadi dua jenis:

Penilaian Risiko Kualitatif

Melibatkan pemberian label deskriptif seperti rendah, sedang, atau tinggi untuk risiko berdasarkan dampak dan kemungkinan.

Penilaian Risiko Kuantitatif

Melibatkan pemberian nilai numerik pada risiko, sering kali menggunakan model statistik dan matematis.

Penilaian ini mengukur risiko dengan analisis berbasis data, menghitung probabilitas, potensi kerugian, dan nilai moneter yang diharapkan terkait dengan setiap risiko.

3. Memprioritaskan Risiko

Memprioritaskan risiko melibatkan penilaian dan peringkat risiko berdasarkan dampak potensial dan kemungkinan terjadinya, memungkinkan bisnis untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mengelola risiko yang paling mendesak.

Dampak Potensial

Termasuk kerugian finansial, gangguan operasional, kerusakan reputasi, denda regulasi, atau dampak merugikan lainnya pada tujuan bisnis.

Risiko dengan dampak potensial yang lebih tinggi biasanya diprioritaskan untuk perhatian segera.

Kemungkinan Terjadinya

Menilai probabilitas atau frekuensi suatu kejadian risiko terjadi, dan sering kali dinilai dengan melihat data historis, tren industri, dan kondisi pasar.

Matriks risiko adalah salah satu alat yang paling populer digunakan untuk menilai dan memprioritaskan risiko.

Baca Juga: Pengertian PDCA, Tahapan dan Contohnya

risk management strategies 3

4. Perencanaan Respon Risiko

Organisasi harus memilih respons yang sesuai yang sejalan dengan selera risiko dan tujuan mereka. Strategi utama respons risiko meliputi penghindaran, mitigasi, transfer risiko, dan penerimaan.

Pencegahan Risiko

Melibatkan langkah-langkah proaktif untuk menghilangkan atau menghindari risiko sepenuhnya.

Pengurangan/Mitigasi Risiko

Bertujuan untuk mengurangi probabilitas atau dampak risiko.

Transfer Risiko

Melibatkan pemindahan dampak potensial risiko kepada pihak ketiga, seperti mengambil polis asuransi.

Penerimaan/Penahanan Risiko

Mengakui keberadaan risiko tanpa mengambil tindakan spesifik untuk menghadapinya secara aktif.

Untuk menciptakan rencana dalam menghadapi risiko, Anda perlu melibatkan penyesuaian strategi berdasarkan sifat, tingkat keparahan, jenis risiko yang teridentifikasi (risiko internal vs eksternal), dan faktor risiko lainnya.

Baca Juga: Stakeholder Mapping: Arti, Manfaat, Cara Membuat, dan Contoh

5. Implementasi Kontrol Risiko

Kontrol adalah langkah-langkah atau inisiatif yang diterapkan untuk mengurangi, mengurangi, atau mengelola risiko ke tingkat yang dapat diterima.

Mereka berfungsi sebagai pelindung, membantu organisasi melindungi diri dari potensi ancaman dan kerentanan.

Implementasi kontrol risiko dapat membantu mengelola eksposur risiko Anda dengan:

  • Mengurangi probabilitas atau dampak dari risiko yang teridentifikasi.
  • Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan regulasi, standar industri, dan kebijakan internal.
  • Memperkuat ketahanan organisasi dengan memperkuat kemampuannya untuk bertahan dari gangguan.

Contoh kontrol risiko meliputi:

Kontrol Risiko Finansial

Seperti diversifikasi investasi, menetapkan batas risiko, melakukan audit rutin, dan menerapkan strategi lindung nilai.

Kontrol Risiko Operasional

Termasuk menerapkan kontrol internal yang ketat, pemantauan proses secara rutin, menciptakan sistem cadangan, dan pelatihan karyawan untuk meminimalkan kesalahan.

Kontrol Keamanan Informasi/Siber

Seperti enkripsi data sensitif, pembaruan keamanan reguler, kontrol akses, dan sistem deteksi intrusi.

Kontrol Risiko Rantai Pasokan

Seperti menetapkan pemasok alternatif, melakukan uji tuntas pada pemasok, dan menciptakan rencana kontinjensi/kelangsungan bisnis untuk gangguan rantai pasokan.

6. Pemantauan dan Tinjauan Terus-Menerus

Memantau risiko dan tinjauan berkala adalah aspek integral dari rencana manajemen risiko yang efektif.

Mereka memastikan bahwa aktivitas manajemen risiko tetap relevan, adaptif, dan selaras dengan tujuan organisasi dan lanskap risiko yang berubah.

Pendekatan populer untuk tinjauan rutin meliputi:

  • Penilaian risiko berkala
  • Menggunakan KPI dan metrik risiko
  • Mekanisme feedback
  • Melakukan perencanaan skenario dan pengujian stres

Baca Juga: Contoh Template Business Continuity Plan, Arti, dan Manfaatnya

strategi manajemen risiko 4

7. Komunikasi dan Pelaporan

Komunikasi yang efektif dan pelaporan yang transparan memastikan bahwa pemangku kepentingan mendapat informasi yang baik tentang risiko, dampak potensialnya, dan strategi yang ada untuk mengelolanya.

Beberapa strategi utama untuk diingat adalah:

  • Mengkomunikasikan informasi terkait risiko dengan cara yang jelas dan mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
  • Mempertahankan saluran komunikasi terbuka untuk mendorong budaya transparansi dan perbaikan berkelanjutan.
  • Menyesuaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan berbagai pemangku kepentingan.

8. Kepatuhan dan Pertimbangan Regulasi

Organisasi harus menyelaraskan strategi manajemen risikonya dengan hukum, peraturan, standar industri, dan praktik terbaik yang berlaku untuk menghindari potensi denda, masalah hukum, dan kerusakan reputasi.

Jadi, pastikan Anda melakukan beberapa hal berikut:

  • Mengidentifikasi dan memahami hukum, peraturan, dan standar yang relevan dengan industri dan lokasi geografis organisasi Anda.
  • Memastikan penilaian risiko mencakup risiko kepatuhan dan bahwa kontrol diterapkan untuk mengurangi risiko spesifik ini.
  • Melakukan audit kepatuhan secara rutin untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan atau tindakan korektif.
  • Mempertahankan dokumentasi yang komprehensif tentang aktivitas manajemen risiko.

Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diperiksa dalam Audit HR Compliance

gajihub 2

9. Membangun Budaya Kesadaran Risiko

Terakhir, penting bagi Anda untuk membangun budaya kesadaran risiko yang kuat.

Hal ini menciptakan lingkungan di mana semua anggota tim memahami pentingnya manajemen risiko dan menumbuhkan pola pikir yang sadar akan berbagai risiko.

Untuk melakukan strategi ini, berikut beberapa tipsnya:

  • Meminta dukungan dan komitmen kuat dari manajemen tingkat atas dengan pemimpin yang secara aktif mempromosikan dan mendukung manajemen risiko.
  • Mengkomunikasikan pentingnya manajemen risiko dengan jelas dan peran masing-masing karyawan dalam mengidentifikasi, melaporkan, dan mengurangi risiko.
  • Mendorong dan memberdayakan karyawan di semua tingkatan untuk berpartisipasi.
  • Mengakui dan menghargai mereka yang memberikan kontribusi terbesar.

Baca Juga: Manajemen Aset: Pengertian, Jenis, Siklus, dan Tips Mengelolanya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa strategi manajemen risiko adalah komponen penting dalam memastikan keberhasilan dan keberlanjutan suatu perusahaan.

Dengan memahami dan menerapkan pendekatan terstruktur terhadap risiko, perusahaan dapat mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko secara proaktif.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian dengan lebih siap dan melindungi aset serta reputasi mereka dari potensi ancaman yang mungkin timbul.

Selain dengan melakukan strategi yang telah disebutkan sebelumnya, Anda juga dapat menggunakan software payroll dan HR untuk mengatasi sejumlah risiko yang berkaitan dengan karyawan.

Melalui software ini, perusahaan dapat menyimpan data karyawan secara aman, yang dapat membantu mencegah terjadinya serangan siber, karena semua informasi tersebut dienkripsi dan dijaga oleh sistem keamanan terbaik.

Selain itu, Gajihub juga menyediakan berbagai fitur lain yang dapat menyederhanakan tugas adninistrasi tim HR mulai dari absensipayroll, hingga pengelolaan BPJS.

Dengan demikian, tim HR dapat lebih fokus dalam mengembangkan strategi manajemen risiko.

Tertarik mencoba Gajihub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *