Value Chain Analysis: Manfaat, Langkah, Jenis, dan Contohnya

value chain analysis banner

Menyusun strategi bisnis yang efektif bukanlah hal yang mudah, terutama jika dilakukan tanpa pendekatan yang jelas dan terstruktur.

Itulah mengapa Anda perlu menggunakan pendekatan yang tepat agar tidak luput dari aktivitas penting dari operasional perusahaan.

Salah satu cara yang bisa membantu adalah dengan menggunakan value chain analysis (VCA), yakni metode yang digunakan untuk menganalisis setiap proses dalam bisnis Anda, mulai dari proses produksi hingga distribusi.

Metode ini bertujuan untuk menemukan bagian mana yang bisa dioptimalkan agar bisa lebih efisien dan menghasilkan nilai tambah yang lebih besar.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu value chain analysis, manfaat, jenis, langkah, dan contohnya.

Apa yang Dimaksud dengan Value Chain Analysis?

value chain analysis 1

Value chain analysis (VCA) adalah proses strategis yang bisa membantu perusahaan meningkatkan keuntungan dan mendapatkan keunggulan dibanding pesaing.

Dalam proses ini, perusahaan akan mengevaluasi setiap aktivitas dalam produksi dan penjualan untuk melihat bagian mana yang bisa ditingkatkan nilainya.

Misalnya, dengan menemukan cara untuk menekan biaya atau meningkatkan kepuasan pelanggan, perusahaan bisa mengurangi biaya produksi dan menambah pendapatan.

Dengan strategi value chain yang tepat, bisnis bisa lebih unggul dan menjadi pemimpin di bidangnya.

Sama seperti proses analisis performa penjualan yang bisa menunjukkan titik-titik lemah dalam proses penjualan, value chain analysis juga bisa membantu Anda melihat apa saja proses produksi yang perlu diperbaiki.

Baca Juga: HR Value Chain: Arti, Tahapan, Cara dan Contoh Penerapannya

Apa Saja Manfaat dari HR Value Chain?

value chain analysis 2

VCA bukan sekadar alat strategi, melainkan adalah fondasi penting untuk membantu bisnis berkembang menjadi lebih efisien, terarah, dan kompetitif.

Berikut beberapa manfaat utama dari value chain analysis:

1. Meningkatkan Profit dengan Cara yang Terukur

Dengan VCA, Anda bisa melihat lebih jelas proses mana yang menghasilkan nilai tinggi dan mana yang justru membebani biaya.

Hal ini membantu Anda memfokuskankan investasi pada proses yang benar-benar berkontribusi pada profit, sambil memangkas pengeluaran yang tidak efisien.

2. Mengoptimalkan Pengelolaan Vendor dan Value Chain

VCA memungkinkan Anda mengevaluasi peran supplier daan mitra bisnis dalam value chain.

Dengan begitu, Anda bisa memilih vendor yang paling andal dan hemat biaya, sekaligus mempercepat waktu pengiriman produk ke pelanggan.

Baca Juga: Manajemen Rantai Pasok: Jenis, Tahapan Proses, dan Tips Terbaiknya

3. Mempercepat Waktu Produksi dan Pengiriman

Dengan memetakan setiap proses, Anda bisa menemukan bottleneck atau titik-titik yang memperlambat alur kerja.

Hasilnya, proses kerja menjadi lebih cepat, pelanggan lebih puas, dan biaya logistik menjadi lebih hemat.

gajihub 2

4. Persediaan Lebih Terencana

Value chain analysis juga membantu dalam mengelola inventory.

Anda bisa tahu kapan waktu terbaik untuk restock, produk mana yang cepat laku, dan gudang mana yang membutuhkan penyesuaian.

Hal ini mencegah kerugian akibat stok kosong atau menumpuk.

Baca Juga: Manajemen Persediaan: Metode, Langkah Penting, dan Tipsnya

value chain analysis 3

5. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

Dengan memahami titik-titik yang memberikan nilai terbesar ke pelanggan, Anda bisa meningkatkan layanan, produk, atau pengalaman yang mereka terima.

Semakin relevan nilai yang ditawarkan, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan repeat order.

6. Menstandarkan Proses untuk Skala yang Lebih Besar

Apabila Anda ingin memperluas bisnis, proses yang terstandar dan efisien sangat krusial.

VCA dapat membantu memastikan divisi berjalan dengan proses yang optimal dan bisa direplikasi saat bisnis tumbuh.

Baca Juga: Manajemen Hubungan Pelanggan: Strategi dan Tantangannya

7. Memberikan Keunggulan Kompetitif yang Nyata

Bisnis tidak bisa hanya “meniru” pesaing dan berharap sukses.

Dalam hal ini, value chain analysis membantu Anda menemukan keunikan dan kelebihan yang bisa dijadikan senjata untuk memenangkan pasar.

Baca Juga: Manajemen Pemasaran: Tahapan, Peran, Jenis, dan Strateginya

Apa Saja Jenis Value Chain Analysis?

value chain analysis 4

Untuk menjalankan value chain analysis, ada 2 pendekatan utama yang bisa Anda gunakan, tergantung dari strategi bisnis yang ingin dicapai.

Keduanya sama-sama membantu Anda untuk lebih unggul dari kompetitor, namun dengan cara yang berbeda.

Berikut penjelasannya masing-masing:

Keunggulan Biaya (Cost Advantage)

Jika Anda menerapkan strategi keunggulan biaya, tujuan utamanya adalah menekan biaya produksi dan harga jual serendah mungkin.

Strategi ini cocok bagi Anda yang memiliki produk yang bisa diproduksi secara massal dan lebih bernilai saat dijual dalam jumlah besar dengan harga terjangkau.

Contohnya, bisnis kuliner dengan sistem takeout atau warung makan yang menyajikan menu sederhana dan murah.

Mereka bisa menjual dalam volume besar karena proses produksi yang cepat dan efisien, serta harga yang ramah di kantong pelanggan.

Baca Juga: Tips dan Cara Mengurangi Downtime dalam Proses Produksi

Keunggulan Diferensiasi (Differentiation Advantage)

Sebaliknya, strategi keunggulan diferensiasi bertujuan untuk membuat produk Anda terlihat lebih unggul, baik dari segi kualitas, pelayanan, pengalaman, maupun citra merek.

Biaya produksinya mungkin lebih tinggi, tetapi selama pelanggan merasa nilai yang mereka dapatkan sepadan, strategi ini tetap menguntungkan.

Sebagai contoh, sebuah kafe yang menyajikan kopi spesial dengan suasana nyaman dan pelayanan yang personal.

Meskipun harganya lebih tinggi, pelanggan tetap kembali karena merasa mendapatkan pengalaman yang lebih berkualitas dibanding tempat lain.

Baca Juga: Manajemen Mutu: Manfaat, Prinsip, Langkah-Langkah, dan Tipsnya

Apa Saja Langkah untuk Melakukan Value Chain Analysis?

value chain analysis 5

Melakukan value chain analysis membutuhkan perencanaan yang matang dan strategi yang jelas.

Untuk memulainya dengan benar, Anda bisa mengikuti empat langkah berikut:

1. Identifikasi Aktivitas Utama dan Pendukung

Langkah pertama adalah memahami seluruh proses bisnis Anda, mulai dari produksi hingga layanan pelanggan.

Kemudian ada perlu mengelompokkannya ke dalam dua jenis aktivitas: primary activites (aktivitas utama) dan support activites (aktivitas pendukung).

Aktivitas Utama (Primary Activities)Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Inbound Logistics: proses penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan baku ke bagian produksi.Firm Infrastructure: mencakup fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, keuangan, akuntansi, dan legal untuk mendukung keseluruhan operasional bisnis.
Operations: aktivitas yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Misalnya, proses produksi, perakitan, atau pengemasan.Human Resource Management: proses rekrutmen, pelatihan, penempatan, dan pengelolaan karyawan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Outbound Logistics: pengiriman produk jadi kepada pelanggan, termasuk pengemasan, penyimpanan, dan transportasi.Technology Development: pengembangan atau penerapan teknologi (misalnya software, alat produksi, atau sistem informasi) untuk meningkatkan efisiensi.
Marketing & Sales: semua aktivitas promosi dan penjualan yang dilakukan untuk menarik dan meyakinkan pelanggan agar membeli produk atau layanan Anda.Procurement: pengadaan semua kebutuhan seperti bahan baku, perlengkapan, atau peralatan pendukung operasional, termasuk memilih dan bekerja sama dengan vendor.
Service: layanan setelah penjualan seperti bantuan teknis, layanan pelanggan, atau garansi untuk memastikan kepuasan pelanggan.

2. Analisis Biaya dan Nilai Setiap Aktivitas

Setelah Anda mengidentifikasi semua aktivitas, langkah berikutnya adalah mengevaluasi biaya dan kontribusi nilai dari masing-masing aktivitas tersebut.

Artinya, Anda perlu melihat:

  • Seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan tiap aktivitas?
  • Apakah aktivitas tersebut memberi nilai tambah yang sebanding?

Contohnya, jika Anda menjalankan digital advertising setiap minggu namun hasilnya minim, bisa jadi ini saatnya mempertimbangkan pendekatan lain yang lebih efisien dan efektif.

Baca Juga: Manajemen Biaya: Pengertian, Manfaat, dan Tipsnya

VCA 6

3. Temukan Keunggulan Kompetitif Anda

Analisis value chain juga bisa membantu Anda memahami keunggulan kompetitif yang dimiliki bisnis Anda.

Misalnya:

  • Apakah produk Anda lebih unik dibanding kompetitor?
  • Apakah pelanggan menyukai layanan Anda karena cepat tanggap?
  • Apakah Anda punya sistem distribusi yang lebih efisien?

Setelah menemukannya, Anda bisa memanfaatkan keunggulan tersebut untuk memperkuat rantai nilai dan meningkatkan daya saing Anda di pasar.

4. Kembangkan Strategi Perbaikan

Setelah menemukan area yang perlu ditingkatkan, buat strategi konkret untuk perbaikan.

Strateginya bisa berupa menyederhanakan proses kerja, menggunakan teknologi baru, atau memperbaiki alur kerja tim.

Tujuannya adalah membuat rantai nilai bisnis Anda lebih efisien dan hasilnya lebih maksimal.

5. Laksanakan dan Pantau Perubahan

Setelah strategi siap, terapkan secara menyeluruh di organisasi.

Tentukan siapa yang bertanggung jawab, tetapkan jadwal, dan awasi pelaksanaannya.

Anda juag perlu menggunakan key performance indicator (KPI) untuk mengukur hasilnya.

Tinjau KPI ini secara rutin agar Anda mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu disesuaikan.

Komunikasikan perubahan ini ke semua pihak agar proses berjalan lancar dan didukung penuh.

Baca Juga: Manajemen Pengadaan: Manfaat, Tahap, Elemen, dan Tipsnya

Bagaimana Contoh Value Chain Analysis?

value chain analysis 8

Setelah memahami apa itu value chain analysis, simak penerapannya di perusahaan besar Amazon:

1. Inbound Logistics

Amazon umumnya tidak memproduksi barang sendiri, tapi menjual produk dari berbagai penjual lewat layanan Fulfillment by Amazon.

Di sinilah Amazon unggul, mereka bisa mengelola logistik dengan sangat efisien dan biaya rendah, sehingga mendominasi pasar.

2. Operasi

Amazon menjalankan operasinya dalam tiga wilayah: Amerika Utara, internasional, dan Amazon Web Services (AWS).

Yang menarik, AWS awalnya dikembangkan untuk kebutuhan internal, tapi akhirnya dijual sebagai layanan ke perusahaan lain.

Hal ini merupakan contoh cerdas dari pemanfaatan sumber daya internal yang jadi sumber pendapatan baru.

3. Outbound Logistics

Proses pengiriman produk Amazon mencakup hampir 200 gudang besar, layanan kurir pihak ketiga, pengiriman digital, hingga toko fisik.

Kecepatan dan efisiensi pengiriman Amazon menjadi salah satu kekuatan utama mereka, berkat teknologi otomatis dan sistem logistik yang sangat tertata.

4. Pemasaran dan Penjualan

Penjualan besar Amazon didukung oleh investasi iklan yang juga besar—sekitar $17 miliar di tahun 2021.

Amazon memasarkan lewat media cetak, digital, event, PR, dan kampanye langsung.

Mereka berfokus pada kemudahan belanja, pengiriman cepat, harga murah, dan layanan pelanggan yang memuaskan.

5. Layanan

Amazon terkenal dengan layanan pelanggannya yang luar biasa.

Mereka memiliki prinsip “obsesi pada pelanggan” dan selalu berusaha menyelesaikan masalah hingga tuntas.

Tak hanya itu, Amazon juga menyediakan dukungan menyeluruh bagi para penjual agar bisa berkembang di platform mereka.

Baca Juga: Manajemen Operasional: Prinsip, Tahapan, Contoh, dan Tipsnya

Bagaimana Tren Value Chain Analysis di Masa Depan?

VCA 7

Globalisasi terus berkembang dan membawa pengaruh besar terhadap value chain.

Kini, banyak perusahaan memindahkan sebagian aktivitas internal mereka ke luar, seperti memproduksi barang di negara lain atau menggunakan layanan pelanggan dari negara terdekat.

Dengan cara ini, perusahaan bisa menghemat biaya dan menjalankan aktivitas rantai nilainya dengan lebih efisien.

Selain itu, kemajuan teknologi dan otomatisasi juga mendorong perubahan dalam value chain.

Berdasarkan laporan Salesforce Small and Medium Business Trends, lebih dari separuh bisnis kecil yang sedang berkembang meningkatkan investasi mereka dalam teknologi penjualan dan layanan pelanggan selama satu tahun terakhir.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas (62%) dan membuat bisnis lebih fleksibel (60%).

Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan software untuk memudahkan aktivitas penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan.

Platform ini membantu tim untuk berbagi data pelanggan dan menjangkau mereka melalui berbagai saluran.

Teknologi AI generatif juga mulai digunakan, seperti chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan atau menyusun email pemasaran secara otomatis.

Dengan mengadopsi teknologi ini, perusahaan bisa menambah nilai pada produk atau layanan mereka dan membuat aktivitas dalam value chain menjadi lebih efektif dan terhubung dengan baik.

Baca Juga: Manajemen Proses Bisnis: Tahapan, Cara, Contoh, dan Tipsnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa value chain analysis (VC) merupakan pendekatan yang dapat membantu bisnis menganalisis seluruh peroses operasional, mulai dari tahapan produksi hingga layanan pelanggan.

Tujuannya adalah menemukan aktivitas mana yang bisa dioptimalkan agar lebih efisien, menghasilkan nilai tambah, dan memberikan keunggulan kompetitif.

Dengan VCA, perusahaan bisa memetakan proses, mengidentifikasi bottleneck, serta memprioritaskan area yang berdampak besar terhadap profit dan kepuasan pelanggan.

Di masa depan, tren value chain analysis akan semakin dipengaruhi oleh globalisasi dan teknologi.

Dengan kata lain, perusahaan akan lebih banyak memanfaatkan otomatisasi, platform integrasi, dan AI untuk mengelola aktivitas dalam rantai nilai secara lebih cepat dan efisien.

Untuk mendukung strategi value chain bisnis, perusahaan juga perlu berfokus pada manajemen data karyawan dengan menggunakan platform otomatis.

Dalam hal ini, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari GajiHub,

Melalui software ini, Anda dapat mengetahui ringkasan gaji seluruh karyawan, mulai dari gaji pokok, total tunjangan, hingga take home pay.

Anda juga bisa melihat ringkasan gaji per organisasi atau divisi.

Dengan demikian, Anda dapat mengetahui tim mana yang memiliki pengeluaran terbesar.

Data-data tersebut tentunya sangat berguna dalam menentukan strategi value chain, terutama yang berkaitan dengan analisis biaya.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *