BIG Five atau OCEAN personality alah satu alat yang dapat digunakan untuk memahami kepribadian seseorang. Di dalam BIG Five, terdapat 5 sifat yang salah satunya disebut dengan openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman.
Dalam dunia kerja, karyawan yang memiliki tingkat keterbukaan tinggi cenderung lebih inovatif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan, serta mampu menyumbangkan ide-ide yang out of the box.
Dengan demikian, banyak perusahaan yang membutuhkan seseorang dengan openness to experience yang tinggi agar dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bekerja, serta mendorong budaya kerja yang dinamis dan nyaman.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu openness to experience, komponen, faktor penyebab, hingga cara meningkatkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Openness to Experience?
Openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman merupakan salah satu dari 5 sifat utama yang terdapat pada model kepribadian Big Five atau OCEAN personality, yang banyak digunakan psikolog untuk memahami perbedaan kepribadian individu.
Selain openness to experience, dalam Big Five mencakup ketelitian (conscientiousness), ekstroversi (extraversion), kesepakatan (agreeableness), dan neurotisisme (neuroticism).
Menurut psikolog evolusioner David Buss (2016), pembagian faktor kepribadian ini adalah yang paling masuk akal dari sudut pandang evolusi.
Model ini menunjukkan bagaimana kekuatan motivasi bisa menguntungkan manusia dalam berbagai aspek.
Orang dengan skor tinggi dalam masing-masing dari lima sifat kepribadian ini cenderung menunjukkan perilaku berikut (Workman & Reader, 2015):
- Keterbukaan terhadap pengalaman: lebih ingin tahu dan suka mencoba hal-hal baru
- Kesadaran: lebih disiplin dan terarah dalam mencapai tujuan
- Ekstroversi: lebih suka mencari stimulasi tambahan, termasuk dalam situasi sosial
- Keramahan: lebih penuh kasih sayang, kooperatif, dan simpatik
- Neurotisisme: lebih rentan terhadap emosi negatif seperti kemarahan, kecemasan, dan depresi
Baca Juga: Skill Issue: Arti, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya
Apa Arti dari Hasil Openness to Experience?
Tingkatan kelima sifat dalam Big Five atau OCEAN Personality dapat diukur menggunakan Big Five Test.
Melalui tes tersebut, seseorang dapat mengetahui tingkat dari masing-masing kelima sifat tersebut, termasuk seberapa tinggi sifat openness to experience yang mereka miliki.
Openness Experience Tinggi
Jika seseorang mendapatkan nilai tinggi untuk sifat ini, berikut ciri-ciri yang menggambarkan dirinya:
1. Antusias terhadap Ide Baru
Orang dengan keterbukaan yang tinggi sangat antusias dengan ide-ide baru dan selalu mencari cara untuk memperluas pandangan mereka.
Mereka juga berusaha memahami dunia di luar lingkungan mereka sendiri, yang biasanya membantu meningkatkan kecerdasan mereka.
2. Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Dengan pengetahuan dari berbagai minat dan perspektif yang luas, mereka dapat menyelesaikan masalah dengan mudah.
Mereka cenderung mempertanyakan apa yang sudah mereka ketahui dan bermain dengan ide-ide kreatif atau abstrak.
Baca Juga: Problem Solving Skill: Manfaat, Contoh, dan Cara Meningkatkannya
3. Lebih Fleksibel
Seseorang dengan openness to experience yang tinggi menerima konsep-konsep yang out of the box atau di luar zona nyaman mereka.
Artinya, zona nyaman mereka jauh lebih luas dan fleksibel, sehingga memungkinkan mereka untuk mencoba hal-hal baru dengan lebih mudah.
4. Adaptif di Tempat Kerja
Di tempat kerja, mereka cenderung lebih inovatif dan adaptif terhadap perubahan.
Mereka bisa berperan penting dalam pengembangan ide-ide baru dan solusi kreatif, serta mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan tantangan baru.
5. Kolaboratif
Mereka dapat dengan mudah bekerja sama dengan rekan kerja dari berbagai latar belakang dan bidang, yang dapat menciptakan sinergi untuk mendorong keberhasilan tim dan organisasi.
Dalam dunia kerja, seseorang dengan openness to experience yang tinggi mungkin tertarik untuk mengikuti pelatihan baru, mencoba teknologi baru untuk mempermudah pekerjaannya, serta mengambil proyek-proyek yang menantang.
Mereka tidak takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga: 15 Cara Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru dan Tantangannya
Openness to Experience Rendah
Sementara jika seseorang mendapat nilai rendah pada sifat ini, mereka mungkin:
1. Tidak Menyukai Pengalaman Baru
Orang dengan keterbukaan yang rendah mungkin tidak terlalu menyukai pengalaman yang baru, abstrak, atau berbeda.
Mereka mungkin merasa takut dan tidak tertarik untuk mencoba hal-hal baru.
2. Cenderung Menyukai Rutinitas
Mereka cenderung lebih menyukai rutinitas dan tidak akan repot-repot mencoba hal baru, misalnya mencicipi restoran yang baru saja dibuka karena mereka sudah memiiki makanan favorit di restoran langganan mereka.
3. Menolak Perubahan
Mereka juga tidak menyukai perubahan dan mungkin secara aktif menolaknya. Mereka lebih nyaman dengan rutinitas dan cara kerja yang sudah ada.
4. Kurang Fleksibel di Tempat Kerja
Dalam konteks pekerjaan, mereka mungkin enggan beradaptasi dengan perubahan atau metode kerja baru.
Mereka mungkin juga lebih memilih untuk tetap berpegang pada prosedur dan kebijakan yang sudah ada daripada mengeksplorasi pendekatan baru yang dapat meningkatkan efisiensi atau produktivitas.
Baca Juga: Highly Sensitive Person adalah Aset Perusahaan, Mengapa?
Apa Saja Komponen dalam Openness to Experience?
Ada 5 komponen penting yang dapat menggarkan oppeness to experience, yaitu:
1. Adventurousness
Adventurousness menggambarkan keberanian seseorang untuk mencoba hal baru dan mengambil risiko.
Karyawan dengan sifat ini cenderung dapat mengatasi tantangan lebih mudah dan kerap mencari peluang untuk berkembang di tempat kerja.
Mereka selalu siap menghadapi situasi yang tidak biasa dan mencari pengalaman baru yang menggembirakan.
2. Aesthetics
Aesthetics menekankan pada apresiasi terhadap keindahan dan seni. Karyawan yang peka terhadap estetika mampu menikmati dan mendapatkan inspirasi dari berbagai bentuk seni, seperti seni visual, musik, dan sastra.
Mereka menghargai keindahan di lingkungan kerja dan mampu menciptakan suasana yang penuh motivasi.
3. Ideas & Creativity
Komponen ini menyoroti kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide baru dan berpikir kreatif.
Karyawan yang kreatif dapat melihat peluang di tengah tantangan dan menciptakan solusi yang inovatif.
Mereka tidak takut untuk berpikir out of the box dan menggabungkan konsep yang tidak biasa untuk menghasilkan ide cemerlang.
4. Intellectualism
Intellectualism mencerminkan minat dan ketertarikan terhadap pengetahuan, pemikiran kritis, dan pemahaman yang mendalam.
Karyawan dengan sifat ini aktif dalam pembelajaran, senang membaca, berpikir mendalam, dan gemar berdiskusi.
Mereka membawa perspektif yang berharga ke dalam tim dan berkontribusi pada pertumbuhan intelektual serta perkembangan perusahaan.
5. Values & Belief
Values & Belief menggambarkan nilai-nilai dan keyakinan yang dipegang oleh karyawan. Mereka memiliki kesadaran yang kuat tentang apa yang penting dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka.
Karyawan ini juga dapat menilai dan terbuka terhadap perbedaan. Sebelum membuat keputusan, biasanya mereka akan mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memahami pentingnya keragaman di tempat kerja.
Dengan mempraktikkan nilai-nilai yang konsisten, mereka menciptakan budaya perusahaan yang positif dan menginspirasi rekan kerja lainnya.
Baca Juga: Kemampuan Kognitif: Manfaat, Jenis, dan Cara Meningkatkannya
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Openness to Experience?
Secara umum, orang yang sangat terbuka akan lebih peka, menyerap lebih banyak informasi, dan memiliki berbagai ide yang bisa mereka gabungkan.
Cara seseorang menerima dan memproses informasi mungkin mempengaruhi tingkat openness to experience.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan keterbukaan pada seseorang:
1. Jenis Kelamin
Beberapa studi menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih terbuka dibandingkan laki-laki. Namun, studi lain tidak menemukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal keterbukaan ini.
2. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan mungkin diwariskan dari orang tua.
Temuan ini menunjukkan bahwa keterbukaan dan neurotisisme lebih mungkin diwariskan dibandingkan ketiga sifat lainnya, seperti ekstroversi (extraversion), kesepakatan (agreeableness), dan neurotisisme (neuroticism).
3. Pandangan Dunia dan Persepsi
Orang yang lebih terbuka melihat dunia dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan orang yang kurang terbuka.
Mereka mungkin memiliki sedikit hambatan dalam menyaring informasi yang mereka terima.
4. Aktivitas Otak
Orang yang sangat terbuka menunjukkan peningkatan aktivitas otak di jaringan tertentu yang berkaitan dengan membayangkan sudut pandang yang berbeda.
Baca Juga: 16 Tipe Kepribadian MBTI di Tempat Kerja
Bagaimana Cara Meningkatkan Openness to Experience?
Openness to experience adalah sifat yang bisa berubah, dan penelitian menunjukkan bahwa seseorang bisa mengubah tingkat keterbukaan.
Anda bisa meningkatkan sifat ini dengan menetapkan tujuan, meningkatkan rasa ingin tahu, dan menghargai keindahan di sektar Anda.
Selain itu, berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan openness to experience:
1. Buat Tujuan yang Jelas
Menetapkan tujuan dapat membawa perubahan positif dalam keterbukaan. Tentukan secara spesifik apa yang ingin Anda tingkatkan.
Kemudian, identifikasi satu atau dua aspek keterbukaan yang ingin Anda kembangkan.
Tentukan langkah-langkah kecil dan spesifik yang bisa Anda lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Misalnya, dengan membaca buku yang relevan dengan pekerjaan Anda atau menjelajahi ide-ide baru untuk memperluas wawasan.
2. Keluar dari Zona Nyaman
Pastikan langkah-langkah yang Anda ambil mencakup kegiatan yang menantang.
Menjadi lebih terbuka bukan berarti meninggalkan zona nyaman sekaligus, namun Anda harus mempertimbangkan mencoba hal-hal baru, seperti mengikuti volunteer, magang, atau mencoba mengikuti kursus online untuk meningkatkan keterampilan.
3. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu
Selanjutnya, beri diri Anda kesempatan untuk bertanya-tanya dan mengeksplorasi suatu topik. Apa ide atau topik yang Anda hindari karena dianggap kurang praktis?
Jadwalkan waktu setiap hari atau minggu untuk memuaskan rasa ingin tahu Anda. Jelajahi perpustakaan, berjalan-jalan, atau pergi ke perpustakaan untuk membaca buku.
Saat istirahat kerja, Anda dapat mencari informasi tentang sesuatu yang menarik bagi Anda.
4. Kembangkan Sisi Kreatif Anda di Tempat Kerja
Keterbukaan mencakup kreativitas. Cobalah untuk mengeksplorasi aspek kreatif dalam pekerjaan Anda.
Jika pekerjaan Anda melibatkan pemecahan masalah, cobalah mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Anda juga bisa mencoba pendekatan baru dalam presentasi, proyek, atau kerja sama tim.
Menghadiri workshop atau pelatihan yang berhubungan dengan kreativitas di bidang Anda juga bisa menjadi langkah yang baik.
Baca Juga: Workshop Adalah: Arti, Manfaat, Langkah, Hingga Contohnya
5. Tingkatkan Toleransi terhadap Ketidakpastian
Menghadapi ketidakpastian, khususnya di tempat kerja dapat memicu kecemasan.
Namun, menghindari hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman bisa menghambat keterbukaan terhadap pengalaman baru.
Oleh karena itu, cobalah untuk mengerjakan proyek atau tugas baru dengan pikiran terbuka dan tanpa berfokus pada ekspektasi yang terlalu tinggi.
Melalui hal tersebut, Anda bisa meningkatkan kemampuan dalam menghadapi sesuatu yang tidak pasti dan menajadi lebih terbuka terhadap perubahan.
Baca Juga: Job Insecurity: Arti, Penyebab, Dampak, dan Cara Menguranginya
Kesimpulan
Dengan memahami konsep open to experience dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Anda dapat lebih baik dalam mengenali potensi diri sendiri dan orang lain dalam menghadapi dunia yang terus berubah, terutama di dunia kerja.
Meningkatkan keterbukaan terhadap pengalaman dapat membawa berbagai manfaat positif, terutama dalam konteks profesional.
Melalui langkah-langkah seperti menetapkan tujuan yang jelas, keluar dari zona nyaman, meningkatkan rasa ingin tahu, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian, Anda dapat menjadi individu yang lebih adaptif dan inovatif.
Selain dengan meningkatkan openness to experience, untuk mengoptimalkan efisiensi dalam pengelolaan karyawan, perusahaan juga dapat menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub.
Melalui software ini, tim HR dapat lebih mudah dalam melakukan tugas terkait administrasi karyawan, mulai dari payroll, approval cuti, pengelolaan BPJS dan potongan lainnya.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024