Offshore Outsourcing: Keuntungan dan Kerugian & Tips Memilihnya

offshore outsourcing banner

Offshore outsourcing adalah strategi di mana sebuah bisnis menyerahkan sebagian tugas atau prosesnya kepada perusahaan lain di luar negeri.

Cara ini sering dipilih karena memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Perusahaan yang mengalihdayakan pekerjaannya dapat menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi.

Sementara itu, perusahaan yang menerima pekerjaan mendapat peluang bisnis baru.

Dengan memanfaatkan tenaga kerja dari negara lain yang memiliki biaya lebih rendah, perusahaan juga bisa berfokus pada strategi bisnis lainnya.

Meski demikian, offshore outsourcing juga memiliki sejumlah tantangan yang perlu dihadapi oleh perusahaan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu offshore outsourcing, keuntungan dan kerugian, contoh, dan tips mengoptimalkannya.

Apa yang Dimaksud dengan Offshore Outsourcing?

offshore outsourcing 1

Offshore outsourcing adalah strategi di mana bisnis mempekerjakan tenaga kerja dari luar negeri.

Model bisnis ini semakin populer, terutama di sektor seperti IT, e-commerce, fintech, atau logistik, di mana perusahaan mengalihkan proses bisnis mereka ke negara lainnya.

Praktik memindahkan berbagai fungsi bisnis ke luar negeri telah berkembang pesat di berbagai industri, awalnya dimulai dari sektor manufaktur.

Perusahaan di Amerika Serikat mulai memindahkan aktivitas produksi mereka ke negara berkembang untuk mendapatkan tenaga kerja yang berbakat sekaligus menekan biaya.

Kini, tren ini juga merambah ke sektor jasa, di mana perusahaan bekerja sama dengan tenaga kerja luar negeri untuk mengoptimalkan pengeluaran.

Namun, meskipun menawarkan penghematan biaya dan efisiensi operasional yang besar, merekrut tenaga kerja dari luar negeri juga memiliki tantangan.

Selain itu, perbedaan zona waktu serta ketergantungan pada mitra eksternal untuk menjaga standar kualitas bisa menjadi risiko tersendiri.

Namun, banyak perusahaan besar seperti Amazon, Walmart, dan Microsoft telah berhasil menerapkan strategi offshore outsourcing dan mendapatkan manfaat yang signifikan.

Baca Juga: BPO Adalah, Kelebihan & Kekurangan, dan Contohnya

Apa Perbedaan antara Offshoring dan Outsourcing?

offshore outsourcing 2


Berikut beberapa perbedaan utama antara outsourcing dan offshoring

Karyawan

Dalam offshoring, perusahaan masih dapat menggunakan karyawannya sendiri dengan memindahkan staf ke luar negeri atau merekrut tenaga kerja baru di negara tujuan.

Sementara dalam outsourcing, tugas dialihkan ke pihak ketiga, sehingga perusahaan tidak memiliki kendali langsung atas siapa yang mengerjakannya.

Kontrol

Offshoring memberikan lebih banyak kontrol karena perusahaan tetap memilih karyawan dan bisa mengawasi proses kerja melalui manajer di lokasi.

Sebaliknya, dalam outsourcing, pekerjaan ditangani oleh pihak ketiga tanpa pengawasan langsung, sehingga kontrol perusahaan menjadi terbatas.

Quality Control

Dalam outsourcing, kontrol kualitas bisa menjadi tantangan karena pekerjaan diserahkan kepada pihak lain yang mungkin memiliki standar berbeda atau melibatkan banyak individu.

Sementara itu, offshoring memungkinkan perusahaan menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas karena proses kerja tetap bisa diawasi dengan lebih baik.

Baca Juga: Man Power Adalah? Ini Peran, Contoh, dan Tips Pentingnya

Bagaimana Cara Kerja Offshore Outsourcing?

offshore outsourcing 3

Offshore outsourcing dilakukan melalui proses yang terstruktur yang memungkinkan perusahaan menyerahkan tugas atau fungsi bisnis tertentu kepada penyedia layanan di negara lain.

Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Menentukan Kebutuhan Outsourcing

Pertama, perusahaan perlu mengidentifikasi tugas yang ingin dialihdayakan, seperti layanan IT, customer support, manufaktur, atau tugas khusus seperti layanan hukum dan pekerjaan berbasis pengetahuan.

2. Memilih Penyedia Layanan Outsourcing

Setelah itu, perusahaan mencari penyedia outsourcing yang memiliki keahlian, sumber daya, dan kapasitas yang sesuai.

Pemilihan ini mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya, reputasi, kualitas layanan, serta kemampuan komunikasi lintas budaya dan bahasa.

3. Evaluasi dan Negosiasi

Perusahaan melakukan evaluasi terhadap calon penyedia outsourcing untuk menilai kemampuan, stabilitas keuangan, dan rekam jejak mereka.

Setelah itu, perusahaan melakukan negosiasi mengenai ruang lingkup kerja, service level agreement (SLA), harga, perjanjian kerahasiaan, serta jadwal kerja.

Baca Juga: Peraturan Kontrak Kerja Ini Wajib Dipahami HRD, Apa Saja?

4. Transisi dan Integrasi

Pada tahap ini, proses bisnis yang telah dipilih mulai dialihkan ke penyedia outsourcing.

Proses ini mencakup pelatihan tim penyedia, pengaturan alat komunikasi dan manajemen proyek, serta integrasi sistem untuk memastikan kelancaran operasional.

5. Manajemen dan Komunikasi Berkelanjutan

Agar outsourcing berjalan efektif, diperlukan komunikasi dan manajemen yang baik.

Rapat rutin, laporan perkembangan, dan evaluasi kinerja membantu memastikan kelangsungan kerja sama, menyelesaikan kendala, dan mencapai target yang diinginkan.

6. Quality Control dan Evaluasi Kinerja

Menjaga kualitas layanan sangat penting dalam offshore outsourcing.

Perusahaan dapat menerapkan sistem evaluasi berkala, audit kualitas, serta menganalisis kinerja penyedia layanan.

Feedback dan perbaikan berkelanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan hasil kerja.

7. Kepatuhan Hukum dan Regulasi

Perusahaan harus memastikan bahwa proses outsourcing mematuhi peraturan hukum di negara asal maupun negara penyedia layanan.

Hal ini mencakup perlindungan data, hak kekayaan intelektual, hukum tenaga kerja, serta aspek perpajakan.

Baca Juga: Regulasi Kepegawaian: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Apa Saja Keuntungan Menggunakan Offshore Outsourcing?

offshore outsourcing 6

Offshoring menawarkan berbagai keuntungan bagi perusahaan, mulai dari efisiensi biaya tenaga kerja hingga keringanan pajak dan regulasi yang lebih fleksibel.

Sebelum memutuskan untuk melakukan offshoring, perusahaan perlu mempertimbangkan apakah manfaat ini sebanding dengan tantangan yang mungkin dihadapi.

Berikut beberapa keuntungan yang bisa diperoleh:

1. Biaya Tenaga Kerja Lebih Murah

Salah satu alasan utama perusahaan melakukan offshoring adalah untuk menghemat biaya tenaga kerja.

Dengan memindahkan produksi atau layanan ke negara lain, perusahaan dapat mempekerjakan tenaga kerja dengan upah yang lebih rendah dibandingkan di dalam negeri.

Meskipun lebih murah, perusahaan tetap dapat memberikan upah yang layak bagi karyawan di lokasi offshoring.

Baca Juga: Manajemen Biaya Tenaga Kerja: Manfaat, Contoh, dan Tipsnya

2. Beban Pajak Lebih Ringan

Beberapa negara menawarkan pajak perusahaan yang lebih rendah atau bahkan bebas pajak bagi bisnis yang beroperasi di sana.

Dengan memindahkan sebagian kegiatan bisnis atau mendaftarkan perusahaan di negara tersebut, perusahaan dapat menghemat biaya pajak.

Penghematan ini bisa dialokasikan untuk pengembangan produk atau modernisasi peralatan produksi.

3. Peningkatan Produktivitas

Offshoring juga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Dengan biaya operasional yang lebih rendah, perusahaan bisa berinvestasi dalam fasilitas produksi yang lebih modern dan efisien.

Hasilnya, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksi atau memberikan layanan yang lebih cepat kepada pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja?

4. Regulasi yang Lebih Ramah Bisnis

Beberapa negara tujuan offshoring memiliki regulasi bisnis yang lebih fleksibel.

Proses administrasi untuk mendirikan perusahaan bisa lebih cepat dan mudah, bahkan hanya dalam hitungan hari.

Selain itu, regulasi yang lebih sederhana memberi perusahaan lebih banyak kebebasan dalam mengelola operasional bisnis dan melindungi aset mereka.

Dengan mempertimbangkan manfaat-manfaat ini, perusahaan dapat menentukan apakah offshoring merupakan strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis mereka.

Baca Juga: Karyawan Outsourcing dan Kontrak, Apa Perbedaannya?

Apa Saja Kekurangan Offshore Outsourcing?

tenaga alihdaya 7

Meskipun offshoring memiliki keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan:

1. Kurangnya Kontrol

Tanpa pengawasan langsung, masalah kecil bisa membesar, menyebabkan keterlambatan dan kesalahan yang sulit diperbaiki.

Oleh karena itu, penting untuk memilih mitra outsourcing dengan cermat, bukan hanya berdasarkan harga termurah.

2. Tantangan Logistik

Meskipun banyak pekerja luar negeri bisa berbahasa Inggris, perbedaan budaya bisa menyebabkan kesalahpahaman, terutama dalam hal teknis.

Selain itu, jika jam kerja tidak selaras, komunikasi bisa tertunda berhari-hari. Solusinya, tetapkan jam komunikasi yang cocok bagi kedua belah pihak dan tunjuk lebih dari satu kontak utama.

3. Citra Perusahaan

Banyak orang menilai negatif outsourcing ke luar negeri, terutama karena dianggap mengurangi lapangan kerja di dalam negeri.

Perusahaan perlu siap menghadapi kritik dan memiliki strategi komunikasi yang tepat.

Baca Juga: Branding Perusahaan: Arti, Manfaat, Hingga Cara Membangunnya

4. Dampak pada Karyawan

Karyawan lokal mungkin merasa pekerjaannya terancam atau tidak setuju dengan kebijakan ini, yang bisa menurunkan motivasi mereka.

5. Pajak dan Penggajian

Mengurus pajak dan gaji pekerja luar negeri bisa rumit karena perbedaan regulasi.

Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan jasa ahli pajak atau payroll internasional bisa membantu memastikan kepatuhan hukum.

Baca Juga: HR dan Payroll Industri Jasa: Ini 10 Tantangan dan Solusinya

6. Terbatasnya Transfer Pengetahuan

Pengetahuan bisnis yang dialihdayakan cenderung terbatas pada lokasi tersebut, sehingga bisa menghambat inovasi dan koordinasi.

7. Risiko Keamanan

Berbagi data lintas negara meningkatkan risiko kebocoran informasi dan serangan siber. Perlindungan kekayaan intelektual juga bisa lebih lemah di beberapa negara.

Karena berbagai tantangan ini, perusahaan perlu mempertimbangkan dengan matang apakah offshore outsourcing benar-benar strategi terbaik bagi mereka.

Baca Juga: Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis, dan Langkahnya

Apa Saja Jenis-Jenis Offshore Outsourcing?

tenaga alihdaya 8

Offshore outsourcing dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis.

Berikut beberapa jenisnya:

1. IT Outsourcing

Menggunakan jasa perusahaan di luar negeri untuk menangani tugas-tugas IT, seperti pengembangan software, pemeliharaan aplikasi, manajemen jaringan, dan dukungan IT.

Cara ini banyak dipilih karena lebih hemat biaya dan memberikan akses ke tenaga ahli teknologi.

2. Business Process Outsourcing (BPO)

Business process outsourcing mengalihkan tugas bisnis non-inti, seperti layanan pelanggan, administrasi, HR, keuangan, akuntansi, dan entri data ke perusahaan luar negeri yang lebih ahli.

Tujuannya agar bisnis bisa lebih fokus pada kegiatan utamanya.

3. Knowledge Process Outsourcing (KPO)

Jenis outsourcing yang lebih kompleks dibanding BPO karena melibatkan pekerjaan yang membutuhkan keahlian tinggi, seperti riset dan pengembangan, analisis keuangan, layanan teknik, hukum, dan konsultasi.

4. Legal Process Outsourcing (LPO)

Legal Process Outsourcing (LPO) adalah praktik mengalihdayakan layanan hukum ke perusahaan eksternal di negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah.

Layanan yang biasa dialihdayakan meliputi peninjauan dan manajemen dokumen, riset hukum, pengelolaan kontrak, serta layanan kepatuhan.

5. Manufacturing Outsourcing

Manufacturing outsourcing adalah praktik menyerahkan proses produksi atau manufaktur kepada perusahaan asing.

Strategi ini membantu perusahaan menghemat biaya tenaga kerja dan produksi, mendapatkan akses ke teknologi manufaktur yang lebih canggih, serta meningkatkan kapasitas produksi.

Baca Juga: Manajemen Operasional: Prinsip, Tahapan, Contoh, dan Tipsnya

Negara Mana Saja yang Menjadi Destinasi Offshore Outsourcing Terbaik?

offshore outsourcing 9

Beberapa negara menjadi pilihan utama untuk offshore outsourcing karena memiliki tenaga kerja yang terampil, biaya yang lebih terjangkau, dan lingkungan bisnis yang mendukung.

Hingga tahun 2024, berikut beberapa destinasi terbaik:

1. Filipina

Dikenal sebagai pusat layanan pelanggan dan call center dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.

2. India

Menjadi pusat utama untuk pengembangan perangkat lunak, dukungan IT, dan layanan Business Process Outsourcing (BPO).

3. Tiongkok

Pemimpin global dalam manufaktur dengan infrastruktur produksi yang kuat dan tenaga kerja berpengalaman.

4. Polandia

Menawarkan layanan IT dan pengembangansoftware dengan tenaga kerja berkualitas di kawasan Eropa.

5. Ukraina

Semakin dikenal dalam bidang teknologi dan pengembangan perangkat lunak dengan tenaga kerja ahli dan biaya yang lebih kompetitif.

Baca Juga: 10 Cara Kerja di Luar Negeri dan Keuntungannya

Bagaimana Tips Memilih Mitra Offshore Outsourcing?

tenaga kerja alihdaya 10

Agar outsourcing berjalan lancar dan memberikan hasil maksimal, penting untuk memilih mitra yang tepat.

Berikut beberapa tips yang bisa diikuti:

1. Tentukan Kebutuhan dan Tujuan

Pastikan Anda memahami jenis layanan yang ingin dialihdayakan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis.

2. Lakukan Riset Mendalam

Cari tahu rekam jejak dan pengalaman perusahaan outsourcing sebelum membuat keputusan.

3. Periksa Kemampuan Komunikasi

Pilih mitra yang memiliki komunikasi yang baik agar tidak ada kendala dalam koordinasi dan pelaksanaan proyek.

Baca Juga: 10 Skill Negosiasi Penting, Manfaat, dan Tips Meningkatkannya

4. Evaluasi Keahlian dan Infrastruktur

Pastikan perusahaan outsourcing memiliki keahlian dan teknologi yang sesuai untuk mendukung operasional bisnis Anda.

5. Tinjau Biaya dan Kontrak

Pahami struktur biaya serta syarat dan ketentuan kontrak agar transparan dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Baca Juga: Cara Mengurangi Miskomunikasi di Tempat Kerja

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa offshore outsourcing adalah strategi bisnis yang banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya dengan mengalihkan berbagai tugas ke perusahaan di negara lain.

Beberapa bidang yang paling sering dialihdayakan meliputi IT, layanan pelanggan, sumber daya manusia, akuntansi, dan manufaktur.

Agar offshore outsourcing berjalan dengan sukses, perusahaan perlu memilih mitra yang tepat dengan mempertimbangkan keahlian, infrastruktur, komunikasi, serta kesesuaian biaya dan kontrak.

Dengan pendekatan yang sistematis dan strategi yang tepat, offshore outsourcing dapat membantu bisnis meningkatkan produktivitas, mengakses teknologi canggih, serta memperluas jangkauan pasar tanpa investasi modal yang besar.

Selain menggunakan layanan outsourcing Anda juga dapat mempertimbangkan penggunaan software manajemen data karyawan dari software payroll Gajihub.

Software ini memungkinkan Anda untuk mengurus berbagai administrasi SDM, mulai dari manajemen data karyawan, analisa data, payroll, manajemen kehadiran, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Gajihub juga menyediakan fitur analisa data yang memungkinkan manajemen perusahaan untuk memantau kedisiplinan karyawan lewat berbagai data seperti data keterlambatan, data cuti, data lembur, dan masih banyak lagi.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *