Mental model menjadi bagian penting yang wajib dipahami oleh setiap kandidat pencari kerja.
Hal ini karena banyak perusahaan yang menjadikan mental model sebagai cara untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan adanya mental model ini, seseorang akan memiliki kerangka kerja sehingga lebih memajami dunia di sekitar mereka.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai mental modal.
Baca selengkapnya hanya pada penjelasan yang ada di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Mental Model?

Sebelum membahas mengenai pentingnya mental model, apakah Anda sudah memami apa yang dimaksud dengan mental model ini?
Model mental adalah kerangka kerja yang digunakan orang untuk memahami dunia di sekitar mereka.
Proses berpikir ini terdiri dari ide-ide yang dapat dibentuk secara sengaja atau tidak sengaja berdasarkan pengalaman hidup seseorang.
Sistem keyakinan juga dapat berkembang sebagai hasil dari pengamatan biologis, studi perilaku, atau analisis rasional.
Meskipun kerangka berpikir dapat tidak sempurna dan hanya berlaku untuk topik tertentu, mereka cenderung fleksibel dan berguna untuk berpikir kritis.
Misalnya, meskipun tidak ada teori fisika yang menjelaskan bagaimana seluruh alam semesta bekerja, teori-teori seperti hukum konversi dan termodinamika memberikan pemahaman mendalam tentang komponen-komponen individu.
Ilmuwan dapat menghubungkan teori-teori ini tidak hanya untuk menjelaskan bagaimana dunia beroperasi tetapi juga merancang penemuan yang memecahkan masalah komunitas dan memberikan kenyamanan.
Baca Juga: Silo Mentality: Arti, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Mengapa Mental Model Penting dalam Dunia Kerja?

Mungkin banyak dari Anda yang menanyakan, “Mengapa mental model ini penting dalam dunia kerja?”
Untuk mengetahui jawabannya, Anda harus memahami mental model sebagai bagian dari kerangka kerja.
Kerangka kerja ini penting karena seorang individu memiliki kemampuan untuk menampung banyak perspektif, yang mereka gunakan untuk menyederhanakan penalaran dan menarik kesimpulan tentang topik-topik kompleks.
Ketika kerangka kerja seseorang tidak cukup untuk memecahkan masalah, mereka mungkin menyesuaikan kerangka kerja lain untuk mendapatkan perspektif baru dan menemukan solusi unik.
Kemampuan beradaptasi ini memungkinkan karyawan untuk proaktif di tempat kerja bahkan ketika mereka tidak dapat berkolaborasi langsung dengan orang lain.
Misalnya, ketika seorang kasir membantu pelanggan yang tidak puas, mereka mungkin mengadopsi mindset seorang supervisor daripada langsung meminta bantuan untuk situasi yang menantang.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari mental model dalam dunia kerja:
- Lebih mudah dalam memahami user produk yang baik
- Membantu pekerja dalam membuat keputusan terbaik
- Karyawan dapat berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja dengan lebih baik
- Brandstorming yang dapat berjalan dengan lebih efisien
- Membuat karyawan lebih mudah dalam mempelajari hal-hal baru yang krusial bagi diri sendiri dan juga bisnis.
Baca Jug: 10 Tips Mengembangkan Potensi Diri dan Skill yang Dibutuhkan
Bagaimana Cara Menerapkan Mental Model di Tempat Kerja?

Lalu bagaimana cara menerapkan mental model di tempat kerja?
Berikut penjelasannya untuk Anda:
1. Untuk Membuat Perencanaan
Ketika Anda ingin menerapkan mental model, cara terbaik yang dapat Anda lakukan adalah untuk kebutuhan membuat perencanaan.
Baik itu perencaan untuk kebutuhan perusahaan ataupun kebutuhan diri sendiri, untuk pengelolaan pekerjaan ataupun dalam pembuatan kebutuhan yang tepat, semuanya bukan sesuatu yang mudah.
Bahkan dikatakan bahwa hal-hal tersebut sulit untuk dilakukan, khususnya ketika Anda tidak memiliki pola pikir yang tepat.
Dengan adanya mental model, Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat perencanaan berbagai hal agar berjalan dengan baik.
Namun pastikan Anda bisa membagi waktu dan prioritas agar semuanya dapat berjalan dengan seimbang.
Baca Juga: Personal Development: Manfaat, Cara, dan Tips Mengelolanya
2. Untuk Pengambilan Keputusan
Cara kedua dalam menggunakan mental model adalah ketika Anda ingin mengambil keputusan.
Seperti yang diketahui, pengambilan keputusan jadi sesuatu yang sering dilakukan dalam dunia kerja, baik untuk kepentingan perusahaan atau untuk kepentingan pribadi.
Ketika Anda tidak memiliki pola pikir yang baik, pastikan akan sulit bagi Anda untuk mengambil keputusan.
Anda bisa mengambil keputusan dengan tergesa-gesa, bahkan asal.
Ini berbeda ketika Anda memiliki mental model dimana Anda bisa menghindari pengambilan keputusan secara asal dan tergesa-gesa.
Untuk melakukannya, penting bagi Anda untuk memahami keahlian, pengetahuan, dan juga keterampilan yang Anda miliki.
Kemudian Anda bisa pertimbangan elemen lainnya, misalnya keadaan finansial yang dimiliki dan kemampuan pihak-pihak lain yang terlibat.
Ketika Anda berhasil menemukannya, gunakan ketikka Anda ingin mengambil keputusan.
Dari analisis yang Anda lakukan, temukan opsi terbaik yang bisa diambil.
3. Untuk Mengembangan Diri
Cara terakhir yang bisa Anda gunakan dalam mental model adalah untuk pengembangan diri.
Ini adalah suatu pendekatan yang sangat berguna, khususnya pada perusahaan yang masih berkembang dan sedang bertumbuh bersama perkembangan teknologi.
Nah, agar hal-hal yang telah Anda pelajari dapat digunakan, ketahui dulu bagian mana saja yang bisa Anda kembangkan.
Selain itu, perlu juga bagi Anda untuk memikirkan kemampuan yang kemungkinan akan dibutuhkan di masa yang akan datang.
Dari sini Anda bisa menjadi karyawan dengan kemampuan yang baik dan profesional di pekerjaan Anda.

Baca Juga: 7 Indikator Motivasi Kerja dan Cara Meningkatkannya
Apa Saja Contoh Mental Model dalam Dunia Kerja?

Berikut adalah beberapa contoh mental model ini di tempat kerja:
1. Kerangka Inversi
Kerangka inversi mendorong seseorang untuk memikirkan hasil yang ingin mereka hindari daripada memikirkan tujuan mereka.
Misalnya, bayangkan atasan Anda menugaskan Anda ke tim baru.
Saat bertemu anggota tim, Anda mungkin bertanya, “Apa lima tindakan yang akan mencegah saya beradaptasi dengan tim Anda?”
daripada “Apa lima tindakan yang akan membantu saya beradaptasi dengan tim Anda?”
Pendekatan unik ini dapat membantu anggota tim menetapkan ekspektasi dan memastikan adaptasi Anda yang sukses ke dalam tim.
2. Prinsip Pareto
Prinsip Pareto menantang gagasan tentang distribusi hasil yang merata dengan menyatakan bahwa 80% hasil cenderung berasal dari 20% input
Misalnya, seorang analis pemasaran mungkin menemukan bahwa 20% pelanggan total perusahaan menghasilkan 80% total penjualan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kelompok 20% ini termasuk dalam pelanggan dengan pengeluaran tertinggi di perusahaan, yang kebetulan juga sebagian besar adalah dewasa lajang.
Analis pemasaran menggunakan hasil ini untuk menargetkan dewasa lajang dalam kampanye mendatang dengan harapan meningkatkan jumlah pelanggan dengan pengeluaran tertinggi di perusahaan.
Baca Juga: OCEAN Personality: Arti, Sifat, Faktor, hingga Manfaatnya
3. Fundamental Attribution Error
Fundamental attribution error atau kesalahan atribusi dasar menggambarkan kecenderungan untuk mengasumsikan seseorang bertindak dengan cara tertentu karena karakternya.
Misalnya, jika seorang karyawan terlambat ke rapat tim karena macet, atasan mereka mungkin menganggap bahwa karyawan tersebut tidak memprioritaskan rapat.
Asumsi ini dapat membuat atasan terus membuat asumsi salah tentang karakter karyawan tersebut.
Anda dapat mencegah kesalahan atribusi dasar memengaruhi persepsi Anda terhadap orang lain dengan mempraktikkan komunikasi yang baik dan mempercayai kebaikan dalam diri orang lain.
4. Confirmation Bias
Confirmation bias adalah kecenderungan alami untuk mencari informasi yang memperkuat keyakinan yang sudah ada.
Hal ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan, karena orang cenderung enggan mengubah pola pikir dan menerima perubahan.
Misalnya, seorang perekrut mungkin yakin bahwa kandidat dengan pengalaman lebih banyak di CV-nya lebih berkualitas daripada kandidat dengan pengalaman kurang.
Selama wawancara praktis, perekrut mungkin mengabaikan kurangnya pengetahuan yang ditunjukkan oleh kandidat yang lebih berpengalaman karena asumsi sebelumnya.
Anda dapat mencegah bias konfirmasi dengan berusaha melakukan riset yang mendalam sebelum menarik kesimpulan.
5. Hanlon’s Razor
Hanlon’s Razor mengatakan, “Jangan pernah mengaitkan sesuatu yang dapat dijelaskan dengan kebodohan dengan niat jahat.”
Prinsip ini berusaha mencegah orang menerima penjelasan yang tidak mungkin tentang perilaku manusia.
Misalnya, bayangkan seorang calon klien yang telah melewati beberapa tahap sales funnel tiba-tiba berhenti merespons pesan perusahaan.
Sales dapat mengasumsikan bahwa klien tersebut sibuk daripada berpikir bahwa mereka bukan lagi prospek yang baik.
Berdasarkan asumsi ini, sales dapat memberi ruang kepada klien dan menghubungi mereka lagi di kemudian hari.
Baca Juga: 10 Contoh Mind Mapping dan Jenis-Jenisnya
6. Commitment and Consistency Bias
Commitment and consistency bias adalah kecenderungan untuk tetap pada perilaku masa lalu.
Pendekatan ini dapat membantu tempat kerja mematuhi standar dan memperkuat praktik yang efektif.
Namun, hal ini juga dapat menjadi hambatan bagi kemajuan, karena karyawan mungkin enggan mengadopsi praktik baru meskipun praktik lama sudah tidak produktif.
Atasan dapat menerapkan kebijakan baru secara efektif dengan menunjukkan keberhasilannya dan menawarkan insentif.
7. Occam’s Razor
Occam’s Razor menjelaskan kecenderungan seseorang untuk terlalu memikirkan suatu situasi.
Prinsip ini menyatakan bahwa penjelasan yang paling sederhana kemungkinan besar adalah yang benar.
Anda dapat menerapkan Occam’s Razor dalam pemecahan masalah sehari-hari dengan mengurangi jumlah asumsi yang dibuat dan memilih solusi yang melibatkan asumsi paling sedikit.
8. Margin of Safety
Margin of safety membantu Anda memperhitungkan kesalahan untuk membuat keputusan yang lebih akurat.
Misalnya, seorang insinyur mungkin meminta anggaran $20.000 untuk proyek berikutnya saat perkiraan biaya totalnya mencapai $15.000.
Mendapatkan anggaran yang lebih besar dari yang diperlukan memastikan insinyur memiliki dana cukup untuk menanggung biaya tak terduga.
Baca Juga: Knowledge, Skill, Attitude Teori: Arti Sejarah, dan Manfaatnya
9. Biaya Kesempatan
Setiap keputusan yang Anda ambil memiliki biaya kesempatan, karena Anda bisa saja melakukan hal lain dengan waktu atau uang yang Anda habiskan untuk keputusan tersebut.
Menganalisis biaya kesempatan dari keputusan Anda dapat membantu Anda menjadi lebih produktif di tempat kerja.
Misalnya, Anda mungkin memutuskan untuk menjawab panggilan pelanggan dan menunda menulis email kepada atasan Anda.
Atasan Anda kemungkinan besar akan memahami keputusan Anda, karena Anda memprioritaskan pelayanan pelanggan.
10. Aversi Terhadap Kerugian
Aversi terhadap kerugian adalah fenomena di mana seseorang menganggap kerugian sesuatu lebih besar daripada keuntungan sesuatu yang setara.
Pemasar sering memanfaatkan pola pikir ini untuk mempengaruhi perilaku pembelian, karena konsumen cenderung ingin menghindari kerugian dengan segala cara.
Misalnya, tanda yang bertuliskan “Tersedia hingga habis” mungkin mendorong konsumen untuk membeli produk sebelum toko kehabisan stok.
Baca Juga: 8 Jenis Tes Kepribadian yang Sering Digunakan Perusahaan
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai mental model yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan artikel di atas dapat diketahui bahwa mental model menjadi bagian penting dalam dunia kerja.
Ini karena mental model merupakan kerangka kerja yang akan membuat karyawan lebih memahami dunia sekitar.
Ini akan membentuk pola pikir yang dapat digunakan dalam melakukan pekerjaan sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.
Nah, selain melalui melalui mental model, ada cara meningkatkan produktivitas karaywan yang bisa dilakukan perusahaan yakni dengan menggunakan software absensi dari GajiHub.
GajiHub merupakan software absensi yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan.
Dengan GajiHub Anda bisa melakukan optimasi pengelolaan karyawan mulai dari untuk pengelolaan kehadiran, pengelolaan penggajian, cuti dan izin, employee self service, reimbursement, kasbon, hingga integrasi fingerprint.
Jadi, buat Anda yang ingin memudahkan pengelolaan karyawa, menggunakan GajiHub adalah pilihan terbaik bagi Anda.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Mental Model: Pengertian dan Contohnya dalam Dunia Kerja - 3 May 2025
- Manajemen Training: Pengertian, Manfaat, dan Tipsnya - 3 May 2025
- Ijazah Ditahan: Alasan, Aturan, dan Alternatifnya - 2 May 2025