10 Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis, Dampak, dan Tandanya

mengatasi perfeksionisme banner

Sebagai karyawan, apakah Anda sering merasa harus selalu sempurna dalam bekerja, namun justru merasa stres dan tertekan karena ingin terus-terusan perfeksionis?

Sifat perfeksionis mungkin memang sering dianggap sebagai ambisi dan dedikasi seseorang, namun jika berlebihan, hal ini justru bisa menghambat langkah Anda menuju kesuksesan.

Alih-alih membantu, sifat perfeksionis tersebut bisa membuat Anda lelah, cemas, dan bahkan kehilangan semangat kerja.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menyadari kapan sifat perfeksionis mulai berdampak buruk pada produktivitas dan kesejahteraan Anda.

Dengan memahami strategi dan cara mengatasi sifat perfeksionis di tempat kerja, Anda bisa tetap mencapai kinerja tinggi tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu sifat perfeksionis, tanda, dampak negatif, dan cara mengatasinya.

Apa yang Dimaksud dengan Sifat Perfeksionis?

mengatasi sifat perfeksionis 1

Perfeksionis adalah sikap di mana seseorang menetapkan standar yang sangat tinggi dan sering kali tidak realistis untuk dirinya sendiri.

Biasanya, orang perfeksionis akan sangat patuh pada aturan yang mereka buat sendiri dan mereka cenderung menilai diri mereka berdasasrkan hasil akhir yang dicapai.

Di dunia kerja, banyak orang yang menganggap perfeksionisme sebagai hal positif karena sering dikaitkan dengan kesuksesan dan produktivitas tinggi.

Perlu diingat, bahwa keinginan untuk menjadi yang terbaik bukanlah hal yang salah.

Bahkan, jika dilakukan dengan cara yang tepat, perfeksionisme bisa memmbantu seseorang tetap semangat meski harus menghadapi tantangan dan terus mencoba solusi terbaru.

Namun, saat seseorang mulai mengaitkan harga dirinya sepenuhnya pada hasil kerja, sifat perfeksionis bisa berdampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun bagi tim.

Riset menunjukkan bahwa perfeksionisme bisa menghambat inovasi di tempat kerja dan membuat seseorang lebih rentan terhadap burnout syndrome.

Selain itu, manajer juga kerap kesulitan untuk membangun budaya kerja yang kreatif dan saling mendukung jika terdapat anggota tim yang terlalu perfeksionis.

Orang yang terus-terusan menuntut dirinya untuk sempurna juga lebih rentan mengalami stres, depresi, masalah kesehatan fisik, hingga menurunnya performa kerja.

Baca Juga: 7 Manajemen Stress yang Baik di Tempat Kerja

Apa Saja Jenis-Jenis Perfeksionisme di Dunia Kerja?

mengatasi sifat perfeksionis 2

Ada tiga tipe utama sifat perfeksionisme yang sering muncul di tempat kerja:

1. Perfeksionisme yang Berfokus pada Diri Sendiri (Self-oriented perfectionism)

Orang dengan tipe ini menetapkan standar yang sangat tinggi dan sering kali tidak realistis untuk dirinya sendiri.

Mereka cenderung sangat kritis terhadap diri sendiri dan merasa harus selalu sempurna agar tidak gagal.

Pendorong utma dari jenis ini adalah ketakutan terhadap kegagalan.

2. Perfeksionisme yang Ditujukan pada Orang Lain (Other-oriented perfectionism)

Tipe ini ditandai dengan kecenderungan menuntut orang lain, baik pasangan, keluarga, maupun rekan kerja untuk memenuhi standar tinggi yang mereka tetapkan.

Mereka sering mengharapkan kesempurnaan dari orang lain dan menilai kinerja orang-orang di sekitarnya secara ketat.

Baca Juga: Mental Block: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

3. Perfeksionisme karena Tekanan Sosial (Socially prescribed perfectionism)

Pada tipe ini, seseorang merasa bahwa orang lain mengharapkan dirinya untuk selalu sempurna.

Mereka merasa berada di bawah tekanan sosial, dan takut akan dinilai buruk jika tidak memenuhi ekspektasi tersebut.

Ketiga jenis perfeksionisme ini semakin sering ditemukan dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak generasi milenial mulai bekerja dan menduduki posisi manajerial.

Penelitian menunjukkan bahwa globalisasi dan pengaruh media sosial membuat banyak anak muda mudah membandingkan diri dengan orang lain, sehingga muncul tekanan untuk memiliki gaji, pendidikan, dan karier yang terlihat “sempurna.”

Baca Juga: Pengertian Koordinasi, Manfaat, Jenis, dan Tips Meningkatkannya

Bagaimana Bentuk Perfeksionis di Tempat Kerja?

mengatasi sifat perfeksionis 3

Perfeksionisme bisa muncul dalam bentuk positif yang mendorong seseorang untuk berkembang, namun ada juga yang justru menghambat dan membawa tekanan berlebihan.

Berikut penjelasan selengkapnya:

Bentuk Perfeksionisme Positif

Perfeksionisme dalam kadar yang wajar bisa mendorong Anda untuk bekerja lebih rapi, teratur, dan memiliki motivasi tinggi.

Seseorang dengan sifat perfeksionisme yang positif cenderung merasa bangga dengan hasil kerjanya, tidak mudah stres, dan bisa menghadapi tantangan dengan cara yang lebih tenang.

Bentuk Perfeksionisme Negatif

Namun, Anda perlu berhati-hati karena sifat perfeksionisme yang berlebihan bisa berubah menjadi tekanan.

Ketika standar Anda menjadi terlalu tinggi dan kurang realistis, maka Anda akan mengalami stres, sulit bekerja sama, dan bahkan membuat performa kerja menurun.

Berikut beberapa tanda perfeksionisme yang berlebihan di tempat kerja:

1. Sering Melewatkan Deadline

Karena ingin semuanya sempurna, Anda bisa terus-menerus mengulang pekerjaan.

Akibatnya, proyek menjadi molor dan Anda hanya menghabiskan waktu untuk revisi.

2. Susah Bekerja Sama

Jika standar Anda terlalu tinggi, rekan kerja bisa menjadi segan dalam berpendapat atau bahkan tidak ingin terlibat karena takut salah atau merasa tidak cukup baik.

3. Takut Membuat Kesalahan

Dalam tim yang terlalu perfeksionis, kesalahan dianggap sebagai kegagalan besar.

Padahal, salah itu wajar dan bisa jadi momen untuk intropeksi diri dan bekerja dengan lebih baik lagi.

4. Inovasi Terhambat

Ide-ide kreatif biasanya muncul dari proses yang “berantakan” dan tidak sempurna.

Namun, kalau semua harus serba ideal, Anda pun akan kehilangan ruang untuk eksperimen dan tidak bisa memberikan ide yang cemerlang.

Baca Juga: Impostor Syndrome: Arti, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi

gajihub 3

5. Lambat dalam Mengambil Keputusan

Terlalu takut salah membuat Anda menjadi ragu-ragu dalam mengambil keputusan, dan akhirnya membutuhkan waktu lama dalam membuat keputusan atau bahkan tidak sama sekali.

6. Lingkungan Kerja Menjadi Tegang

Apabila segala sesuatu dianggap belum cukup baik, orang-orang akan merasa cemas, tidak percaya diri, dan bahkan takut untuk mengambil tindakan.

7. Produktivitas Menurun

Terus-terusan mengejar kesempurnaan bisa membuat tim stuck dan tidak bisa melanjutkan proyek yang sedang berlangsung.

Hal ini disebabkan karena fokusnya bukan lagi menyelesaikan tugas, melainkan mengejar hal yang belum tentu bisa dicapai.

Baca Juga: 6 Tanda Seorang Workaholic dan Cara Mengatasinya

Apa Saja Dampak dari Sifat Perfeksionis yang Berlebihan?

mengatasi sifat perfeksionis 4

Berikut beberapa dampak negatif dari perfeksionis yang berlebihan:

1. Stres, Cemas, dan Depresi

Seorang perfeksionis sering merasa harus selalu sempurna dalam segala hal.

Tekanan ini bisa membuat mereka mudah stres dan cemas, bahkan merasa gagal saat hasilnya tidak sesuai harapan.

Jika dibiarkan, perasaan ini bisa berkembang jadi depresi dan menurunkan rasa percaya diri.

2. Suka Menunda dan Mudah Burnout

Karena ingin semuanya sempurna, perfeksionis cenderung menunda pekerjaan sampai merasa benar-benar siap.

Akibatnya, pekerjaan malah tidak selesai atau tertunda terlalu lama. Selain itu, terlalu keras pada diri sendiri bisa menyebabkan burnout atau kelelahan mental karena terus merasa tidak cukup baik.

Baca Juga: Toxic Productivity: Pengertian, Ciri, dan Cara Mengatasinya

3. Banyak Kesempatan Terlewat

Perfeksionis takut akan kegagalan, sehingga mereka enggan mencoba hal baru atau mengambil risiko.

Padahal, tantangan dan kegagalan justru bisa membawa pelajaran berharga.

Sayangnya, perfeksionis sering melewatkan peluang bagus karena lebih fokus pada kesempurnaan daripada pertumbuhan diri.

4. Sulit Menikmati Hidup

Karena terlalu fokus mengejar kesempurnaan, perfeksionis jadi sulit menikmati momen kecil dalam hidup.

Mereka merasa tidak pernah puas, bahkan saat sudah mencapai sesuatu yang bagus.

Hidup pun terasa berat dan tidak menyenangkan karena selalu ada standar tinggi yang ingin dicapai.

Baca Juga: Highly Sensitive Person adalah Aset Perusahaan, Mengapa?

Bagaimana Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis di Tempat Kerja?

perfectionism 6

Jika Anda merasa selalu ingin sempurna, Anda perlu mencari cara untuk mengatasi sifat perfeksionis tersebut agar tidak mengganggu kinerja.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda coba:

1. Kenali Akar Masalahnya

Langkah pertama adalah memahami mengapa Anda cenderung bersikap perfeksionis.

Sifat ini sering kali berakar dari rasa takut gagal, kecemasan, atau pengalaman di masa lalu.

Cobalah berbicara dengan teman dekat atau rekan kerja yang Anda percaya.

Jika perlu, pertimbangkan mengikuti cognitive behavioral therapy (CBT) untuk membantu mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat.

2. Tetapkan Tujuan yang Realistis

Tentukan tujuan yang bisa dicapai dalam waktu tertentu dan sesuai dengan kapasitas Anda.

Jangan ragu untuk berdiskusi dengan atasan agar target yang Anda buat benar-benar relevan dengan proyek yang sedang dikerjakan.

Dengan begitu, Anda bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa harus terpaku pada detail yang tidak terlalu penting.

Baca Juga: 10 Jenis dan Cara Mengatasi Distraksi Saat Bekerja + Tipsnya

3. Fokus pada Dampak, Bukan Kesempurnaan

Tidak semua tugas memiliki dampak yang sama besar.

Dengan kata lain, Anda perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang benar-benar memberikan nilai pada proyek atau klien.

Misalnya, daripada menghabiskan berjam-jam menyempurnakan desain yang sebenarnya sudah cukup baik, lebih baik alokasikan waktu tersebut untuk tugas lain yang lebih penting.

4. Mulai dari Perubahan Kecil

Anda tidak perlu langsung mengubah segalanya.

Mulailah dari proyek kecil dengan tujuan menyelesaikannya secara efisien dan tepat waktu, bukan sempurna.

Anda dapat membagi waktu kerja Anda menjadi beberapa bagian dan usahakan untuk tetap mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.

Setelah selesai, mintalah feedback agar Anda tahu bagian mana yang bisa diperbaiki tanpa harus selalu merasa hasilnya belum cukup baik.

Baca Juga: Skala Prioritas: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya

5. Sesuaikan Standar Anda

Sebagai perfeksionis, Anda mungkin terbiasa menyelesaikan setiap tugas sebaik mungkin.

Tapi jika hal itu justru membuat pekerjaan tertunda, Anda perlu menyesuaikan standar agar tetap produktif tanpa mengorbankan kualitas secara keseluruhan.

Anggpalah sebagai cara baru memanfaatkan kekuatan Anda secara lebih efektif.

Beberapa cara yang bisa Anda coba:

  • Tinjau hasil kerja rekan sebagai acuan standar yang realistis.
  • Kirim draf pertama ke atasan untuk menilai apakah sudah cukup.
  • Lihat gambaran besar proyek untuk menilai proporsi waktu dan usaha.

6. Buat To-do-list dengan Deadline

Susun to-do-list harian untuk setiap proyek, lalu tentukan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan setiap tugasnya.

Setelah waktunya habis, lanjutkan ke tugas berikutnya meskipun pekerjaan belum sempurna.

Daftar ini membantu Anda tetap fokus dan menghindari terlalu banyak menghabiskan waktu pada hal-hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hasil akhir pekerjaan.

Baca Juga: Deadline Adalah? Ini Cara Menetapkan Deadline yang Realistis

perfectionism 7

7. Sadari Pola Overthinking

Cara mengatasi sifat perfeksionis selanjutnya adalah dengan menyadari bahwa Anda kerap berpikis terlalu lama tanpa benar-benar mengambil tindakan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anda dapat:

  • Bercerita kepada rekan kerja atau atasan yang bisa dipercaya sebagai tempat bertukar pikiran.
  • Membaca atau mendengarkan pandangan dari psikolog atau penulis yang membahas topik ini.
  • Mencoba mengambil tindakan meski belum yakin, lalu perbaiki berdasarkan feedback yang Anda terima.

8. Kenali Pemicu Perfeksionisme Anda

Dengan mengetahui hal-hal yang sering memicu sifat perfeksionis, Anda bisa mengatasi sifat perfeksionis dengan lebih siap dan menjaga produktivitas tetap stabil.

Beberapa pemicu umum yang perlu diwaspadai:

  • Merasa tidak yakin
  • Mendapat kritik
  • Membandingkan diri dengan orang lain
  • Merasa iri
  • Takut ditolak
  • Rasa malu
  • Tertekan oleh stres
  • Target yang terlalu tinggi
  • Mendengar komentar negatif dari orang lain
  • Ketakutan yang tidak disadari

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

9. Bangun Growth Mindset

Dibandingkan menghindari kegagalan, cobalah untuk melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Pola pikir growth mindset akan membuat Anda lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.

Jika Anda belajar dari setiap hambatan yang muncul, Anda bisa menyesuaikan cara kerja dan ekspektasi, yang akhirnya membantu Anda untuk memperoleh hasil terbaik.

10. Utamakan Perawatan Diri (Self-Care)

Dibandingkan terus mengejar kesempurnaan, cobalah untuk fokus membangun work life balance yang sehat.

  • Berikut beberapa hal yang bisa Anda coba:
  • Membuat rutinitas kerja yang seimbang
  • Mengonsumsi makanan yang membuat Anda merasa senang
  • Menyisihkan waktu untuk menjalani hobi
  • Tidur yang cukup setiap malam
  • Menghabiskan waktu bersama keluarga

Baca Juga: Self Regulation Adalah, Skill Penting, dan Cara Meningkatkan

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa mengatasi sifat perfeksionis bukan berarti Anda harus menurunkan standar atau menjadi tidak bekerja keras.

Dengan memahami cara mengatasi sifat perfeksionis, Anda dapat membangun pola pikir yang lebih sehat dan realistis, sehingga bisa bekerja lebih efektif tanpa mengganggu kesehatan mental.

Anda bisa mulai dengan membuat to-do-list, mengidentifikasi pola overthinking, serta membangun growth mindset.

Selain itu, penting juga untuk memberi ruang bagi diri sendiri lewat self-care dan waktu istirahat yang cukup.

Bagi perusahaan, untuk membantu karyawan bekerja secara sehat, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan software absensi dari GajiHub.

Melalui software ini, perusahaan dapat memantau kehadiran karyawan, sehingga jika ditemumkan jam lembur yang berlebihan, perusahaan bisa langsung mengambil tindakan dan membantu karyawan tersebut.

GajiHub juga menyediakan data seperti kompensasi, demografi karyawan, data produktivitas untuk mendukung proses analisis kinerja karyawan.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *