Di dunia kerja, karyawan fraud bukanlah hal yang jarang terjadi.
Bahkan, 3 dari 4 karyawan mengaku melakukan pencurian di tempat kerja, baik untuk kebutuhan pribadi maupun keuntungan lainnya.
Bentuk fraud karyawan ini juga bisa beragam, mulai dari pencurian sederhana hingga skema rumit seperti penyalahgunaan tunjangan, manipulasi piutang, atau pencurian hak kekayaan intelektual.
Risiko karyawan fraud bisa menimpa semua jenis bisnis, baik perusahaan besar maupun perusahaan yang baru merinitis.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu karyawan fraud, tanda, jenis, dan cara mengatasinya.
Apa yang Dimaksud dengan Karyawan Fraud?

Dalam menjalankan pekerjaannya, karyawan memiliki akses terhadap informasi dan sumber daya penting perusahaan.
Sayangnya, ada yang memanfaatkan akses ini untuk kepentingan pribadi dengan melakukan karyawan fraud.
Karyawan fraud, yang juga dikenal sebagai internal fraud atau occupational fraud dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
Korupsi
Karyawan menggunakan posisinya dalam hubungan bisnis untuk memperoleh keuntungan pribadi yang merugikan perusahaan.
Contoh: menerima suap, gratifikasi, atau terlibat konflik kepentingan.
Kecurangan laporan keuangan
Karyawan memanipulasi catatan keuangan perusahaan, misalnya dengan membuat pendapatan fiktif, menyembunyikan kewajiban atau aset, hingga praktik pencucian uang.
Penyalahgunaan aset
Karyawan mengambil atau menggunakan sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi, seperti mencuri uang tunai, mengajukan klaim biaya palsu, atau mengambil aset non-tunai.
Kasus pencurian oleh karyawan lebih sering terjadi di bisnis kecil karena mereka biasanya memiliki kewenangan yang lebih besar atas pekerjaannya.
Namun, perusahaan besar juga tidak terlepas dari masalah ini, bahkan seringkali dengan kerugian yang lebih besar.
Hal ini karena pelaku dapat memanfaatkan kurangnya transparansi dan kompleksitas organisasi di perusahaan besar untuk melakukan fraud dengan lebih mudah.
Baca Juga: Fraud Triangle: Pengertian dan Cara Mencegah Fraud
Apa Saja Jenis Karyawan Fraud?

Berikut beberapa jenis karyawan fraud yang kerap ditemukan di perusahaan:
1. Pencurian (Theft)
Banyak kasus fraud melibatkan pencurian uang tunai.
Contohnya mengambil uang dari laci kas kecil, mengurangi setoran kas tanpa mencatatnya, atau membuat transaksi penjualan palsu lalu mengambil uangnya.
Jenis fraud ini dapat menguras sumber daya perusahaan dan sering kali tidak terdeteksi dalam jangka waktu lama.
Dampaknya bagi perusahaan
Uang tunai, barang, atau inventaris yang dicuri secara langsung mengurangi sumber daya perusahaan.
Dampaknya bisa sangat besar hingga berujung pada kegagalan bisnis dalam kasus tertentu.
Dengan langkah pencegahan seperti audit acak dan penerapan budaya kejujuran, perusahaan dapat meminimalkan risiko serta menjaga kesehatan keuangan dan reputasi.
2. Penggelapan Pajak (Tax Evasion)
Fraud pajak dilakukan dengan berbagai cara, misalnya meminta pembayaran tunai agar tidak tercatat atau membujuk perusahaan untuk mengklasifikasikan karyawan sebagai freelancer untuk pekerja lepas guna menghindari pajak gaji.
Praktik ini termasuk bentuk kecurangan yang seharusnya dapat dideteksi melalui sistem pengawasan yang baik.
Dampaknya bagi perusahaan
Fraud pajak merugikan perusahaan dari sisi keuangan maupun budaya organisasi. Pertama, perusahaan tetap bertanggung jawab atas pajak yang tidak dibayarkan.
Jika terungkap, perusahaan dapat dikenakan denda dan sanksi berat.
Kedua, praktik ini merusak kepercayaan internal serta reputasi perusahaan.
Terakhir, masalah hukum yang timbul dapat mengganggu operasional dan mengurangi minat investor maupun pelanggan.
3. Suap
Praktik suap dan korupsi mencakup kickbacks, perusaahaan fiktif (shell company), suap untuk memengaruhi keputusan, manipulasi kontrak, hingga menerima hadiah mewah dari vendor sebagai imbalan peluang bisnis.
Dampaknya bagi perusahaan
Meskipun tampak menguntungkan, suap justru merugikan perusahaan dan melemahkan budaya integritas.
Suap menguras keuangan, menumbuhkan budaya tidak jujur, serta menurunkan moral karyawan.
Selain itu, perusahaan berisiko terkena denda besar dan kehilangan reputasi, yang dapat membuat pelanggan maupun mitra bisnis menjauh.
Baca Juga: Cara Membuat Slip Gaji Palsu, HR Wajib Waspada

4. Penggelapan Dana
Penggelapan dana terjadi ketika karyawan yang diberi kepercayaan menyalahgunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Misalnya seorang manajer keuangan yang diam-diam mengalihkan dana perusahaan ke rekening pribadinya.
Fraud ini kerap berlangsung lama dan merugikan perusahaan secara signifikan jika tidak dicegah sejak awal.
Dampaknya bagi perusahaan
Penggelapan mengurangi sumber daya keuangan perusahaan, menghambat investasi, pembayaran gaji, maupun biaya operasional.
Proses pengungkapan kasus ini juga memakan waktu dan biaya besar, seperti audit forensik dan jalur hukum, serta memerlukan upaya membangun kembali budaya kepercayaan dalam organisasi.
5. Manipulasi Biaya (Expense Account Fraud)
Fraud ini dilakukan dengan mengajukan klaim palsu atas biaya makan, akomodasi, atau transportasi.
Bisa juga berupa penggelembungan biaya perjalanan atau membuat pengeluaran bisnis fiktif.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan penggantian biaya yang tidak berhak diterima.
Dampaknya bagi perusahaan
Fraud ini merugikan karena sistem penggantian biaya yang seharusnya mendukung pekerjaan justru disalahgunakan.
Walaupun terlihat kecil, kerugian yang berulang dapat mengurangi laba perusahaan.
Selain itu, budaya yang membiarkan kecurangan kecil dapat menurunkan moral karyawan dan membuka peluang fraud yang lebih besar.
6. Penyalahgunaan Aset
Fraud terjadi ketika karaywan dengan pengetahuan internal menyalahgunakan atau mencuri aset perusahaan.
Biasanya mereka memanfaatkan celah dengan membuat catatan atau dokumen palsu untuk melewati sistem pengendalian.
Dampaknya bagi perusahaan
Penyalahgunaan aset mengurangi sumber daya perusahaan dan mengganggu kelancaran operasional.
Kehilangan inventaris dapat menghambat produksi atau penjualan, sementara pencurian uang tunai dapat menimbulkan masalah arus kas.
Selain itu, terungkapnya fraud ini dapat menurunkan moral serta kepercayaan antar karyawan di dalam organisasi.
Baca Juga: Data Internal Perusahaan Bocor, Apa yang Harus Dilakukan?
7. Manipulasi Laporan Keuangan
Fraud akuntansi biasanya tersembunyi dengan rapi, karena pelaku bisa saja menaikkan angka laba atau mengecilkan kewajiban agar jejaknya tidak terlihat.
Jenis fraud ini berpusat pada manipulasi laporan keuangan untuk menciptakan peluang finansial bagi seseorang.
Dampaknya bagi perusahaan
Meskipun tidak terlalu sering terjadi, manipulasi laporan keuangan membawa ancaman serius.
Laporan yang menyesatkan dapat menipu investor, kreditur, dan regulator.
Akibatnya muncul keputusan investasi yang buruk, gagal bayar pinjaman, hingga denda regulasi.
Reputasi perusahaan juga bisa rusak parah, sehingga sulit mendapatkan pendanaan atau kerja sama di masa depan.

8. Suap Terselubung (Kickbacks)
Skema kickback terjadi ketika karyawan menerima pembayaran atau imbalan dari pihak luar.
Misalnya, seorang karyawan mendapat insentif uang dari pemasok sebagai imbalan atas pemberian kontrak.
Atau, karyawan menerima uang dari vendor untuk mendapatkan perlakuan khusus dalam proses tender.
Dampaknya bagi perusahaan
Kickback merusak persaingan sehat dan mengganggu kondisi keuangan perusahaan.
Praktik ini biasanya menyebabkan harga barang atau jasa meningkat sehingga margin keuntungan berkurang.
Jika terbongkar, perusahaan juga berisiko menghadapi sanksi hukum, denda, bahkan gugatan hukum.
9. Pencurian Hak Kekayaan Intelektual
Hak kekayaan intelektual mencakup ide inovatif, desain, metodologi, prototipe, hingga karya orisinal perusahaan.
Aset tidak berwujud ini sangat penting untuk daya saing, pertumbuhan, dan nilai perusahaan.
Jika karyawan mencuri informasi sensitif tentang inovasi baru lalu menjualnya ke perusahaan lain, itu termasuk pencurian kekayaan intelektual dan merupakan tindak pidana berat.
Dampaknya bagi perusahaan
Baik karena karyawan mendirikan usaha saingan dengan rahasia dagang yang dicuri, maupun pihak luar yang meniru produk berpaten, dampaknya bisa panjang dan merugikan.
Pencurian ini bukan hanya menimbulkan kerugian pendapatan, tetapi juga menurunkan nilai merek, melemahkan posisi pasar, dan menghambat inovasi di masa depan.
Baca Juga: Mock Location: Arti, Contoh Penyalahgunaan & Cara Mengatasi
10. Pencurian Inventaris
Karyawan bisa saja membawa pulang barang inventaris karena merasa berhak, baik itu barang kecil seperti klip kertas hingga barang besar seperti elektronik atau suku cadang otomotif.
Pencurian ini sering tidak terdeteksi sampai perusahaan melakukan perhitungan stok.
Dampaknya bagi perusahaan
Fraud berupa pencurian inventaris dapat menguras sumber daya perusahaan.
Produk yang bisa dijual berkurang, stok kosong membuat pelanggan kecewa, dan penjualan terganggu.
Inventaris yang hilang juga mengacaukan catatan internal, menyulitkan prediksi permintaan serta pemesanan ulang, yang akhirnya berujung pada keterlambatan produksi dan hilangnya peluang penjualan.
11. Skema Tagihan Palsu
Jenis fraud yang dilakukan karyawan ini lebih sulit terdeteksi karena biasanya dilakukan oleh karyawan dengan otoritas lebih tinggi.
Dengan memanfaatkan template online, pelaku membuat pesanan pembelian fiktif dan mengalihkan pembayaran untuk kepentingan pribadi.
Dampaknya bagi perusahaan
Skema tagihan palsu langsung menyedot dana perusahaan, mengganggu arus kas dan profitabilitas.
Faktur palsu yang tidak terdeteksi juga bisa menyebabkan pembayaran berlebih kepada vendor, yang akhirnya menambah tekanan pada kondisi keuangan serta hubungan dengan pemasok.

12. Payroll Fraud
Payroll fraud terjadi ketika karyawan memanipulasi sistem penggajian untuk mengalihkan dana secara ilegal.
Misalnya, seorang karyawan menciptakan karyawan fiktif (ghost employee) dan mengarahkan gajinya ke rekening pribadi.
Dampaknya bagi perusahaan
Payroll fraud menguras keuangan perusahaan karena dana dibayarkan untuk jam kerja yang tidak pernah dilakukan (time theft).
Dampaknya berupa kerugian finansial, penurunan moral karyawan, serta potensi sanksi pajak jika perusahaan gagal memotong pajak dari gaji yang sudah dimanipulasi.
Rasa percaya yang hilang juga dapat merusak semangat kerja dan menurunkan produktivitas.
Baca Juga: Fake GPS: Bahaya, dan Cara Melindungi Perusahaan
Apa Saja Tanda-Tanda Karyawan Fraud?

Karena berasal dari dalam perusahaan, karyawan fraud sering kali sulit untuk dideteksi.
Bahkan, fraud internal yang tidak segera diketahui justru membuka lebih banyak peluang terjadinya fraud lain, sehingga menciptakan lingkaran setan di mana hanya pelaku yang diuntungkan.
Untuk mencegah karyawan fraud, berikut beberapa tanda peringatan yang perlu diperhatikan:
1. Kehadiran
Karyawan menghabiskan banyak waktu di kantor, sering menjadi yang pertama datang dan terakhir pulang. Mereka juga tidak pernah mengambil cuti sakit maupun liburan.
2. Sikap protektif
Karyawan terlalu melindungi pekerjaannya dan tidak membiarkan orang lain terlibat. Mereka mungkin menolak penggunaan alat baru atau tidak mau mengikuti prosedur yang diperbarui.
3. Kondisi Pribadi
Terlihat hidup melebihi kemampuannya tanpa alasan jelas, sedang mengalami masalah keuangan, atau menghadapi persoalan keluarga.
Hal-hal ini bisa menjadi tanda adanya fraud.
4. Perubahan perilaku
Karyawan tiba-tiba menunjukkan kebiasaan berbeda, seperti sering datang terlambat, mengisolasi diri, atau melakukan tindakan yang mengarah pada pelanggaran.
Perubahan ini bisa menjadi tanda fraud, namun juga merupakan bagian dari tugas manajer untuk mencari tahu penyebabnya.
Karyawan yang merasa tidak dihargai bisa merugikan perusahaan atau memilih keluar.
Secara umum, karyawan fraud lebih sering terjadi pada posisi yang berhubungan langsung dengan uang, baik berupa akun maupun kas.
Tim seperti operasional, penjualan, pengadaan, atau akuntansi memiliki risiko lebih tinggi.
Perlu dicatat juga bahwa fraud internal sebagian besar termasuk kejahatan kerah putih (white-collar crime): 85% kasus penggelapan dilakukan oleh karyawan di tingkat manajerial atau lebih tinggi.
Namun, mengetahui tanda-tanda saja tidak cukup untuk memberikan perlindungan.
Perusahaan juga membutuhkan kebijakan pencegahan karyawan fraud yang efektif, dengan langkah-langkah nyata untuk mencegahnya sejak awal.
Baca Juga: Blue Collar Crime, Apa itu dan Apa Saja Contohnya?
Bagaimana Cara Mencegah Karyawan Fraud?

Perlindungan yang efisien terhadap kecurangan mencakup dua hal penting, yaitu pencegahan dan deteksi.
Karyawan tidak hanya harus mematuhi langkah-langkah pencegahan, tetapi juga mampu mendeteksi upaya yang bersifat merugikan.
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Menyusun Kebijakan Tertulis tentang Fraud
Semua karyawan perlu tahu bagaimana posisi perusahaan terhadap tindakan kecurangan.
Cara terbaik adalah dengan membuat kebijakan tertulis yang jelas.
Dokumen ini harus memuat:
- Apa saja yang termasuk kecurangan,
- Cara melaporkannya,
- Apakah pelaku akan diproses secara hukum,
- Praktik terbaik terkait keamanan siber.
Sikap tegas ini akan meningkatkan kesadaran sekaligus memberikan efek jera.
Kebijakan ini bisa dibagikan sejak tahap onboarding dan diingatkan secara berkala.
Bahkan, Anda bisa menampilkan versi ringkas dalam bentuk visual di area umum kantor untuk meningkatkan kewaspadaan.
2. Memberikan Pelatihan secara Berkelanjutan
Pencegahan fraud karyawan sebaiknya menjadi topik yang rutin dibahas.
Idealnya, pelatihan diberikan setiap kuartal, termasuk materi tentang kecurangan internal.
Pelatihan ini membantu karyawan tetap waspada dan memahami cara mengenali modus penipuan seperti phising atau fraud yang kerap melibatkan rekayasa sosial.
Dengan begitu, karyawan tidak menjadi korban ataupun pihak yang tanpa sadar ikut terlibat.
Sebagai pemimpin, Anda perlu menjaga keseimbangan antara membangun kewaspadaan tanpa menciptakan suasana kerja penuh kecurigaan.
3. Menerapkan Proses Internal yang Kua
Selanjutnya, tinjau kembali proses internal Anda.
Pastikan prosedur yang ada tidak memberi celah bagi kecurangan.
Misalnya, dalam pengelolaan kas kecil atau pembayaran tagihan, tambahkan lapisan pengamanan.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Membatasi akses pada aktivitas tertentu,
- Menerapkan otorisasi ganda,
- Menggunakan autentikasi berlapis untuk transaksi penting.
Contoh: untuk mencegah penipuan transfer, terapkan aturan dua orang harus menyetujui kampanye pembayaran (prinsip “4 mata”).
Baca Juga: 8 Cara Menciptakan Psychological Safety di Tempat Kerja
4. Menerapkan Pemisaahan Tugas (Segregation of Duties)
Pemisahan tugas berarti membagi satu alur kerja menjadi beberapa tahap agar tidak ada satu orang yang mengendalikan seluruh proses.
Contoh penerapan:
- Accounts payable: satu orang membuat purchase order, orang lain menerima barang, yang lain lagi membayar faktur, dan orang keempat merekonsiliasi pembayaran.
- Payroll: satu orang menginput data rekening, orang lain menyiapkan pembayaran, dan orang ketiga menyetujui transaksi.
Hal ini sangat membantu mencegah kecurangan karena tidak ada individu yang memegang kendali penuh.
5. Menetapkan Prosedur Investigasi
Perusahaan perlu menerpakan kontrol internal untuk memastikan standar keamanan dipatuhi.
Misalnya dengan melakukan audit rutin maupun mendadak bisa membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan sejak dini.
Pengawasan ini dapat mengidentifikasi praktik yang buruk, ketidakpatuhan, hingga indikasi kecurangan.
Bahkan jika terjadi kasus serius, audit forensik bisa digunakan untuk mengungkap tindak kejahatan keuangan dan berpotensi mengembalikan kerugian.
Kehadiran auditor juga memberi sinyal bahwa perusahaan serius menjalankan strategi anti-fraud.
6. Menyediakan Jalur Pelaporan Rahasia
Karyawan sering kali menjadi pihak yang paling cepat mengetahui adanya kecurangan.
Namun, mereka bisa ragu melapor jika identitas mereka tidak dilindungi.
Solusinya, sediakan saluran pelaporan anonim, misalnya hotline khusus atau media komunikasi lainnya.
Perlindungan ini akan mendorong lebih banyak laporan tanpa rasa takut akan balasan dari pihak pelaku.
Selain itu, hanya dengan adanya mekanisme ini, potensi pelaku bisa terhalang untuk mencoba berbuat curang.
7. Mewajibkan Karyawan Mengambil Cuti
Karyawan yang tidak pernah mengambil cuti mungkin terlihat berdedikasi, tetapi justru bisa jadi sedang menutupi sesuatu.
Untuk mengatasinya, perusahaan perlu memastikan bahwa:
- Semua karyawan benar-benar mengambil jatah cutinya,
- Tugas mereka dialihkan sementara ke orang lain.
Dengan begitu, aktivitas yang tidak wajar dapat terungkap saat karyawan tersebut tidak berada di tempat.
8. Menggunakan Brankas untuk Penyimpanan Uang Tunai
Langkah yang paling sederhana namun penting adalah menyimpan kas di dalam brankas.
Hanya berikan akses kepada satu atau dua orang yang benar-benar dipercaya.
Hal ini sangat penting terutama di sektor ritel, tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang memiliki kas kecil.
Penyimpanan yang aman membantu mencegah penyalahgunaan, sama seperti penggunaan password yang melindungi rekening bank dari penipuan online.
Faktanya, uang tunai merupakan bentuk kecurangan karyawan kedua yang paling sering terjadi setelah fraud pada tagihan.
Baca Juga: Pelecehan Verbal di Kantor: Bentuk, dan Cara Mencegahnya
Bagaimana Cara Menanggapi Dugaan Karyawan Fraud?

Meskipun upaya pencegahan sudah dilakukan sebaik mungkin, kecurangan karyawan tetap bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, memiliki rencana yang jelas untuk menanggapi dugaan kecurangan sangat penting guna meminimalkan kerugian, menjaga bukti, dan mengambil langkah yang tepat.
1. Menyusun Rencana Tanggap Kecurangan
Buat rencana yang komprehensif yang menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh ketika kecurangan diduga atau terdeteksi. Rencana ini sebaiknya mencakup:
2. Tim Investigasi Khusus
Tentukan tim lintas fungsi yang bertanggung jawab menyelidiki dugaan kecurangan. Tim ini bisa terdiri dari perwakilan HR, bagian hukum, keamanan, dan audit internal.
3. Prosedur Pengumpulan Bukti dan Wawancara
Tetapkan prosedur yang jelas untuk mengumpulkan serta menjaga bukti, melakukan wawancara dengan pihak yang diduga, dan mendokumentasikan proses investigasi.
Semua prosedur ini harus sesuai dengan ketentuan hukum dan tetap menjaga keaslian bukti.
Baca Juga: 5 Cara Cek Perusahaan Penipu agar Terhindar dari Kerugian
4. Mekanisme Pelaporan
Sediakan saluran pelaporan yang aman dan rahasia agar karyawan maupun pihak terkait dapat melaporkan dugaan kecurangan tanpa rasa takut akan balasan.
5. Saluran Pelaporan Internal
Buat hotline anonim atau sistem pelaporan online yang memungkinkan karyawan melaporkan dugaan kecurangan atau perilaku tidak etis secara rahasia.
Pastikan saluran ini mudah diakses dan informasi tentangnya tersebar luas.
6. Kewajiban Pelaporan Eksternal
Pahami dan patuhi kewajiban hukum atau regulasi yang mengharuskan perusahaan melaporkan kasus kecurangan yang sudah terbukti kepada pihak berwenang, seperti aparat hukum atau lembaga pengawas.
Baca Juga: Penipuan Kerja Freelance: Ini Ciri dan Cara Menghindarinya
7. Investigasi dan Tindakan Perbaikan
Begitu ada dugaan kecurangan yang dilaporkan, lakukan investigasi yang menyeluruh dan objektif untuk menilai sejauh mana kecurangan terjadi serta siapa saja yang terlibat.
8. Melakukan Investigasi yang Menyeluruh dan Objektif
Libatkan penyelidik berpengalaman atau akuntan forensik untuk memimpin investigasi.
Mereka harus mengikuti protokol, mengumpulkan dan menganalisis bukti, serta melakukan wawancara untuk memastikan fakta kasus tersebut.
9. Memberikan Tindakan Disiplin yang Tepat
Berdasarkan hasil investigasi, berikan sanksi yang sesuai kepada karyawan yang terbukti melakukan kecurangan.
Tindakan ini bisa berupa pemutusan hubungan kerja, langkah hukum, atau pelaporan kepada pihak berwenang, tergantung tingkat pelanggaran.
10. Meninjau dan Memperkuat Kontrol untuk Mencegah Kasus Terulang
Setelah kasus selesai ditangani, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap kontrol internal, kebijakan, dan prosedur perusahaan.
Temukan kelemahan atau celah yang memungkinkan kecurangan terjadi, lalu lakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Baca Juga: Ghost Jobs: Arti, Penyebab, Dampak, dan Tips Menghindarinya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat diketahui bahwa karyawan fraud bisa terjadi dari berbagai bentuk, mulai dari pencurian sederhana, manipulasi laporan keuangan, hingga penyalahgunaan aset.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan langkah pencegahan seperti kebijakan tertulis, pelatihan berkelanjutan, pemisahan tugas, audit rutin, serta saluran pelaporan rahasia.
Namun, pencegahan saja tidak cukup, perusahaan juga harus siap dengan rencana tanggap kecurangan untuk memastikan bukti terjaga, investigasi berjalan objektif, dan kontrol internal diperkuat agar kasus serupa tidak terulang.
Salah satu cara untuk terhindar dari perilaku fraud karyawan adalah dengan menggunakan software HRIS dari GajiHub, terutama jika fraud yang dilakukan berkaitan dengan payroll.
Melalui software ini, perusahaan dapat memastikan proses penggajian, seperti jam kerja, lembur, dan juga semua komponen gaji tercatat otomatis dan transparan pada sistem.
Dengan demikian, karyawan tidak bisa melakukan manipulasi pada gaji staf dan perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan menerima kompensasi sesuai dengan pekerjaannya.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Download Contoh Soal Psikotest dan Tips Mengerjakannya - 9 September 2025
- HR Life Cycle: Manfaat dan Tahapan Pentingnya - 9 September 2025
- Download Template Tanda Terima Gaji Karyawan - 9 September 2025