Job Insecurity: Arti, Penyebab, Dampak, dan Cara Menguranginya

job insecurity banner (1)

Job insecurity atau perasaan tidak aman karyawan terhadap pekerjaan dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi perusahaan.

Perasaan tidak aman tersebut bisa berupa perusahaan akan takut kehilangan pekerjaan karena sejumlah faktor seperti ketidakpastian ekonomi, adanya perkembangan teknologi, hingga perubahan industri.

Karyawan yang merasa insecure dengan pekerjaannya cenderung kurang termotivasi dalam melakukan tugas-tugasnya dan tidak ingin terlibat dalam perusahaan.

Untuk mencegah hal ini terjadi, perusahaan perlu memahami kekhwatiran perusahaan dan menyusun strategi untuk menghadpainya.

Pada artikel kali ini, Gajihub kan membahas apa itu job insecurity, penyebab, dampak, dan cara menguranginya.

Apa yang Dimaksud dengan Job Insecurity?

job insecurity 1

Job insecurity atau ketidakpastian dalam pekerjaan adalah perasan bahwa pekerjaan Anda tidak aman dan Anda mungkin akan segera kehilangannya.

Kondisi ini kebalikan dari job security, di mana Anda yakin bahwa pekerjaan Anda aman.

Meskipun kehilangan pekerjaan belum tentu terjadi, ketidakpastian ini bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik Anda, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan.

Jika Anda bekerja di industri yang tengah mengalami masalah keuangan, Anda mungkin merasa resah tentang pekerjaan Anda.

Misalnya, ketika Anda bekerja di perusahaan startup yang memiliki risiko gagal yang besar, tetapi juga bisa sangat menguntungkan.

Seperti yang Anda ketahui, pekerjaan terkait dengan banyak aspek kehidupan seseorang, sehingga job insecurity tidak hanya mengancam penghasilan karyawan, melainkan juga berhubungan dengan pertumbuhan karier, fasilitas kesehatan, dan pensiun.

Keterkaitan ini membuat bayangan mengenai kehilangan pekerja menjadi sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga: Impostor Syndrome: Arti, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Apakah Perusahaan Perlu Mengurangi Job Insecurity?

job insecurity 2

Ya, sangat penting, sebab perasaan tidak aman terhadap pekerjaan dapat berdampak buruk pada karyawan dan perusahaan.

Karyawan yang merasa tidak aman dengan pekerjaannya lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.

Mereka bisa mengalami kesulitan tidur dan bahkan depresi depresi. Di tempat kerja, mereka cenderung kurang termotivasi dan tidak bekerja sebaik yang mereka bisa.

Kurangnya motivasi dan keterlibatan dari karyawan ini bisa menular ke rekan kerja lainnya, seperti banyaknya karyawan mengalami burnout dan penurunan moral di kantor.

Karyawan yang tidak termotivasi mungkin menunjukkan kinerja yang buruk dan tidak bersemangat.

Hal ini bisa mengurangi produktivitas dan inovasi, yang secara langsung berdampak pada keuntungan perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan karyawan yang menunjukkan tanda-tanda job insecurity.

Baca Juga: Talent Shortage: Arti, Dampak, dan Cara Menghadapinya

Apa Saja Jenis-Jenis Job Insecurity?

job insecurity 3

Job insecurity terbagi atas dua jenis utama, yaitu akut dan kronis.

Jika Anda merasa khawatir akan dipecat dalam beberapa minggu mendatang, hal tersebut termasuk job insecurity akut.

Di sisi lain, jika Anda merasa tidak aman dalam bekerja meskipun perusaan Anda sedang baik-baik saja dan manajer puas dengan pekerjaan Anda, hal itu bisa disebut job insecurity kronis.

Pada kondisi ini, mungkin Anda merasa perusahaan tidak bisa menjamin keberhasilan atau pencapaian pribadi Anda di masa mendatang, terutama jika industri Anda sering melakukan PHK.

Selain itu, ada juga yang disebut dengan kehilangan status. Misalnya, status pekerjaan Anda mungkin akan ikut berubah jika organisasi mengubah strukturnya.

Dalam kasus ini, Anda tetap memiliki pekerjaan, tetapi dipindahkan ke area atau posisi yang tidak familiar, kurang memuaskan, atau tidak sesuai dengan tujuan karier Anda.

Posisi baru ini mungkin memiliki gaji yang lebih rendah atau peluang promosi yang lebih sedikit.

Meskipun ketidakpastian jenis ini tidak terlalu membebani keuangan dalam jangka pendek seperti kehilangan pekerjaan, hal ini tetap bisa mengurangi motivasi dan kepuasan kerja karyawan.

Baca Juga: 10 Indikator Kepuasan Kerja dan Cara Meningkatkannya

Apa Penyebab dari Job Insecurity?

job insecurity 4

Rasa insecure terhadap pekerjaan tidak serta merta datang begitu saja. Ada berbagai penyebab yang membuat karyawan merasa pekerjaannya saat ini tidak menawarkan keamanan, seperti:

1. Ketidakpastian Ekonomi

Kondisi ekonomi yang tidak menentu, baik global maupun nasional, dapat menyebabkan perusahaan menghadapi tantangan finansial.

Ketika ekonomi sedang lesu atau dalam masa resesi, perusahaan mungkin harus melakukan penghematan seperti mengurangi jumlah karyawan atau melakukan PHK massal untuk tetap bertahan.

2. Perubahan Teknologi

Kemajuan teknologi, seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan, dapat menggantikan beberapa pekerjaan.

Karyawan yang bekerja di bidang yang rawan diotomatisasi mungkin khawatir bahwa teknologi baru akan menghilangkan peran mereka, terutama jika mereka tidak memiliki keterampilan untuk beradaptasi dengan teknologi tersebut.

3. Restrukturisasi Organisasi

Perubahan besar dalam perusahaan, seperti merger, akuisisi, atau restrukturisasi internal, dapat menciptakan ketidakpastian.

Karyawan mungkin takut posisi mereka akan dihilangkan, digabungkan, atau diubah selama proses restrukturisasi ini, yang sering kali dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

4. Tekanan Kinerja

Karyawan yang merasa kinerjanya tidak sesuai harapan atau yang merasa kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam perannya saat ini, mungkin khawatir akan kehilangan pekerjaan.

Tekanan dari manajemen untuk mencapai target yang tinggi juga bisa meningkatkan kecemasan ini.

5. Kurangnya Komunikasi

Jika pimpinan perusahaan tidak memberikan informasi yang jelas dan teratur tentang kondisi perusahaan, rencana masa depan, atau perubahan yang akan datang, karyawan mungkin merasa tidak tahu apa yang sedang terjadi dan khawatir tentang kemungkinan terburuk.

Ketidakjelasan ini bisa membuat mereka cemas dan merasa tidak aman.

Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya

gajihub 1

6. Pekerjaan Kontrak dan Sementara

Pekerja kontrak atau sementara sering merasa kurang aman karena posisi mereka lebih rentan terhadap perubahan kebutuhan perusahaan atau selesainya proyek.

Mereka tidak memiliki jaminan pekerjaan jangka panjang seperti karyawan tetap, sehingga lebih mudah terpengaruh oleh fluktuasi dalam bisnis.

7. Perubahan Industri

Beberapa industri lebih rentan terhadap perubahan pasar, peraturan, atau tren konsumen.

Misalnya, industri yang bergantung pada teknologi tertentu atau yang rentan terhadap perubahan kebijakan pemerintah mungkin menghadapi lebih banyak ketidakpastian, dan karyawan di industri tersebut mungkin lebih khawatir tentang stabilitas pekerjaan mereka.

8. Peristiwa Global

Peristiwa besar seperti pandemi, bencana alam, atau ketegangan politik global bisa berdampak luas pada ekonomi, yang kemudian mempengaruhi bisnis dan keamanan kerja.

Seperti pandemi COVID-19 yang terjadi pada beberapa tahun lalu, yang menyebabkan banyak perusahaan harus menutup atau mengurangi operasi dan banyak karyawan kehilangan pekerjaan atau merasa tidak aman.

9. Kewajiban Keuangan Pribadi

Karyawan dengan tanggungan keuangan besar, seperti biaya hidup keluarga dan membayar pinjaman, mungkin lebih cemas tentang kehilangan pekerjaan karena dampak langsungnya pada stabilitas finansial mereka.

Ketakutan ini bisa membuat mereka merasa sangat tertekan dan khawatir tentang masa depan.

10. Pengalaman Sebelumnya

Karyawan yang pernah mengalami PHK atau melihat rekan kerja kehilangan pekerjaan mungkin membawa ketakutan yang sama ke pekerjaan mereka saat ini.

Pengalaman masa lalu ini bisa membuat mereka merasa lebih rentan dan tidak yakin tentang stabilitas pekerjaan mereka.

Baca Juga: Ketahui Prosedur PHK Karyawan Berdasarkan Aturan yang Berlaku

Apa Dampak dari Job Insecurity terhadap Karyawan?

ketakutan terhadap pekerjaan 5

Stres dan kecemasan akibat job insecurity dapat sangat merugikan karyawan dalam banyak hal, mulai dari masalah kesehatan seperti penyakit jantung, sakit maagmigrain, sakit punggung, dan insomnia.

Mereka yang khawatir tentang masa depan pekerjaan juga cenderung melakukan aktivitas yang kurang sehat.

Selain itu, berikut sejumlah dampak dari job insecurity yang kerap dirasakan karyawan:

1. Perilaku Negatif

Tekanan yang muncul secara terus-menerus bisa memunculkan perilaku negatif.

Selain merasa buruk, ketidakpastian ini seringkali menghambat perilaku positif dan justru memperkuat kebiasaan buruk.

Orang yang khawatir dengan pekerjaannya mungkin malah menjauh dari hubungan kerja dan merusak hubungan pribadi yang sebenarnya bisa mendukung mereka.

Hal ini akan membuat mereka merasa kesepian dan sulit untuk mencari pekerjaan lain.

2. Moral Karyawan Rendah dan Kurangnya Motivasi

Saat karyawan merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan, sulit bagi mereka untuk fokus dan termotivasi di tempat kerja.

Mereka mungkin merasa tidak perlu bekerja keras karena sebentar lagi mereka akan kehilangan pekerjaan tersebut.

Kehilangan motivasi ini sering berujung pada kinerja yang buruk, masalah besar di tempat kerja, dan rasa harga diri yang rendah.

3. Peningkatan Risiko Kesehatan

Stres jangka panjang dapat meningkatkan masalah kesehatan, seperti risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme.

Orang yang mengenali stres terkait pekerjaan memiliki kemungkinan 19% lebih tinggi dengan penderita diabetes.

Meskipun stres tidak secara langsung menyebabkan diabetes, stres dapat mempengaruhi produksi insulin dan memicu kebiasaan buruk seperti makan berlebihan.

Stres juga dapat mengurangi motivasi dan kepercayaan diri, sehingga sulit untuk berolahraga atau makan dengan baik.

4. Burnout dan Stres Jangka Panjang

Job insecurity yang berlangsung lama bisa menyebabkan stres dan burnout, dan membuat karyawan sulit untuk mengontrol emosi.

Hal ini disebabkan karena pikiran mereka terjebak pada masalah, sehingga sulit untuk menemukan solusi atau merasakan kebahagiaan.

Dengan demikian, mereka akan merasa kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Burnout dengan Mudah dan Efektif

Bagaimana Cara Mengatasi Job Insecurity?

ketakutan terhadap pekerjaan 6

Sebuah riset menunjukkan bahwa karyawan yang bahagia dan merasa termotivasi 31% lebih produktif dibandingkan yang tidak termotivasi.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa langkah yang bisa perusahaan lakukan, yaitu:

1. Bersikap Empatik dan Mendengarkan Kecemasan Karyawan

Manajer yang empatik dapat membuat perbedaan besar dalam menghadapi job insecurity. 

Sebagai manajer, Anda harus mampu memahami perasaan karyawan dan mengakui ketakutan mereka.

Luangkan waktu untuk mendengarkan kecemasan karyawan, sebaiknya dalam pertemuan pribadi, dan pastikan mereka merasa didengar dan didukung.

2. Memberi Informasi Jelas tentang Status Pekerjaan

Manajer sering kali menghindar saat ada ancaman kehilangan pekerjaan karena merasa tidak punya kendali.

Namun, sebenarnya Anda tetap harus jujur dan transparan tentang perkembangan di perusahaan, terutama di masa-masa tidak pasti.

3. Tunjukkan Niat untuk Membantu, Bahkan Jika Ada PHK

Pemimpin bisa sangat mendukung tim mereka setelah kehilangan pekerjaan. J

ika PHK mungkin terjadi, pastikan Anda membantu mereka dengan sumber daya yang ada, misalnya dengan memberikan referensi kerja.

Hal ini bisa membuat mereka merasa lebih dihargai dan tenang.

4. Sediakan Peluang Pelatihan

Berikan kesempatan pelatihan dan upskilling atau meningkatkan keterampilan kepada karyawan agar mereka merasa yakin dengan perkembangan karier mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa mengikuti pelatihan bisa mengurangi ketidakamanan kerja, bahkan di lingkungan yang tidak pasti.

5. Tawarkan Pelatihan Kesehatan Mental

Kehilangan pekerjaan tidak selalu bisa dihindari, tapi perusahaan bisa membantu karyawan mengelola stres melalui pelatihan satu-satu.

Dalam masa-masa sulit, banyak karyawan tidak mencapai performa terbaik.

Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan terkait kesehatan mental untuk membantu mereka tetap percaya diri dan fokus pada tujuan mereka.

6. Bangun Kebersamaan Tim

Studi menunjukkan bahwa interaksi sosial dan dukungan tim dapat mengurangi perasaan ketidakamanan kerja.

Ciptakan kesempatan bagi tim untuk berinteraksi dan menjalin hubungan, seperti sesi apresiasi di mana karyawan berbagi hal positif tentang rekan kerja mereka.

Hal ini membantu karyawan merasa lebih terhubung dan tidak sendirian.

Baca Juga: 10 Tips Membangun Manajemen Tim di Lingkungan Kerja

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa job insecurity merupakan perasaan tidak aman yang dialami karyawan karena takut akan kehilangan pekerjaannya.

Kondisi ini dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mental dan fisik karyawan, serta mengurangi motivasi dan keterlibatan mereka di tempat kerja.

Job insecurity tidak hanya mempengaruhi kinerja individu, tetapi juga bisa menular ke rekan kerja lainnya, yang turut menyebabkan burnout dan penurunan moral secara keseluruhan.

Berbagai dampak negatif tersebut pada akhirnya bisa mengurangi produktivitas dan inovasi, yang berdampak langsung pada keuntungan perusahaan. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah dalam mengurangi ketidakamanan kerja.

Salah satu langkah efektif untuk mengurangi job insecurity adalah dengan menggunakan software payroll dan HR yang saat ini sudah banyak tersedia, seperti Gajihub.

Melalui fitur payroll Gajihub, perusahaan dapat memastikan pembayaran gaji karyawan dibayarkan tepat waktu dan akurat, sehingga karyawan merasa lebih aman secara finansial.

Selain itu, software ini juga menyediakan slip gaji yang dapat meningkatkan transparansi dalam proses penggajian.

Gajihub juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola data karyawan secara efisien, memberikan informasi yang jelas mengenai status karyawan, hingga memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antar manajemen dan karyawan.

Tertarik mencoba?  Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *