Conflict of interest memiliki dampak buruk yang cukup signifikan untuk perusahaan, sebab konflik tersebut berkaitan dengan karyawan yang lebih mengutamakan keuntungan pribadi dibandingkan kepentingan perusahaan, yang dapat merugikan serta merusak kepercayaan dan reputasi perusahaan.
Secara keseluruhan, konflik ini memberikan dampak negatif yang membahayakan keuntungan, kemajuan, dan keseimbangan antara hubungan internal dan eksternal organisasi.
Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi konflik secara cepat dan tepat untuk menjaga integritas dan kesuksesan jangka panjang.
Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu conflict of interest, penyebab, dampak, jenis, hingga cara mengatasinya.
Apa itu Conflict of Interest?
Conflict of interest atau konflik kepentingan terjadi saat seseorang berusaha mendapatkan keuntungan pribadi dari pekerjaan mereka.
Dibandingkan membuat keputusan untuk kebaikan perusahaan tempat mereka bekerja, karyawan tersebut mungkin membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini bisa menyebabkan perilaku yang dianggap tidak etis, merusak reputasi, dan membuat bisnis mengalami kerugian.
Konflik kepentingan karyawan bisa terjadi dalam beberapa cara:
Hubungan (keluarga)
Saat anggota keluarga dipekerjakan dan diberi perlakuan istimewa daripada kandidat atau karyawan lain.
Hubungan (romantis)
Jika seorang karyawan memiliki hubungan dengan seseorang yang terkait dengan bisnis (seperti rekan kerja, klien, dll.) dan mendapat keuntungan dari hubungan tersebut.
Keuangan
Jika seorang karyawan mendapatkan uang tambahan secara pribadi, misalnya memberikan diskon kepada pelanggan bisnis Anda untuk mendapat imbalan tertentu.
Rahasia
Ketika seorang karyawan memiliki akses ke informasi rahasia perusahaan dan di tidak pantas, seperti mengungkapkannya kepada pesaing atau menggunakannya untuk kepentingan bisnis pribadi mereka.
Ini bisa mengakibatkan hilangnya integritas, reputasi yang rusak, dan bisnis yang merugi.
Baca Juga: Pahami Tahap Resolusi Konflik, Strategi, dan Manfaatnya
Apa Saja Faktor yang Mendasari Terjadinya Conflict of Interset?
Menurut Kementrian Keuangan, terdapat beberapa faktor yang mendasari konflik kepentingan, yaitu:
Gratifikasi
Gratifikasi adalah jenis suap yang diberikan untuk tujuan tertentu, seperti uang, barang, atau fasilitas lainnya, yang bisa mempengaruhi keputusan seseorang.
Kelemahan Sistem
Kelemahan sistem terjadi saat keadaan dalam sistem menjadi hambatan bagi mencapai tujuan penyelenggaraan negara, bisa karena aturan, struktur, atau budaya organisasi yang kurang efektif.
Rangkap Jabatan
Ketika seseorang menduduki dua atau lebih jabatan publik, hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk menjalankan tugasnya secara profesional, independen, dan akuntabel.
Penyalahgunaan Wewenang
Penyalahgunaan wewenang ketika seseorang yang diberi wewenang untuk membuat keputusan malah menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, bahkan melampaui batas wewenang yang diberikan oleh hukum.
Kepentingan Pribadi
Ketika keinginan atau kebutuhan pribadi seseorang mempengaruhi keputusan yang seharusnya harus didasarkan pada pertimbangan objektif, hal ini dapat dianggap sebagai konflik kepentingan.
Baca Juga: Manajemen Konflik: Pengertian, Gaya, Manfaat, dan Strateginya
Apa Saja Jenis Conflict of Interest?
Konflik kepentingan bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Konflik Kepentingan Finansial
Contoh konflik kepentingan finansial meliputi self-dealing dan insider trading.
Self-dealing mungkin merupakan jenis konflik kepentingan yang paling umum di tempat kerja. Ini adalah situasi di mana orang-orang di posisi berkuasa atau manajemen tertinggi mencoba melakukan transaksi untuk keuntungan pribadi.
Sebagai contoh, manajer produksi perusahaan membuat kontrak dengan suatu perusahaan yang menjanjikan pembayaran komisi sebesar 10% untuknya.
Orang-orang yang memiliki akses ke informasi rahasia perusahaan menjual informasi tersebut kepada pihak eksternal, seperti sales manager yang menjual detail pelanggan kepada pesaing, yang merupakan contoh dari tindakan insider trading.
2. Konflik Kepentingan Non-Finansial
Contoh konflik kepentingan non-finansial meliputi pertukaran hadiah dan nepotisme. Eksekutif memberikan dan menerima hadiah dari pihak di luar organisasi yang mungkin mengganggu kewajiban profesional eksekutif. Sebagai contoh, CFO perusahaan yang menerima hadiah dari CEO pesaing.
Selain itu, orang-orang berkuasa mungkin merekrut atau memberikan keuntungan tidak adil kepada mereka yang memiliki hubungan pribadi dengan mereka atau dikenal dengan nepotisme. nepotisme. Sebagai contoh, seorang manajer yang merekrut keponakannya meskipun tanpa melewati proses rekrutmen.
3. Konflik Peran
Seseorang bekerja untuk dua perusahaan ada saat yang bersamaan yang memiliki tujuan atau kepentingan yang saling bertentangan merupakan kasus umum dalam konflik peran. Orang tersebut harus bertindak atau membuat keputusan atas nama satu organisasi. Hal ini dapat merugikan kepentingan organisasi lainnya.
Sebagian besar konflik kepentingan memiliki konsekuensi hukum. Sebagai contoh, self-dealing dan insider trading merupakan tindakan ilegal dan dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan, dan individu tersebut mungkin harus mengganti kerugian kepada korban.
Namun, meskipun nepotisme dan pertukaran hadiah dianggap tidak etis, hal ini tidak dianggap ilegal. Oleh karena itu, penyelesaian ini tergantung kebijakan manajemen perusahaan.
Baca Juga: 6 Jenis Konflik di Tempat Kerja dan Tips Mengelolanya
Apa Saja Contoh Conflict of Interest?
Konflik kepentingan di tempat kerja dapat muncul dalam berbagai bentuk. Berikut beberapa contohnya:
- Merekrut keluarga yang tidak memenuhi syarat untuk menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
- Memulai perusahaan yang menyediakan layanan serupa dengan pekerjaan utama Anda.
- Tidak mengungkapkan hubungan keluarga dengan kandidat pekerjaan yang sedang dipertimbangkan oleh perusahaan.
- Mengatur untuk bekerja pada vendor atau klien di masa depan sementara tetap berbisnis dengan mereka.
- Berbagi kelemahan perusahaan Anda di media sosial.
- Menawarkan layanan berbayar di waktu luang kepada pelanggan atau pemasok perusahaan.
- Bekerja paruh waktu di perusahaan yang menjual produk atau layanan yang bersaing dengan pekerjaan utama Anda.
- Menerima pembayaran dari perusahaan lain untuk memberikan informasi tentang perusahaan tempat Anda bekerja.
- Tidak menyelidiki pelanggaran aturan bawahan atau rekan kerja karena mereka adalah teman.
- Berbagi informasi rahasia tentang perusahaan dengan pesaing.
- Menjalin hubungan asmara dengan atasan atau bawahan.
- Membuat pembelian atau keputusan bisnis untuk mendukung bisnis yang Anda miliki saham di dalamnya.
- Menerima bantuan atau hadiah dari klien di atas batas yang ditentukan oleh perusahaan.
- Memiliki bagian dari bisnis yang menjual barang atau layanan kepada tempat Anda bekerja.
- Melapor kepada atasan yang juga teman dekat atau anggota keluarga.
- Melakukan bisnis atau pekerjaan untuk pesaing.
- Menerima honor konsultasi dan memberikan saran kepada perusahaan lain untuk keuntungan pribadi.
- Berbagi informasi dalam wawancara tentang aktivitas atau rencana perusahaan tempat Anda bekerja.
- Memanfaatkan informasi rahasia yang dipelajari di tempat kerja untuk keuntungan pribadi.
- Mengambil peluang bisnis yang mungkin telah dikejar oleh perusahaan Anda.
Baca Juga: Apa itu Aturan Whistleblowing dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Saja Dampak dari Conflict of Interest?
Conflict of interest dapat menyebabkan berbagai kerugian, baik bagi individu yang melakukannya maupun perusahaan:
Tanggung Jawab Hukum
Terlibat dalam konflik kepentingan dapat menyebabkan konsekuensi hukum jika melanggar hukum, peraturan, atau standar etika, yang dapat berakibat pada denda, sanksi, atau tindakan hukum.
Kerusakan Reputasi
Konflik kepentingan dapat mencoreng reputasi individu atau organisasi, menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat dan berdampak negatif pada posisi mereka dalam komunitas atau industri.
Kehilangan Kredibilitas dan Kepercayaan
Ketika konflik kepentingan terungkap, hal tersebut merusak kepercayaan dan keyakinan orang lain terhadap individu atau entitas yang terlibat, yang mengakibatkan mereka kehilangan kredibilitas dan keandalan.
Kerugian Keuangan
Konflik kepentingan dapat mengakibatkan kerugian keuangan, karena keputusan yang diambil berdasarkan kepentingan pribadi daripada kepentingan terbaik organisasi atau klien dapat menyebabkan hasil yang buruk dan kinerja keuangan yang menurun.
Konflik kepentingan sering kali timbul karena adanya kepentingan pribadi. Keberhasilan atau kepentingan suatu posisi dapat memiliki dampak besar terhadap potensi konflik kepentingan.
Oleh karena itu, individu mungkin mengambil keputusan yang lebih mengutamakan kepentingan mereka daripada kepentingan perusahaan, yang pada akhirnya merugikan perusahaan dan tujuan bersama mereka.
Selain itu, conflict of interst juga akan merusak kepercayaan baik dari publik maupun internal, serta merugikan reputasi organisasi, menimbulkan kerugian finansial, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan pelanggaran hukum.
Baca Juga: Pahami Cara Mengatasi Mansplaining dalam Lingkungan Kerja
Bagaimana Cara Mengatasi Conflict of Interest?
Setiap perusahaan penting untuk mengelola konflik kepentingan, karena hal tersebut dapat membantu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yang dapat merugikan kepercayaan masyarakat.
Meskipun mengelola konflik kepentingan bisa menjadi pelajaran sulit di tempat kerja, hal ini sangat penting untuk melindungi perusahaan Anda.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam menghadapi konflik ini:
1. Identifikasi Konflik Kepentingan
Langkah pertama dalam mengelola konflik kepentingan karyawan adalah mengidentifikasinya. Hal ini bisa menjadi mudah, misalnya jika proyek atau tugas yang berpotensi menyebabkan konflik kepentingan menjadi fokus perusahaan saat ini, dan banyak orang di perusahaan mengetahui hal tersebut.
Namun, terkadang mengidentifikasi konflik kepentingan juga menjadi tugas yang ccukup sulit. Salah satu cara untuk mencoba mengidentifikasi konflik adalah dengan meminta karyawan untuk mengungkapkan konflik kepentingan mereka sebagai bagian dari perjanjian kerja.
Dengan demikian, ketika karyawan mengungkapkan potensi konflik, Anda dapat menilainya lebih mudah dan mengatasinya dengan cepat, jika perlu, sebelum menjadi masalah bagi perusahaan.
2. Pahami Impikasinya
Konflik kepentingan adalah masalah serius yang tidak boleh diabaikan oleh peruahaan, sebab hal ini dapat mengakibatkan masalah hukum, kehilangan pendapatan, pemborosan waktu, kehilangan kepercayaan, dan bahkan kehilanhan
Oleh karena itu, sangat penting bagi pengusaha dan karyawan untuk memahami apa itu konflik kepentingan dan bagaimana cara mengelolanya sebelum menjadi masalah.
Saat mengatasi konflik kepentingan, penting untuk diingat implikasi dari konflik tersebut. Setelah mengetahui situasinya, jelaskan konsekuensi potensial dari konflik ini dengan cara yang sederhana, sehingga semua orang memahami seberapa seriusnya hal ini bagi mereka dan perusahaan Anda.
3. Informasikan kepada Karyawan
Aspek penting dalam mengelola konflik kepentingan adalah memberi tahu karyawan tentang adanya konflik setelah diketahui. Karyawan harus diberi tahu saat Anda menemukan konflik sehingga mereka dapat memutuskan bagaimana mengelola keterlibatan mereka.
Pastikan Anda memberikan peringatan kepada karyawan sebelum mengambil tindakan disipliner terhadap mereka. Peringatan ini seharusnya mencakup sifat dan sejauh mana konflik tersebut, sehingga karyawan dapat membuat keputusan tentang langkah selanjutnya dengan lebih baik.
Berikut adalah beberapa yang bisa Anda gunakan saat berkomunikasi dengan karyawan terkait conflict of interest:
- Jelaskan apa yang Anda temukan.
- Terangkan bagaimana konflik dapat mempengaruhi bisnis.
- Jelaskan pentingnya menghindari konflik kepentingan.
- Tawarkan langkah-langkah berikutnya yang dapat diambil.
Dengan melakukan hal ini, Anda membantu memastikan bahwa konflik ditangani dan karyawan tidak merasa diperlakukan tidak adil.
4. Pisahkan Karyawan dari Konflik
Setelah mengidentifikasi Konflik Kepentingan, langkah berikutnya adalah mencari cara untuk mengakhiri konflik tersebut.
Pertama-tama, minta karyawan untuk menjauh dari situasi yang memicu konflik, misalnya dengan memberikan cuti sementara atau perubahan fokus tugas.
Selain itu, penting untuk tetap transparan mengenai pembatasan ini agar karyawan tidak merasa diisolasi. Merek harus memahami mengapa pembatasan ini diberlakukan, konsekuensi melanggar pembatasan, dan berapa lama pembatasan tersebut akan berlaku.
5. Jika Semua Upaya Gagal, Lakukan PHK
Pemutusan hubungan kerja dengan seorang karyawan akibat konflik kepentingan mungkin akan sulit, namun hal ini tetap perlu dilakukan untuk menghindari masalah hukum atau pelanggaran kebijakan perusahaan.
Kemudian, apabila setelah penyelidikan Anda menemukan bahwa karyawan tidak tidak bisa mematuhi aturan yang berlaku, maka melakukan PHK adalah langkah yang perlu diambil agar mereka tidak dapat memanfaatkan posisi mereka di perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Pastikan semua catatan terkait pemutusan hubungan kerja didokumentasikan dengan baik, termasuk upaya Anda untuk menyelesaikan konflik sebelum memutuskan untuk memberhentikan karyawan tersebut.
Baca Juga: Ketahui Prosedur PHK Karyawan Berdasarkan Aturan yang Berlaku
Kesimpulan
Setelah membaca artikel di atas, dapat dipahami bahwa mengelola konflik kepentingan sangat penting bagi sebuah perusahaan karena dapat mencegah terjadinya konflik seperti korupsi dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Beberapa langkah yang perlu Anda lakukan di antara mengidentifikasi konflik, memahami implikasinya, mengkomunikasikan kepada karyawan, hingga melakukan pemutusan hubungan kerja.
Dengan melakukan berbagai upaya terkait conflict of interest, perusahaan dapat terhindari berbagai kerugian, seperti kerusakan reputasi, kehilangan kredibilitas, dan kerugian keuangan.
Selain melakukan pencegahan terhadap konflik kepentingan, untuk menjaga kelancaran kegiatan operasional, perusahaan juga perlu memastikan kedisiplinan karyawannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan software payroll dan HR dari Gajihub yang menyediakan fitur absensi.
Fitur absensi dari Gajihub dilengkapi dengan face recognition, sehingga perusahaan terhindari dari penipuan identitas, karena teknologi tersebut dapat mendeteksi wajah karyawan secara langsung.
Selain itu, juga terdapat abuse detection dalam sistem absensi Gajihub, yangd apat menolak presensi jika karyawan diketahui menggunakan fake GPS dan fake IP.
Tertarik untuk mencobanya? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Penilaian Objektif dan Subjektif, Apa Bedanya? - 23 December 2024
- Handover Pekerjaan Adalah: Manfaat, Tahapan & Contoh Dokumen - 23 December 2024
- Steward Adalah: Jenis, Tugas, Skill Penting, dan Kisaran Gajinya - 20 December 2024