Keberhasilan sebuah strategi bisnis sering kali ditentukan oleh kerangka kerja yang terstruktur dan tepat sasaran.
Dalam hal ini, Balance Scorecard (BSC) merupakan salah satu alat manajemen yang telah banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan karena BSC berhasilkan menerjemahkan strategi bsinis menjadi tujuan yang terukur dan dapat dijalankan.
Menurut data dari Bain & Co, BSC bahkan berhasil menempati posisi kelima dalam daftar 10 alat maanjemen paling populer secara global.
Selain itu, BSC juga diakui oleh Harvard Business Review sebagai salah satu ide bisnis paling berpengaruh dalam 75 tahun terakhir.
Melihat reputasinya yang begitu kuat, wajar jika banyak organisasi memanfaatkan BSC untuk memastikan strategi yang diterapkan sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu Balanced Scorecard, manfaat, komponen, langkah penggunaan, dan contohnya.
Apa yang Dimaksd dengan Balanced Scorecard?

Balanced Scorecard atau BSC adalah alat manajemen kinerja yang membantu perusahaan mengetahui area bisnis mana saja yang perlu ditingkatkan.
Fokus utamanya adalah memastikan perbaikan dilakukan pada fungsi-fungsi bisnis yang berdampak langsung terhadap hasil yang dirasakan pelanggan.
Untuk itu, perusahaan perlu mengumpulkan data-data penting yang kemudian didistribusikan ke seluruh tim manajemen, agar bisa bersama-sama mengambil keputusan strategis dan menentukan target bisnis ke depan.
Secara sederhana, Balanced Scorecard bisa diibaratkan seperti rapor perusahaan.
Alat ini menunjukkan seberapa baik strategi yang dijalankan, apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan, dan hasil apa yang dicapai dari setiap tindakan tersebut.
Bedanya, BSC tidak hanya melihat kinerja dari sisi keuangan saja, tapi juga dari berbagai aspek penting lainnya.
Baca Juga: Porter Five Forces: Kelebihan dan Kekurangan & Penerapannya
Apa Tujuan dari Balanced Scorecard?

Balance Scorecard bertujuan untuk mendorong kinerja dan menyatukan seluruh bagian organisasi agar fokus pada pencapaian tujuan yang sama.
Dengan Balanced Scorecard, perusahaan bisa mengukur kemajuan lewat key performance indicator (KPI).
Haal ini membantu memastikan bahwa tujuan strategis benar-benar jelas, bisa diukur, dan fokus pada hasil, bukan sekadar daftar proyek.
Konsultan strategi bisnis Franklin Covey pernah berkata:
- Jika Anda punya 3 tujuan, kemungkinan besar semuanya tercapai.
- Jika ada 4–10 tujuan, mungkin hanya 1–2 yang tercapai.
- Jika lebih dari 10, bisa jadi tidak ada yang tercapai.
Artinya, semakin sedikit tujuan, semakin besar peluang untuk mencapainya.
Terlalu banyak tujuan justru bisa membingungkan.
Balanced Scorecard juga berguna untuk memantau “kesehatan” perusahaan.
Dengan melihat indikator awal dan hasil akhir, perusahaan bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan terus melakukan perbaikan.
Baca Juga: JTBD Framework: Manfaat, Cara Menggunakan, dan Contohnya
Apa Saja Perspektif dalam Balanced Scorecard?

Balanced Scorecard dapat membantu perusahaan melihat kinerja dari berbagai sudut, tidak hanya dari sisi keuangan saja.
Terdapat empat perspektif utama yang saling berkaitan dan digunakan untuk memastikan perusahaan berjalan secara efektif dan efisien, yaitu:
1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini menilai bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya keuangannya dan seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan.
Hal ini juga mencerminkan harapan para pemegang saham terhadap kinerja perusahaan.
Fokus utamanya:
- Memantau laba dan pertumbuhan pendapatan
- Mengelola risiko finansial
- Menilai efisiensi pengeluaran
- Mencapai target profit dan ROI (return on investment)
- Menurunkan biaya tanpa menurunkan kualitas
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini melihat seberapa puas pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan.
Kepuasan pelanggan mencerminkan reputasi perusahaan di mata konsumen dan pasar.
Fokus utamanya:
- Kualitas produk atau layanan
- Ketersediaan dan kemudahan akses
- Harga yang sesuai dengan nilai yang diberikan
- Pengalaman pelanggan
- Perbandingan dengan produk pesaing
Baca Juga: 10 Strategi Manajemen Pelanggan untuk Kemajuan Bisnis
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menilai efisiensi dan efektivitas proses internal perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memastikan semua proses berjalan lancar dan menghasilkan produk/layanan yang sesuai ekspektasi pelanggan.
Fokus utamanya:
- Inovasi dan pengembangan produk
- Proses produksi atau layanan yang efisien
- Sistem kerja yang terkoordinasi
- Kualitas operasional secara menyeluruh
- Kemampuan menyelesaikan masalah internal
4. Perspektif Kapasitas Organisasi (Pembelajaran & Pertumbuhan)
Perspektif ini berfokus pada peningkatan kemampuan SDM, sistem, dan teknologi perusahaan agar bisa terus berkembang dan bersaing secara jangka panjang.
Fokus utamanya:
- Pengembangan keterampilan dan pengetahuan karyawan
- Budaya kerja yang adaptif dan kolaboratif
- Kepemimpinan yang kuat
- Penggunaan teknologi yang tepat
- Sistem kerja otomatis dan efisien
Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Learning Culture di Perusahaan
Siapa Saja yang Perlu Menggunakan Balanced Scorecard?

Berikut beberapa posisi di perusahaan yang perlu menggunakan Baanced Scorecard:
1. Eksekutif Perusahaan
Tim eksekutif bertugas membuat keputusan akhir atas strategi perusahaan.
Mereka perlu melihat hasil dari balanced scorecard untuk memastikan keempat perspektifnya sesuai dengan tujuan perusahaan.
Misalnya, jika ada kebutuhan untuk meningkatkan produksi, mereka akan fokus pada proses bisnis dan data keuangan untuk mencari cara memproduksi lebih banyak barang dengan biaya lebih rendah.
2. Manajer Proyek
Manajer proyek menggunakan Balanced Scorecard untuk meningkatkan alur kerja dan produktivitas dari setiap departemen.
Contohnya, dalam pengembangan software, manajer proyek bisa menerapkan metode agile agar lebih cepat beradaptasi dengan permintaan pelanggan dan memastikan produk selesai tepat waktu.
Mereka juga memastikan tim proyek mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan agar kualitas tetap terjaga.
Baca Juga: Segmentasi Pelanggan: Manfaat, Jenis, dan Strateginya
3. Manajer HR
Manajer HR merancang metode pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Dengan Balanced Scorecard, tujuan-tujuan HR dimasukkan ke dalam strategi perusahaan dan diselaraskan dengan target produksi, agar pencapaian dan pemahaman karyawan terhadap proses kerja dapat dilacak.
4. Manajer Akuntansi
Manajer akuntansi bertanggung jawab untuk melakukan praktik akuntansi manajerial dan keuangan, biasanya dengan bantuan software akuntansi.
Software ini dapat emncatat semua transaksi dan pembayaran dalam periode tertentu.
Mereka bekerja sama dengan tim senior akuntansi untuk memprediksi pertumbuhan keuangan agar perusahaan bisa mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke arah yang tepat.
Baca Juga: McKinsey 7s Framework: Arti, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Apa Manfaat dari Balanced Scorecard?

Balanced Scorecard adalah alat manajemen strategis yang membantu bisnis mengukur dan meningkatkan kinerja secara menyeluruh.
Berikut beberapa manfaat utamanya:
1. Melihat kinerja secara menyeluruh
Balanced Scorecard tidak hanya fokus pada hasil keuangan, tetapi juga mencakup aspek lain seperti kepuasan pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Hal ini membantu manajemen melihat kinerja dari berbagai sudut.
2. Menyatukan tujuan semua bagian perusahaan
Sistem ini membantu setiap departemen atau tim bekerja ke arah tujuan yang sama, sesuai dengan strategi utama perusahaan.
Jadi, semua bagian bergerak searah dengan visi dan rencana jangka panjang.
3. Mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik
Karena mencakup berbagai indikator, Balanced Scorecard membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih seimbang antara keuntungan jangka pendek dan perkembangan jangka panjang.
Baca Juga: 4 Gaya Pengambilan Keputusan, Contoh, dan Tipsnya
4. Membantu mengelola risiko
Dengan memantau berbagai aspek kinerja, perusahaan bisa lebih cepat mengenali potensi masalah dan menyesuaikan strategi sebelum terlambat.
5. Mendorong perbaikan berkelanjutan
Balanced Scorecard membuat perusahaan terbiasa untuk meninjau dan memperbaiki strategi secara berkala, sehingga bisa lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan pasar atau kondisi internal.
Baca Juga: Cara Membangun Kultur Perusahaan & Hal yang Perlu Dihindari
Kapan Bisnis Harus Menggunakan Balanced Scorecard?

Anda dapat menggunakan Balanced Scorecard ketika bisnis akan:
1. Mengubah strategi menjadi tindakan nyata
Apabila perusahaan punya tujuan besar tapi belum tahu langkah-langkah konkretnya, Balanced Scorecard membantu memecah strategi menjadi target dan indikator yang jelas.
2. Menyatukan arah semua tim
Jika ingin semua bagian perusahaan paham dan bekerja menuju tujuan yang sama, Balanced Scorecard bisa menjaga agar semua orang tetap selaras dan fokus.
Baca Juga: Action Plan Adalah: Komponen, Tujuan, dan Contohnya
3. Melihat kinerja secara menyeluruh
Tidak hanya melihat dari sisi keuangan, Balanced Scorecard juga membantu memantau kemajuan dari sisi pelanggan, proses internal, dan pengembangan tim.
4. Terus memperbaiki dan menyesuaikan strategi
Balanced Scorecard membantu perusahaan melihat apa yang perlu diperbaiki dan menyesuaikan strategi agar tetap relevan dan efektif.
Baca Juga: 10 Strategi Manajemen Operasi untuk Bisnis
Bagaimana Cara Menggunakan Balanced Scorecard?

Agar Balanced Scorecard efektif digunakan, berikut langkah-langkah yang bisa diterapkan:
1. Menentukan Tujuan Strategis
Pertama, Anda perlu menentukan tujuan utama perusaahaan berdasarkan empat perspektif yang tadi sudah dijelaskan sebelumnya, yakni keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran.
Pastikan tujuan ini sesuai dengan visi dan arah bisnis jangka panjang.
2. Menentukan Indikator Kinerja (KPI)
Pilih KPI yang bisa digunakan untuk mengukur seberapa jauh tujuan sudah tercapai.
Gunakan prinsip SMART goals untuk mempermudah Anda dalam menentukan KPI.
3. Menetapkan Target dan Action Plan
Tentukan target yang ingin dicapai dari setiap indikator, lalu buat rencana konkret atau inisiatif yang mendukung pencapaian target tersebut.
4. Menyelaraskan Sumber Daya
Selanjutnya, pastikan seluruh sumber daya perusahaan, seperti anggaran, SDM, dan teknologi tersedia dan diarahkan untuk menjalankan rencana yang telah dibuat.
5. Memantau dan Mengevaluasi
Pantau pencapaian target secara berkala.
Anda juga perlu menggunakan data kinerja bisnis untuk mengevaluasi dan menyesaikan strategi jika diperlukan.
Baca Juga: Research and Development: Manfaat, Jenis, dan Tahapannya
Bagaimana Contoh Penerapan Balanced Scorecard?

Bayangkan perusahaan mobil besar seperti Toyota ingin kembali bersaing di pasar mobil listrik atau electric vehicle (EV).
Saat ini, mobil listrik Toyota kalah dari pesaingnya dalam hal distribusi, penjualan, dan persepsi konsumen.
Di sinilah Balanced Scorecard bisa membantu, dengan fokus pada 4 aspek penting:
1. Perspektif Keuangan
Tujuan: Meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan dari mobil listrik
Cara Mengukurnya:
- Persentase penjualan EV dibanding total pasar
- Pendapatan dari penjualan EV
- Margin keuntungan dari mobil listrik
Tindakan yang Dilakukan:
- Kurangi biaya produksi EV
- Perbaiki strategi harga
- Tambah anggaran promosi untuk EV
2. Perspektif Pelanggan
Tujuan: Meningkatkan kepuasan dan kesadaran pelanggan terhadap EV
Cara Mengukurnya:
- Skor kepuasan pelanggan
- Nilai Net Promoter Score (NPS)
- Seberapa banyak orang tahu tentang EV Toyota
Tindakan yang Dilakukan:
- Buat campaign marketing khusus tentang keunggulan EV
- Latih tim layanan pelanggan khusus EV
- Buat program loyalitas bagi pelanggan EV
3. Perspektif Proses Internal
Tujuan: Memperbaiki proses produksi dan distribusi, serta kualitas EV
Cara Mengukurnya:
- Efisiensi produksi
- Jumlah produk cacat
- Jarak tempuh baterai yang lebih baik
Tindakan yang Dilakukan:
- Gunakan teknologi produksi terbaru
- Percepat rantai pasokan
- Kerja sama dengan penyedia stasiun pengisian daya
4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
Tujuan: Meningkatkan kemampuan karyawan dan budaya inovasi di bidang EV
Cara Mengukurnya:
- Waktu pelatihan karyawan
- Jumlah ide atau proyek inovatif
- Tingkat semangat kerja karyawan
Tindakan yang Dilakukan:
- Adakan pelatihan EV secara menyeluruh
- Buat ruang khusus untuk eksperimen dan inovasi
- Berikan penghargaan untuk ide-ide baru dan kreatif
Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat diketahui Balanced Scorecard adalah kerangka kerja strategis yang membantu orgnisasi menerjemahkan visi dan strategi bisnis ke dalam tujuan nyata.
Dengan pendekatan ini, perusahaan tidak hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan kualitas layanan, efisiensi operasional, serta kapasitas sumber daya manusianya.
Penggunaan Balanced Scorecard juga memungkinkan seluruh bagian organisasi untuk bergerak sejalan, memahami prioritas strategis, dan memantau kinerja secara menyeluruh.
Dengan indikator yang jelas dan terukur, alat ini mampu membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan mendukung perbaikan berkelanjutan.
Untuk mendukung penerapan Balanced Scorecard, perusahaan juga dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dengan fitur manajemen data karyawan dari GajiHub.
Melalui software ini, perusahaan dapat lebih mudah dalam menyesuaikan sumber daya karyawan dengan berbagai insight yang diberikan oleh GajiHub.
Di software ini, Anda bisa memantau produktivitas karyawan, mulai dari kehadirannya, keterlambatan, hingga izin dan cuti.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Kotters 8 Step Change Model: Prinsip dan Langkahnya - 3 May 2025
- 12 Prospek Kerja Jurusan Jurnalistik dan Jobdesknya - 2 May 2025
- 10 Daftar Daerah UMR Tertinggi di Indonesia tahun 2023 - 2 May 2025