Restrukturisasi Perusahaan: Sebab, Jenis, Langkah, dan Tipsnya

restrukurisasi perusahaan banner

Restrukturisasi perusahaan adalah proses mengubah struktur organisasi dan cara kerja bisnis secara menyeluruh.

Biasanya, hal ini dilakukan karena dorongan dari faktor internal, kondisi pasar, atau target yang ingin dicapai ke depannya.

Agar restrukturisasi berjalan secara lancar, perusahaan perlu menerapkan manajemen perubahan yang efektif.

Dengan restrkturisasi, perusahaan bisa mencapai berbagai tujuan strategis, seperti meningkatkan keuntungan, mengurangi beban utang, hingga memperbaiki produktivitas.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu restrukturisasi, manfaat, jenis, tahapan umum, serta tipsnya.

Apa yang Dimaksud dengan Restrukturisasi Perusahaan?

restrukturisasi perusahaan 1

Restrukturisasi perusahaan adalah proses mengubah struktur organisasi atau cara kerja bisnis agar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan saat ini maupun tujuan di masa depan.

Saat ini, pasar restrukturisasi perusahaan terus berkembang pesat, dengan pertumbuhan rata-rata 5,6% per tahun sejak 2018 hingga 2023.

Bahkan, berdasarkan 2023 Corporate Restructuring Advisory Market Outlook, aktivitas restrukturisasi diperkirakan akan terus meningkat hingga 6,3% per tahun dalam 10 tahun ke depan.

Perubahan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • Faktor internal, misalnya kinerja perusahaan atau perubahan arah strategi.
  • Faktor eksternal, seperti kondisi pasar yang terus berubah.
  • Kondisi saat ini, misalnya situasi keuangan atau regulasi baru.
  • Tujuan masa depan, seperti meningkatkan kepuasan pelanggan atau menaikkan keuntungan.

Baca Juga: Restruktur Organisasi: Arti, Peran HR, dan Strategi Terbaiknya

Apa Alasan Perusahaan Melakukan Restrukturisasi?

restrukturisasi perusahaan 2

Restrukturisasi perusahaan biasanya dilakukan dalam beberapa kondisi berikut:

1. Perubahan Strategi

Perusahaan yang sedang menghadapi masalah keuangan atau kinerja biasanya mencoba memperbaiki kondisi dengan menutup atau menjual divisi dan anak perusahaan yang tidak lagi sejalan dengan strategi utama.

Divisi tersebut dianggap tidak cocok dengan rencana jangka panjang perusahaan, sehingga lebih baik dijual kepada pihak yang berminat.

2. Kurangnya Keuntungan

Sebuah unit usaha bisa saja tidak mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya operasional dan modal perusahaan, bahkan bisa menyebabkan kerugian.

Kinerja buruk ini bisa disebabkan oleh keputusan manajemen yang kurang tepat saat membuka unit usaha tersebut, atau karena penurunan keuntungan akibat perubahan kebutuhan pasar dan meningkatnya biaya.

Baca Juga: BCG Matrix: Arti, Elemen, Langkah, dan Contoh Penerapannya

3. Reverse Synergy

Berbeda dengan prinsip sinergi di mana penggabungan beberapa unit usaha akan meningkatkan nilai, konsep reverse synergy justru sebaliknya.

Nilai sebuah unit usaha bisa lebih tinggi jika berdiri sendiri daripada saat digabung.

Oleh karena itu, perusahaan bisa memutuskan untuk menjual unit tersebut ke pihak lain agar mendapatkan nilai yang lebih besar.

4. Kebutuhan Arus Kas

Jika perusahaan membutuhkan dana segar, menjual unit usaha yang tidak produktif bisa menjadi solusi.

Selain bisa menambah arus kas, langkah ini juga membantu perusahaan untuk melunasi utang atau menutupi kebutuhan operasional lainnya.

Baca Juga: 6 Cara Mensosialisasikan Perubahan Peraturan Perusahaan

Apa Peran Manajemen Perubahan dalam Restrukturisasi Perusahaan?

restrukturisasi perusahaan 3

Saat terjadi restrukturisasi, banyak yang merasa cemas soal keamanan pekerjaan dan masa depan perusahaan.

Jika dibiarkan, hal ini bisa mengganggu aktivitas operasional sehari-hari dan membuat orang cenderung menolak perubahan.

Oleh karena itu dibutuhkan manajemen perubahan.

Dengan manajemen ini, rasa takut dan penolakan terkait perubahan bisa dikurangi lewat komunikasi yang jelas dan dukungan yang tepat.

Selain itu, manajemen perubahan juga membantu membangun pola pikir positif terhadap sistem baru, sehingga proses transisi bisa berjalan lebih lancar dan peluang kesuksesannya lebih besar.

Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, dan Metodenya

Apa Saja Jenis-Jenis Restrukturisasi Perusahaan?

restrukturisasi perusahaan 4

Restrukturisasi perusaahaan biasanya dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, memperbaiki kondisi keuangan, atau meningkatkan kinerja bisnis.

Ada beberapa jenis restrukturisasi yang umum dilakukan,

Masing-masing memiliki tujuan tersendiri, yaitu:

1. Merger dan Akuisisi

Perusahaan bergabung atau membeli perusahaan lain untuk memperluas pasar, menambah variasi produk, dan meningkatkan kekuatan bersaing.

Cara ini sering dipilih untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.

2. Restrukturisasi Organisasi

Perusahaan melakukan perubahan struktur internal agar lebih efisien dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Misalnya dengan menyederhanakan jabatan, mengubah alur pelaporan, atau membuat divisi/divisi baru.

Contohnya adalah Google yang membentuk Alphabet sebagai induk, agar masing-masing unit bisnis bisa berjalan mandiri tapi tetap di bawah satu kendali.

3. Restrukturisasi Operasional

Jenis ini berfokus untuk memperbaiki proses kerja utama agar lebih produktif dan hemat biaya.

Caranya bisa dengan memperbarui sistem, menggunakan teknologi baru, atau menyerahkan sebagian pekerjaan ke pihak luar (outsourcing).

Baca Juga: BPO Adalah, Kelebihan & Kekurangan, dan Contohnya

4. Divestasi (Menjual Aset/Unit Bisnis)

Perusahaan menjual unit bisnis, anak perusahaan, atau aset yang tidak menguntungkan atau sudah tidak sesuai dengan rencana bisnis.

Tujuannya agar perusahaan bisa lebih fokus di area yang potensial, sekaligus mendapatkan tambahan dana.

5. Restrukturisasi Legal

Perusahaan mengubah struktur hukum usahanya untuk mengatur kembali tanggung jawab hukum, menyesuaikan dengan aturan yang berlaku, atau mendapatkan keuntungan perpajakan.

6. Restrukturisasi Keuangan

Restrukturisasi keuangan biasanya dilakukan saat perusahaan mengalami masalah keuangan.

Langkah ini bertujuan memperbaiki kondisi keuangan, seperti dengan menata ulang utang, menyesuaikan kepemilikan saham, mencari investor baru, atau bahkan mengajukan perlindungan kebangkrutan agar usaha tetap bisa berjalan.

Baca Juga: Anggaran Perusahaan: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengelolanya

7. Restrukturisasi Strategis

Ketika persaingan makin ketat atau tren pasar berubah, perusahaan bisa mengubah model bisnis, masuk ke pasar baru, meluncurkan produk baru, atau bekerjasama dengan perusahaan lain.

Baca Juga: Perencanaan Strategis: Pengertian, Unsur, dan Tujuannya

Apa Saja Tahapan dalam Restrukturisasi Perusahaan?

restrukturisasi perusahaan 5

Jika perusahaan memutuskan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan:

1. Evaluasi Tenaga Kerja

Di tahap ini, perusahaan akan mengevaluasi jumlah dan peran karyawan yang ada.

Tujuannya supaya peran dan tugas setiap orang benar-benar sesuai dengan fokus utama perusahaan.

Terkadang, hal ini membuat beberapa posisi dihapus atau digabung, supaya pekerjaan jadi lebih efisien.

Tips:

  • Jelaskan secara transparan ke karyawan tentang kenapa evaluasi ini dilakukan.
  • Buat prosesnya seadil mungkin dan komunikasikan kriterianya supaya karyawan mengerti dan bisa menerima keputusan yang diambil.
  • Sediakan dukungan (misalnya konseling karier) untuk karyawan yang terdampak PHK.

2. Menata Ulang Struktur Organisasi

Setelah evaluasi, perusahaan akan melihat lagi bagaimana struktur organisasinya.

Siapa melapor ke siapa, siapa yang memimpin tim tertentu, dan bagaimana antarbagian bekerja sama.

Hal ini penting supaya perusahaan siap menghadapi tujuan barunya.
Misalnya, tim sales, pemasaran, atau distribusi mungkin dirombak supaya lebih sinkron dengan strategi baru.

Terkadang, beberapa fungsi seperti penggajian atau IT support juga dialihdayakan (outsourcing) untuk menghemat biaya.

Tips:

  • Buat bagan struktur organisasi baru dan jelaskan ke semua karyawan.
  • Pastikan semua orang paham perubahan peran dan jalur komunikasi yang baru.
  • Libatkan pemimpin tim agar mereka bisa membantu menyampaikan perubahan ke anggotanya.

Baca Juga: Job Leveling: Pengertian, Matriks, dan Cara Membuatnya

restrukturisasi perusahaan 6

3. Job Redesign

Pada tahap job redesign, perusaahaan akan menyesuaikan peran dan tanggung jawab karyawan, agar lebih sesuai dengan kebutuhan baru.

Di sini, seseorang mungkin akan diminta mempelajari skill baru atau pindah ke posisi lain yang lebih dibutuhkan.

Terkadang, perubahan ini juga sampai ke top management.

Tips:

  • Siapkan pelatihan atau program pengembangan diri supaya karyawan siap dengan peran barunya.
  • Berikan waktu untuk adaptasi, jangan langsung menuntut hasil maksimal.
  • Beri kesempatan karyawan untuk menyampaikan tantangan atau kebutuhan mereka selama transisi.

4. Komunikasi dengan Karyawan

Selama restrukturisasi, komunikasi yang jelas dan rutin merupakan hal yang sangat penting.

Perusahaan perlu terus mengabarkan perkembangan, menjelaskan rencana ke depan, dan memberi ruang untuk karyawan bertanya.

Biasanya perusahaan besar mengadakan seminar, pertemuan, atau mengirimkan update resmi supaya semua orang tetap mendapat informasi yang sama.

Tips:

  • Sediakan berbagai saluran komunikasi (misalnya email, town hall meeting, sesi tanya jawab).
  • Jangan hanya fokus menyampaikan info, tapi juga dengarkan masukan dan kekhawatiran dari karyawan.
  • Buat komunikasi tetap terbuka bahkan setelah restrukturisasi selesai.

Baca Juga: Komunikasi Internal: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Tips Membangunnya

Apa Saja Tantangan dalam Melakukan Restrukturisasi Perusahaan?

perubahan 7

Dalam melakukan restrukturisasi, perusahaan tentunya akan menghadapi berbagai tantangan.

Berikut sejumlah tantangan tersebut dan solusinya:

1. Mengelola Kompleksitas Organisasi

Perusahaan besar biasanya punya banyak lokasi, divisi, dan fungsi yang membuat struktur tenaga kerja jadi sulit diatur.

Sering kali data jadi terpisah-pisah, dan pemimpin kehilangan gambaran besar bagaimana semua bagian saling terhubung.

Solusi:

  • Gunakan alat desain organisasi untuk menampilkan gambaran visual yang jelas tentang tim, peran, dan fungsi.
  • Identifikasi keterkaitan antarbagian, celah, atau tumpang tindih peran.
  • Kumpulkan semua data di satu tempat agar keputusan lebih cepat dan tepat.

2. Menyelaraskan Struktur Tenaga Kerja dengan Tujuan Bisnis

Restrukturisasi sering bertujuan untuk mendorong pertumbuhan, mengurangi biaya, atau meningkatkan kelincahan bisnis.

Tantangannya: memastikan struktur tenaga kerja mendukung tujuan itu.

Solusi:

  • Lakukan perencanaan skenario untuk mencoba berbagai konfigurasi tenaga kerja.
  • Visualisasikan opsi sebelum membuat keputusan.
  • Ambil keputusan berbasis data agar lebih selaras dengan strategi bisnis.

Baca Juga: Mentor Bisnis: Pengertian, Manfaat, dan Tips Memilihnya

3. Mengelola Risiko Kepatuhan dan Hukum

Restrukturisasi perusahaan melibatkan berbagai aturan ketenagakerjaan, regulasi industri, dan perjanjian serikat pekerja.

Tanpa perencanaan yang matang, akan ada risiko masalah hukum, denda, hingga kerusakan reputasi.

Solusi:

  • Gunakan alat desain organisasi yang sudah berbasis kepatuhan hukum.
  • Libatkan pakar hukum sejak awal.
  • Deteksi masalah hukum lebih cepat agar keputusan tetap sesuai aturan.
gajihub 2

4. Mengatasi Resistensi dan Hambatan Komunikasi

Perubahan sering mendapat penolakan dari eksekutif, HR, maupun karyawan.

Kurangnya komunikasi juga bisa memicu salah informasi dan membuat karyawan tidak bersemangat.

Solusi:

  • Berikan informasi secara jelas dan terbuka sejak awal.
  • Libatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Dorong partisipasi dan umpan balik untuk membangun kepercayaan.

Baca Juga: 4 Gaya Pengambilan Keputusan, Contoh, dan Tipsnya

5. Mengatasi Masalah Akurasi dan Integrasi Data

Kputusan yang baik membutuhkan data yang akurat, tapi banyak perusahaan besar masih menggunakan sistem HR dan payroll yang tidak terintegrasi.

Solusi:

  • Gunakan alat pemodelan tenaga kerja yang terhubung langsung dengan software HR dan payroll.
  • Dapatkan satu sumber data yang akurat untuk mendukung keputusan penting.
  • Hindari kesalahan mahal akibat data yang salah atau tidak lengkap.

Baca Juga: Software Employee Database: Manfaat, Fitur, dan Rekomendasi

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa restrukturisasi perusahaan merupakan proses penting yang dilakukan untuk menyesuaikan struktur organisasi, peran, dan strategi bisnis agar lebih selaras dengan tujuan perusahaan.

Proses ini mencakup banyak aspek seperti evaluasi tenaga kerja, pengaturan ulang struktur organsiasi, pengembangan peran baru, hingga membangun komunikasi kepada karaywan dan pemangku kepentingan.

Karena sifatnya yang kompleks, terutama pada perusahaan besar, restrukturisasi memerlukan perencanaan yang matang dan alat bantu yang tepat agar keputusan dapat diambil secara cepat dan berbasis data.

Untuk membantu proses restrukturisasi, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HRIS dengan fitur manajemen data karyawan dari GajiHub.

Dengan fitur analisa data yang dimilikinya, GajiHub dapat memberikan laporan seperti laporan ringkasan gaji karyawan, mulai dari gaji pokok, total tunjangan, hingga take home pay.

Anda juga bisa melihat ringkasan gaji per-organisasi atau divisi dalam perusahaan Anda.

Kini, Anda lebih mudah untuk mengetahui departemen mana yang memiliki pengeluaran terbesar.

Dari data-data tersebut, tentunya Anda dapat melakukan restrukturasi perusahaan dengan lebih mudah.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *