Saat melamar kerja, terutama di perusahaan besar atau posisi tertentu, ada banyak jenis tes yang harus diikuti kandidat.
Salah satunya adalah Situational Judgement Test (SJT) yang mungkin belum terlalu familiar.
SJT adalah tes yang digunakan untuk menilai bagaimana cara seseorang mengambil keputusan dan menanggapi sebuah situasi di lingkungan kerja.
Dalam tes ini, peserta akan diberikan sebuah gambaran situasi tertentu yang mungkin terjadi di tempat kerja, lengkap dengan beberapa pilihan respons atau tindakan yang bisa diambil.
Tugas peserta adalah memilih tindakan mana yang paling mungkin mereka lakukan dan tindakan mana yang paling tidak mungkin mereka ambil jika berada di situasi tersebut.
Karena fungsinya yang cukup krusial, banyak perusahaan yang mulai menggunakan tes ini dalam proses seleksi.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas pentingnya situational judgment test, contoh soal, jenis, aspek yang dilihat, dan proses penilaiannya.
Mengapa Perusahaan Perlu Melakukan Situational Judgment Test?

Situational Judgement atau SJT merupakan metode yang sering dipilih perusahaan, terutama ketika jumlah pelamar yang masuk sangat banyak.
Bagi perusahaan, tes ini dianggap sebagai cara yang efektif, praktis, dan hemat biaya untuk menyaring kandidat yang paling berpotensi.
Biasanya, SJT lebih sering digunakan untuk posisi entry-level seperti program internship atau trainee yang memang pendaftarnya banyak dan proses rekrutmennya rutin diadakan.
Sementara itu, untuk posisi yang lebih tinggi atau level manajerial, tes ini jarang ditemukan.
Perusahaan bisa menggunakan SJT sebagai tes mandiri, atau bisa juga dikombinasikan dalam sebuah job simulation.
Dalam simulasi kerja, SJT sering digabungkan dengan jenis tes lain, misalnya in-tray exercise (simulasi pengelolaan tugas harian) dan tes kemampuan dasar seperti numerical reasoning.
Umumnya, simulasi seperti ini dilakukan secara online atau berbasis komputer, dan bisa berisi berbagai media pendukung seperti video, animasi, hingga teks tertulis.
Tujuannya adalah untuk menciptakan situasi kerja yang terasa nyata, sehingga perusahaan bisa melihat langsung bagaimana kandidat menghadapi tantangan di dunia kerja.
Contoh:
Anda mengikuti simulasi kerja untuk posisi sales manager.
Anda akan diminta login ke situs tertentu, lalu diminta membayangkan diri sebagai seorang manajer yang memimpin tim sales.
Di situ, Anda diberikan akses ke email dan beberapa folder berisi dokumen.
Anda harus mengambil keputusan, merespons email, dan menyelesaikan berbagai tugas.
Saat sedang sibuk mengurus email, tiba-tiba muncul video rekan kerja yang meminta saran atas suatu masalah.
Anda kemudian harus memilih salah satu respons dari empat pilihan yang tersedia.
Nah, bagian ini merupakan contoh penerapan situational judgment test pada simulasi kerja.
Baca Juga: Eysenck Personality Inventory: Arti, Kelebihan, dan Contoh Soal
Apa Saja Jenis Situational Judgement Test?

Situational Judgement Test (SJT) adalah jenis tes yang bisa disajikan dalam berbagai format dan meminta kandidat merepons situasi yang diberikan dengan cara yang berbeda-beda.
Umumnya, SJT bisa berbentuk:
- Paper-based test
- Computer-based test (paling sering digunakan)
- Situasi dalam bentuk teks
- Video pendek untuk menggambarkan situasi, lalu peserta diminta memilih respons
- Animasi yang menggambarkan situasi, lalu peserta memilih respons yang sesuai
Beberapa perusahaan biasanya menyediakan contoh tampilan atau cuplikan SJT di website mereka.
Hal ini bisa jadi referensi awal agar Anda tahu seperti apa format soal yang akan dihadapi.
Berikut ini beberapa jenis format situational judgment test dan cara menjawabnya:
1. Most and Least Effective
Pada jenis soal ini, Anda akan diberikan satu situasi dan beberapa pilihan tindakan (biasanya 4-5 opsi).
Tugas Anda adalah memilih:
- Tindakan yang paling efektif
- Tindakan yang paling tidak efektif
Contoh soal:
Anda adalah seorang team leader di tim call center.
Anda mendengar salah satu anggota tim Anda berkata kepada pelanggan: “Anda terlalu berlebihan.”
Anda tidak tahu isi percakapan sebelumnya, tapi panggilan itu sudah berakhir dan sekarang Anda punya kesempatan untuk berbicara dengan karyawan tersebut.
Respons | Paling efektif | Paling tidak efektif |
---|---|---|
Memberi tahu bahwa Anda tidak punya pilihan selain merekomendasikan pemecatan | ||
Mengajak karyawan tersebut memperbaiki kinerja selama 3 bulan ke depan | ||
Menyuruh karyawan itu mengulangi ucapannya | ||
Mengabaikan perilakunya dan berharap tidak terulang lagi |
2. Rated Respons
Hampir sama seperti yang pertama, tapi di sini Anda diminta memberi nilai atau peringkat efektivitas untuk setiap tindakan, dari yang paling buruk sampai paling baik.
Contoh soal:
Respons | Sangat buruk | Tidak efektif | Cukup efektif | Efektif | Sangat efektif |
---|---|---|---|---|---|
Merekomendasikn pemecatan | |||||
Memberi kesempatan 3 bulan | |||||
Menyuruh mengulangi | |||||
Mengabaikan |
Baca Juga: DiSC Test: Arti, Manfaat, Jenis Kepribadian, dan Contoh Soalnya
3. Ranked Responses
Pada jenis soal ini, Anda diminta mengurutkan semua tindakan dari yang paling baik hingga yang paling buruk.
Biasanya diberi angka 1 sampai 4, di mana:
- 1 = Paling Baik
- 2 = Cukup Baik
- 3 = Kurang Baik
- 4 = Paling Buruk
Aturan penting: Setiap angka hanya boleh dipakai satu kali.
Contoh soal:
Respons | 1 | 2 | 3 |
---|---|---|---|
Merekomendasikn pemecatan | |||
Memberi kesempatan 3 bulan | |||
Menyuruh mengulangi | |||
Mengabaikan |

4. Most and Least Likely to Perform
Hampir mirip dengan most and least effective, bedanya di sini Anda diminta memilih tindakan mana yang:
- Paling mungkin Anda lakukan
- Paling tidak mungkin Anda lakukan
Perbedaannya ada di sudut pandang.
Jika di jenis soal pertama Anda menilai efektivitasnya, di sini Anda menjawab berdasarkan kebiasaan atau kecenderungan pribadi Anda.
Misalnya Anda berpikir:
“Saya tahu tindakan paling efektif adalah A, tapi biasanya saya malah melakukan B.”
Contoh soal:
Respons | Paling Mungkin Dilakukan | Paling tidak mungkin dilakukan |
---|---|---|
Merekomendasikan pemecatan | ||
Memberi kesempatan 3 bulan | ||
Menyuruh mengulangi | ||
Mengabaikan |
Baca Juga: Psikotes Gambar Orang: Cara Penilaian dan Tips Mengerjakan
Apa yang Dinilai dalam Situational Judgement Test?

Situational Judgement Test merupakan salah satu cara perusahaan untuk melihat bagaimana Anda merespons berbagai kondisi di dunia kerja.
Respons tersebut nantinya akan dicocokkan dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.
Berikut ini beberapa contoh kompetensi yang biasanya dicari perusahaan, sesuai dengan jenis posisi atau levelnya:
Kompetensi untuk Lulusan Baru
Biasanya, kompetensi di level ini masih seputar keterampilan dasar buat posisi entry-level.
Jadi belum ada yang berat-berat seperti ‘memimpin tim’ atau ‘berpikir strategis’.
Beberapa kemampuan yang sering dicari, antara lain:
1. Komunikasi, Mempengaruhi, & Negosiasi
Anda diharapkan bisa menyampaikan pesan dengan jelas, mudah dipahami, dan bisa meyakinkan orang lain kalau dibutuhkan.
2. Semangat Mencapai Target
Anda memiliki semangat untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, hasilnya bagus, dan sesuai standar yang ditentukan.
3. Perencanaan & Pengorganisasian
Mampu membuat rencana kerja yang rapi, tahu mana yang harus diprioritaskan, dan bisa atur waktu dengan baik.
4. Kemampuan Analisis & Pengambilan Keputusan
Bisa membaca situasi atau data dengan cepat, kemudian mengambil keputusan yang tepat dan sesuai kondisi.
5. Kerja Sama & Kemampuan Bersosialisasi
Dapat membangun hubungan dengan rekan kerja, peka terhadap perasaan orang lain, dan bisa bekerja di dalam tim.
Baca Juga: 5 Manfaat Menerapkan Rekrutmen Berbasis Kompetensi
Kompetensi untuk Posisi Manajerial
Pada level ini, kompetensi yang dibutuhkan tentu lebih luas dan mendalam.
Selain keterampilan dasar yang telah disebutkan sebelumnya, Anda juga diharapkan memiliki kemampuan dalam memimpin, mengatur tim, serta berpikir secara strategis.
Beberapa kompetensi yang biasanya dinilai, di antaranya:
Berpikir Analitis & Pengambilan Keputusan
Tidak hanya mampu menganalisis data, tetapi juga memahami dampaknya dalam jangka panjang serta dapat menyusun rencana kerja yang terarah.
Semangat Mencapai Hasil Terbaik
Memiliki motivasi tinggi untuk meraih hasil maksimal, memastikan setiap tugas diselesaikan tepat waktu, serta membantu tim mencapai target bersama.
Mengatur Tugas & Target
Mampu menyusun rencana kerja, membagi tugas dengan tepat, memantau hasil kerja anggota tim, memberikan motivasi, serta memberikan bantuan saat dibutuhkan.
Baca Juga: Eisenhower Matrix: Manfaat, Cara, dan Contoh Penggunaannya
Memimpin Orang Lain
Dapat menjadi pemimpin yang memberikan arahan yang jelas, membangun semangat kerja, serta menjaga kekompakan dan produktivitas tim.
Membangun Hubungan & Reputasi
Mampu menjalin hubungan baik dengan atasan, rekan kerja, maupun pihak eksternal, serta cakap dalam menghadapi situasi interpersonal yang kompleks.
Baca Juga: Hubungan Interpersonal: Manfaat dan Cara Meningkatkannya
Bagaimana Proses Penilaian Situational Judgement Test?

Setelah Anda menyelesaikan tes, jawaban Anda akan langsung dinilai secara otomatis oleh sistem komputer.
Kemudian hasilnya akan diteruskan ke perusahaan yang membuka lowongan.
Proses penilaiannya dilakukan dengan cara membandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang dianggap paling tepat oleh para ahli saat tes ini dibuat.
Setelah semua jawaban diproses, sistem akan menghitung berapa banyak pilihan Anda yang sesuai dengan standar tersebut.
Nah, hasil ini nanti juga akan dibandingkan dengan hasil peserta-peserta sebelumnya yang pernah ikut tes serupa. Kelompok pembanding ini disebut norm group.
Biasanya, perusahaan akan menerima beberapa data berikut:
Skor total tes
Skor ini menunjukkan seberapa dekat jawaban Anda dengan pilihan para ahli.
Skor per kompetensi
Misalnya, kalau tes ini ditujukan untuk posisi fresh graduate, biasanya ada beberapa kompetensi yang dinilai, seperti skill komunikasi, motivasi kerja, perencanaan, analisis, dan kerja sama tim.
Perbandingan skor Anda dengan peserta lain
Hasil dari situational judgment test umumnya dalam bentuk persen.
Sebagai contoh, jika Anda berada di posisi ke-80, artinya Anda memiliki nilai lebih baik daripada 160 dari 200 orang yang ikut tes.
Perusahaan bisa menggunakan hasil ini untuk menentukan siapa saja yang lolos ke tahap selanjutnya.
Biasanya, mereka menetapkan batas skor tertentu sebagai syarat lolos ke tahap berikutnya.
Selain itu, perusahaan juga wajib memastikan bahwa tes ini hanya mengukur hal-hal yang benar-benar berhubungan dengan pekerjaan.
Tes tidak boleh menilai kemampuan yang tidak dibutuhkan di posisi tersebut atau hal-hal yang bisa merugikan kelompok tertentu.
Baca Juga: Tes Keterampilan Komunikasi: Jenis dan Cara Menilainya
Bagaimana Contoh Soal Situational Judgement Test?
Selain beberapa contoh di atas, berikut contoh soal situational judgment test yang bisa Anda unduh:
CONTOH SOAL SITUATIONAL JUDGMENT TEST
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa situational judgment test adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menangani berbagai situasi yang mungkin dihadapi dalam pekerjaan.
Tes ini biasanya tidak memiliki batas waktu yang ketat, memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab dengan tepat sesuai naluri dan respons pertama mereka.
SJT tidak menguji pengetahuan teknis secara langsung, tes ini lebih menekankan pada interpersonal skill dan pengambilan keputusan yang relevan dengan pekerjaan.
Dengan pendekatan yang tepat, tes ini dapat menjadi alat seleksi yang efektif dalam memilih kandidat.
Untuk membantu perusahaan dalam mendapatkan kandidat yang seusai dengan kebutuhan perusahaan, Anda bisa mengandalkan software absensi dari GajiHub.
Selain memiliki fitur absensi dan payroll, software ini juga dilengkapi fitur yang bisa mempublikasikan lowongan kerja dengan mudah.
Perusahaan juga dapat dengan mudah melihat data kandidat yang melamar di akun GajiHub Anda.
Seluruh tahapan rekrutmen bisa terdokumentasi dengan baik, sehingga memungkinkan tim HR untuk memantau setiap proses secara efisien.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.