Apa itu Resilience? Ini Arti, Contoh, dan Cara Membangunnya

apa itu resilience banner

Dalam bekerja, tentu Anda tidak selalu berada dalam situasi yang lancar.

Ada kalanya, Anda dihadapkan pada tekanan, kegagalan, atau bahkan kekecewaan yang datang bertubi-tubi.

Itulah mengapa diperlukan kemampuan ketahanan diri atau yang disebut dengan resilience.

Resilience atau resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bangkit kembali setelah menghadapi tantangan, hambatan, atau tekanan dalam pekerjaan.

Jika Anda memiliki ketahanan yang baik, Anda tetap bisa fokus, tenang, dan produktif, meskipun sedang berada dalam situasi yang sulit.

Dalam dunia kerja, resilience membantu Anda dalam menghadapi stres atau tekanan kerja, serta meningkatkan performa secara keseluruhan.

Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu resilience, manfaat, contoh, dan cara membangunnya.

Apa Itu Resilience?

apa itu resilience 1

Resilience ketahanan diri adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dan terus melangkah setelah menghadapi tantangan atau hambatan.

Dalam dunia kerja, resilience mencakup kemampuan menyelesaikan masalah secara cepat, terutama masalah sehari-hari yang jika dibiarkan bisa menumpuk menjadi beban.

Oleh karena itu, resilience menjadi keterampilan penting agar seseorang tidak mudah merasa overwhelmed dalam rutinitas profesional.

Selain soal kemampuan menyelesaikan masalah, resilience juga berkaitan erat dengan fleksibilitas emosional.

Orang yang tangguh secara emosional mampu mengelola perasaan mereka saat menghadapi tekanan.

Mereka juga bisa melihat kegagalan atau kesalahan sebagai bahan pembelajaran, bukan sebagai ancaman terhadap diri mereka.

Di tempat kerja, karyawan yang memiliki resilience yang kuat memiliki hubungan sosial yang baik.

Mereka mampu bekerja sama, kerap memberi dukungan kepada rekan kerja, dan menjaga komunikasi yang sehat.

Mereka juga tahu cara menjaga kesehatan mental dengan memberi waktu untuk diri sendiri agar tidak mudah mengalami burnout.

Baca Juga: Mental Block: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Apa Saja Manfaat dari Resilience?

apa itu resilience 2

Setelah memahami apa itu resilience, Anda juga perlu mengetahui sejumlah manfaat dari mengembangkan skill ini, seperti:

1. Menjaga Kesehatan Mental Karyawan

Resiliensi membantu karyawan tetap kuat saat menghadapi stres.

Mereka menjadi lebih aware terhadap kondisi emosional masing-masing dan tahu kapan harus beristirahat.

Pemimpin atau manajer juga perlu peka terhadap tanda-tanda tim yang sedang merasa overwhelmed.

2. Mendukung Kesehatan Fisik

Stres berlebihan bisa menurunkan daya tahan tubuh dan memicu kebiasaan buruk seperti makan berlebihan atau merokok.

Dengan resilience, karyawan lebih mampu menjaga pola hidup sehat dan mencegah sakit.

Baca Juga: Manajemen Stres Kerja: Pengertian, Teknik, dan Cara Mengatasi

3. Membantu Menghadapi Tantangan

Lingkungan kerja dengan karyawan yang memiliki resiliensi terasa lebih mudah untuk dihadapi.

Karyawan bisa tetap fokus, pemimpin lebih siap, dan sistem kerja tetap berjalan lancar meskipun ada tekanan.

4. Mendorong Ekspektasi yang Realistis

Resilience membuat perusahaan lebih sadar akan pentingnya beban kerja yang tidak berlebihan.

Dengan demikian, karyawan tidak dipaksa untuk lembur jika tidak dibutuhkan dan bisa produktif dalam jangka panjang.

pengertian resiliensi 5

5. Mengurangi Risiko Burnout

Karyawan yang memiliki kemampuan resiliensi lebih berani jujur saat membutuhkan istirahat, tidak memaksakan diri saat sakit, dan terhindar dari kelelahan berlebihan yang bisa menyebabkan burnout.

Baca Juga: Karyawan Sering Sakit? Berikut Hal yang perlu Dilakukan HR

6. Meningkatkan Kemampuan Adaptasi

Resiliensi membuat perusahaan lebih siap dalam menghadapi perubahan tak terduga, seperti krisis ekonomi atau pandemi.

Karyawan akan measa didukung dan tetap semangat dalam menjalani pekerjaan.

7. Memperkuat Hubungan Sosial di Kantor

Lingkungan kerja yang resilien mendorong karyawan saling mendukung.

Hubungan kerja jadi lebih akrab, rasa percaya meningkat, dan kerja sama tim pun jadi lebih solid.

Baca Juga: Hubungan Interpersonal: Manfaat dan Cara Meningkatkannya

Bagaimana Contoh Resilience di Tempat Kerja?

apa itu resilience 3

Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk resiliensi yang bisa Anda terapkan di lingkungan kerja:

1. Mengelola Emosi

Ketahanan Anda seringkali diuji saat menghadapi situasi sulit atau tekanan.

Salah satu cara untuk membangun resilience adalah dengan mengelola emosi.

Anda bisa meluangkan waktu untuk menenangkan diri, melakukan latihan pernapasan, atau meditasi agar pikiran tetap jernih.

Contoh:

Saat mendapat kritik dari atasan, seorang karyawan merasa kesal.

Namun, ia memilih untuk tidak bereaksi langsung.

Ia menenangkan diri sejenak, lalu mengevaluasi masukan tersebut dan mulai menyusun langkah-langkah perbaikan.

2. Bersikap Fleksibel

Fleksibilitas menunjukkan bahwa Anda mampu beradaptasi dengan perubahan, baik dalam cara kerja maupun situasi yang tidak terduga.

Contoh:

Seorang rekan kerja tiba-tiba sakit dan tidak bisa menyelesaikan tugasnya.

Anda menawarkan bantuan untuk mengambil alih sebagian tugas dan menyesuaikan jadwal agar semua pekerjaan tetap selesai tepat waktu.

3. Percaya Diri dan Optimis

Percaya pada kemampuan diri sendiri bisa membantu Anda tetap kuat di tengah tantangan.

Sikap optimis juga mendorong Anda melihat peluang di balik kesulitan.

Contoh:

Seorang karyawan belum juga mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah.

Meski begitu, ia tetap percaya diri dan mulai menjadi relawan.

Dari pengalaman tersebut, ia memperoleh keterampilan baru yang akhirnya membawanya ke jalur karier yang tidak terduga.

Baca Juga: Cara Evaluasi Diri untuk Pengembangan Karier dan Tipsnya

gajihub 3

4. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada

Apa itu resilience juga berkaitan dengan kemampuan bekerja sama, walaupun dengan sumber daya yang terbatas sambil tetap mencari solusi yang efektif.

Contoh:

Anda mendapat tugas di bidang yang belum Anda kuasai.

Anda pun pun meminta bantuan rekan kerja dan mencari informasi tambahan dari internet agar bisa menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

5. Menerima Perubahan

Perbahan merupakan hal yang menantang dan menerima perubahan tersebut sebagai kesempatan untuk berkembang merupakan salah satu bentuk resiliensi.

Contoh:

Seorang karyawan yang awalnya hanya mengurus jadwal dan administrasi, kemudian mendapat tanggung jawab tambahan untuk membimbing rekan baru.

Ia melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas peran di tempat kerja.

Baca Juga: Manajemen Perubahan: Manfaat, Tantangan, Model, dan Strategi

6. Menciptakan Peluang

Saat kondisi tidak ideal, karyawan yang tangguh akan berusaha menciptakan peluang baru daripada menunggu keadaan berubah.

Contoh:

Anda ingin dipromosikan, tapi saat ini tidak adaposisi yang tersedia.

Anda pun mulai membantu tim lain dan mengisi kekosongan yang ada.

Dari usaha tersebut, Anda dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan promosi.

7. Melihat Kritik sebagai Bahan Pembelajaran

Resiliensi juga terlihat dari cara seseorang merespons kritik atau penolakan.

Alih-alih menyerah, ia memilih belajar dari pengalaman.

Contoh:

Saat Anda gagal interview kerja, dibandingkan kecewa berlarut-larut, Anda berusaha menghubungi pihak perusahaan untuk meminta feedback interview.

Anda pun menggunakan masukan tersebut untuk memperbaiki diri dan akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan lain.

Baca Juga: Kritik Konstruktif: Cara Menyampaikan, Manfaat, dan Contohnya

Bagaimana Cara Membangun Kemampuan Resilience di Tempat Kerja?

apa itu resilience 4

Berikut adalah cara untuk membangun kemampuan resilience di tempat kerja:

1. Kembangkan kebiasaan positif

Memiliki work life balance yang baik serta meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri dapat membantu Anda tetap berpikiran positif di tempat kerja.

Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan mengelola stres Anda dengan baik.

2. Renungkan tantangan yang Anda hadapi

Setelah menghadapi situasi yang menantang di tempat kerja, luangkan waktu untuk memikirkan kembali situasi tersebut dan menuliskannya dalam jurnal agar Anda lebih siap di masa mendatang.

Renungkan hal apa saja dalam situasi tersebut yang membuat Anda emosional dan keputusan mana yang paling efektif dalam mengatasi kesulitan tersebut.

3. Terapkan sikap positif

Cobalah untuk datang ke tempat kerja dengan sikap positif dan semangat untuk berkolaborasi dengan rekan tim Anda.

Semakin Anda bersemangat dan terlibat dalam pekerjaan, semakin baik pula kemampuan Anda dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.

4. Bangun kepercayaan dengan manajer dan rekan kerja Anda

Di tempat kerja, Anda mungkin menghadapi tantangan yang harus dihadapi bersama tim dan manajer Anda.

Dengan menjadwalkan sesi one-on-one bersama manajer dan rekan kerja, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang yang bekerja bersama Anda.

Anda pun merasa lebih nyaman dalam mengambil risiko dan mengembangkan solusi bersama mereka.

Baca Juga: 10 Tips Membangun Manajemen Tim di Lingkungan Kerja

5. Fokus pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi Anda di tempat kerja, seperti suasana hati orang lain, kondisi ekonomi makro, atau permintaan klien, mungkin berada di luar kendali Anda.

Ingatlah bahwa Anda hanya bertanggung jawab atas bagaimana Anda merespons situasi tersebut.

6. Ambil waktu istirahat.

Mengelola rasa overwhelmed dan kelelahan sangat penting ketika ingin membangun ketangguhan.

Anda dapat mengambil waktu istirahat secara teratur dalam hari kerja Anda dan manfaatkan waktu libur yang Anda miliki untuk beristirahat dan melepaskan diri sejenak dari pekerjaan.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Sifat Perfeksionis, Dampak, dan Tandanya

Bagaimana Cara Mendorong Resilience Karyawan?

pengertian resiliensi 5

Bagi perusahaan, berikut adalah sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mendorong ketahanan karyawan:

1. Berikan Contoh Positif

Untuk mengembangkan resilience, lingkungan kerja sebaiknya rang-orang yang menunjukkan sikap tangguh.

Saat karyawan melihat pemimpinnya mampu menghadapi tekanan, mengatur prioritas, dan tetap tenang dalam situasi sulit, mereka akan terinspirasi untuk melakukan hal serupa.

2. Sediakan Pelatihan Resiliensi

Selain melakukan pelatihan terkait apa itu resilience di tempat kerja, perusahaan juga perlu mengajarkan tim cara mengelola stres, menghadapi tantangan secara profesional, dan bangkit dari masa sulit.

Anda bisa mengundang pembicara motivasi atau meminta anggota tim berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka tetap tangguh di tempat kerja.

3. Pahami Kebutuhan Karyawan

Agar bisa membantu tim berkembang, penting bagi manajer untuk memahami tantangan atau hambatan yang sedang dihadapi karyawan.

Hal ini bisa dilakukan melalui survei atau sesi 1-on-1.

Setelah mengetahui masalahnya, Anda bisa menyusun strategi untuk membantu mereka lebih kuat dan fokus.

Baca Juga: Skip Level Meeting: Cara Melaksanakan, dan Contoh Pertanyaan

4. Jangan Takut Akui Kegagalan

Kegagalan adalah bagian dari proses.

Oleh karena itu, ajak tim untuk melihat kegagalan secara objektif dan belajar darinya.

Dukung mereka agar tidak tenggelam dalam rasa kecewa, tapi gunakan pengalaman tersebut sebagai motivasi untuk jadi lebih baik.

5. Beri Insentif untuk Tantangan Baru

Memberikan tantangan seperti proyek baru atau peran kepemimpinan bisa membangun ketangguhan.

Agar lebih menarik, Anda bisa memberikan insentif, misalnya tambahan cuti, bagi karyawan yang mau mengambil peran di luar zona nyaman mereka.

6. Sediakan Sarana Pengelolaan Stres

Istirahat sangat penting untuk menjaga ketahanan.

Oleh karena itu, perusahaan perlu menyediakan:

  • Kelas kebugaran atau relaksasi sebelum/selama/setelah jam kerja,
  • Kelompok dukungan agar karyawan bisa saling berbagi,
  • Fleksibilitas kerja, seperti opsi WFH atau jam kerja yang lebih fleksibel.

Baca Juga: Jam Kerja Fleksibel: Pengertian, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangannya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa apa itu resilience di tempat kerja adalah kemampuan untuk bangkit dari tekanan, menghadapi tantangan secara positif, dan tetap produktif meskipun berada dalam situasi sulit.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang tangguh, peran manajer sangat penting, mulai dari memberikan contoh sikap positif, memahami kebutuhan karyawan, hingga menciptakan ruang aman untuk belajar dari kegagalan.

Dengan menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan terbuka, karyawan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan resiliensi mereka sendiri.

Selain itu, mendukung kesejahteraan mental dan emosional karyawan juga menjadi hal yang sangat penting, misalnya dengan memberikan pelatihan, dukungan emosional, insentif, dan fleksibilitas kerja.

Perusahaan jugua dapat mempertimbangkan penggunaaan software HRIS dari GajiHub.

Melalui software ini, karyawan dapat dengan mudah melakukan izin dan cuti, apabila merasa kelelahan, sehingga bisa mempersiapkan diri kembali untuk bekerja.

Sementara itu, manajer dan tim HR dapat melakukan approval secara digital.

Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *