Mengetahui tingkat emosional karyawan penting dilakukan untuk mengenal karyawan di perusahaan Anda. Sebagai HRD, ini bisa menjadi solusi ketika terjadi permasalahan di tempat kerja.
Karyawan yang memiliki tingkat emosional yang baik akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan kerja dibandingkan karyawan dengan tingkat emosional yang buruk. Pada akhirnya bagian ini akan menentukan bagaimana perusahaan meningkatkan produktivitas baik dari sisi karyawan ataupun perusahaan.
Mengetahui tingkat emosional karyawan adalah tugas yang harus dilakukan HRD, bahkan sejak pada tahap rekrutmen. HRD harus memastikan karyawan memiliki tingkat emosional yang baik demi kemajuan perusahaan.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan mengenai mengetahui tingkat emosional karyawan. Dengan adanya artikel ini diharapkan Anda memiliki pengetahuan dalam menganalisis emosi karyawan, jadi bisa melakukan pengelolaan karyawan lebih baik di perusahaan Anda.
Simak informasi selengkapnya hanya di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Tingkat Emosional Karyawan?
Tingkat emosional karyawan merupakan kemampuan seorang karyawan dalam mengelola dan mengekspresikan emosinya secara sehat dan juga tepat, bahkan ketika karyawan tersebut berada di situasi tertekan.
Tingkat emosional karyawan ini juga bisa disebut dengan stabilitas emosi dimana ini digunakan secara bergantian bersamaan dengan kecerdasan emosi dan regulasi emosi. Namun bedanya, stabilitas emosi umumnya didefinisikan dalam konteks salah satu dari lima ciri kepribadian besar yang disebut dengan neurotisisme.
Neurotisme mengacu pada kecenderungan temperamental seseorang untuk mengalami emosi negatif yang intens dan sering ketika terpapar stres. Orang dengan neurotisme yang tinggi biasanya lebih emosional dan kesulitan dalam menghadapi stres serta tekanan yang ada.
Mereka juga memiliki perubahan suasana hati yang relatif cepat dan mudah merasa overthinking atau berpikir secara berlebihan hingga merasa khawatir dan cemas.
Sebaliknya, seseorang dengan neurotisme yang lebih rendah akan memiliki tingkat emosi yang lebih stabil, dapat bekerja di bawah tekanan, dan kurang memiliki emosi negatif.
Mereka ini biasanya juga bisa mengelola stres dengan baik dan di dunia kerja, karyawan dengan tingkat emosi yang stabil adalah yang diharapkan HRD karena bisa tetap stabil secara emosional meski sering terjadi perubahan di dunia pekerjaan.
Baca Juga: Corporate Stockholm Syndrom: Bagimana Cara Menanganinya?
Apa Saja Tanda Tingkat Emosional Karyawan yang Stabil dan Tidak Stabil?
Tingkat emosional karyawan yang baik ditandai dengan adanya stabilitas emosional yang dimiliki karyawan. Mengetahui karyawan atau kandidat karyawan memiliki emosional yang baik atau tidak baik, bisa diketahui melalui beberapa tanda berikut ini.
Tanda karyawan dengan emosi yang stabil:
- Tidak mudah cemas, seseorang dengan emosi yang stabil memiliki tanda tidak cemas. Ia tetap merasa tenang sekalipun sedang menghadapi masalah yang tidak biasa.
- Memiliki semangat yang tinggi, Anda juga bisa melihat seseorang dengan emosi yang stabil dari semangat yang dimiliki. Biasanya orang yang stabil adalah orang yang memiliki semangat yang tinggi.
- Mandiri, seseorang dengan emosi yang baik memiliki tanda mandiri. Ia bisa mengatasi masalah dan tugasnya sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain.
- Dapat bekerja di bawah tekanan, emosi yang stabil juga membuat seseorang bisa bekerja di bawah tekanan. Ia tetap bisa bekerja dengan baik meski mendapatkan tekanan dari pihak lain.
Berkebalikan dengan tingkat emosional yang baik, seseorang dengan tingkat emosional yang buruk biasanya memiliki ketidakstabilan emosi.
Ketidakstabilan emosi mengacu pada saat seseorang mengalami perubahan emosi yang sering, intens, dan mudah terangsang, yang sering dianggap tidak proporsional dengan peristiwa dan keadaan.
Tanda-tanda umum seseorang mengalami ketidakstabilan emosi antara lain:
- Memiliki reaksi yang tidak terduga, yakni bereaksi terhadap peristiwa dengan cara yang tampaknya tidak sesuai atau tidak proporsional dengan peristiwa tersebut.
- Perubahan suasana hati yang cepat, dimana seseorang bisa terlihat bahagia pada suatu saat, sedih pada saat berikutnya, dan perubahan ini terjadi begitu cepat.
- Kesulitan menenangkan diri setelah kejadian yang membuat stres, biasanya ini berupa kesulitan mengatur emosi setelah kejadian yang membuat kesal.
- Bertindak secara impulsif selama periode emosi yang intens.
Meski ada perusahaan yang menginginkan karyawan dengan emosi stabil, namun bukan berarti karyawan dengan emosi tidak stabil selalu memberikan dampak yang buruk. Ada beberapa situasi yang bisa ditangani oleh karyawan dengan emosi tidak stabil, misalnya dalam situasi yang butuh kepekaan.
Termasuk karyawan dengan stabilitas yang rendah memiliki perencanaan yang lebih baik karena sering merasa khawatir dan cemas akan masa depan.
Baca Juga: Pelecehan Verbal di Kantor: Bentuk, dan Cara Mencegahnya
Mengapa Mengetahui Tingkat Emosional Karyawan Penting untuk Perusahaan?
Berikut beberapa alasan betapa pentingnya mengetahui tingkat emosional karyawan:
1. Lebih Mengenal Karyawan
Dengan mengetahui tingkat emosional karyawan, Anda bisa lebih mengenali karyawan Anda. Saat Anda tahu tingkat emosional karyawan Anda, Anda bisa lebih mengenal dan memahami karyawan Anda.
Anda sudah tahu karakter karyawan Anda, jadi Anda bisa menyesuaikan ekspektasi Anda terhadap mereka. Ini juga bisa membantu menyesuaikan tugas yang Anda berikan kepada karyawan.
2. Dapat Meningkatkan Citra Perusahaan
Dengan mengetahui tingkat emosional karyawan juga dapat meningkatkan citra perusahaan Anda. Ini dikarenakan Anda tahu mana karyawan yang bisa mendobrak citra perusahaan dan ada di balik layar.
Anda juga bisa tahu bahwa karyawan Anda dapat dipercaya dan ini akan membantu perusahaan Anda untuk mendapatkan kepercayaan dari Klien.
Baca Juga: Highly Sensitive Person adalah Aset Perusahaan, Mengapa?
3. Memudahkan Pendelegasian
Ketika Anda membutuhkan karyawan untuk tugas delegasi, Anda tahu mana karyawan yang bisa ditunjuk. Ini dikarenakan Anda sudah tahu mana karyawan yang memiliki emosi yang tepat untuk tugas ini.
Tidak semua karyawan bisa diberikan kepercayaan delegasi, terlebih untuk mewakiliki perusahaan. Anda bisa menyesuaikan kebutuhan delegasi ini dengan karakter karyawan Anda.
4. Penanganan Masalah yang Lebih Baik
Memiliki pengetahuan mengenai emosi karyawan juga membantu Anda dalam penanganan masalah yang terjadi kepada karyawan Anda. Dalam proses rekrutmen, Anda tahu bagaimana tingkat emosional karyawan dan kemungkinan masalah yang akan dihadapi.
Jadi, ketika masalah itu benar-benar muncul, Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan menyesuaikan tingkat emosional yang dimiliki karyawan.
Baca Juga: OCEAN Personality: Arti, Sifat, Faktor, hingga Manfaatnya
Bagaimana Cara Mengetahui Tingkat Emosional Karyawan?
Setelah membahas mengenai pentingnya mengetahui tingkat emosional karyawan, lalu bagaimana cara Anda bisa mengetahui tingkat emosional karyawan ini untuk mendapatkan talenta terbaik?
Berikut 2 (dua) cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui tingkat emosional karyawan di perusahaan Anda.
1. Melalui Pertanyaan Wawancara
Cara pertama adalah melalui pertanyaan yang Anda ajukan dalam wawancara. Anda bisa memodifikasi pertanyaan wawancara ini menyesuaikan emosi apa yang ingin Anda ketahui.
Bagaimana pun wawancara adalah sesuatu yang bersifat fleksibel, ini artinya Anda bisa mengubahnya sesuai kebutuhan Anda. Berikan pertanyaan kepada kandidat dan lihatlah bagaimana reaksi mereka.
Misalnya dengan pertanyaan, “Apa yang Anda lakukan ketika harus bekerja di bawah tekanan?”
Atau bisa juga, “Bagaimana respon Anda ketika harus mengerjakan sesuatu yang tidak Anda sukai?”
Dari pertanyaan-pertanyaan ini Anda bisa memberikan penilaian tingkat emosional karyawan dan menilai kecocokan kandidat dengan kebutuhan perusahaan.
2. Melalui Assessment Test
Assessment test juga dapat digunakan untuk menilai tingkat emosional karyawan. Anda bisa menggunakan jenis assessment yang sesuai kebutuhan Anda.
Misalnya Anda ingin mengetahui tingkat emosional yang berhubungan dengan fokus karyawan, Anda bisa menggunakan kraepelin test atau pauli test. Untuk informasi lebih lengkap mengenai assessment test, Anda bisa membacanya di link ini.
Baca Juga: 10 Perbedaan Bos dan Leader, Mana Karakter Anda?
Bagaimana Cara Menilai Tingkat Emosional Karyawan yang Baik?
Ketika Anda berpikir tentang orang yang stabil secara emosional, yang sebenarnya Anda bicarakan adalah orang yang memiliki keterampilan pengaturan emosi yang baik.
Tujuan Anda bukanlah untuk menghilangkan atau meminimalkan emosi. Melainkan, untuk dapat mengatur emosi sehingga dapat ditoleransi. Dalam dunia kerja, ketika karyawan mampu mengatur emosi, karyawan akan lebih mampu membuat keputusan yang efektif dan mengambil tindakan yang tepat.
Ada 6 kebiasaan yang bisa digunakan untuk menilai stabilitas emosional karyawan. Anda bisa menanyakan kebiasaan ini dalam wawancara untuk menilai apakah kandidat ini yang Anda butuhkan.
Adapun 6 kebiasaan orang yang secara emosional stabil atau memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik antara lain:
1. Memiliki Refleksi Diri yang Baik
Orang yang stabil secara emosional atau memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung melakukan refleksi diri secara teratur. Refleksi diri melibatkan pemeriksaan pikiran, perasaan, tindakan, dan motivasi Anda sendiri secara sengaja.
Mengambil kesempatan untuk merefleksikan diri akan meningkatkan kesadaran diri dan tidak hanya mengubah pemikiran dan perilaku Anda sendiri, tetapi juga mengubah cara Anda berinteraksi dengan orang lain.
2. Mindfulness
Mindfulness adalah praktik untuk hadir pada saat ini, dan ini adalah salah satu keterampilan inti dalam DBT. Berlatih kesadaran membantu Anda tetap terhubung dengan pengalaman dan emosi saat ini.
Seseorang dapat menggunakan berbagai teknik mindfulness, seperti mengamati atau menggambarkan untuk membantu meningkatkan suasana hati dan mengatur emosi.
3. Memiliki Manajemen Stres yang Baik
Salah satu aspek kunci dari kestabilan emosi adalah bagaimana seseorang mengelola stres. Komponen kunci dari stabilitas emosi meliputi kemampuan kita untuk mengatur emosi dalam konteks situasi yang membuat stres atau menimbulkan kecemasan.
Baca Juga: Work Engagement: Arti, Ciri-ciri, Aspek, Dampak, dan Strateginya
4. Menjaga Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik, termasuk olahraga dan tidur, berkontribusi pada stabilitas emosi. Ada hubungan antara olahraga dan kesehatan mental.
Olahraga teratur dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung dengan memengaruhi faktor-faktor terkait secara positif seperti tidur.
5. Menetapkan Batasan yang Sehat
Menetapkan batasan yang sehat adalah hal mendasar untuk menjaga kesehatan. Menetapkan batasan yang sehat dalam kehidupan pribadi dan profesional Anda membantu menjaga kesehatan emosional dengan berbagai cara, termasuk membatasi stres.
6. Tidur yang Teratur
Tidur sangat penting bagi kesehatan fisik dan dapat memberikan dampak yang sangat baik untuk kelancaran hari Anda. Tidur ini juga akan berpengaruh kepada tingkat emosional Anda.
Orang yang memiliki tidur yang tenang, akan memiliki stabilitas emosi yang baik. Begitu sebaliknya, orang dengan kualitas tidur yang buruk bisa berdampak ke stabilitas emosi yang menjadi buruk.
Jadi Anda bisa mencoba bertanyan kepada kandidat terkait kualitas tidur mereka dan nilai stabilitas emosional mereka dari sini.
Baca Juga: Corporate Culture: Manfaat, Jenis, hingga Cara Membangunnya
Kesimpulan
Itulah tadi penjelasan mengenai pentingnya mengetahui tingkat emosional karyawan. Sebagai HRD, sudah kewajiban Anda untuk memahami karyawan yang ada di perusahaan.
Dengan memahami karyawan ini, bisa menjadi dasar bagi Anda untuk pengelolaan karyawan yang baik. Untuk mendukung Anda memahami karyawan dan pengelolaan karyawan yang baik, Anda bisa gunakan software payroll dan aplikasi HRIS dari GajiHub.
GajiHub merupakan software payroll dan aplikasi HRIS yang dilengkapi berbagai fitur yang akan memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda. Mulai dari absensi online, kelola PPh 21, kelola BPJS, pengajuan izin dan cuti, Employee Self Service (ESS), analisis data, reimbursement, dan kasbon semuanya ada di GajiHub.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Insentif Adalah: Ini Pengertian dan Jenis-Jenisnya - 23 December 2024
- Pajak Gaji Berapa Persen? Berikut Besarannya Sesuai Regulasi - 20 December 2024
- 25 Rekomendasi Kerja Online yang Wajib Anda Coba - 20 December 2024