Fixed Mindset, Apa Perbedaannya dengan Growth Mindset?

fixed mindset banner

Fixed mindset melibatkan keyakinan bahwa kecerdasan dan kemampuan seseorang sudah ditentukan dan tidak dapat diubah.

Sebagai akibatnya, pola pikir ini seringkali membuat orang merasa putus asa saat menghadapi tantangan, karena mereka percaya bahwa usaha tidak akan mengubah hasil akhir.

Berbeda dengan growth mindset yang meyakini bahwa kecerdasan dan kemampuan bisa berkembang melalui usaha dan belajar dari kesalahan.

Orang dengan pola pikir ini dapat melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya seperti fixed mindset. 

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu fixed mindset, sejarah, mitos, perbedaannya dengan growth mindset, hingga cara membangun growth mindset. 

Apa yang Dimaksud dengan Fixed Mindset?

fixed mindset 1

Fixed mindset atau pola pikir tetap adalah ketika Anda berpikir bahwa kecerdasan dan kemampuan Anda sudah ditentukan dan tidak bisa berubah.

Salah satu contoh fixed mindset adalah ketika Anda menghadapi pekerjaan yang sulit, Anda mungkin akan merasa putus asa dan berpikir bahwa usaha Anda sia-sia jika tidak langsung berhasil.

Orang dengan pola pikir ini juga cenderung takut gagal karena takut terlihat buruk di mata orang lain.

Di sisi lain, growth mindset adalah ketika Anda percaya bahwa kecerdasan dan keampuan bisa berkembang melalui kerja keras dan belajar dari kesalahan.

Orang dengan pemikiran ini, akan menganggap kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dan bukan akhir dari segalanya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa growth mindset lebih baik karena membantu mengurangi stres dan memungkinkan seseorang untuk berkembang tanpa adanya batasan.

Baca Juga: Kemampuan Kognitif: Manfaat, Jenis, dan Cara Meningkatkannya

Apa Saja Mitos dari Fixed Growth yang Bisa Dibantah?

fixed mindset 2

Fixed mindset umumnya menghasilkan mitos-mitos yang sebenarnya bisa dibantah dengan beberapa upaya. Berikut beberapa mitosnya:

1. Anda hanya bisa jadi berbakat atau tidak sama sekali

Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa Anda entah terlahir dengan bakat atau tidak sama sekali, dan tidak ada cara untuk mengubahnya meskipun dengan bekerja keras.

Mitos tersebut tentunya tidak benar, karena meskipun beberapa orang memiliki bakat alami dalam bidang tertentu, namun setiap orang juga memiliki potensi untuk berkembang melalui latihan dan usaha.

Latihan yang dilakukan secara rutin dapat membuat Anda jauh lebih baik dalam hal apapun.

2. Kegagalan adalah cerminan dari kecerdasan atau kemampuan seseorang

Mitos lainnya adalah anggapan bahwa kegagalan merupakan tanda dari kecerdasan atau kemampuan seseorang.

Padahal, kegagalan hanyalah bagian alami dari proses belajar. Mereka yang memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh memiliki potensi yang lebih besar untuk berhasil dalam jangka panjang.

Kegagalan mendorong mereka untuk memikirkan cara baru untuk menyelesaikan masalah dan berkembang.

Sementara bagi orang dengan fixed mindest, mereka percaya bahwa kemampuan sudah ditentukan, yang akhirnya membuat mereka menghindari risiko atau mencoba hal baru karena takut gagal.

Hal ini membuat mereka tidak bisa berkembang dan membatasi potensi diri. Sementara orang dengan growth mindset lebih suka mengambil risiko dan mencoba hal baru, meskipun terdapat kemungkinan gagal.

Mereka akan terus belajar dari kesalahan mereka dan terus meningkat.

3. Orang dengan fixed mindset tidak termotivasi untuk belajar atau meningkatkan potensi diri

Orang dengan fixed mindset mungkin ingin belajar dan meningkatkan diri, namun di sisi lain mereka terbatas.

Oleh karena itu, mereka mungkin tidak berusaha keras untuk mencapai tujuan mereka.

Sementara dengan growth mindset, seseorang akan lebih percaya bahwa kemampuan mereka dapat ditingkatkan dan termotivasi untuk berusaha keras untuk mencapai tujuan.

Baca Juga: Personal Development: Manfaat, Cara, dan Tips Mengelolanya

Bagaimana Sejarah Munculnya Teori Fixed dan Growth Mindset?

fixed mindset 3

Teori fixed mindset dan growth mindset pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Amerika, Carol Dweck.

Pemikiran Dweck datang dari pengalamannya di kelas enam di P.S. 153 di Brooklyn. Di kelas tersebut, siswa harus mengikuti tes IQ yang menentukan posisi mereka di kelas sepanjang tahun.

Siswa dengan skor tertinggi mendapat hak istimewa, sementara yang terendah tidak. Hal ini membuat Dweck merasa tertekan untuk terus mendapatkan nilai tinggi dan takut turun status jika mendapat nilai buruk.

Pola pikir yang diajarkan guru kelasnya adalah fixed mindset, yang berfokus pada hasil dan menganggap kecerdasan dan kemampuan sebagai sesuatu yang tetap.

Dweck merasa tidak nyaman dengan pandangan ini.

Pengalaman ini mendorong Dweck untuk meneliti motivasi dan kecerdasan lebih lanjut. Ia berteori bahwa fixed mindset membuat orang kurang termotivasi dalam menghadapi tantangan, karena mereka percaya kemampuan mereka tidak bisa ditingkatkan.

Akibatnya, mereka cenderung gagal dan keyakinan bahwa mereka tidak mampu semakin kuat.

Dweck mengembangkan intervensi untuk menumbuhkan pola pikir bertumbuh pada anak-anak agar mereka lebih siap dalam meraih kesuksesan.

Dengan pola growth mindset, diharapkan anak-anak akan menikmati belajar dan melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar.

Baca Juga: Pengembangan Soft Skill di Tempat Kerja: Cara dan Manfaatnya

Apa Saja Perbedaan antara Growth Mindset dan Fixed Mindset?

fixed mindset 5

Pola pikir yang Anda miliki dapat sangat mempengaruhi kehidupan Anda.

Orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan mereka dapat dikembangkan dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu melalui kerja keras dan dedikasi.

Sementara fixed mindset percaya bahwa kemampuan mereka adalah bawaan dan tidak dapat diubah.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset:

1. Dampak pada Ketangguhan dan Motivasi

Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan growth mindset cenderung lebih tangguh, gigih, dan termotivasi.

Mereka melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman terhadap harga diri mereka.

Sebaliknya, mereka dengan fixed mindset cenderung menyerah saat menghadapi tantangan karena mereka percaya kemampuan mereka sudah tetap dan tidak bisa ditingkatkan.

2. Pandangan terhadap Kegagalan

Penting untuk dicatat bahwa memiliki growth mindset bukan berarti Anda tidak akan pernah mengalami kegagalan.

Sebaliknya, ini berarti Anda melihat kegagalan sebagai bagian alami dari proses belajar dan menggunakan kegagalan sebagai kesempatan untuk mengembangkan skill dan strategi baru.

3. Pendekatan terhadap Feedback

Orang dengan growth mindset cenderung mencari feedback dan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja mereka, sementara orang dengan fixed mindset mungkin mengabaikan feedback dan menjadi defensif saat menerimanya.

4. Cara Menetapkan Tujuan

Growth mindset juga mempengaruhi cara Anda mencapai tujuan. Orang dengan pola pikir ini cenderung menetapkan tujuan yang lebih fokus pada pembelajaran dan pengembangan.

Sebaliknya, mereka dengan fixed mindset menetapkan tujuan yang lebih fokus pada pembuktian kemampuan atau mencapai hasil tertentu.

5. Zona Nyaman

Orang dengan fixed mindset cenderung merasa nyaman dengan kebiasan lama dan memiliki sifat playing victim yang kerap menyalahkan keadaan atau orang lain.

Pola pikir ini mungkin membuat orang merasa nyaman dengan situasi sekarang, namun hal tersebut dapat menghambat pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

Sementara growth mindset lebih fokus pada perbaikan diri, pekerjaan, hubungan, bisnis, dan aspek lain yang bisa membantunya mencapai tujuan.

Baca Juga: 8 Langkah Melakukan Pengembangan Kompetensi secara Efektif

Apa Saja yang Mempengaruhi Growth Mindset?

pemikiran tetap 4

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi growth mindset pada seorang manusia, yaitu:

1. Konsep Neuroplastisitas

Salah satu faktor kunci dalam mengembangkan pola pikir bertumbuh adalah konsep neuroplastisitas.

Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi sebagai respons terhadap pengalaman dan tantangan baru.

Ketika Anda belajar keterampilan baru misalnya atau menyelesaikan masalah yang sulit, otak Anda akan membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat yang sudah ada.

Seiring waktu, ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kinerja kita.

2. Peran Usaha dan Ketekunan

Peran usaha dan ketekunan juga penting dalam mengembangkan growth mindset.

Dengan pola pikir ini, mereka dapat memahami bahwa kesuksesan bukan hanya tentang bakat bawaan, tetapi juga tentang meluangkan waktu dan usaha untuk mengembangkan keterampilan.

Mereka bersedia bekerja keras meski menghadapi kemunduran dan tantangan, karena percaya bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil.

3. Pengaruh Bahasa dalam Pujian dan Dorongan

Bahasa yang Anda gunakan untuk memuji dan mendorong orang lain juga berpengaruh pada pola pikir mereka.

Mereka yang dipuji karena usaha dan kerja keras mereka, bukan hanya karena kemampuan bawaan, lebih mungkin untuk mengembangkan growth mindset. 

Hal ini karena mereka melihat diri mereka mampu meningkatkan diri melalui usaha, bukan hanya mengandalkan bakat alami.

Baca Juga: 10 Tips Mengembangkan Potensi Diri dan Skill yang Dibutuhkan

Bagaimana Cara Mengembangkan Growth Mindset?

pemikiran tetap 7

Meskipun saat ini Anda memiliki fixed mindset, bukan berarti Anda tidak bisa beralih ke growth mkindset. 

Berikut beberapa tips sederhana untuk mulai mengubah pandangan Anda:

1. Akui dan Terima Kelebihan dan Kekurangan Anda

Jujurlah pada diri Anda sendiri tentang kelemahan dan kelebihan Anda. Mintalah feedback dari rekan kerja atau keluarga, karena mereka bisa memberikan pandangan berbeda dan perspektif tentang apa yang perlu difokuskan.

Ambil langkah kecil setiap hari untuk membantu Anda mencapai tujuan.

2. Ubah Tantangan menjadi Peluang

Jika Anda menghadapi tantangan baru, ubahlah perspektif Anda tentang situasi tersebut.

Anggap tantangan baru sebagai peluang dan pengalaman baru yang bisa Anda pelajari dan mendukung Anda untuk berkembang.

Pikirkan berbagai cara untuk menghadapi tantangan tersebut dan ingat bahwa ketakutan adalah hal yang wajar.

3. Tentukan Kebiasaan dan Strategi Belajar yang Tepat

Setiap orang berbeda, jadi penting untuk memilih strategi yang sesuai dengan Anda dan kemampuan Anda saat ini.

Jika Anda dapat mengidentifikasi kebiasaan dan strategi belajar terbaik untuk Anda, maka Anda dapat mengoptimalkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir.

Tingkat dan intensitas yang tepat juga akan membuat Anda merasa seperti membuat kemajuan lebih cepat.

4. Fokus pada Proses, Bukan Hasil Akhir

Perjalanan adalah hal yang penting, jadi nikmatilah dan manfaatkan sebaik-baiknya. Pikirkan semua pelajaran dan pengalaman tak terduga yang mungkin Anda temui dalam perjalanan menuju tujuan.

Libatkan diri Anda sepenuhnya dan upayakan setiap prosesnya untuk mencapai tujuan Anda.

gajihub 1

5. Beri Penghargaan pada Usaha dan Tindakan Anda

Akui keberhasilan kecil setiap hari dan berbanggalah atas pencapaian tersebut. Bagikan dengan keluarga dan teman-teman Anda agar lebih berkesan.

Ingatlah setiap usaha dan tindakan yang Anda lakukan akan membawa Anda lebih dekat dengan tujuan utama.

Baca Juga: 10 Bentuk Apresiasi Karyawan Terbaik

6. Tetapkan Tujuan dan Kerangka Waktu yang Realistis

Sadari bahwa perubahan membutuhkan waktu dan tidak ada jalan pintas.

Mungkin dibutuhkan banyak metode belajar atau teknik yang berbeda sampai Anda mampu menguasai keterampilan baru atau bergerak cepat menuju tujuan yang telah ditetapkan.

7. Ajukan Berbagai Pertanyaan terkait Growth Mindset

Jika Anda sudah siap untuk mengembangkan growth mindset, Anda dapat merenungkan beberapa pertanyaan berikut untuk menumbuhkan pola pikir Anda lebih jauh:

  1. Langkah apa yang bisa saya ambil untuk membantu saya sukses?
  2. Apakah saya tahu hasil atau tujuan yang saya inginkan?
  3. Informasi apa yang bisa saya kumpulkan? Dan dari mana?
  4. Di mana saya bisa mendapatkan umpan balik konstruktif?
  5. Jika saya memiliki rencana untuk sukses di bidang tertentu, seperti apa rencana itu?
  6. Kapan saya akan menjalankan rencana saya?
  7. Di mana saya akan menjalankan rencana saya?
  8. Bagaimana saya akan menjalankan rencana saya?
  9. Apa yang saya pelajari hari ini?
  10. Kesalahan apa yang saya buat yang mengajarkan saya sesuatu?
  11. Apakah strategi belajar saya saat ini bekerja? Jika tidak, bagaimana saya bisa mengubahnya?
  12. Apa yang saya coba dengan keras hari ini?
  13. Kebiasaan apa yang harus saya kembangkan untuk melanjutkan pencapaian yang telah saya capai?

Baca Juga: Apa itu SMART Goals dan Bagaimana Penerapannya dalam Proses HR

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa fixed mindset adalah suatu pola pikir yang membuat seseorang stuck dan tidak termotivasi untuk meningkatkan dirinya.

Untungnya, meskipun Anda memiliki fixed mindset, Anda tetap bisa mengubahnya menjadi growth mindset. 

Melalui pola pikir ini, Anda dapat merasakan berbagai manfaat, terutama dalam konteks profesional, misalnya bisa meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang.

Dengan growth mindset, Anda juga bisa mencapai potensi penuh dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perusahaan.

Sebagai salah satu upaya untuk mendorong karyawan memiliki growth mindset, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.

Melalui software ini, karyawan akan lebih terbuka terhadap teknologi terbaru.

Sebagai contoh, dengan fitur payrolltim HR dapat dengan mudah mengelola gaji karyawan secara digital dan tentunya akurat.

Selain itu, melalui fitur ESS, karyawan juga dapat melakukan presensi hingga pengajuan cuti dan izin secara mandiri.

Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *