Culture Fit Test: Pengertian, Manfaat, dan Langkahnya

culture fit test

Ketika membuka lowongan pekerjaan untuk posisi yang dibutuhkan, perusahaan pasti akan mencari kandidat terbaik yang cocok dengan budaya di perusahaan. Culture fit test merupakan tes yang digunakan untuk menilai kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan.

Dalam tes tersebut, perusahaan melalui tim rekrutmen akan menilai apakah kandidat tersebut cocok untuk bekerja di perusahaan. Dalam tes ini, HRD dan tim rekrutmen akan memastikan calon kandidat memiliki nilai, tujuan, dan bahasa yang sama dengan perusahaan.

Ini untuk mecegah ketidakcocokan yang terjadi setelah karyawan bekerja. Jika bisa menilai jauh-jauh sebelum kandidat diterima, tentunya lebih baik.

Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan mengenai culture fit test mulai dari pengertian, cara melakukannya, dan alasan perusahaan melakukan tes ini. Anda bisa menyimak penjelasan lengkap di bawah ini:

 

Apa Pengertian Culture Fit Test?

culture fit test

Culture fit test adalah penilaian yang dirancang dengan tujuan menentukan apakah nilai, sikap, dan perilaku kandidat sesuai dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan. Tes ini biasanya terdiri dari serangkaian pertanyaan yang menilai sikap dan keyakinan kandidat tentang berbagai aspek pekerjaan, seperti kerja tim, komunikasi, dan kepuasan kerja.

Perusahaan biasanya memiliki alat tersendiri untuk menentukan dan mengukur kecocokan budaya kandidat atau karyawan baru. Hasil dari psikotes kecocokan budaya dapat memberikan wawasan yang berharga mengenai apakah kandidat akan cocok untuk perusahaan dan karyawannya.

Metode yang digunakan untuk tes ini juga tidak selalu sama untuk setiap perusahaan. Ada yang menggunakan metode interview, assessment test, hingga tes kepribadian. Dari beberapa metode tersebut, interview atau wawancara menjadi metode yang paling sering digunakan perusahaan.

Dengan metode wawancara ini, tim rekrutmen bisa menilai apakah kandidat cocok bekerja di perusahaan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara langsung.

Baca Juga: Aptitude Test: Manfaat, Contoh Soal, hingga Tips Mengerjakannya

Culture Fit Test vs Tes Kepribadian, Mana yang Lebih Efektif?

culture fit test

Dalam hal perekrutan karyawan, baik culture fit tets dan tes kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, culture fit test dianggap lebih efektif karena alasan-alasan berikut:

1. Memberikan Representasi yang Lebih Akurat

Tes Kecocokan Budaya memberikan representasi yang lebih akurat mengenai kecocokan kandidat dengan perusahaan. Psikotes kepribadian berfokus pada sifat-sifat individu, sedangkan tes kecocokan budaya atau culture fit test berfokus pada kesesuaian kandidat dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.

Ini berarti tes kecocokan budaya memberikan representasi yang lebih akurat mengenai kecocokan kandidat dengan perusahaan, yang sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.

2. Meningkatkan Kepuasan dan Produktivitas Karyawan

Tes kecocokan budaya membantu meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan. Karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan cenderung puas dengan pekerjaan mereka dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka.

Tes kecocokan budaya ini membantu organisasi mengidentifikasi kandidat yang cocok dengan budaya perusahaan, yang dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan.

Baca Juga: Kraepelin Test: Pengertian, Tujuan, dan Cara Mengerjakannya

3. Mengurangi Risiko Pergantian Karyawan

Tes kecocokan budaya mengurangi risiko pergantian karyawan. Karyawan yang tidak cocok dengan budaya perusahaan cenderung meninggalkan pekerjaan mereka dalam tahun pertama.

Culture fit test membantu organisasi mengidentifikasi kandidat yang selaras dengan budaya perusahaan, yang mengurangi risiko pergantian karyawan dan menghemat waktu dan sumber daya perusahaan.

Baca Juga: 20 Contoh Iklan Lowongan Pekerjaan dan Tips Membuatnya

4. Meningkatkan Dinamika Tim

Tes kecocokan budaya meningkatkan dinamika tim. Karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan akan lebih mudah bekerja sama dengan orang lain dan berkontribusi pada dinamika tim yang positif.

Tes ini membantu perusahaan mengidentifikasi kandidat yang cocok dengan budaya perusahaan, yang dapat meningkatkan dinamika tim dan memberikan hasil yang lebih baik.

Baca Juga: DiSC Test: Arti, Manfaat, Jenis Kepribadian, dan Contoh Soalnya

Mengapa Perusahaan Perlu Melakukan Culture Fit Test?

culture fit test

Ketika merekrut untuk sebuah posisi, perusahaan biasanya akan menilai kandidat berdasarkan pengalaman dan keterampilan praktis. Selain memeriksa CV dan surat lamaran kandidat, mereka akan menggunakan proses wawancara untuk menguji hard skill dan soft skill yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.

Jenis penilaian ini sangat fokus pada kecocokan kandidat di atas kertas untuk peran spesifik yang diiklankan. Namun, ini tidak memperhitungkan bagaimana seseorang dapat berfungsi dalam organisasi.

Nah, untuk melakukan penilaian tersebut digunakanlah tes kecocokan budaya ini. Berikut beberapa alasan mengapa tes kecocokan budaya dipilih oleh perusahaan:

1. Mengurangi Risiko Karyawan Resign

Banyak karyawan memutuskan resign atau mengundurkan diri karena adanya ketidakcocokan budaya dengan perusahaan. Tentunya ini hal yang tidak diinginkan perusahaan.

Ibaratnya perusahaan telah bersusah-payah melakukan rekrutmen namun karyawannya memutuskan resign. Dengan adanya tes kecocokan budaya ini, perusahaan bisa mengurangi risiko karyawan yang reisgn.

Ini karena sebelum bergabung ke perusahaan, karyawan sudah melalui berbagai tes untuk memastikan kandidat karaywan tersebut cocok dengan budaya perusahaan. Baik dari sisi perusahaan atau karyawan, keduanya tidak akan merasa kaget dan bisa beradaptasi dengan baik.

Baca Juga: Tips Lolos Psikotest dan Manfaatnya untuk Bisnis

2. Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Karena sudah mengetahui kecocokan budaya perusahaan dengan karyawan, karyawan bisa dengan mudah beradaptasi dan ini akan meningkatkan produktivitas karyawan.

Bagaimana pun lingkungan kerja adalah aspek yang sangat penting bagi karyawan dan perusahaan. Dengan lingkungan kerja yang mendukung bisa membuat karyawan betah dan semakin produktif.

3. Meminimalisir Adanya Kesalahan Rekrutmen

Culture fit test juga dapat meminimalisir adanya kesalahan dalam rekrutmen. Perusahaan bisa meminimalisir salah rekrut karyawan.

Jika ini dapat dilakukan perusahaan bisa mendapatkan karyawan yang paling cocok dan akan bertahan lama di perusahaan.

gajihub 3

Baca Juga: Talent Sourcing: Arti, Proses, Teknik Terbaik, dan Tantangannya

Apa Saja Langkah dalam Culture Fit Test?

Ada beberapa cara yang bisa digunakan perusahaan untuk menilai apakah kandidat potensial cocok dengan budaya perusahaan. Dalam banyak kasus, perusahaan menerapkan beberapa langkah penilaian selama proses wawancara.

Namun, pendekatan holistik sebenarnya dimulai sebelum wawancara. Berikut beberapa metode yang digunakan dalam culture fit test:

1. Menentukan Culture Fit Perusahaan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menentukan bagaimana culture fit yang dimiliki perusahaan. Bagaimana perusahaan bisa menilai jika tidak menentukan bagaimana kecocokan budaya yang dimiliki perusahaan.

Menilai kecocokan budaya dimulai dengan mendefinisikan budaya perusahaan dan memasukkannya ke dalam branding perusahaan.

Artinya, dengan mengekspresikan budaya perusahaan dengan lebih jelas dalam cara organisasi menampilkan dirinya secara eksternal, calon karyawan baru sudah mengetahui budaya perusahaan sebelum mereka melamar pekerjaan.

Hal ini memungkinkan kandidat untuk menilai sendiri apakah mereka yakin bahwa mereka cocok dengan budaya perusahaan. Jika mereka merasa nilai-nilai mereka tidak sesuai dengan perusahaan, mereka tidak akan repot-repot melamar pekerjaan tersebut.

Untuk melakukan hal ini, organisasi harus terlebih dahulu menentukan apa yang dimaksud dengan kecocokan budaya. Ini bukan hanya tentang menentukan seperti apa budaya perusahaan, namun juga mengidentifikasi kandidat dan talenta seperti apa yang akan berkembang di dalam bisnis.

Setelah ini ditetapkan, perusahaan harus memastikan nilai-nilai dan budaya mereka dikomunikasikan dengan jelas di situs web perusahaan mereka, idealnya di halaman karir, serta di iklan lowongan kerja untuk peran tersebut.

Baca Juga: 20 Contoh Soal Tes Silogisme beserta Jawaban, Arti, dan Jenisnya

2. Menilai Culture Fit selama Proses Wawancara

Setelah menentukan seperti apa culture fit yang dimiliki perusahaan, setelah itu perusahaan dapat menguji dan menilai kecocokan budaya kandidat selama proses wawancara.

Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan wawancara yang spesifik mengenai kecocokan budaya yang menguji bagaimana kandidat dapat bekerja di dalam tim.

Contoh-contoh pertanyaan wawancara kecocokan budaya:

  • Apa yang paling Anda sukai dari bekerja dalam tim?
  • Dalam lingkungan kerja seperti apa Anda paling mungkin berkembang?
  • Gaya manajemen seperti apa yang paling cocok dengan Anda?
  • Bagaimana Anda menggambarkan gaya manajemen Anda? (saat mewawancarai seorang manajer)
  • Apakah Anda lebih suka bekerja sendiri atau sebagai bagian dari tim?
  • Apa pendapat Anda tentang bekerja dari rumah?
  • Jelaskan hari kerja ideal Anda.
  • Nilai-nilai perusahaan mana yang paling sesuai dengan Anda, dan mengapa?
  • Berdasarkan penelitian Anda dan apa yang telah Anda lihat tentang kami sejauh ini, bagaimana Anda menggambarkan budaya perusahaan kami?
  • Apa yang Anda sukai dari rekan kerja Anda saat ini?
  • Apa arti keseimbangan kehidupan kerja bagi Anda?
  • Menurut Anda, bagaimana rekan kerja Anda sebelumnya menggambarkan gaya kerja Anda?
  • Apa yang paling Anda sukai (baik di tempat kerja maupun di luar)?

Harap diperhatikan: tidak semua pertanyaan bisa diterima untuk ditanyakan saat mewawancarai kandidat. Misalnya, menanyakan kandidat tentang agama, status pernikahan, atau hal-hal pribadi serupa tidak diperbolehkan.

Baca Juga: Tes Army Alpha Intelegence: Arti, Fungsi, Contoh Soal, dan Tipsnya

3. Masalah Potensial dengan Culture Fit

Meskipun masih banyak digunakan oleh perusahaan, penilaian kecocokan budaya juga mendapat kritik. Dengan mencoba mencari kandidat yang mirip dengan tim dan karyawan perusahaan saat ini, pada akhirnya perusahaan hanya diisi orang-orang dengan karakter yang sama.

Akibatnya, metode penilaian kandidat ini dapat menyebabkan tersingkirnya individu-individu yang berkualitas dengan alasan perbedaan budaya.

Hasilnya adalah, meskipun mungkin tidak disadari, perusahaan gagal mempromosikan keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam tim mereka.

Hal ini tidak hanya tidak adil bagi kandidat yang berbeda dari norma dalam tim Anda. Ketika Anda gagal mempromosikan keberagaman dalam bisnis Anda bahkan dapat berdampak negatif pada branding perusahaan Anda.

Lagipula, talenta yang lebih muda saat ini secara aktif mencari perusahaan yang inklusif terhadap semua orang dan terdiri dari tim yang beragam.

Untuk menghindari masalah ini, Anda bisa mulai menyelaraskan culture fit perusahaan Anda dengan skill kandidat yang akan dijelaskan di bawah ini.

Baca Juga: Tes EPPS: Pengertian, Proses, Contoh Soal, dan Tips Suksesnya

Apa Saja Langkah Menyelaraskan Culture Fit dan Skill Kandidat?

tes kecocokan budaya

Kenyataannya tidak semua kandidat yang cocok dengan budaya perusahaan memiliki skill yang dibutuhkan perusahaan. Ada pula kandidat yang memiliki skill yang dibutuhkan namun tidak cocok dengan budaya perusahaan.

Jika ini yang terjadi, apa yang harus dilakukan perusahaan? Tentunya Anda harus realistis bahwa mendapatkan karyawan yang ideal dengan kemampuan Anda itu sulit.

Dibandingkan hanya fokus ke menemukan kandidat paling ideal, Anda bisa mencoba menyelaraskan culture fit dengan karyawan. Cari mana yang paling Anda butuhkan untuk posisi yang dibutuhkan.

Jika keterampilan yang dibutuhkan bisa dilatih, Anda bisa lebih memiliki mengedepankan kandidat yang memiliki kecocokan budaya. Karena Anda lebih butuh karyawan dengan kecocokan budaya dan keterampilan bisa diasah.

Dengan memilih karyawan dengan kecocokan ini, maka Anda bisa mendapatkan karyawan yang terlibat dan loyal.

Baca Juga: Tes PAPI Kostick: Arti, Contoh Soal dan Cara Menjawabnya

Kesimpulan

Itulah penjelasan lengkap mengenai culture fit test yang dapat menjadi referensi Anda. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa culture fit test merupakan tes yang digunakan untuk menilai kecocokan budaya perusahaan dengan karyawan.

Ini adalah upaya untuk mendapatkan kandidat terbaik untuk mengisi posisi yang dibutuhkan perusahaan.

Untuk mendukung mendapatkan talenta terbaik ini, Anda bisa melakukannya dengan melakukan pengelolaan karyawan yang baik. Gunakan software payroll dan aplikasi HRIS dari GajiHub.

GajiHub merupakan software payroll dan aplikasi HRIS yang dilengkapi berbagai fitur yang akan memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.

Daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.

Desi Murniati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *