JTBD Framework: Manfaat, Cara Menggunakan, dan Contohnya

jtbd framework banner

Salah satu kunci untuk sukses dalam berbisnis adalah dengan memahami apa yang benar-benar diinginkan pelanggan. Itulah mengapa Anda perlu melakukan pendekatan Jobs to Be Done (JTBD) framework.

Dalam bisnis, JTBD framework dapat memberikan pandangan yang lebih luas tentang bagaimana dan mengapa konsumen menggunakan produk atau layanan.

Pendekatan ini membantu perusahaan melihat dari sudut pandang pelanggan, menempatkan fokus pada “pekerjaan” yang mereka ingin selesaikan.

Dengan memahami pekerjaan ini, perusahaan dapat mengembangkan solusi yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas apa itu JTBD framework, manfaat, cara menggunakan, contoh, dan template-nya.

Apa yang Dimaksud dengan JTBD Framework?

jtbd framework 1

JTBD framework adalah pendekatan yang memperlihatkan produk atau layanan sebagai alat yang dipilih oleh konsumen untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan tertentu.

Alih-alih melihat konsumen sebagai seseorang yang hanya membeli produk, JTBD Framework membantu kita melihat konsumen sebagai seseorang yang ‘menyewa’ produk untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Clayton Christensen, seorang profesor di Harvard Business School. Menurut Christensen, orang-orang tidak sekadar membeli produk, tetapi mereka ‘menyewa’ produk tersebut untuk menyelesaikan tugas atau ‘pekerjaan’ yang mereka miliki dalam hidupnya.

Dengan kata lain, produk hanyalah alat yang digunakan konsumen untuk mencapai tujuan tertentu.

Sebagai contoh, jika seseorang membeli bor listrik, sebenarnya yang dia butuhkan bukanlah bor tersebut, melainkan lubang yang sempurna untuk memasang benda di dinding.

Dalam konteks JTBD, pekerjaan yang ingin diselesaikan oleh konsumen bukanlah memiliki bor, melainkan membuat lubang di dinding dengan cara yang cepat, mudah, dan bersih.

Baca Juga: Contoh dan Download Project Charter, Manfaat, dan Format

Apakah JTBD Framework Penting?

jtbd framework 2

JTBD framework membantu perusahaan untuk fokus pada kebutuhan konsumen yang lebih mendasar daripada sekadar memberikan lebih banyak fitur.

Hal ini membuka kesempatan bagi inovasi yang lebih efektif karena produk yang dikembangkan menjadi lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari konsumen.

Berikut beberapa alasan yang membuat framework ini penting:

1. Pemahaman Mendalam tentang Konsumen

Dengan melihat produk dari sudut pandang pekerjaan yang harus diselesaikan, perusahaan dapat lebih memahami konteks mengapa dan bagaimana konsumen menggunakan produk mereka.

Hal ini membantu perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih sesuai dengan harapan dan kebutuhan nyata konsumen.

2. Mendorong Inovasi Produk

JTBD Framework membantu tim product development untuk tidak hanya terpaku pada pengembangan fitur baru, tetapi juga fokus pada bagaimana produk dapat membantu konsumen menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik.

3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Dengan menyediakan solusi yang lebih tepat dan relevan untuk pekerjaan yang ingin diselesaikan oleh konsumen, kepuasan pelanggan akan meningkat.

Ketika konsumen merasa bahwa produk yang mereka gunakan benar-benar membantu mereka mencapai tujuan, loyalitas mereka terhadap brand juga akan meningkat.

4. Mengurangi Risiko Kegagalan Produk

Banyak produk gagal di pasaran karena tidak benar-benar menjawab kebutuhan konsumen.

Dengan menggunakan JTBD Framework, risiko ini bisa diminimalisir karena perusahaan telah lebih dulu memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen sebelum meluncurkan produk ke pasar.

Baca Juga: BPO Adalah, Kelebihan & Kekurangan, dan Contohnya

Bagaimana Cara Menggunakan JTBD Framework?

jtbd framework 3

Setelah memahami pentingnya JTBD framework, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan dalam penerapannya:

1. Identifikasi Pekerjaan yang Harus Diselesaikan oleh Konsumen

Langkah pertama dalam JTBD Framework adalah mengidentifikasi apa yang menjadi “pekerjaan” yang ingin diselesaikan oleh konsumen.

Hal ini bisa dilakukan melalui riset pasar yang mendalam, wawancara dengan konsumen, atau pengamatan langsung terhadap cara konsumen menggunakan produk di kehidupan nyata.

Misalnya, jika Anda sedang mengembangkan aplikasi keuangan, pekerjaan yang ingin diselesaikan konsumen bisa saja mengelola pengeluaran, menabung untuk masa depan, atau melacak investasi.

Dengan memahami pekerjaan ini, Anda bisa mengembangkan fitur-fitur yang lebih relevan.

2. Analisis Konteks Penggunaan Produk

Selain memahami pekerjaan yang ingin diselesaikan, Anda juga perlu memahami konteks di mana produk Anda digunakan.

Konsumen sering kali memiliki preferensi yang berbeda tergantung pada situasi atau kebutuhan spesifik mereka.

Misalnya, seseorang yang membutuhkan aplikasi manajemen keuangan untuk tujuan pribadi mungkin akan memiliki kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan pengguna yang menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan bisnis.

Dengan memahami konteks ini, Anda dapat menyusun strategi yang lebih tepat dalam mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan situasi spesifik konsumen.

gajihub 3

3. Buat Persona JTBD

Meskipun persona pelanggan sering kali berdasarkan demografi atau psikografi, dalam JTBD Framework, persona dibuat berdasarkan pekerjaan yang ingin diselesaikan.

Artinya, Anda dapat berfokus pada masalah spesifik yang dihadapi oleh pelanggan dan bagaimana mereka menggunakan produk Anda untuk mengatasinya.

Contoh persona JTBD bisa berupa “Andi, seorang pengusaha yang menggunakan software akuntansi untuk melacak pendapatan dan pengeluaran bisnisnya.”

4. Inovasi Berbasis Pekerjaan

Setelah Anda memahami pekerjaan yang harus diselesaikan dan konteks di mana produk digunakan, Anda bisa mulai melakukan inovasi.

Fokuslah pada bagaimana produk Anda dapat membantu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cara yang lebih baik.

Inovasi ini bisa berupa penambahan fitur baru, perbaikan dari pengalaman pengguna, atau bahkan perubahan total terhadap produk yang ada.

5. Uji dan Evaluasi

Langkah terakhir adalah menguji produk Anda di pasar. Apakah inovasi yang Anda lakukan benar-benar membantu konsumen menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih baik?

Feedback dari konsumen sangat penting dalam tahap ini, karena ini akan membantu Anda menyempurnakan produk sesuai dengan kebutuhan mereka.

Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Product Knowledge untuk Bisnis

Bagaimana Contoh Penerapan JTBD Framework?

jtbd framework 4 (1)

Berikut contoh penerapan JTBD framework di perusahaan sukses dan bagaimana mereka melaksanakannya:

1. Apple

Ketika Apple mengumumkan penjualan sebesar $54,5 miliar, kritikus masih merasa tidak terkesan, mengklaim bahwa inovasi telah menurun sejak kepergian Steve Jobs.

Banyak yang menunjuk pada iPhone 5, dengan mengatakan bahwa model tersebut tidak banyak berbeda dari sebelumnya.

Namun, Apple tidak mengejar tren atau pesaing. Mereka fokus membuat teknologi yang mudah diintegrasikan ke dalam kehidupan pengguna.

Jobs Apple untuk Pengguna:

  • Pengguna “mempekerjakan” produk Apple untuk menyederhanakan kehidupan digital mereka dengan perangkat yang andal dan elegan.
  • Mereka menginginkan teknologi canggih yang mudah digunakan.
  • Mereka membutuhkan gadget yang terhubung dengan mulus untuk menciptakan pengalaman yang kohesif.
  • Apple terus menyempurnakan produk mereka dengan menambahkan fitur yang bermakna tanpa memberikan hal-hal yang tidak perlu.

2. Netflix

Sebelum Netflix, orang harus menyesuaikan jadwal mereka dengan acara TV atau menyewa DVD fisik.

Netflix memecahkan masalah ini dengan menyediakan perpustakaan film dan acara yang bisa diakses kapan saja.

Jobs Netflix untuk Pengguna:

  • Pengguna “mempekerjakan” Netflix untuk menonton acara favorit kapan pun, di mana pun.
  • Mereka menginginkan rekomendasi yang dipersonalisasi agar mudah menemukan konten baru.
  • Pengalaman streaming berkualitas tinggi tanpa gangguan penting bagi mereka.
  • Algoritma rekomendasi Netflix bekerja dengan sangat baik, menyediakan pilihan berdasarkan minat pengguna, membuatnya mudah menemukan acara berikutnya untuk ditonton.

3. Amazon

Sebelum Amazon, pengalaman berbelanja melibatkan pergi ke toko, dan terkadang harus menunggu barang tersedia secara lokal.

Sekarang, alih-alih berpindah toko, Anda bisa menemukan berbagai produk secara online dan mengirimkannya langsung ke rumah Anda.

Jobs Amazon untuk Pengguna:

  • Pengguna “mempekerjakan” Amazon untuk memberikan pengalaman belanja yang lengkap dengan pilihan produk yang luas.
  • Mereka mencari harga yang bersaing dan pengiriman cepat.
  • Layanan pelanggan yang efisien dan pengembalian tanpa repot sangat penting bagi kepuasan mereka.
  • Amazon terus berfokus pada apa yang diinginkan pengguna—kenyamanan, variasi, dan pengiriman cepat—dan memastikan mereka memenuhi kebutuhan tersebut dengan presisi.

Baca Juga: McKinsey 7s Framework: Arti, Manfaat, dan Contoh Penerapannya

Bagaimana Contoh Template JTBD Framework?

kerangka kerja 5

Berikut adalah template JTBD framework yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi dan merancang produk atau layanan berdasarkan pekerjaan yang ingin diselesaikan oleh pelanggan:

JTBD (Jobs To Be Done) Framework Template

1. Job Statement (Pernyataan Pekerjaan)

Deskripsikan pekerjaan utama yang ingin diselesaikan oleh pelanggan. Pernyataan ini harus sederhana dan fokus pada tujuan pelanggan.

Contoh:

“Saya ingin mengelola email dengan lebih efektif agar tidak melewatkan pesan penting.”

2. Job Types (Jenis Pekerjaan)

Pekerjaan pelanggan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:

Fungsional: Apa yang pelanggan coba capai secara praktis atau teknis?
Contoh: Mengatur email, melacak pengeluaran, mengebor lubang.

Sosial: Bagaimana pelanggan ingin dilihat oleh orang lain ketika menggunakan produk?
Contoh: Menggunakan produk ramah lingkungan untuk terlihat lebih peduli terhadap lingkungan.

Emosional: Perasaan apa yang pelanggan coba capai atau hindari?
Contoh: Merasa aman dengan memasang sistem keamanan rumah.

3. Job Context (Konteks Pekerjaan)

Pahami konteks di mana pekerjaan tersebut dilakukan. Hal ini bisa mencakup kapan, di mana, dan bagaimana produk akan digunakan.

Contoh:

“Pelanggan membutuhkan akses cepat ke email saat bepergian, sehingga memerlukan aplikasi yang ringan dan mudah digunakan di ponsel.”

4. Desired Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Identifikasi hasil spesifik yang ingin dicapai pelanggan dengan menggunakan produk Anda.

Contoh:

  • Memprioritaskan email penting secara otomatis.
  • Menghindari stres karena kelebihan pesan masuk.

5. Current Solutions (Solusi Saat Ini)

Analisis bagaimana pelanggan saat ini menyelesaikan pekerjaan tersebut. Apa yang sudah digunakan? Apa kekurangan dari solusi saat ini?

Contoh:

“Pelanggan saat ini menggunakan aplikasi email standar, tetapi fitur penyaringan pesan tidak cukup efektif.”

Baca Juga: Kano Model Analysis: Pengertian, Cara Kerja, dan Metodenya

kerangka kerja 6

6. Pain Points (Poin Masalah)

Identifikasi masalah yang dihadapi pelanggan dalam pekerjaan mereka saat ini. Apa frustrasi atau hambatan yang menghalangi mereka mencapai hasil yang diinginkan?

Contoh:

  • Terlalu banyak email yang tidak relevan masuk ke kotak masuk utama.
  • Sulit mencari email lama dengan cepat.

7. Solution (Solusi)

Berdasarkan pemahaman tentang pekerjaan, jenis pekerjaan, dan poin masalah, rancang solusi yang dapat membantu pelanggan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih baik.

Contoh:

“Aplikasi manajemen email dengan fitur pengelompokan otomatis dan pencarian cerdas yang dapat memprioritaskan email penting dan mempermudah pencarian.”

8. Metrics for Success (Metode Pengukuran Sukses)

Tentukan bagaimana Anda akan mengukur apakah solusi Anda berhasil membantu pelanggan menyelesaikan pekerjaan mereka.

Contoh:

  • Pengurangan jumlah email yang terlewatkan.
  • Peningkatan efisiensi waktu dalam mengelola email.

9. Persona JTBD

Buat persona pelanggan berdasarkan pekerjaan yang ingin mereka selesaikan, bukan hanya demografi.

Contoh:

“Andi, seorang manajer proyek, yang menggunakan aplikasi manajemen email untuk menyortir ratusan pesan setiap hari agar dapat fokus pada pekerjaan penting.”

10. Iteration & Feedback (Iterasi & Feedback)

Selalu uji solusi Anda dengan pelanggan dan terus perbaiki berdasarkan feedback untuk memastikan produk atau layanan terus memenuhi kebutuhan mereka.

Baca Juga: Customer Behavior: Jenis, Manfaat, dan Cara Menganalisisnya

Kesimpulan

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa JTBD framework merupakan kerangka kerja yang berfokus untuk memahami “pekerjaan” yang ingin diselesaikan oleh pelanggan melalui produk atau layanan.

Kerangka kerja ini membantu perusahaan memahami kebutuhan konsumen secara lebih mendalam dan menciptakan produk yang lebih relevan.

Manfaat JTBD termasuk pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan konsumen, mendorong inovasi produk yang relevan, meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan solusi yang tepat, dan masih banyak lagi.

Untuk membantu karyawan dalam menyukseskan JTBD framework, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software payroll dan HR dari Gajihub.

Software ini menyediakan berbagai fitur seperti absensi, payroll, employee self-service (ESS), hingga pengelolaan BPJS.

Sebagai contoh, dengan fitur ESS, karyawan dapat melakukan presensi secara mandiri melalui smartphone masing-masing.

Sementara itu, manajer dan tim HR dapat melihat daftar kehadiran karyawan melalui fitur analisa data.

Pada fitur tersebut juga terdapat informasi-informasi penting seperti laporan keterlambatan, laporan lembur, laporan izin cuti, dan sebagainya.

Tertarik mencoba Gajihub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hinga 14 hari.

Amelia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *