Fenomena Membeludaknya Pencari Kerja di Berbagai Daerah, Apa Penyebabnya?

fenomena pencari kerja

Membeludaknya pencari kerja menjadi fenomena yang tidak bisa dipisahkan akhir-akhir ini.

Mulai dari terjadinya kericuhan saat pelaksanaan job fair di Bekasi, 6 ribu pencari kerja yang memadati Job Fair Bandung Barat, hingga yang terbaru adalah tingginya jumlah pelamar kerja di Khaira Store Hits, salah satu toko ritel terbesar di Cianjur.

Jumlah pelamar kerja di Khaira Store Hits ini mencapai 1000 orang, padahal mereka hanya membuka 50 lowongan pekerjaan.

Bahkan di antara mereka ada yang datang sejak pukul 05.00 dan mayoritas dari mereka adalah lulusan SMA yang datang dengan mengenakan atasan kemeja putih dengan bawahan berwarna hitam.

Melihat fenomena membeludaknya jumlah pelamar kerja di berbagai daerah, tentunya menjadi hal yang memprihatinkan.

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan adalah apa sebenarnya penyebab tingginya jumlah pelamar kerja ini, bahkan hingga terjadi kericuhan?

Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai fenomena membeludaknya pencari kerja di berbagai daerah dan penyebabnya.

Untuk penjelasan lengkapnya, Anda bisa membacanya di bawah ini:

Fenomena Membeludaknya Pencari Kerja di Berbagai Daerah

fenomena pencari kerja

Fenomena tingginya jumlah pencari kerja di berbagai daerah di Indonesia saat ini menjadi perhatian banyak orang.

Tidak hanya terkait tingginya jumlah pencari kerja, namun beberapa di antaranya menyebabkan kericuhan.

Berikut daftar beberapa kegiatan job fair ataupun lowongan kerja yang dipadati ribuan pencari kerja:

1. Bekasi Pasti Kerja Expo

Pada akhir Mei 2025 Pemerintah Kabupaten Bekasi mengadakan job fair dengan bertajuk Bekasi Pasti Kerja Expo yang diadakan di Gedung Presiden University Convention Center di Cikarang Utara, Bekasi.

Namun dalam kegiatan job fair ini ada sekitar 25.000 pencari kerja yang hadir, padahal untuk lowongannya hanya sekitar 2.557 yang dibagi ke dalam 64 perusahaan.

Karena tingginya jumlah pelamar kerja yang datang di acara ini, acara berakhir dengan ricuh di mana puluhan pelamar kerja mengalami kelelahan, sesak napas, hingga ada juga yang pingsan.

Tidak berhenti sampai di situ, para pelamar kerja yang datang di acara Bekasi Pasti Kerja Expo ini mengaku tidak mendapatkan panggilan setelah berminggu-minggu pelaksanaan job fair berakhir.

Mereka menduga adanya praktik ghost job ataupun lowongan kerja fiktif yang dilakukan dengan tujuan branding perusahaan.

2. Job Fair Bandung 2025

Selain di Bekasi, tingginya antusiasme pencari kerja juga terjadi pada job fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandung yakni Job Fair Bandung 2025 yang diadakan pada 17-18 Juni 2025.

Dilansir dari Kompas.com, Job Fair Bandung 2025 ini dihadiri lebih dari 3.000 pencari kerja, padahal untuk lowongan yang tersedia adalah sekitar 2.500 dari 45 perusahaan.

Dari perusahaan-perusahaan yang mengikuti job fair ini ada yang bergerak di bidang ritel, tekstil, farmasi, hingga lembaga keuangan.

Baca Juga: Belajar dari Kericuhan Job Fair Bekasi, Basri Baco Usulkan Job Fair Digital

3. Jon Fair Bandung Barat

Selain di Kota Bandung, job fair juga diadakan di Kabupaten Bandung Barat pada 17 Juni 2025 lalu.

Kegiatan job fair ini diadakan oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat.

Dilansir dari Detik.com, total ada 4.171 lowongan kerja yang tersebar di 72 perusahaan di mana 2.873 lowongan dari dalam negeri dan 1.298 lowongan dari luar negeri.

Sedangkan untuk pelamar kerjanya ada sekitar 6 ribu orang yang telah terverifikasi secara online

4. Khaira Store Hits, Cianjur

Pada tanggal 17 Juli 2025 lalu, ribuan pencari kerja memadati Khaira Store Hits, Cianjur.

Padahal toko tersebut hanya membuka lowongan kerja untuk 50 orang saja.

Karena membeludaknya jumlah pelamar kerja ini mengakibatkan terjadinya lalu lintas di Jalan Siliwangi menjadi terhambat karena antrean panjang pelamar kerja yang melambung hingga badan jalan.

Bahkan di antara pelamar kerja ini ada yang datang sejak pukul 05.00 WIB.

gajihub banner 2

Baca Juga: Kemenaker Akan Hapus Syarat Good Looking pada Lowongan Kerja

Apa Penyebab Fenomena Membeludaknya Pencari Kerja Ini?

fenomena pencari kerja

Tingginya jumlah pencari kerja yang terjadi beberapa daerah di Indonesia saat ini menjadi perhatian banyak orang.

Dilansir dari Kompas.com, tingginya jumlah pelamar kerja di berbagai daerah ini menjadi bukti melambatnya ekonomi.

Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi, memberikan penilaian bahwa dengan membeludaknya jumlah pencari kerja menandakan iklim ekonomi yang semakin hari semakin menantang.

Ini adalah gambaran nyata permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.

Masih dari pengakuan Acuviarta Kartabi, angka pengangguran terbuka di Jabar mencapai 6,74 persen atau 1,81 juta penduduk hingga Februari 2025.

Angka ini naik jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 dengan jumlah pengangguran 1,77 juta orang.

”Fenomena yang terjadi di Cianjur menjadi sinyal keras bagi pemerintah. Kondisi ini sangat berbahaya apabila pemerintah di kabupaten dan kota tidak memacu potensi ekonomi daerah untuk membuka lapangan pekerjaan,” kata Acuviarta.

Karena adanya ketidakpastian dalam ekonomi ini pula yang menyebabkan banyak perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawannya dan pada akhirnya membuat angka pengangguran semakin mengalami kenaikan.

Dilansir dari Tempo.com, saat ini Indonesia menduduki posisi tertinggi kedua setelah China sebagai negara dengan pengangguran tertinggi di Asia.

Data ini didapatkan dari laporan Dana Moneter Internasional atau IMF.

IMF juga memperkirakan tingginya angka pengangguran ini akan meningkat pada tahun 2026 hingga mencapai 5,1%.

Dari data Badan Pusat Statistik memiliki data yang tidak berbeda jauh dengan IMF di mana terjadi peningkatan per Februari 2025.

Menurut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, ada sekitar 7,28 juta orang yang menganggur di Indonesia per Februari 2025.

“Dari angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja, sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei 2025.

Angka ini mengalami peningkatan sekitar 1,11 persen atau sebanyak 0.08 juta orang jika dibandingkan dengan angka pada Februari 2024.

Per Februari 2025 jumlah angkatan kerja yang menganggur ada sekitar 83 ribu orang.

Baca Juga: Di Balik Kericuhan Job Fair Bekasi 2025: Ada Dugaan Ghost Job & Employer Branding

Apa Solusi yang Telah Dilakukan Pemerintah?

job fair

Dengan tingginya angka pengangguran di Indonesia, apa solusi yang telah dilakukan oleh pemerintah?

Ketika melihat fenomena membeludaknya jumlah pencari kerja di berbagai daerah, tentunya pemerintah tidak tinggal diam.

Misalnya pada kasus kericuhan job fair yang ada di Bekasi, Bupati Kabupaten Bekasi yakni Ade Kuswara Kunang diperlukan evaluasi dalam sistem pelaksanaan acara serupa.

“Antusiasme ini bukan untuk membuat pemerintah berbangga, tapi menjadi beban moral,” ujarnya, dikutip dari Tempo.

Untuk mencegah terjadinya kericuhan yang sama, Ade mengatakan akan melakukan perompakan secara total skema pelaksanaannya, termasuk pengaturan kehadiran agar tidak menumpuk.

Ini termasuk mendorong lebih banyak perusahaan untuk membuka lowongan di gelombang berikutnya.

Berbeda dengan Bupati Bekasi, Wali Kota Batu memberikan solusi pendidikan vokasi untuk mengatasi pengangguran yang terjadi di daerahnya.

“Sebagai solusi, Pemkot Batu telah membentuk Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) sebagai wadah strategis untuk menyinergikan kebijakan antara pemerintah, dunia pendidikan, industri, dan UMKM. Tujuannya adalah menciptakan sistem link and match antara lulusan pendidikan vokasi dan kebutuhan dunia kerja” terang Nurochman, Wali Kota Batu yang dilansir dari Kabarbaik.com.

Sedangkan Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan solusi dengan terus meningkatkan program link & match, peningkatan kualitas tenaga kerja dengan menghubungkan antara sektor pendidikan dengan dunia usaha, memmemperkuat sistem informasi pasar kerja dan memperkuat program peningkatan kompetensi angkatan kerja.

Baca Juga: Rata-Rata Orang Indonesia Kerja 41 Jam, Apakah Masih Sesuai Aturan?

Kesimpulan

Fenomena tingginya jumlah pelamar kerja di berbagai daerah di Indonesia menjadi perhatian banyak orang saat ini.

Tingginya jumlah pelamar kerja hingga mengakibatkan kericuhan ini membuktikan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Dari beberapa pengamatan dan data yang ada, Indonesia saat ini menjadi negara kedua dengan jumlah pengangguran tertinggi di Asia di bawah Cina.

Ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah untuk mendukung penguatan ekonomi dan dunia kerja yang ada di Indonesia.

Perusahaan juga harus turut memberikan dukungan dengan memperhatikan karyawan yang ada di perusahaan melalui pengelolaan karyawan terbaik.

Untuk mendukung pengelolaan karyawan, Anda bisa menggunakan software HRIS dari GajiHub.

GajiHub merupakan software HRIS yang dilengkapi berbagai fitur untuk mendukung kemudahan pengelolaan karyawan.

Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.

Desi Murniati

Tinggalkan Komentar