Istilah tone deaf menjadi istilah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di media sosial.
Istilah ini sering digunakan oleh netizen untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki empati dan kepekaan terhadap keadaan di sekitar atau sekelilingnya.
Biasanya sering ditujukan kepada public figure baik itu di kalangan selebritas ataupun politikus.
Namun ternyata bukan hanya di kalangan public figure saja loh istilah tone deaf ini diberikan, tetapi juga di dunia kerja.
Pada artikel ini GajiHub akan menjelaskan secara lengkap mengenai pengertian tone deaf dan juga ciri-ciri yang dimilikinya.
Untuk lebih jelasnya Anda dapat menyimak penjelasan yang ada di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Tone Deaf?

Istilah tone deaf muncul pertama kali muncul dalam dunia musik di mana digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat mengenali ataupun membedakan nada dengan tepat.
Kemudian istilah ini berkembang dalam penggunaannya sehari-hari menjadi istilah yang lebih luas.
Di dalam konteks yang dibahas di sini, tone deaf memiliki arti sebagai tidak adanya kepekaan seseorang terhadap situasi sosial ataupun emosional yang ada di sekitarnya.
Seseorang dengan sikap ini tidak peduli jika kata-kata atau tindakan yang mereka miliki dapat berpengaruh kepada orang lain yang ada di sekitar mereka.
Selain istilah ini, banyak juga yang menyebut mereka dengan istilah “bolot sosial.
Ini terjadi karena kurangnya empati ataupun kurangnya pemahaman atas apa yang dirasakan atau menimpa orang lain, meski orang yang bersangkutan tidak memiliki maksud demikian.
Jika situasi ini dibiarkan dapat membuat terjadinya rasa tidak nyaman ataupun konflik di tempat kerja ataupun di ranah profesional lainnya.

Baca Juga: Toxic Workplace: Pengertian, Tanda, dan Cara Menghadapinya
Bagaimana Ciri-Ciri Tone Deaf?

Berikut 4 ciri-ciri yang dimiliki oleh orang tone deaf:
1. Sulit Membaca Situasi
Ciri yang pertama adalah mereka kesulitan untuk membaca situasi.
Mereka tetap melanjutkan apa yang menurut mereka benar tanpa peduli dengan kenyamanan orang lain.
2. Kurang Peka
Selain mengalami kesulitan untuk membaca situasi, mereka juga kurang peka terhadap keadaan sekitar padahal mereka sebenarnya mereka mampu untuk berbuat lebih.
Ini terjadi bisa jadi karena mereka pada dasarnya tidak paham dengan situasi tersebut atau memilih tidak peduli dengan situasi tersebut.
Jika ini dibiarkan, sikap kurang peka dapat menciptakan situasi tidak nyaman ataupun dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Contohnya adalah sering memberikan komentar tidak pantas, menyinggung seseorang tanpa sadar, hingga bersikap tidak acuh dengan ketidaknyamanan orang lain.
Baca Juga: Toxic Productivity: Pengertian, Ciri, dan Cara Mengatasinya
3. Sulit untuk Menerima Kritik
Ciri berikutnya adalah kesulitan untuk menerima kritik.
Mereka biasanya tidak menyadari kesalahan atau kekurangan yang dimilikinya dan cenderung bersikap tidak peduli saat menerima kritik dari orang lain.
Mereka merasa bahwa tindakan yang dilakukan oleh mereka selalu benar dan tidak dapat melihat bahwa apa yang mereka lakukan dapat berpengaruh kepada orang lain.
4. Kurang Fleksibel dalam Berinteraksi
Ciri yang terakhir adalah kurang fleksibel dalam berinteraksi dengan orang lain.
Mereka biasanya kaku ketika harus berinteraksi dengan orang lain.
Mereka terpaku terhadap cara pandangan ataupun kebiasaan diri mereka sendiri tanpa pernah mempertimbangkan sudut pandang ataupun kebutuhan dari orang lain.
Dari ketidakmampuan dari mereka untuk menyesuaikan diri dapat membuat mereka terkesan tidak ramah ataupun sulit untuk bekerja sama.
Baca Juga: Toxic Leadership: Tanda dan Cara Menyikapinya
Bagaimana Cara Menghadapi Orang Tone Deaf di Tempat Kerja?

Seperti penjelasan sebelumnya, tone deaf tidak hanya terjadi di ranah politik dan selebritas, namun juga dapat terjadi di dunia kerja.
Anda bisa menemukan rekan kerja atau atasan yang tone deaf di mana tidak bisa membaca situasi yang ada, bahkan ketika rekan kerja atau karyawan merasa tidak nyaman.
Sebagai orang yang sering berinteraksi dengan mereka, ini dapat menjadi tantangan tersendiri karena pada akhirnya kita yang harus mengalah dan mengerti keadaan mereka.
Terlebih ketika mereka selalu sembunyi di balik kata ‘tidak tahu’ atau ‘tidak merasa’ dan ini menjadi bagian paling menyebalkan.
Oleh karenanya penting bagi Anda untuk mengatasi hal ini dengan cara-cara seperti di bawah ini:
1. Lakukan Komunikasi secara Jelas dan Terbuka
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk berhadapan dengan seseorang yang tone deaf adalah dengan melakukan komunikasi secara jelas dan juga terbuka.
Hindari memberikan sindiran atau petunjuk halus karena mereka dapat tidak menangkap apa maksud dari sindiran Anda.
Namun sebaliknya, sampaikan perasaan ataupun kekhawatiran Anda secara langsung kepada orang yang bersangkuran.
Misalnya Anda merasakan ketidaknyamanan berkaitan dengan tindakan seseorang di lingkungan kerja, Anda dapat memberikan contoh secara spesifik seperti apa seharusnya bersikap.
Baca Juga: Karyawan Susah Diatur: Ciri dan Cara Menghadapinya
2. Berikan Umpan Balik yang Membangun
Kedua, Anda dapat memberikan umpan balik yang membangun untuk mereka.
Umpan balik yang membangun mereka yang memiliki sikap “bolot sosial” untuk lebih memahami situasi dengan lebih baik.
Hindari untuk memberikan kritik secara frontal, namun cobalah menjelaskan apa dampak yang bisa didapatkan dari sikap mereka ini dan tawarkan solusi kepada mereka.
Contohnya adalah ketika mereka sering mengabaikan perasaan rekan kerja baik dari tindakan atau perkataan, ajak mereka untuk lebih memperhatikan reaksi orang lain dan berikan saran berkaitan dengan bagaimana mereka dapat lebih responsif terhadap situasi tersebut.
3. Sabar dan Pengertian
Ketiga adalah bersikap dengan sabar dan pengertian.
Kenyataannya menghadapi orang yang tidak peka memang sulit, karena mereka dapat bersembunyi di balik ketidaktahuan mereka.
Biasanya mereka tidak langsung menyadari perilaku mereka, apalagi untuk mengubahnya.
Jadi, bersikaplah dengan sabar dan berikan waktu kepada mereka untuk dapat belajar dan beradaptasi.
Memilih bersikap sabar dan memberikan pengertian menjadi salah satu cara untuk mengurangi potensi konflik dan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Baca Juga: 15 Kesalahan Manajemen HR yang Wajib Anda Ketahui
4. Hindari Membalas Perlakuan Mereka
Seperti hindari memberikan sindiran, hindari juga untuk membalas perlakuan mereka dengan cara yang sama.
Memang Anda bisa ada di posisi kesal bukan kepalang namun membalas perilaku mereka bukan solusi karena biasanya mereka tidak merasa bersalah atas tindakan mereka.
Tetaplah bersikap sewajarnya dan jika memang Anda merasa tidak nyaman Anda bisa menghindari interaksi dengan mereka.
5. Diskusikan Permasalahan dengan HR
Jika permasalahan ini sudah berdampak kepada produktivitas kerja Anda, Anda dapat mendiskusikan permasalahan ini dengan HR.
HR nantinya dapat menjadi penengah agar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik.
Baca Juga: Nepotisme di Tempat Kerja: Dampak, Contoh, dan Cara Mengatasi
Bagaimana Contoh Tone Deaf dalam Dunia Kerja?

Agar Anda dapat memahami sikap tone deaf ini, berikut contoh di dunia kerja untuk Anda:
1. Tidak Peka dengan Perasaan Rekan Kerja
Contoh yang pertama adalah tidak peka dengan perasaan rekan kerja.
Misalnya ketika rekan kerja bercerita mengenai permasalahan pekerjaan, mereka menjawab dengan enteng seperti, “Itu sudah biasa.”
Atau bisa juga menyepelekan perasaan rekan kerja, misalnya ketika rekan kerja curhat mengenai beban kerja, kemudian mereka menjawab, “Beban kerja saya lebih besar lagi. Punyamu itu tidak seberapa.”
Baca Juga: Ciri-Ciri dan Cara Mengatasi Karyawan Red Flag
2. Bercanda Namun Tidak Tepat
Bercanda namun tidak tepat juga dapat menjadi contoh dari sikap ini, terlebih jika bahan bercanda hal-hal yang memang sensitif.
Contohnya adalah membuat candaan mengenai PHK di tengah situasi pemotongan anggaran perusahaan.
3. Tidak Menerima Kritik
Contoh ketiga adalah tidak menerima kritik dari orang lain.
Misalnya adalah mencari pembenaran ketika orang lain memberikan kritik dan tidak peduli.
Biasanya mereka berlindung di balik alasan, “Saya memang orangnya seperti ini.”
Baca Juga: Atasan Pilih Kasih? Ini Contoh, Dampak, dan Cara Menghadapinya
4. Tidak Dapat Memahami Situasi
Tone deaf juga sangat lekat dengan orang yang tidak memahami situasi.
Misalnya ketika ada rekan kerja yang baru mendapatkan evaluasi buruk karena produktivitas menurun, mereka malah membicarakan kenaikan gaji atau penghargaan yang baru mereka dapatkan.
5. Tidak Peduli dengan Kondisi Perusahaan
Contoh berikutnya adalah tidak peduli dengan kondisi perusahaan.
Ini sering terjadi pada manajemen di mana ketika karyawan diminta untuk berhemat dan anggaran dipotong sana-sini, manajemen justru hidup dengan bermewah-mewah.
Baca Juga: Cara Membangun Budaya Kerja yang Positif dan Contohnya
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai tone deaf yang dapat menjadi referensi Anda.
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa orang dengan sikap tone deaf ini dapat menjadi sosok yang menyebalkan.
Menghadapi mereka ini menjadi tantangan tersendiri dan dibutuhkan kesabaran serta pengertian ekstra.
Tentunya ketika terdapat rekan kerja dengan sikap seperti ini, HR harus mampu menjadi penengah agar tempat kerja tetap menjadi tempat yang nyaman untuk semua orang di dalamnya.
Dukung setiap karyawan untuk berkomunikasi secara jelas, berikan kritik yang membangun, dan pastinya buat kebijakan berkaitan dengan interaksi di lingkungan kerja.
Salah satu yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan pengelolaan karyawan dengan baik dan benar.
Gunakan sistem HRIS dari GajiHub untuk mendukung kemudahan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.
GajiHub merupakan sistem HRIS yang dilengkapi berbagai fitur yang memberikan kemudahan pengelolaan karyawan.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Apa Itu Tone Deaf? Ini Ciri-Ciri dan Cara Menghadapinya - 5 December 2025
- Layanan Psikologi bagi Karyawan, Mengapa Penting? - 5 December 2025
- Entrepreneurial Mindset: Ciri, dan Cara Mengembangkannya - 4 December 2025