Pada tanggal , GajiHub, sebagai platform HRIS terintegrasi di Indonesia, mengadakan webinar bertajuk “Workplace Reboot: Adaptasi HR di Era Gen Z” yang membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh profesional HR dan perusahaan dalam mengelola karyawan dari generasi digital native, Gen Z.
Webinar ini dibawakan oleh dua pembicara utama yang sangat berkompeten di bidangnya. Pembicara pertama adalah Ko Sugi, seorang praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di dunia rekrutmen, employer branding, dan manajemen SDM.
Ko Sugi juga menjabat sebagai Lead Recruitment di salah satu perusahaan nasional dan aktif sebagai edukator karir serta content creator di Instagram.
Sementara pembicara kedua adalah Destin, Senior Consultant di GajiHub, yang memiliki pengalaman luas dalam memberikan solusi manajemen SDM berbasis teknologi dan data.
Keduanya berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam menghadapi dinamika baru dunia kerja dan memberikan strategi adaptasi bagi HR dalam mengelola karyawan Gen Z.
Berikut adalah rekap webinar Workplace reboot: adaptasi HR di era gen z yang sudah kami rangkum dan bisa Anda pelajari.
Tantangan dalam Mengelola Gen Z di Tempat Kerja
Sesi pertama webinar dibuka oleh Ko Sugi, seorang praktisi HR berpengalaman, yang mengulas tantangan utama dalam mengelola Gen Z di dunia kerja.
Ko Sugi menekankan bahwa Gen Z memiliki cara kerja yang berbeda, terutama dalam hal fleksibilitas, komunikasi, dan harapan terhadap pengembangan karier.
Mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi, yang membuat mereka terbiasa dengan informasi yang cepat dan transparan.
Poin utama:
Kurangnya Loyalitas dan Mobilitas Kerja yang Tinggi
Gen Z seringkali dianggap tidak loyal terhadap perusahaan, dengan banyak di antara mereka yang berpindah pekerjaan setelah 1-2 tahun.
Ko Sugi menjelaskan bahwa hal ini bukan berarti mereka tidak setia, tetapi lebih karena mereka menginginkan peluang berkembang yang lebih jelas.
Jika perusahaan tidak menyediakan jalur karier yang transparan atau perkembangan yang cepat, Gen Z cenderung mencari tempat lain yang dapat memberikan tantangan dan kesempatan lebih.
Generasi Digital
Gen Z menguasai teknologi dan menginginkan fleksibilitas dalam bekerja. Mereka lebih suka berkomunikasi secara instan, sering menggunakan platform digital untuk berinteraksi dan memperoleh informasi.
Oleh karena itu, HR perlu mengadaptasi sistem komunikasi yang lebih efektif, cepat, dan berbasis teknologi untuk memfasilitasi kebutuhan ini.
Budaya Kerja dan Kepemimpinan
Perubahan dalam budaya kerja juga dibahas. Ko Sugi mengingatkan bahwa sistem manajerial yang terlalu hirarkis dan otoriter tidak lagi relevan bagi Gen Z.
Mereka menginginkan pemimpin yang dapat mendengarkan pendapat mereka, memberikan umpan balik secara real-time, dan memperlakukan mereka sebagai mitra dalam mencapai tujuan perusahaan, bukan hanya sebagai bawahan.
Pada akhir sesi, Ko Sugi menekankan pentingnya membangun sistem kerja yang lebih kolaboratif dan transparan, serta membina hubungan antara atasan dan karyawan melalui komunikasi dua arah yang lebih terbuka.
HR perlu memastikan bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan mendukung fleksibilitas, serta menawarkan ruang bagi Gen Z untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi.
Adaptasi Strategis HR untuk Mengelola Gen Z

Sesi kedua webinar dimulai dengan pemaparan dari Destin, Senior Consultant di GajiHub, yang mengangkat topik bagaimana perusahaan dapat mengadopsi pendekatan HR berbasis data dan teknologi untuk lebih efisien dalam mengelola Gen Z.
Destin memaparkan bahwa HR di era Gen Z harus beralih dari pendekatan yang bersifat feeling-based ke pendekatan yang lebih terukur dan berbasis data.
Poin utama:
HR Berbasis Data
HR tidak lagi bisa mengandalkan intuisi atau feeling dalam mengambil keputusan. Destin menggarisbawahi pentingnya menggunakan data yang relevan untuk setiap keputusan yang dibuat, baik itu dalam penilaian kinerja, absensi, atau pengelolaan potensi karyawan.
Dengan menganalisis data secara real-time, HR dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan berbasis bukti.
Transparansi dalam Penilaian Kinerja
Salah satu topik utama adalah bagaimana melakukan penilaian kinerja yang lebih transparan dan berbasis data, tanpa adanya bias.
HR di era Gen Z perlu mengganti sistem penilaian tahunan yang sudah tidak efektif dengan sistem umpan balik yang lebih cepat, dengan penilaian yang objektif dan terukur.
Kinerja yang Terukur dan Real-Time
Gen Z menginginkan pengakuan atas pekerjaan mereka secara langsung. Dengan adanya feedback yang cepat dan spesifik, mereka dapat mengetahui apa yang perlu diperbaiki dan apa yang sudah baik.
Destin menambahkan bahwa perusahaan perlu memastikan bahwa penilaian kinerja dilakukan dengan indikator yang jelas dan transparan.
Pengelolaan Fleksibilitas
Destin juga menyarankan agar perusahaan memberikan lebih banyak fleksibilitas terkait jam kerja dan tempat kerja.
Ini tidak hanya berkaitan dengan work from home (WFH), tetapi juga bagaimana cara perusahaan mengelola komunikasi dan alur kerja yang lebih fleksibel dan tidak kaku.
Destin menekankan bahwa penggunaan teknologi seperti sistem HRIS yang terintegrasi dapat membantu perusahaan untuk memantau kinerja dan produktivitas karyawan secara real-time.
Dengan memanfaatkan sistem yang terotomatisasi, perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
Baca juga: Grow Beyond Limits – Bangun Bisnis dengan Mindset & People Strategy
Tanya Jawab: Menjawab Pertanyaan Seputar Manajemen Gen Z

Pada sesi tanya jawab, peserta webinar mengajukan beberapa pertanyaan yang menarik terkait dengan pengelolaan Gen Z di tempat kerja.
Salah satunya adalah tentang bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang menarik bagi Gen Z yang lebih sering pindah pekerjaan.
Ko Sugi memberikan jawaban yang mendalam dengan menyarankan agar perusahaan memiliki jalur karier yang jelas dan relevan dengan perkembangan zaman.
Selain itu, penting juga untuk memberikan feedback yang jelas dan transparan mengenai kinerja mereka, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk berkembang.
Pertanyaan lainnya menyangkut mengenai kebiasaan “pulang tenggo” atau pulang tepat waktu yang sering dikaitkan dengan kurangnya loyalitas.
Ko Sugi menjelaskan bahwa budaya ini perlu dievaluasi ulang. Gen Z cenderung memiliki penghargaan yang tinggi terhadap keseimbangan kehidupan kerja, dan pulang tepat waktu bukan berarti mereka kurang loyal, melainkan mereka menghargai waktu pribadi mereka.
Sebagai HR, penting untuk mengelola ekspektasi ini dengan lebih terbuka dan berbicara langsung dengan manajemen tentang pentingnya fleksibilitas.
Kesimpulan: Transformasi HR di Era Gen Z
Webinar ini memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai bagaimana HR dan perusahaan perlu beradaptasi dengan tuntutan dan karakteristik unik dari Gen Z.
Melalui pemaparan yang disampaikan oleh Ko Sugi dan Destin, peserta diajak untuk lebih memahami bahwa untuk menarik dan mempertahankan Gen Z, perusahaan perlu mengubah pendekatan mereka dalam hal rekrutmen, onboarding, penilaian kinerja, dan manajemen budaya kerja.
Di tengah kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya generasi yang lebih melek digital, perusahaan yang tidak bisa mengikuti perubahan ini akan menghadapi kesulitan dalam mempertahankan talenta terbaik.
Oleh karena itu, GajiHub, sebagai platform HR terkemuka, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan data untuk mengelola karyawan dengan cara yang lebih efisien dan efektif.
GajiHub juga berkomitmen untuk terus memberikan solusi yang mendukung perusahaan dalam menjalani transformasi HR yang berbasis data dan teknologi.
Dengan menggunakan alat seperti HRIS, perusahaan dapat lebih mudah dalam merencanakan dan melaksanakan strategi HR yang lebih terukur dan relevan, khususnya dalam mengelola generasi muda yang sangat berbeda ini.
- GajihubTalk: Workplace Reboot – Adaptasi HR di Era Gen Z - 26 November 2025
- Grow Beyond Limits – Bangun Bisnis dengan Mindset & People Strategy - 31 October 2025
- Program Kerja: Cara Membuat dan Template Gratisnya - 30 June 2025