Struktur divisional adalah salah satu bentuk pembagian kerja dalam perusahaan yang mengelompokkan karyawan berdasarkan area bisnis, produk, layanan, atau wilayah tertentu.
Dengan cara ini, setiap divisi memiliki fokus yang jelas pada bidangnya masing-masing dan dapat mengatur operasional secara lebih mandiri.
Pendekatan ini memudahkan perusahaan dalam mengatur alur kerja dan memastikan setiap divisi memiliki keahlian yang sesuai dengan fokusnya.
Selain itu, struktur divisional memungkinkan perusahaan lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan pasar karena setiap divisi dapat mengambil keputusan sesuai kebutuhan mereka sendiri.
Struktur ini juga dapat meningkatkan akuntabilitas, karena setiap divisi bertanggung jawab penuh atas pencapaian kinerja mereka.
Dengan pembagian yang lebih terarah, perusahaan dapat bekerja lebih efektif dan mendorong pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas apa itu struktur divisional, keuntungan dan kekurangan, karakteristik, dan tipsnya.
Apa yang Dimaksud dengan Struktur Divisional?

Struktur divisional adalah bentuk organisasi yang mengelompokkan aktivitas bisnis berdasarkan produk, layanan, wilayah, atau pasar tertentu.
Dalam struktur ini, setiap divisi beroperasi seperti unit yang berdiri sendiri dengan sumber daya dan fungsi yang lengkap.
Tujuan utama dari struktur divisional adalah memberikan fokus yang lebih jelas pada setiap produk, wilayah, atau pasar sehingga perusahaan bisa bekerja lebih efisien dan cepat beradaptasi.
Model ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang memiliki banyak jenis produk atau beroperasi di berbagai pasar berbeda.
Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan struktur ini adalah The Walt Disney Company.
Disney membagi bisnisnya ke dalam beberapa divisi, seperti Walt Disney Parks, Experiences and Consumer Products, serta Walt Disney Studios.
Pembagian ini memudahkan Disney untuk mengelola berbagai bidang usahanya secara efektif, mulai dari industri hiburan, media, hingga taman rekreasi.
Struktur organisasi seperti ini memiliki peran penting dalam keberhasilan bisnis.
Baca Juga: Restrukturisasi Perusahaan: Sebab, Jenis, Langkah, dan Tipsnya
Bagaimana Karakteristik Struktur Divisional?

Berikut adalah beberapa karakteristik yang umumnya dimiliki oleh struktur organisasi divisional:
1. Otonomi pada Setiap Divisi
Setiap divisi beroperasi layaknya unit tersendiri dengan sumber daya keuangan, struktur manajemen, dan target kinerja masing-masing.
Divisi memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan sesuai kebutuhan pasar atau produk yang mereka tangani.
2. Fokus pada Produk atau Pasar
Organisasi dibentuk berdasarkan produk, layanan, atau pasar tertentu.
Dengan fokus ini, setiap divisi dapat menyusun strategi yang lebih tepat sesuai dengan karakteristik pelanggan dan pasar yang mereka layani.
3. Tanggung Jawab Terhadap Laba dan Rugi
Setiap divisi bertanggung jawab penuh atas kinerja keuangannya.
Hal ini mendorong divisi untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan keuntungan.
Baca Juga: Mengenal Struktur Organisasi Perusahaan Untuk Efektivitas Bisnis Anda

4. Keahlian Tim yang Spesifik
Divisi memiliki tim yang terdiri dari orang-orang dengan keterampilan dan latar belakang yang sesuai dengan bidang yang menjadi fokus divisi tersebut.
5. Pengukuran Kinerja yang Jelas
Kinerja setiap divisi dievaluasi secara rutin menggunakan metrik yang terukur untuk memantau pencapaian target.
Sistem ini memastikan alokasi sumber daya dilakukan secara tepat sesuai kebutuhan divisi.
Baca Juga: BCG Matrix: Arti, Elemen, Langkah, dan Contoh Penerapannya
Apa Saja Strategi Umum yang Digunakan dalam Penerapan Struktur Divisional?

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk membagi perusahaan menjadi departemen yang semi-otonom.
Strategi ini dapat dipilih dengan menyesuaikan ukuran perusahaan, jenis produk, dan karakteristik bisnis yang dijalankan.
Berikut adalah tiga strategi yang paling umum digunakan:
1. Departementalisasi Berdasarkan Produk
Dalam strategi ini, perusahaan dibagi ke dalam divisi sesuai dengan produk atau lini produk yang dimiliki.
Setiap divisi bertanggung jawab penuh atas seluruh siklus hidup produk, mulai dari pengembangan, pemasaran, hingga penjualan.
Strategi ini sangat cocok untuk perusahaan yang memiliki banyak jenis produk.
Dengan pembagian ini, setiap divisi dapat bekerja lebih fleksibel seperti perusahaan kecil, tetapi tetap memanfaatkan sumber daya dari perusahaan besar.
Contoh:
Sebuah perusahaan software developer bisa memiliki tiga divisi terpisah, yaitu divisi aplikasi perkantoran, divisi perangkat lunak rumah tangga, dan divisi aplikasi seluler.
Masing-masing divisi memiliki tim IT, pemasaran, penjualan, dan spesialis mereka sendiri tanpa harus bergantung pada divisi lain.
Kelebihan:
- Produk bisa lebih fokus dan inovatif
- Cepat merespons kebutuhan pasar dan pelanggan
- Tanggung jawab dan target kinerja lebih jelas
Kekurangan:
- Ada potensi duplikasi sumber daya di tiap divisi
- Bisa terbentuk “silo” atau kesenjangan informasi antar divisi
- Pembagian sumber daya bisa menjadi tidak merata
2. Departementalisasi Berdasarkan Geografis
Dalam strategi ini, pembagian divisi dilakukan berdasarkan wilayah atau lokasi operasional perusahaan.
Strategi ini memudahkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi bisnis dengan karakteristik regional, seperti preferensi pelanggan atau kondisi pasar di tiap daerah.
Strategi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan yang beroperasi di berbagai wilayah atau negara yang memiliki perbedaan budaya, aturan, dan kebutuhan pasar.
Setiap divisi geografis bertanggung jawab penuh untuk mengelola operasional di wilayah mereka masing-masing.
Kelebihan:
- Strategi bisnis bisa lebih fokus pada kebutuhan lokal
- Memperkuat penetrasi pasar di tiap wilayah
- Layanan pelanggan lebih dekat dan responsif
Kekurangan:
- Koordinasi antar divisi bisa menjadi lebih rumit
- Kinerja tiap wilayah bisa sangat bervariasi
- Membutuhkan biaya tambahan untuk penyesuaian lokal
Baca Juga: Perbedaan Divisi dan Departemen, Apa Saja?
3. Departementalisasi Berdasarkan Pasar
Strategi ini membagi divisi berdasarkan segmen pasar atau jenis pelanggan yang dilayani.
Setiap divisi difokuskan untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan secara mendalam sehingga produk dan layanan yang ditawarkan bisa lebih tepat sasaran.
Divisi dalam strategi ini biasanya melayani segmen pelanggan yang berbeda, seperti konsumen individu, perusahaan korporasi, atau institusi.
Setiap divisi memiliki strategi tersendiri dalam pengembangan produk, pemasaran, dan penjualan.
Kelebihan:
- Pemahaman yang lebih dalam terhadap kebutuhan pelanggan
- Produk dan layanan lebih sesuai dengan karakter pasar
- Strategi pemasaran bisa lebih tepat sasaran
Kekurangan:
- Rentan jika ada penurunan di segmen pasar tertentu
- Tantangan dalam menentukan pembagian segmen pelanggan
- Sulit mempertahankan brand identity yang konsisten di seluruh pasar
Baca Juga: Contoh Departementalisasi, Manfaat, Jenis, dan Satrateginya
Apa Kelebihan dan Kekurangan Struktur Divisional?

Dalam pelaksaannya, struktur divisional memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan.
Kelebihan Struktur Divisional
Berikut sejumlah kelebihan struktur divisional:
1. Lebih Fleksibel dan Cepat Beradaptasi
Divisi dapat merespons perubahan pasar dengan cepat.
Karena memiliki otonomi yang tinggi, keputusan bisa diambil langsung tanpa terhambat proses birokrasi yang panjang.
2. Mendorong Inovasi
Setiap divisi memiliki kebebasan untuk bereksperimen, menguji ide-ide baru, mengembangkan produk, dan menyesuaikan solusi sesuai kebutuhan pasar dan pelanggan tertentu.
3. Transparansi Lebih Baik
Pada tingkat perusahaan, kinerja masing-masing divisi lebih mudah dipantau.
Dengan gambaran yang jelas, perusahaan dapat melihat kelebihan dan kekurangan tiap divisi untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.
4. Manajemen Risiko Lebih Terkontrol
Risiko dan kerugian dapat lebih mudah dibatasi dalam masing-masing divisi sehingga dampaknya terhadap perusahaan secara keseluruhan menjadi lebih kecil.
5. Rekrutmen dan Retensi Karyawan Lebih Terarah
Karena setiap divisi membutuhkan keterampilan yang spesifik, tim HR dapat lebih fokus dalam merancang strategi perekrutan, pelatihan, dan pengembangan karier yang sesuai.
Hal ini membantu menarik dan mempertahankan talenta terbaik.
Baca Juga: Tingkatan Manajemen Perusahaan dan Fungsinya Masing-Masing

Kekurangan
Meskipun memiliki sejumlah manfaat, namun struktur divisional memiliki sejumlah kekurangan yang juga perlu Anda perhatikan, seperti:
1. Kerjasama Antar Divisi Terbatas
Ada risiko setiap divisi bekerja secara terpisah dengan komunikasi yang minim.
Cara kerja yang terkotak-kotak ini bisa menghambat berbagi pengetahuan, inovasi, dan penerapan praktik terbaik di seluruh perusahaan.
2. Sumber Daya Bisa Terduplikat
Setiap divisi biasanya memiliki fungsi administratif sendiri seperti penjualan, keuangan, dan pemasaran.
Hal ini dapat menyebabkan pemborosan sumber daya dan meningkatnya biaya operasional.
Sulit menjaga budaya perusahaan yang konsisten
Membangun budaya perusahaan yang seragam menjadi tantangan jika terdapat banyak divisi, terutama yang tersebar di berbagai wilayah.
Akibatnya, rasa kebersamaan terhadap nilai dan budaya perusahaan bisa berkurang.
3. Persaingan yang Tidak Sehat
Persaingan dalam memperebutkan anggaran atau sumber daya antar divisi dapat menimbulkan konflik dan menurunkan semangat kerja.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa memengaruhi kinerja divisi.
4. Mobilitas Karyawan Terbatas
Walaupun strategi perekrutan dan retensi yang terarah merupakan kelebihan, hal ini bisa membatasi kesempatan karyawan untuk berpindah divisi.
Akibatnya, peluang mereka untuk mengembangkan karier di luar divisinya menjadi lebih kecil.
Baca Juga: Konflik Disfungsional: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Bagaimana Contoh Penerapan Struktur Divisional?

Struktur divisional banyak digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki berbagai lini produk, wilayah pemasaran, atau segmen pelangan.
Dengan membentuk unit bisnis yang mandiri, perusahaan dapat memastikan setiap divisi fokus pada pasar utamanya, meningkatkan efisiensi operasional, serta mendorong pertumbuhan pendapatan.
Pendekatan ini membantu perusahaan berkembang tanpa mengorbankan keahlian khusus di masing-masing bidang.
Berikut beberapa contoh nyata penerapan struktur divisional oleh perusahaan besar:
Unilever – Divisi Berdasarkan Ketagori
Unilever membagi bisnisnya ke dalam tiga divisi utama: Beauty & Personal Care, Home Care, serta Foods & Refreshments.
Masing-masing divisi dijalankan secara mandiri, memiliki strategi sendiri dalam pengembangan produk, pemasaran, dan distribusi.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan pendekatannya sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Baca Juga: Ansoff Matrix: Strategi, Manfaat, dan Cara Implementasinya
Samsung – Struktur Divisional Multiindustri
Samsung menerapkan struktur divisional yang mencakup berbagai industri, seperti elektronik, semikonduktor, konstruksi, dan industri berat.
Setiap divisi, seperti HP peralatan rumah tangga, layar, chip semikonduktor, dan pembuatan kapal, beroperasi secara terpisah.
Pendekatan ini memungkinkan masing-masing divisi untuk fokus berinovasi dan menghasilkan keuntungan dalam bidangnya.
PepsiCo – Divisi Berdasarkan Produk dan Pasar
PepsiCo membagi bisnisnya ke dalam beberapa divisi, seperti Frito-Lay (produk camilan), Quaker (oat dan sereal), serta Beverages (minuman seperti Pepsi, Gatorade, dan Tropicana).
Setiap divisi bertanggung jawab atas strategi pemasaran, produksi, dan penjualan mereka sendiri, sehingga dapat tumbuh secara lebih terarah sesuai dengan segmen konsumen yang dilayani
Baca Juga: Good Manufacturing Practice: Komponen, Prinsip, dan Contohnya
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa struktur organisasi divisional merupakan pendekatan yang umum digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki banyak lini produk, pasar, atau wilayah operasional.
Dengan membagi organisasi ke dalam divisi-divisi yang bersifat otonom, perusahaan dapat memberikan keleluasaan bagi setiap unit untuk fokus pada kebutuhan pasar atau produknya masing-masing.
Setiap divisi memiliki tim, strategi, serta target kinerja sendiri, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat sesuai konteksnya.
Selain itu, tanggung jawab atas laba dan rugi juga berada di tingkat divisi, yang mendorong akuntabilitas dan efisiensi bisnis.
Penerapan struktur ini terbukti efektif dalam mendukung pertumbuhan perusahaan, menjaga spesialisasi, serta meningkatkan daya saing di pasar yang beragam.
Untuk mendukung penerapan struktur ini, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software manajemen data karyawan dari GajiHub.
Dengan fitur analisa data yang dimiliknya, perusahaan dapat mengetahui trend jumlah karyawan saat ini hingga jumlah karyawan per tim.
Melalui data-data tersebut, perusahaan dapat mempertimbangkan pembagian karyawan per divisi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Selain itu, GajiHub juga dilengkapi dengan berbagai fitur lainnya seperti payroll, absensi, hingga reimbursement.
Tertarik mencoba? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- Struktur Divisional: Arti, Karakteristik, dan Keuntungannya - 1 August 2025
- New Hire Survey: Contoh Pertanyaan dan Tipsnya - 1 August 2025
- Hectic Adalah: Arti, Dampak, dan Tips Mengatasinya - 31 July 2025