Bayangkan ada seorang mentor yang akan membimbing dua mentee di tempat kerja.
Sebelum bertemu mereka, mentor ini sudah mendapatkan informasi tentang masing-masing mentee tersebut.
Mentee pertama dikenal sebagai orang yang cedas dan sukses.
Seriap tantangan yang dihadapi mampu ia selesaikan dengan baik dan penuh percaya diri.
Sementara itu, mentee kedua kerap mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan dan hasil pekerjaannya diilai kurang memuaskan.
Melalui informasi tersebut, tanpa sadar mentor sudah memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap kedua mentee ini.
Ia percaya bahwa mentee pertama akan lebih cepat belajar dibandingkan mentee kedua.
Fenomena ini dikenal sebagai Pygmalion Effect, yakni saat harapan seseorang terhadap orang lain dapat memengaruhi kinerja dan perkembangan mereka.
Pada artikel kali ini, GajiHub akan membahas pengertian Pygmalion Effect secara detail, dampak, pentingnya, dan juga contohnya.
Apa yang Dimaksud dengan Pygmalion Effect?

Pygmalion Effect adalah fenomena psikologi di maan ekspektasi seseorang terhadap orang lain dapat memengaruhi kinerja mereka.
Misalnya, jika seorang pemimpin, guru, atau atasan percaya bahwa seseorang bisa sukses, maka orang tersebut cenderung berusaha lebih keras untuk memenuhi harapan itu.
Sebaliknya, ekspektasi yang rendah bisa menghambat perkembangan seseorang.
Dalam dunia kerja, tim dengan manajer yang percaya pada kemampuan mereka cenderung bekerja lebih baik dibanding tim yang dipimpin oleh manajer yang pesimis.
Suatu riset mnunjukkan bahwa ekspektasi tinggi terhadap kelompok tertentu bisa menciptakan bias yang tidak disengaja.
Pada tahun 1966, Rosenthal dan Jacobson menguji efek ini di sekolah dasar dengan memberi tahu guru bahwa beberapa siswa (yang sebenarnya dipilih secara acak) memiliki potensi intelektual tinggi.
Hasilnya, siswa yang dianggap berbakat benar-benar menunjukkan perkembangan lebih baik, meskipun mereka tidak mengetahui eksperimen ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi guru berpengaruh besar terhadap perkembangan siswa, dan konsep ini juga berlaku dalam kepemimpinan serta lingkungan kerja.
Dengan demikian, ekspektasi positif dari pemimpin bisa mendorong perkembangan individu dan tim, sedangkan ekspektasi negatif dapat menjadi penghambat.
Baca Juga: Halo Effect, Apa itu dan Bagaimana Dampaknya di Tempat Kerja?
Bagaimana Cara Kerja Pygmalion Effect?

Pygmalion Effect menunjukkan bahwa ekspektasi dapat memengaruhi perilaku seseorang.
Dengan demikian, Anda cenderung menerima dan menyesuaikan diri dengan label yang diberikan orang lain, baik itu positif maupun negatif.
Efek ini terjadi dalam siklus berikut:
- Ekspektasi orang lain memengaruhi cara mereka memperlakukan Anda.
- Perlakuan mereka terhadap Anda membentuk cara kita melihat diri sendiri.
- Cara Anda melihat diri sendiri menentukan bagaimana Anda bertindak.
- Perilaku Anda memperkuat keyakinan orang lain, yang kemudian semakin menguatkan ekspektasi mereka.
Singkatnya, ekspektasi tinggi dari seseorang tidak hanya memengaruhi tindakan kita, tetapi juga bagaimana mereka bersikap terhadap kita.
Baca Juga: Law of Attraction: Arti, Manfaat, hingga Cara Menerapkannya
Apakah Pygmalion Effect Penting?

Ya, Pygmalion Effect merupakan hal yang cukup penting karenadapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, terutama pendidikan, kepemimpinan, dan pengembangan individu.
Berikut beberapa alasan yang membuat Pygmalion Effect penting
1. Mendorong Perkembangan Individu
Efek ini bisa dimanfaatkan untuk membantu orang lain berkembang, seperti siswa, karyawan, atau atlet.
Misalnya, pelatih yang menanamkan ekspektasi tinggi pada atletnya bisa mendorong mereka untuk berlatih lebih keras dan mencapai prestasi lebih baik.
2. Membantu Pemimpin Lebih Sadar akan Pengaruhnya
Seorang pemimpin yang memahami Pygmalion Effect akan lebih berhati-hati dalam memperlakukan bawahannya.
Jika seorang pemimpin memiliki ekspektasi tinggi, karyawannya cenderung lebih percaya diri dan produktif.
Sebaliknya, jika ekspektasi rendah, karyawan bisa merasa tidak dihargai dan kurang termotivasi.
3. Membentuk Budaya di Lingkungan Kerja atau Sekolah
Ekspektasi yang diterapkan pada sekelompok orang juga bisa membentuk budaya dalam organisasi atau kelas.
Jika lingkungan dipenuhi ekspektasi positif, akan tercipta budaya kerja atau belajar yang lebih produktif dan mendukung.
Namun, jika ekspektasinya rendah, bisa muncul pola pikir negatif yang menghambat perkembangan.
Baca Juga: Corporate Culture: Manfaat, Jenis, hingga Cara Membangunnya
Apa Saja Elemen dari Pygmalion Effect?

Pygmalion Effect terdiri dari empat elemen utama yang saling berkaitan, yaitu:
1. Iklim (Climate)
Lingkungan yang positif memberikan dukungan dan motivasi, sedangkan lingkungan yang negatif ditandai dengan kurangnya dorongan dan ekspektasi yang rendah.
2. Masukan (Input)
Sumber daya dan dukungan yang diberikan, seperti pelatihan, motivasi, atau alat bantu lainnya.
Semakin banyak dan berkualitas input yang diterima, semakin besar peluang seseorang untuk berprestasi.
Baca Juga: 10 Cara Memberikan Masukan untuk Perusahaan dan Contohnya
3. Keluaran (Output)
Kinerja yang baik memperkuat ekspektasi positif dan menciptakan siklus keberhasilan.
Sebaliknya, kinerja yang buruk dapat memicu ekspektasi rendah yang semakin menurunkan performa.
4. Umpan Balik (Feedback)
Feedback positif membantu meningkatkan kinerja, sementara feedback negatif dapat mengurangi motivasi dan hasil kerja seseorang.
Baca Juga: Feedback Adalah? Ini Manfaat, Jenis, dan Tips Membangunnya
Bagaimana Siklus Pygmalion?

Pygmalion Effect bekerja dalam siklus yang berulang, terdiri dari empat tahap:
1. Pengaruh (Influence)
Keyakinan seseorang terhadap orang lain memengaruhi cara mereka diperlakukan.
Misalnya, manajer yang yakin bahwa seorang staf berbakat akan memberikan lebih banyak perhatian dan dukungan dibandingkan staf yang dianggap kurang mampu.
2. Dampak (Impact)
Perlakuan yang diterima akan membentuk cara seseorang melihat dirinya sendiri.
Jika seorang karyawan terus-menerus dianggap tidak kompeten dan jarang diberi tanggung jawab, ia bisa mulai merasa tidak percaya diri dan meragukan kemampuannya.
3. Penyebab (Cause)
Keyakinan baru ini memengaruhi tindakan seseorang.
Misalnya, karyawan yang awalnya berprestasi bisa mulai mendapatkan nilai buruk jika terus diperlakukan sebagai karyawan yang kurang kompeten.
4. Penguatan (Reinforce)
Ketika seseorang berperilaku sesuai dengan ekspektasi yang diberikan (baik positif maupun negatif), keyakinan orang lain terhadapnya semakin kuat.
Hal ini memperkuat siklus yang terus berulang.
Baca Juga: Halo dan Horn Effect: Perbedaan dan Cara Menghindarinya
Bagaimana Contoh Pygmalion Effect?

Pygmalion Effect tidak hanya berlaku pada individu, tetapi juga dapat terjadi dalam skala yang lebih luas di lingkungan kerja.
Ekspektasi atasan terhadap karyawan dapat memengaruhi kinerja mereka, baik secara individu maupun dalam kelompok.
Dampak pada Individu
Seorang manajer yang percaya bahwa seorang karyawan memiliki potensi besar cenderung memberikan lebih banyak dukungan, pelatihan, dan kesempatan untuk berkembang.
Akibatnya, karyawan tersebut merasa lebih percaya diri, lebih termotivasi, dan akhirnya menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Sebaliknya, jika seorang manajer memiliki ekspektasi rendah terhadap seorang karyawan, ia mungkin akan memberikan lebih sedikit perhatian dan kesempatan.
Hal ini dapat membuat karyawan tersebut kurang termotivasi dan tidak berkembang.
Baca Juga: 15 Tips Meningkatkan Motivasi Karyawan dan Strateginya
Dampak pada Tim
Efek ini juga dapat terjadi dalam skala yang lebih luas.
Jika seorang pemimpin hanya menaruh harapan tinggi pada beberapa orang dalam tim, sementara yang lain diabaikan, maka produktivitas keseluruhan bisa menurun.
Karyawan yang merasa tidak diperhatikan mungkin kehilangan semangat dan tidak memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.
Efek ini juga akan terasa saat sebuah perusahaan memiliki stereotip tertentu.
Misalnya, menganggap bahwa karyawan muda lebih inovatif daripada karyawan senio, yang membuat karyawan senior tidak diberi kesempatan yang sama untuk berkembang.
Hal ini bisa menciptakan ketimpangan dalam tim dan menghambat potensi seluruh organisasi.
Baca Juga: Atasan Pilih Kasih? Ini Contoh, Dampak, dan Cara Menghadapinya
Dampak pada Bisnis
Sebagai contoh, seorang manajer memiliki ekspektasi tinggi terhadap timnya dan secara aktif memberikan dukungan serta umpan balik positif.
Akibatnya, karyawan merasa dihargai, lebih percaya diri, dan termotivasi untuk bekerja lebih baik, yang akhirnya meningkatkan produktivitas dan hasil kerja mereka.
Sebaliknya, jika seorang karyawan terus-menerus menerima kritik negatif tanpa bimbingan yang jelas, mereka bisa mulai merasa tidak kompeten.
Lama-kelamaan, mereka kehilangan motivasi dan performanya benar-benar menurun, sesuai dengan ekspektasi negatif yang diberikan.
Baca Juga: 13 Cara Meningkatkan Kualitas SDM di Perusahaan Anda
Bagaimana Cara Menerapkan Pygmalion Effect?

Setelah memahami contoh dari fenomena ini, berikut sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untk menerapkan Pygmalion Effect:
1. Edukasi Tim tentang Pygmalion Effect
Bangun budaya kerja yang menghargai perbedaan dalam cara belajar, minat, dan motivasi. Hindari pelabelan negatif terhadap anggota tim dan buat identitas tim yang lebih positif.
2. Terapkan Empat Faktor dalam Mengomunikasikan Ekspektasi
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Berikan dan terima feedback dengan bijak. Pastikan setiap anggota tim mendapatkan umpan balik yang membangun.
- Kelola sistem pengetahuan. Pastikan semua orang memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang cukup untuk berkembang.
- Berikan ruang untuk bereksperimen. Izinkan anggota tim mencoba hal baru dan belajar dari kesalahan tanpa rasa takut.
- Ciptakan lingkungan kerja yang positif. Dukung perkembangan setiap individu dengan komunikasi yang terbuka dan suportif.
3. Bangun Ekspektasi Positif dalam Tim
Ekspektasi kita terhadap orang lain bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kinerja mereka.
Dengan memahami Pygmalion Effect, kita bisa menyesuaikan cara berpikir dan bertindak agar memberikan dampak yang lebih positif.
Pemimpin berperan besar dalam membentuk budaya kerja yang mendukung perkembangan tim.
Namun, setiap anggota tim juga bisa saling memengaruhi.
Dengan menerapkan prinsip ini, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan harmonis.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Komitmen Kerja Karyawan
Kesimpulan
Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa Pygmalion Effect menunjukkan bahwa ekspektasi seseorang terhadap orang lain dapat memengaruhi sikap dan kinerja mereka, baik secara positif maupun negatif.
Dalam lingkungan kerja, pemimpin dan anggota tim yang memiliki harapan tinggi terhadap rekan-rekannya cenderung mendorong mereka untuk berkembang, meningkatkan rasa percaya diri, dan mencapai hasil yang lebih baik.
Sebaliknya, ekspektasi rendah dapat menghambat potensi dan menurunkan motivasi.
Dengan memahami efek ini, perusahaan dan tim dapat menciptakan budaya kerja yang mendukung pertumbuhan setiap individu.
Untuk mendukung penerapan Pygmalion Effect di tempat kerja, perusahaan dapat menggunakan software HRIS dari GajiHub.
Dengan sistem ini, manajemen dapat menetapkan ekspektasi yang jelas dan memantau perkembangan karyawan melalui 30 laporan performa yang tersedia.
Hal ini memungkinkan pemimpin memberikan feedback yang membangun, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja tim.
Setiap manajer juga dapat mengakses laporan kapan saja dan di mana saja, memudahkan pengambilan keputusan yang lebih efektif berdasarkan potensi dan perkembangan karyawan.
Selain itu, fitur timeline di GajiHub memungkinkan perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan dan membagikannya kepada seluruh organisasi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung pertumbuhan individu.
Tertarik mencoba GajiHub? Kunjungi tautan ini dan dapatkan coba gratis hingga 14 hari.
- 20 Cara Menjadi Karyawan yang Disayang Bos + Manfaatnya - 14 March 2025
- 7 Karakteristik KPI + 8 Kesalahan Umum Saat Menetapkan KPI - 14 March 2025
- Manajemen Perkantoran: Jenis, Fungsi, Peran, dan Tipsnya - 13 March 2025