Pernahkah Anda mendengar istilah brain drain atau dalam bahasa anak muda di Indonesia dikenal dengan Kabur Aja Dulu.
Fenomena brain drain atau kabur aja dulu ini menjadi fenomena yang banyak digaungkan anak muda saat ini.
Banyak anak muda yang menyuarakan pendapat mereka tentang kabur aja dulu di mana ini menggambarkan tingginya minat anak muda untuk meninggalkan Indonesia demi kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Karena dasar inilah, muncul pendapat yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada di tengah krisis brain drain.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan brain drain dan apa dampak yang dapat dirasakan dari adanya fenomena ini?
Untuk menemukan jawabannya, yuk baca penjelasan GajiHub yang ada di bawah ini:
Apa yang Dimaksud dengan Brain Drain?

Brain drain merupakan istilah untuk menggambarkan migrasi tenaga kerja terdiri dan berkualitas dari suatu negara (biasanya negara berkembang) ke negara lain (biasanya negara yang lebih maju).
Fenomena ini sering terjadi di negara berkembang karena rendahnya lapangan pekerjaan khususnya bagi tenaga kerja berkualitas, termasuk gaji yang dimiliki terlalu rendah untuk spesifikasi profesional.
Dengan melakukan kabur aja dulu ini mereka bisa lebih dihargai dan bisa mendapatkan peluang yang lebih baik di luar negeri.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, fenomena ini dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dari negara asal yang menjadi semakin lambat karena hilangnya talenta-talenta berkualitas.
Selain itu, fenomena ini juga dapat menunjukkan bahwa adanya ketidakpuasan individu terhadap kondisi yang ada di negara asal mereka, baik dari sisi politik, ekonomi, hingga sosial.
Di Indonesia sendiri fenomena ini telah terjadi sejak lama, namun berdasar laporan dari Kompas, ada sebanyak 1.000 mahasiswa asal Indonesia di rentang usia 23 hingga 25 tahun memilih pindah dari WNI menjadi warga negara Singapura.
Ada banyak faktor yang membuat para mahasiswa ini memutuskan menjadi warga negara Singapura, mulai dari faktor penarik hingga faktor pendorong.
Namun menurut Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, perpindahan WNI menjadi warga negara Singapura ini terjadi karena adanya faktor pendorong.
“(Mereka) lebih mudah terfasilitasi dan lebih dihargai. Ditambah lagi penghargaannya tinggi, gajinya tinggi. Kemudian tidak hanya dikasih gaji tapi fasilitas, seperti rumah, mobil disediakan, dan diberi posisi penting,” jelas Drajat.
Selain itu, ada faktor pendorong lainnya yakni Singapura memiliki jaminan masa depan yang lebih baik di masa depan.

Baca Juga: Fenomena Job Hugging, Ini Penyebab dan Dampaknya
Apa Faktor Penyebab dari Brain Drain?

Seperti penjelasan sebelumnya terdapat faktor penyebab yang membuat WNI memilih untuk meninggalkan negara Indonesia, bahkan sampai berpindah kewarganegaraan.
Berikut 3 faktor penyebabnya:
1. Faktor Politik
Politik menjadi faktor penting yang membuat orang-orang berbondong-bondong kabur aja dulu.
Seperti di Indonesia, kejadian-kejadian yang berhubungan dengan politik membuat banyak anak muda kecewa dan memutuskan meninggalkan Indonesia.
Baca Juga: Ramai Istilah Quiet Covering di Tempat Kerja, Apa Itu?
2. Faktor Ekonomi
Memutuskan meninggalkan tanah air ke luar negeri paling sering didasarkan oleh faktor ekonomi.
Sulitnya mencari kerja di tanah air dan gaji yang tidak layak di tanah air membuat banyak anak muda memutuskan mengadu nasib ke luar negeri.
Di negara maju mereka bisa mendapatkan peluang karier yang lebih menjanjikan, baik dari segi kesempatan kerja hingga gaji yang masuk akal.
Ini membuat mereka memutuskan meninggalkan Indonesia untuk pindah ke negara maju seperti Singapura, Taiwan, Jepang, hingga Korea Selatan.
3. Faktor Sosial
Faktor yang terakhir adalah faktor sosial di mana banyak generasi muda yang melihat kehidupan sosial di negara maju lebih berkembang, khususnya untuk sistem kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Terlebih saat ini banyak generasi muda yang sadar pentingnya work life balance yang membuat mereka semakin tertarik untuk bekerja di luar negeri.
Ini membuat banyak talenta berbakat meninggalkan tanah air sehingga membuat negara kehilangan tenaga kerja yang berkualitas.
Baca Juga: Nut Island Effect: Dampak dan Cara Mengatasinya
Apa Dampak dari Brain Drain?

Dengan adanya fenomena ini, ada dampak yang bisa dirasakan di berbagai aspek kehidupan, seperti:
1. Kurangnya Tenaga Ahli
Dampak yang pertama dari brain drain adalah kurangnya tenaga ahli di negara asal.
Ini karena tenaga ahli di berbagai bidang seperti di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi, dan industri memilih meninggalkan negara asal.
Akibatnya membuat inovasi dan perkembangan di sektor-sektor strategi menjadi terhambat dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Ketika suatu negara tidak memiliki tenaga ahli yang memadai, maka mereka dapat kesulitan untuk bersaing dalam ekonomi global dan menghadapi tantangan untuk meningkatkan daya saing industri di dalam negeri.
2. Terjadinya Penurunan Pendapatan dari Pajak
Dampak kedua adalah terjadinya penurunan pendapatan dari pajak.
Ketika tenaga ahli memutuskan meninggalkan negara asal, mereka juga berpotensi membuat pendapatan negara dari pajak menjadi berkurang.
Akibatnya pembangunan infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan, hingga program kesejahteraan sosial dapat terhambat karena berkurangnya pajak.
Baca Juga: Fenomena Membeludaknya Pencari Kerja di Berbagai Daerah, Apa Penyebabnya?
3. Munculnya Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
Dampak yang ketiga adalah munculnya ketimpangan sosial dan ekonomi.
Dengan adanya fenomena brain drain memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju.
Negara maju menjadi tujuan imigrasi sehingga mendapatkan manfaat dari tenaga kerja yang berkualitas, sedangkan negara asal justru kehilangan sumber daya manusia yang berharga.
Dari sini terjadi kesenjangan daya saing global yang dapat memperburuk disparitas pembangunan antara negara dengan brain drain dan negara yang menerima tenaga kerja tersebut.
4. Kehilangan Modal Manusia Terampil
Ketika negara kehilangan individu berbakat, maka mereka juga kehilangan modal manusia terampil dan juga berkurangnya regenerasi SDM.
Dari terganggunya regenerasi SDM ini membuat tenaga kerja terampil di dalam negeri semakin berkurang.
Akhirnya ini membawa risiko menciptakan kekosongan keterampilan yang sulit untuk diisi, khususnya di bidang teknologi, kedokteran, dan penelitian ilmiah.
Baca Juga: Peter Principle: Arti, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
5. Turunnya Moral dan Motivasi Tenaga Kerja
Dampak berikutnya adalah menurunnya moral dan motivasi tenaga kerja.
Bagi tenaga kerja yang masih bertahan di dalam negeri, mereka merasa kurang dihargai, kurang mendapatkan peluang berkembang, dan tidak mendapatkan gaji yang layak, sehingga membuat motivasi kerja mereka menurunkan.
Dari penurunan motivasi ini membuat mereka mempertimbangkan ikut berimigrasi demi mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
6. Turunnya Aktivitas Ekonomi
Brain drain juga memberikan dampak pada penurunan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Ketika banyak profesional yang memutuskan pergi ke luar negeri membuat aktivitas ekonomi menjadi menurun.
Ini karena mereka yang meninggalkan tanah air membuat penurunan pengeluaran konsumen di dalam negeri, sehingga berdampak pada sektor bisnis, investasi, dan juga pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan.
Baca Juga: Quiet Quitting: Arti, Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mencegahnya
7. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Asing
Brain drain juga membuat suatu negara ketergantungan pada tenaga kerja asing.
Ketika negara kehilangan tenaga ahli, mereka mau tidak mau harus mengirim tenaga asing dari luar negeri untuk bekerja di negara mereka.
Dalam jangka panjang, tenaga kerja asing ini dapat membebani negara jika gaji dan insentif yang dimilikinya lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja lokal.
8. Turunnya Kualitas Layanan Publik
Dampak yang terakhir adalah turunnya kualitas layanan publik, baik di sektor kesehatan, pendidikan, hingga pemerintahan.
Ini terjadi karena sektor tersebut sangat bergantung pada tenaga kerja berkualitas.
Dengan kekurangan tenaga medis bisa mengakibatkan pelayanan kesehatan yang kurang optimal dan kekurangan tenaga pengajar dapat berdampak pada penurunan kualitas pendidikan.
Baca Juga: Job Hopping: Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangannya
10 Negara Tujuan Brain Drain atau Kabur Aja Dulu

Daro data Vision of Humanity, berikut 10 negara tujuan favorit warga negara Indonesia untuk kabur aja dulu:
1. Islandia
Islandia menjadi negara paling damai selama 17 tahun berturut-turut, ini dijelaskan dalam Indeks Perdamaian Global.
Ini menjadi alasan banyak warga negara asing memilih Islandia untuk kabur aja dulu karena angka kasus yang ada di negara ini cukup rendah meski tidak memiliki angkatan darat, laut, dan udara.
2. Irlandia
Di Benua Eropa, Irlandia menjadi negara yang kaya, maju, dan juga paling bahagia.
Ini juga terjadi pada saat masa Covid-19 karena Irlandia menjadi negara yang tetap damai meski muncul kisruh anti-lockdown.
Selain itu, Irlandia juga menjadi negara paling aman untuk dampak ekonomi akibat kekerasan karena pengeluaran yang dimiliki untuk konflik, kriminalitas, ataupun faktor lainnya dapat membuat negara merugi.
Baca Juga: Work Life Conflict: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
3. Austria
Austria juga menjadi negara yang dapat menawarkan kedamaian.
Selain itu, Austria juga mampu memanjakan masyarakay dalam hal kesejahteraan pendapatan, pekerjaan, dan juga perumahan.
4. Selandia Baru
Selandia Baru juga memiliki nilai yang hampir sempurna dalam hal keamanan masyarakat dan konflik domestik serta internasional.
Tidak heran jika negara ini menjadi salah satu negara yang indah untuk ditinggali.
Terlebih negara ini memiliki penduduk yang tidak terlalu banyak di aman tidak sampai 10 juta jiwa.
Baca Juga: Resign Massal: Penyebab dan Cara Mencegahnya
5. Singapura
Singapura menjadi negara dengan angka perdamaian yang tinggi yakni ada di nomor 5 pada tahun 2024.
Ini menjadikan Singapura sebagai negara di Asia sekaligus di ASEAN pertama yang paling damai.
Ini berkaitan dengan keselamatan dan keamanan masyarakat serta rendahnya konflik domestik dan internasionalnya.
6. Swiss
Selain terkenal dengan keindahannya, Swiss juga dikenal sebagai negara dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi.
Swiss juga dikenal dengan kesejahteraan ekonominya, sistem pendidikan yang berkualitas, serta memiliki fasilitas kesehatan terbaik di dunia.
Baca Juga: Toxic Productivity: Pengertian, Ciri, dan Cara Mengatasinya
7. Portugal
Portugal ada di posisi ketujuh sebagai negara paling damai di dunia.
Ini didapatkan dari stabilitas politik, sistem keamanan yang ketat, dan juga masyarakat yang toleran.
Tidak hanya itu, Portugal juga memiliki biaya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan negara Eropa Barat lainnya, sehingga negara ini menjadi tujuan tenaga kerja asing.
8. Denmark
Denmark merupakan negara yang memiliki stabilitas di bidang politik, kebebasan pers, hingga penghormatan yang tinggi terhadap hak asasi manusia.
Selain itu, Denmark juga sangat menonjolkan work life balance di mana masyarakat dapat memilih jam kerja fleksibel, dan sistem cuti di negara ini sangat baik.
Baca Juga: War for Talent: Arti, Penyebab, dan Strategi Menghadapinya
9. Slovenia
Slovenia merupakan negara yang ada di Eropa Tengah dan menjadi negara paling damai ke-9 di dunia.
Selain pemandangannya yang indah di negara ini, tingkat kejahatan juga rendah, stabilitas politik yang baik, dan juga sistem pendidikan dan kesehatan yang berkualitas.
10. Malaysia
Posisi terakhir dipegang oleh Malaysia di mana menjadi negara paling damai ke03 di Asia Pasifik setelah Selandia Baru dan Singapura.
Ini didapatkan berkat toleransi antar kultur yang kuat, angka kejahatan yang rendah, dan perekonomian yang makmur sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan juga kesenjangan.
Baca Juga: Gig Worker: Pengertian, Jenis, dan Tips Menemukannya
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai brain drain yang dapat menjadi referensi untuk Anda.
Brand drain merupakan fenomena di mana banyak generasi muda yang memutuskan meninggalkan negara untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Fenomena ini di Indonesia sering dikenal dengan kabur aja dulu yang terjadi karena berbagai faktor, dari faktor politik, ekonomi, hingga sosial.
Munculnya fenomena ini tentunya menjadi pengingat bahwa penting pembukaan lapangan kerja dan kesejahteraan bagi karyawan di dalam negeri.
Ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah namun juga tenaga kerja yang berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja dan memberikan kebijakan kesejahteraan bagi karyawan.
Agar perusahaan dapat memberikan kebijakan kesejahteraan secara tepat, perusahaan perlu dukungan pengelolaan karyawan secara mudah.
Gunakan software absensi dari GajiHub untuk mendukung kemudahan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.
GajiHub merupakan software absensi yang dilengkapi berbagai fitur untuk kemudahan pengelolaan karyawan.
Yuk daftar GajiHub sekarang juga di tautan ini dan dapatkan uji coba gratis selama 14 hari.
- Download Contoh Surat Keterangan Aktif Bekerja Docs Gratis - 9 December 2025
- Brain Drain: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya - 9 December 2025
- Cuti Haid: Ini Aturan dan Cara Mengajukannya - 9 December 2025